Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MANDIRI (SELF CARE)

DOROTHEA OREM

Disusun Oleh :

Kelompok III

•Lutfiah (201FK07025)

•Moh Agis (201FK07026)

•Musyaffa (201FK07027)

•Neneng Tia (201FK07028)

•Neni (201FK07029)

•Nizar Zahran (201FK07030)

•Reza Noer (201FK07032)

•Reza Sopia (201FK07033)

FAKULTAS S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapakan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah serta petunjuknyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul“Model Konseptual Keperawatan Mandiri “Self Care” D.E. Orem” ,
dengan baik. Tak lupa shalawat berserta salam kami suguhkan kepangkuan Nabi
besar Muhammad Shalawlah Hualai Wasalam, dimana beliau telah membawa
umat manusia dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang
benderang.Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini dari tahap penyusunan hingga
selesai.

Penulis juga menyadari bahwa setiap menusia memiliki kekurangan,


maka dari itu dengan lapang dada penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan penulis dan para
pembaca sekalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tasikmalaya, 27 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

1.4 Manfaat………………………………………………………………............................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biografi Dorothea Orem…......................................................................................3

2.2 Teori Keperawatan Dorothea Orem.......................................................................3

2.3 Keyakinan dan Nilai-Nilai Dorothea Orem…………………………………………….5

2.4 Proses Keperawatan Dorothea Orem....................................................................6

2.5 Hubungan Teori dengan Paradigma Keperawatan………....................................7

2.6 Masyarakat dan lingkungan..................................................................................8

2.7 Konsep Keperawatan...........................................................................................8

2.8 Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Orem...............................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………...……………………………………………………..…………11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat
harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam mengidentifikasi fenomena respon
manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.Model konsep menurut Dorothea
Orem yang dikenal dengan Model Self Care (perawatan diri) memberikan pengertian
jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan
kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan
sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri
sendiri.

Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki
adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
kebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima dasar kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri dan
aktualisasi diri.

Seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri
dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan.Self Care (perawatan diri)
merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas
pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu
dengan individu lain).Hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan
interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan conten (isi
pesan) melainkan juga menentukan relationship (hubungan).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut ;

1. Apa yang dimaksud dengan teori orem...?


2. Apa saja model konseptual dari teori Orem ...?
3. Apa tujuan dari teori Orem ...?
4. Teori Orem bagus diaplikasikanpada komunitas yang seperti apa..?

1
2

1.3 Tujuan
1. Dengan rumusan masalah yang telah ada sebelumnya, tujuan dari makalah ini
adalah ;
2. Mengetahui definisi dari teori Orem.
3. Mengetahui model konseptual dari teori orem.
4. Mengetahui tujuan dari teori Orem.
5. Mengetahui komunitas yang sesuai untuk pengaplikasian teori Orem.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dari penulisan makalah ini adalah ;

1. Menambah wawasan masyarakat tentang teori Orem dan aplikasinya dalam


komunitas atau kehidupan sehari –hari.
2. Menambah wawasan penulis tentang teori Orem, model konseptual
dan pengaplikasiannya.
3. Sebagai referensibagi teman sejawat maupun masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah satu teoritis keperawatan terkemuka di Amerika,


Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914, Ia memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan master keperawatan pada tahun 1945,
selama kariernya dia berkerja sebagai staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik, perawat administrasi, dan perawat konsultan (1970). Ia menerima gelar
Doktor pada tahun 1976, Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di
Universitas katolik.

Dia mengukur kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi


keperawatan, ia pertama kali mempublikasikan ide-idenya dalam keperawatan
tentang perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971). Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tahun
1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ; Theory self
care, theory self care deficit, theory system nursing.

2.2 Teori Keperawatan Dorothea Orem

Teori keperawatan menurut Dorothea Orem adalah bagaimana individu


memenuhi kebutuhan dan menolong perawatan dirinya sendiri, maka muncul teori
dari Dorothea Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini dapat
dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1. Teori Self Care

3
4

Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang lain yang
mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan valid untuk
mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan
lingkungan, self care digunakan untuk mengontrol baik faktor external dan internal
yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berperan
untuk mencapai kesejahteraannya.

