DOROTHEA OREM
Disusun Oleh :
Kelompok III
•Lutfiah (201FK07025)
•Musyaffa (201FK07027)
•Neni (201FK07029)
FAKULTAS S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapakan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah serta petunjuknyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul“Model Konseptual Keperawatan Mandiri “Self Care” D.E. Orem” ,
dengan baik. Tak lupa shalawat berserta salam kami suguhkan kepangkuan Nabi
besar Muhammad Shalawlah Hualai Wasalam, dimana beliau telah membawa
umat manusia dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang
benderang.Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini dari tahap penyusunan hingga
selesai.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat………………………………………………………………............................2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki
adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
kebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima dasar kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri dan
aktualisasi diri.
Seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri
dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan.Self Care (perawatan diri)
merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas
pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu
dengan individu lain).Hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan
interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan conten (isi
pesan) melainkan juga menentukan relationship (hubungan).
1
2
1.3 Tujuan
1. Dengan rumusan masalah yang telah ada sebelumnya, tujuan dari makalah ini
adalah ;
2. Mengetahui definisi dari teori Orem.
3. Mengetahui model konseptual dari teori orem.
4. Mengetahui tujuan dari teori Orem.
5. Mengetahui komunitas yang sesuai untuk pengaplikasian teori Orem.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dari penulisan makalah ini adalah ;
PEMBAHASAN
3
4
Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang lain yang
mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan valid untuk
mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan
lingkungan, self care digunakan untuk mengontrol baik faktor external dan internal
yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berperan
untuk mencapai kesejahteraannya.
Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
Theurapetic Self Care Demand tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu
tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
Self Care Requisite merupakan kebutuhan self care yaitu suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisite terdiri dari beberapa jenis,
yaitu: Universal Self Care Requisite (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisite (kebutuhan
yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisite
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan
antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi.
Penekanan teori self care secara umum :
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Inti dari teori ini menggambarkan
manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
keperawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatannya, perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri
menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam bertindak atau
beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga bila
tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan menggalami penurunan defisit
perawat diri.
1. Klien Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atau coping dan efeknya.
6
2. Sehat Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural
fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
4. keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
5. Keperawatan Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi
dan perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas,
Dorothea Orem mengembangkan konsep modelnya hingga dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Asumsi Dasar Dorothea Orem
(Orem 2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :
tahap ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan.
(Orem, 1991)
a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,
ini berarti menghilangkan self care defisit.
b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
defisit apapun dihilangkan.
d. Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuhan mandiri.
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian asuhan keperawatan pada model Dorothea Orem yang diterapkan
pada praktek keperawatan kelurga atau komunitas adalah:
Konsep Manusia
Pengertian Manusia
Pengertian Sehat
Sehat dimana individu mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya sendiri.
Sehat bukan berarti sehat fisiknya saja namun sehat jiwanya sehat meliputi aspek
fisik, psikologis, interpersonal dan sosial.
Pengertian Sakit
Sakit merupakan pergeseran status individu dari self care agency menjadi pasien
atau penerima asuhan. Disini perawat perlu mengkaji keluhan, masalah yang dialami
pasien.
Macam-macam lingkungan :
1. Lingkungan fisik merupakan segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan seseorang, seperti daerah yang
terjangkit wabah dan pemukiman kumuh. Disini perawat melakukan
pengkajian tentang lingkungan daerah tinggal pasien. Caranya bisa melalui
wawancara terhadap pasien sendiri atau pun melalui keluarganya.
2. Lingkungan Psikologis merupakan keadaan yang mempengaruhi
terganggunya psikologis seseorang. Disini perawat mengkaji tentang kondisi
lingkungan tempat tinggal pasien seperti lingkungan yang kurang nyaman
yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan. Misalnya pada pasien yang
mengalami masalah kejiwaan yang di akibatkan oleh lingkungan keluarga
yang kurang nyaman dan sering terjadi pertengkaran yang menimbulkan
kecemasan dan ketakutan pasien.
3. Lingkungan Sosial merupakan lingkungan masyarakat dimana individu
tumbuh dan berkembang serta mempengaruhi status kesehatan seseoramg.
Disini perawat perlu mengkaji lingkungan pasien seperti lingkungan pemabuk,
lingkungan PSK, dan lain-lainnya. Misalnya pada pasien penderita PMS
(Penyakit menular Seksual) yang ternyata tinggal dilingkungan PSK.
4. Lingkungan Budaya merupakan lingkungan yang memiliki adat istiadat dan
tradisi yang berbeda-beda dengan daerah yang lain. Misalnya pasien yang
berasal dari daerah Bali yang menderita ginjal yang karena kebudayaan
minum Toah yang berlebihan.
5. Lingkungan Spiritual hal ini mempengaruhi tindak lanjut dalam proses
keperawatan karena berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh pasien
sehingga perawat mengkaji untuk menghargai privasi pasien dalam
melakukan tindakan keperawatan selanjutnya.
terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
A. Pengkajian
1. Pengkajian data dasar (Nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosiokultural, riwayat diagnostik dan pengobatan,
faktor sistem keluarga); pola hidup; faktor lingkungan.
2. Observasi status kesehatan klien untuk menemukan masalah keperawatan
berdasarkan self-care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian
kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan
klien yang terdiri dari minimal care, partial care, total care.
3. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis yang terdiri dari
pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan
eliminasi/pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan istirahat.
B. Diagnosa Keperawatan
Mengacu pada diagnosa kepeprawatan yang aktual, resiko tinggi dan
kemungkinan Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun
diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar
yang dikembangkan Maslow.
C. Tindakan Keperawatan
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang
dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah
diketahui Teori Orem mengidentifikasi beberapa metode bantuan yaitu :
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan
keperawatan tercapai atau belum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dorothea Orem adalah salah satu pakar dalam ilmu keperawata yang
mengembangkan konsep keperawatan “self care”. Menurut orem konsep
keperawatan “self care”adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan sesuai keadaan,
baik sehat maupun sakit.
11
DAFTAR PUSTAKA
Muslim Shah. 2015. “Compare and Contrast of Grand Theories: Orem’s Self-Care Deficit Theory and
Roy’s Adaptation Model”. International Journal Of Nursing Didactics. Vol 5. No 1 : 40-42
Abi Muhlisin. 2010. “Teori Self Care Dari Orem Dan Pendekatan Dalam Praktek Keperawatan” .
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol 2. No 2 ; 97-100
A Working Document. 2016. “Theory Based Nursing Practice” . The University of Tennessee at
Chattanooga School of Nursing Faculty & Students
Wahit iqbal mubarak, Nurul chayatin. 2009.“Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori”.
2009. Jakarta: Salemba Medika