Anda di halaman 1dari 9

KMB 3

Nama : Neni Nuraeni


Nim : 201FK07029
Asuhan keperawatan Fraktur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS: CLOSE FRAKTUR


DEXTRA TIBIAL PLATEU DI RUANG MELATI 4 RSUD dr. SOEKARDJO

1. Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Fraktur Nyeri Akut


- Klien mengatakan nyeri kaki
sebelah kanan Pergeseran fragmen tulang
- P : nyeri bertambah pada saat
klien bergerak dan berkurang
pada saat klien merasa relaks Nyeri akut
- Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk
- R : menetap, di lutut kanan
- S : 5 (0-10)
- T : nyeri dirasakan secara terus
menerus

DO :
- Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
P : 90 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7º C
- Wajah meringis
- Fraktur tibia dextra

DS : Diskontinuitas tulang Gangguan


- Klien mengatakan susah untuk mobilitas fisik
mengubah posisi karena nyeri
- Klien mengatakan hanya bisa Perubahan jaringan sekitar
beraktivitas ditempat tidur
- Klien mengatakan aktivitasnya
dibantu keluarganya
Pergeseran fragmen tulang
DO :
- Hasil x-ray : Fraktur condyles
lateral sampai tibia plateu (fraktur
intraartikular os tibia kanan Deformitas
- Pasien terbaring di tempat tidur
- Terlihat pasien bergerak pelan-
pelan pada saat merubah posisi
- Kaki kanan terpasang spalk dan Ggg fungsi ekstremitas
balutan perban elastis
- ADL : Tingkat ketergantungan
skor 98
- Kekuatan otot Kerusakan mobilitas fisik

DS : Pergeseran fragmen tulang Ansietas


- Pasien sering menayakan kondisi
nya
- Pasien sering bertanya jadwal Nyeri akut
operasi
Kecemasan
DO :
- Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
P : 90 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7º C
- Terlihat gelisah
- Wajah tegang

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan

Prioritas 1 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

Prioritas 2 Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan intregritas struktur tulang

Prioritas 3 Ansietas b.d adanya perubahan status kesehatan

3. Intervensi keperawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi (SIKI) Rasional
o Keperawatan (SLKI)
(SDKI)

1 DX: Tujuan: Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri


Nyeri akut b/d Setelah  Observasi  Observasi
agen pencedera dilakukan 1. lokasi, karakteristik, 1. Mengetahui lokasi
fisik tindakan durasi, frekuensi, nyeri, karakteristik
keperawatan kualitas, intensitas nyeri, berapa lama
Ds: selama 2 x 24 nyeri nyeri dirasakan serta
- Klien jam diharapkan 2. Identifikasi skala nyeri kualitas dan intensitas
mengeluh rasa nyeri 3. Identifikasi respon nyeri yang dirasakan
nyeri pasien dapat nyeri non verbal pasien untuk
- P : Nyeri berkurang mengetahui
bertambah dengan kriteria  Terapeutik penanganan apa yang
pada saat hasil : 1. Berikan teknik akan diberikan.
klien - Keluhan nonfarmakologis untuk
bergerak dan nyeri mengurangi rasa nyeri  Terapeutik.
berkurang menurun (mis. TENS, hypnosis, 1. Agar pasien tidak akan
pada saat - Meringis akupresur, terapi ketergantungan pada
klien merasa menurun musik, biofeedback, obat.
relaks - Sikap terapi pijat, aroma 2. Memastikan pasien
- Q : Nyeri protektif terapi, teknik imajinasi merasakan nyaman
seperti di menurun terbimbing, kompres sehingga nyeri yang
tusuk-tusuk hangat/dingin, terapi pasien rasakan tidak
- R : Nyeri bermain) semakin parah.
pada kaki 2. Fasilitasi istirahat dan
bagian lutut tidur  Edukasi
sebelah 1. Dengan mengetahui
kanan  Edukasi penyebab, periode, dan
- S : skala 5 1. Jelaskan penyebab, pemicu nyeri maka
(0-10) periode, dan pemicu pasien dapat mengatasi
- T : Nyeri nyeri nyerinya sendiri.
dirasakan
menetap  Kolaborasi  Kolaborasi
secara terus 1. Kolaborasi pemberian 1. Memastikan Terapi
menerus analgetik, jika perlu analgetik yang
diberikan efektif
Do: dengan melakukan
- Ekspresi kolaborasi
wajah klien
terlihat
meringis
- skala 5 (0-
10)
- Tanda –
tanda vital:
T : 120/90
mmHg
P : 90 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7º C
2 DX: Tujuan: Dukungan Mobilisasi Dukungan Ambulasi
 Observasi  Observasi
Gangguan Setelah diberi
1. Identifikasi adanya 1. Untuk mengidentifikasi
mobilitas fisik b/d tindakan
nyeri atau keluhan fisik adanya nyeri atau
kerusakan keperawatan
lainnya keluhan fisik lainnya
intregritas selama 2 x 24
2. Identifikasi toleransi 2. Untuk
struktur tulang jam diharapkan
fisik melakukan mengiidentifikasi
dapat
Ds: pergerakan toleransi fisik
menggerakkan
- Pasien sulit melakukan pergerakan
kembali kaki
menggerakka  Terapeutik
kanan nya
n kaki kanan 1. Libatkan keluarga  Terapeutik
dengan kriteria
nya untuk membantu pasien 1. Untuk menngetahui
hasil :
- Pasien dalam meningkatkan Libatkan keluarga untik
- Pergerakan
merasa cemas pergerakan membantu pasien
ekstremitas
dalam meningkatkan
meningkat
 Edukasi pergerakan
- Kekuatan
Do: 1. Jelaskan tujuan dan
otot
- Pasien prosedur mobilisasi  Edukasi
meningkat
mengalami 1. Untuk menjelaskan
fraktur - Rentang
tujuan dan prosedur
intraartikular gerak ROM
- Kegiatan mobilisasi Untuk
meningkat
pasien menganjurkan
- Nyeri
dibantu oleh melkuakn mobilisais
menurun
keluarga dini
- Kecemasan
menurun
- Kelemahan
fisik
menurun
3 DX: Tujuan: Reduksi anxietas Reduksi anxietas