Teori self care meliputi :

 Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
 Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
 Theurapetic Self Care Demand tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu
tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
 Self Care Requisite merupakan kebutuhan self care yaitu suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisite terdiri dari beberapa jenis,
yaitu: Universal Self Care Requisite (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisite (kebutuhan
yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisite
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan
antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi.
Penekanan teori self care secara umum :

a. Pemeliharaan pemasukkan udara.


b. Pemeliharaan pemasukkan air.
c. Pemeliharaan pemasukkan makanan.
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan ekskresi.
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial.
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi.

2. Teori Self Care Defisit


Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
5

Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Inti dari teori ini menggambarkan
manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
keperawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatannya, perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri
menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam bertindak atau
beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga bila
tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan menggalami penurunan defisit
perawat diri.

3. Teori Nursing System


Sistem keperawatan ketika perawat menentukan, mendesain, dan menyediakan
perawatan yang mengatur individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan
diri.

Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya :

1. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System)


Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian
bantuan pada pasien koma.

2. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System)


Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian
saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Contoh: perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan perawatan luka.

3. Sistem Supportif dan Edukatif


Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan
secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat
dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.

2.3 Keyakinan dan Nilai-Nilai Dorothea Orem

Keyakinan Dorothea Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

1. Klien Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atau coping dan efeknya.
6

2. Sehat Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural
fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
4. keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
5. Keperawatan Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi
dan perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas,
Dorothea Orem mengembangkan konsep modelnya hingga dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Asumsi Dasar Dorothea Orem

(Orem 2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :

1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan, dimana pemenuhannya


dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien atau pun dari lingkungan.
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional.
2.4 Proses Keperawatan Dorothea Orem

Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu :

 Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan


Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan
interprestasi membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan
manajemen kasus.“Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan
pengumpulan data tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan.
Akan terapi perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)

 Step 2 : Merancang sistem keperawatan dan merencanakan pelaksanaan


perawatan diri
Merancang sistem keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data
yang valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan
pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan
diri, melindungi pengembangan kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991)

 Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and


Controlling)
Pengaturan sistem keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien
secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah
ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di
7

tahap ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan.
(Orem, 1991)

Tujuan dan Praktek Keperawatan Dorothea Orem

1. Tujuan Keperawatan Dorothea Orem


Tujuan keperawatan pada model Dorothea Orem secara umum adalah :

a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,
ini berarti menghilangkan self care defisit.
b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
defisit apapun dihilangkan.
d. Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.

2. Praktek Keperawatan Dorothea Orem


Tujuan keperawatan pada model Dorothea Orem yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga atau komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuhan mandiri.
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian asuhan keperawatan pada model Dorothea Orem yang diterapkan
pada praktek keperawatan kelurga atau komunitas adalah:

1. Aspek interpersonal : hubungan didalam keluarga.


2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
4. aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tentang teknis dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
2.5 Hubungan Teori dengan Paradigma Keperawatan

 Konsep Manusia
Pengertian Manusia

Manusia adalah suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara


biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan atau
perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan.

 Konsep Sehat dan Sakit


8

 Pengertian Sehat
Sehat dimana individu mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya sendiri.
Sehat bukan berarti sehat fisiknya saja namun sehat jiwanya sehat meliputi aspek
fisik, psikologis, interpersonal dan sosial.

 Pengertian Sakit
Sakit merupakan pergeseran status individu dari self care agency menjadi pasien
atau penerima asuhan. Disini perawat perlu mengkaji keluhan, masalah yang dialami
pasien.

2.6 Masyarakat dan lingkungan

Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif.

Macam-macam lingkungan :

1. Lingkungan fisik merupakan segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan seseorang, seperti daerah yang
terjangkit wabah dan pemukiman kumuh. Disini perawat melakukan
pengkajian tentang lingkungan daerah tinggal pasien. Caranya bisa melalui
wawancara terhadap pasien sendiri atau pun melalui keluarganya.
2. Lingkungan Psikologis merupakan keadaan yang mempengaruhi
terganggunya psikologis seseorang. Disini perawat mengkaji tentang kondisi
lingkungan tempat tinggal pasien seperti lingkungan yang kurang nyaman
yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan. Misalnya pada pasien yang
mengalami masalah kejiwaan yang di akibatkan oleh lingkungan keluarga
yang kurang nyaman dan sering terjadi pertengkaran yang menimbulkan
kecemasan dan ketakutan pasien.
3. Lingkungan Sosial merupakan lingkungan masyarakat dimana individu
tumbuh dan berkembang serta mempengaruhi status kesehatan seseoramg.
Disini perawat perlu mengkaji lingkungan pasien seperti lingkungan pemabuk,
lingkungan PSK, dan lain-lainnya. Misalnya pada pasien penderita PMS
(Penyakit menular Seksual) yang ternyata tinggal dilingkungan PSK.
4. Lingkungan Budaya merupakan lingkungan yang memiliki adat istiadat dan
tradisi yang berbeda-beda dengan daerah yang lain. Misalnya pasien yang
berasal dari daerah Bali yang menderita ginjal yang karena kebudayaan
minum Toah yang berlebihan.
5. Lingkungan Spiritual hal ini mempengaruhi tindak lanjut dalam proses
keperawatan karena berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh pasien
sehingga perawat mengkaji untuk menghargai privasi pasien dalam
melakukan tindakan keperawatan selanjutnya.

2.7 Konsep Keperawatan

Menurutnya teori keperawatan adalah pelayanan manusia yang berpusat


kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara
9

terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).

2.8 Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Orem

A. Pengkajian
1. Pengkajian data dasar (Nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosiokultural, riwayat diagnostik dan pengobatan,
faktor sistem keluarga); pola hidup; faktor lingkungan.
2. Observasi status kesehatan klien untuk menemukan masalah keperawatan
berdasarkan self-care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian
kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan
klien yang terdiri dari minimal care, partial care, total care.
3. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis yang terdiri dari
pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan
eliminasi/pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan istirahat.

B. Diagnosa Keperawatan
Mengacu pada diagnosa kepeprawatan yang aktual, resiko tinggi dan
kemungkinan Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun
diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar
yang dikembangkan Maslow.

C. Tindakan Keperawatan
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang
dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah
diketahui Teori Orem mengidentifikasi beberapa metode bantuan yaitu :

1. Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan


orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan
2. Membimbing dan mengarahkan
3. Memberi dukungan fisik dan psikologis
4. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
peekembangan individu
5. pendidikan
6. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak
bantuan keperawatan
7. Kolaborasi, pelimpahan wewenang
8. Melibatkan anggota masyarakat
9. Lingkungan
10

D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan
keperawatan tercapai atau belum.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dorothea Orem adalah salah satu pakar dalam ilmu keperawata yang
mengembangkan konsep keperawatan “self care”. Menurut orem konsep
keperawatan “self care”adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan sesuai keadaan,
baik sehat maupun sakit.

Konsep keperawatan ini berfokus pada pengembangan keperawatan


mandiri yang dilakukan oleh pasien, maupun anggota keluarga guna meningkatkan
kemandirian pasien dengan memperhatikan unsur fisiologis, psikologis dan
lingkungan.Model keperawatan orem menyediakan hubungan antara perawatdan
pasien maupun anggota keluarga, terdiri dari tindakan untuk memenuhi perawatan
diri yang dipelukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Denden dermawan. 2012.“Buku Ajar Keperawatan Komunitas”. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Muslim Shah. 2015. “Compare and Contrast of Grand Theories: Orem’s Self-Care Deficit Theory and
Roy’s Adaptation Model”. International Journal Of Nursing Didactics. Vol 5. No 1 : 40-42

Abi Muhlisin. 2010. “Teori Self Care Dari Orem Dan Pendekatan Dalam Praktek Keperawatan” .
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol 2. No 2 ; 97-100

A Working Document. 2016. “Theory Based Nursing Practice” . The University of Tennessee at
Chattanooga School of Nursing Faculty & Students

Wahit iqbal mubarak, Nurul chayatin. 2009.“Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori”.
2009. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai