Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI


“ HAND HYGIENE ”

Di Susun Oleh :
KARMELIA TUTO LANANG
KURNIAWATI DWI RAHAYU
OCTAVIANUS NADHIVA YOGA P
MUHAMMAD KHOZYN
DEBBY MULIA CHRISTINE
PIPIT SITI NURLELY
RIZKY WULAN PRIMADANI
SINGGI ARIS RUWANTO

PROGAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

A. LATAR BELAKANG

0
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2007). Terapi
aktivitas kelompok (TAK) merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok Klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Terapi Aktivitas Kelompok juga digunakan
sebagai kegiatan pemberian edukasi. Dalam hal ini tim penulis akan
melakukan edukasi mengenai masalah personal hygiene berupa hand
hygine untuk para pasien jiwa di panti Griya Trisna Mojosongo.
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara
kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata,
telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan
kesehatan yang optimal (Anies, 2015). Cuci tangan merupakan kebiasaan
yang dapat membantu menjaga kesehatan. Mencuci tangan seringkali
dianggap sebagai kebiasaan yang sepele oleh kebanyakan orang. Padahal,
mencuci tangan adalah benteng utama dalam mencegah berbagai jenis
penyakit, mulai dari demam, influenza, diare, meningitis, hingga
bronchilitis. Sehingga, mengajarkan untuk menjaga kabersihan tangan
(hand hygine) pada pasien gangguan jiwa juga hal yang penting untuk
menjaga kesehatan mereka. Selain itu, mereka juga dapat terhindar dari
berbagai jenis penyakit yang di sebabkan karena tidak cuci tangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Luby, Agboatwalla, Bowen, Kenah,
Sharker, dan Hoekstra (2009), mengatakan bahwa cuci tangan dengan
sabun secara konsisten dapat mengurangi diare dan penyakit pernafasan.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mengurangi diare sebanyak 31 %
dan menurunkan penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak
21 %. Riset global juga menunjukkan bahwa kebiasaaan CTPS tidak

1
hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian diare hingga 50 % dan ISPA
hingga 45 % (Fajriyati, 2013). Penelitian oleh Burton, Cobb, Donachie,
Judah, Curtis, dan Schmidit (2011) menunjukkan bahwa cuci tangan
dengan menggunakan sabun lebih efektif dalam memindahkan kuman
dibandingkan dengan cuci tangan hanya dengan mengggunakan air.
Hampir seluruh pasien di panti Griya Trisna tidak pernah
melakukan cuci tangan sebelum makan, sehabis buang air maupun sehabis
memegang barang barang kotor, kalupun ada yang mencuci tangan pasti
tidak menggunakan sabun.

B. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok : Defisit Perawatan Diri
Sesi 1 : 6 langkah cara mencuci tangan yang benar.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok dengan mengajarkan cara
mencuci tangandiharapkan klien mampu melakukan kebersihan
tangan dengan baik dan benar.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan terapi aktivitas
kelompok
b. Klien mampu mencontoh gerakan perawat dalam melakukan
kebersihan tangan
c. Klien mampu melakukan cuci tangan 6 langkah
d. Klien mampu menerapkan kebersihan tangan dalam kehidupan
sehari-hari

D. KRITERIA PESRTA
1. Klien yang belum memahami tentang teknik mencuci tangan dengan
benar
2. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik.
3. Klien yang bisa membaca.
4. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
5. Klien yang mudah diajak berinteraksi.

2
E. STRUKTUR KEGIATAN
1. Tempat : Ruangaan Tengah Panti Rehabilitasi Mental dan Emosi
Yayasan Griya Trisna
2. Hari/Tanggal: Senin, 04 Februari 2018
3. Waktu: 09.00WIB
4. Jumlah Klien: 5 orang
5. Setting Tempat: Leter U

6. Metode TAK : Demonstrasi dari video dan diskusi


7. Pembagian Tugas :
1. Leader
Tugas :
a. Memimpin jalanya terapi
b. Mengarahkan kelompok untuk mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan,mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
d. Sebagai “role model”
e. Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik, mengungkapkan perasaan dan
pikiran
f. Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima
perbedaan dalam perasaan dan perilaku dengan anggota lain
g. Membuat tata tertib bagi anggota demi kelancaran diskusi
2. Co-Leader
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
b. Menyampaikan informasi dari dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang.
d. Bersama leader menjadi contoh untuk kerjasama yang baik.