Ansietas b.d Setelah  Observasi  Observasi


adanya perubahan dilakukan 1. Identifikasi saat tingkat 1. Untuk mencegah
status kesehatan tindakan anxietas berubah (mis. ansietas memburuk
keperawatan Kondisi, waktu, stressor)
selama 1 x 24  Terapeutik
Ds :
jam diharapkan  Terapeutik 1. Untuk menumbuhkan
- Pasien sering
tingkat 1. Ciptakan suasana rasa percaya pasien
menayakan
kondisi nya kecemasan terapeutik untuk kepada perawat
- Pasien sering menurun menumbuhkan
bertanya dengan kriteria kepercayaan  Edukasi
jadwal hasil : 2. Gunakan pedekatan 1. Untuk menghindari
operasi - Verbalisasi yang tenang dan kecemasan pada pasien
kebingunga meyakinkan 2. Agar pasien tidak
Do: n menurun merasa sendiri/kesepian
- Tanda-tanda - Verbalisasi  Edukasi 3. Untuk mengurangi
vital
TD : 120/90 khawatir 1. Jelaskan prosedur, beban yang dirasakan
mmHg akibat termasuk sensasi yang pasien
P : 90
x/menit kondisi mungkin dialami
R : 20 yang 2. Anjurkan keluarga untuk  Kolaborasi
x/menit
dihadapi tetap bersama pasien, 1. Untuk mengurangi
S : 36,7º C
- Terlihat menurun jika perlu ansietas
gelisah - Perilaku 3. Anjurkan
- Wajah tegang
gelisah mengungkapkan
menurun perasaan dan persepsi
- Perilaku 4. Latih teknik relaksasi
tegang
menurun  Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat anti anxietas, jika
perlu

4. Implementasai keperawatan
No Diagnosa Implementasi Respon
1 Nyeri akut b/d Manajemen Nyeri  observasi
agen pencedera  Observasi 1. P : Nyeri bertambah pada saat
fisik 1. Menentukan lokasi, klien bergerak dan berkurang
karakteristik, durasi, pada saat klien merasa relaks
frekuensi, kualitas, Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
intensitas nyeri R : Nyeri pada kaki bagian lutut
2. Mengidentifikasi skala nyeri sebelah kanan
3. Mengidentifikasi respon S : skala 5 (0-10)
nyeri non verbal T : Nyeri dirasakan menetap
secara terus menerus
 Terapeutik 2. Skala nyeri 5 (0-10)
1. Memberikan teknik 3. Wajah meringis
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.  Terapeutik
TENS, hypnosis, akupresur, 1. Pasien dapat melakukan teknik
terapi musik, biofeedback, relaksasi saat nyeri timbul
terapi pijat, aroma terapi, 2. Pasien terbaing di tempat tidur
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,  Edukasi
terapi bermain) 1. Pasien mengetahui penyebab
2. Memfasilitasi istirahat dan nyeri dan cara mengatasinya
tidur
 Kolaborasi
 Edukasi 1. Nyeri belum berkurang
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri

 Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu

2 Gangguan Dukungan Ambulasi  Observasi


mobilitas fisik  Observasi 1. Pasien sakit pada saat berpindah
b/d kerusakan 1. Mengidentifikasi adanya posisi
intregritas nyeri atau keluhan fisik 2. Aktivitas pasien sebagian dibantu
struktur tulang lainnya oleh keluarga
2. Mengidentifikasi toleransi
fisik melakukan mobilisasi  Terapeutik
1. Aktivitas dibantu keluarga
 Terapeutik
1. melibatkan keluarga untuk  Edukasi
membantu pasien dalam 1. Pasien mengetahui cara merubah
meningkatkan pergerakan posisi

 Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi

3 Ansietas b.d Reduksi anxietas  Observasi


adanya perubahan  Observasi 1. Pasien cemas menunggu jadwal
status kesehatan 1. Mengidentifikasi saat tingkat operasi yang tidak tentu
anxietas berubah (mis.
Kondisi, waktu, stressor)
 Terapeutik
 Terapeutik 1. Komunikasi terpeutik dengan
1. Ciptakan suasana pasien
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan  Edukasi
2. Menggunakan pedekatan 1. Pasien sudah mengetahui prosedur
yang tenang dan yang akan diberikan
meyakinkan 2. Pasien tidak merasa kesepian
3. Pasien ingin segera dilakukan
 Edukasi oprasi pada kakinya
1. Menjelaskan prosedur, 4. Pasien dapat melakukan Teknik
termasuk sensasi yang relaksasi
mungkin dialami
2. Menganjurkan keluarga untuk  Kolaborasi
tetap bersama pasien, jika perlu 1. Anxietas belum berkurang
3. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
4. Melatih teknik relaksasi
 Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi
pemberian obat anti anxietas,
jika perlu

5. Evaluasi
No Diagnose Evaluasi
1 Nyeri akut b/d agen S : - Klien mengatakan nyeri berkurang
pencedera fisik P : nyeri bertambah saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri menetap
S : Skala 4 (0-10)
T : mendadak
- Klien mendemonstrasikan tekhnik relaksasi nafas dalam
pada saat merasakan nyeri
- Tanda-tanda vital
T = 120/80
P = 80 x/mnt
R = 20 x/mnt
S = 36.7oC
O : - Klien mendemonstrasikan tekhnik relaksasi nafas dalam pada
saat merasakan nyeri
- Tanda-tanda vital
T = 120/80
P = 80 x/mnt
R = 20 x/mnt
S = 36.7oC
A : Nyeri akut teratasi ssebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 Gangguan mobilitas fisik S : Klien mengeluhkan nyeri saat merubah posisi kaki
b/d kerusakan intregritas O:- Kaki kanan terpasang spalk dan dibalut perban
struktur tulang - ADL : Tingkat ketergantungan sebagian skor 98
- Kekuatan otot
5 5
3 5
A : Kerusakan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 Ansietas b.d adanya S : Pasien mengatakan sudah tidak terlalu cemas
perubahan status kesehatan O : Pasien tampak tenang
A : Ansietas teratasi
P : Hentikan intervensi

6. EBP (Jurnal)

Literatur review : Efektifitas Kompres Dinginterhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Fraktur
Tertutup
Nur Khasanah, Tri Sakti Wirotomo,Siti Rofiqoh

Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun
sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang di sebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Simpulan dari karya tulis ilmiah pertama yang di lakukan oleh Andi Nurchairiah,Yesi
Hasneli, Ganis Indriati terdapat pengaruh terapi kompres dingin terhadap penurunan nyeri pada pasien
fraktur tertutup di lakukan terhadap 30 responden menggunakan desain quasi eksperimen untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok control di samping kelompok
eksperimen. Pada jurnal penelitian kedua yang di lakukan oleh Devi Mediarti, Rosnani, Sosya Mona
Seprianti terdapat pengaruh terapi kompres dingin terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur tertutup
dengan melibatkan kelompok kontrol samping kelompok eksperimen penelitia eksperimen dengan
desain one group pre test-post test. Penelitian ketiga yang di lakukan oleh Lenni Sastra, Lola Despitasari
terdapat pengaruh terapi kompres dingin terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur tertutup
dilakukan terhadap 12 responden menggunakan desain quasi eksperimen pre dan post test. Simpulan dari
tiga artikel penelitian tersebut adalah terapi kompres dingin efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien
fraktur tertutup.

Anda mungkin juga menyukai