3
3. Fasilitator
Tugas :
a. Membantu leader memfasilitasi dan memotivasi anggota
untuk berperan aktif.
b. Menjadi contoh bagi klien selama proses kegiatan
c. Mendmpingi pasien pada proses kegiatan
4. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi setiap respon klien
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien
c. Memberikan umpan balik pada kelompok
8. Pembagian Peran Tim Terapis
a. Peran Leader : Karmelia T. Lanang
b. Peran Co-Leader : Pipit Siti Nurlely
c. Peran Observer : Muhamad Nur Khozin
d. Peran Fasilitator : Kurniawati Dwi Rahayu
: Rizky Wulan
: Oktavianus Nadeva
: Debby Mulia Christine
: Singgih Aris Ruwanto
F. ALAT DAN MEDIA
Laptop, infokus dan Spiker
G. LANGKAH KEGIATAN
1. Tahap Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan defisit
perawatan diri.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Tahap Orientasi
a. Salam teraupatik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan
nama)
b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta
tujuannya yaitu mengenal 6 langkah cara cuci tangan yang baik
dan benar
2) Terapis menjelaskan aturan kegiatan berikut.

4
a. Jika ada klien meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit.
c. Setiapklien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal cara cuci tangan yang baik dan benar.
b. Terapis meminta klien menjelaskan langkah cuci tangan yang
di ketahui dan tujuan cuci tangan
c. Beri pujian kepada klien yang melakukan dengan baik.
d. Jelaskan langkah langkah cuci tangan dan tujuannya yang
benar
e. Ajak klien untuk melakukan gerakan cuci tangan sesuai vidio
yang disiakkan
f. Tanyakan kembali langkah langkah dan tujuan cuci tangan
4. Tahap Terminasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan TAK kelompok
H. EVALUASI
1) Struktur
Berisi hasil evaluasi meliputi persiapan sebelum acara meliputi pre
planing, kotrak waktu , alat media dan materi sebelum pelaksanaan
2) Proses
Berisi evaluasi hasil proses TAK meliputi ketepatan waktu serta job
discripton tiap mahasiswa, jumlah peserta serta
3) Hasil
Berisi hasil TAK meliputi peningkatan kemampuan pasien dalam
menguasai 6 langkah cuci tangan

Kemampuan Personal/cara mencuci tangan


No NamaKlien Menyebutkan Menyebutkan Mempraktek
manfaat cuci alat dan bahan kan 6

5
langkah cara
tangan cuci tangan
cuci tangan
1. Tn. D

2. Ny.S.R

3. Ny.S

4. Ny.S.S

5. Ny.S.N

Petunjuk :
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
 Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan dalam
menyebutkanmanfaatcuci tangan, menyebutkanalat dan bahancuci tangan,
mempraktekkan 6 langkah cuci tangan dan menyebutkan 5 moment cuci
tangan.. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien
tidak mampu.

DAFTAR PUSTAKA

WHO. Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Library Cataloguing-in-


Publication Data; 2009.

Widyanita A. Hubungan Tingkat Pengetahuan Hand Hygiene Dengan Kepatuhan


Pelaksanaan Hand Hygiene Pada Peserta Program Pendidikan Profesi

6
Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta; 2014.

Anies. Penyakit Berbasis Lingkungan: Berbagai Penyakit Menular dan Tidak


Menular yang Disebabkan oleh Faktor Lingkungan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media; 2015.

.2012.(online)www.dechacare.com (diakses pada tanggal 26Februari


2019)
.2012.(online)www.surabaya-ehealth.org (diakses pada tanggal 26Februari
2019)
Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan : Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta.

Nugraheni. 2009. Pengaruh Sikap tentang Kebersihan Diri terhadap Timbulnya


Skabies (Gudik) pada Santriwati di Pondok Pesantren Al-Muayyad
Surakarta. Skripsi : UMS.

Nursalam, & Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya :


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai