Anda di halaman 1dari 7

I.

KONSEP DASAR HERNIA


A. Definisi
Hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia
(Syamsuhidayat. 2008).
B. Etiologi
Etiologi hernia menurut Hidayat (2010) adalah:
1. Batuk
2. Adanya presesus vaginalis yang terbuka
3. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk
kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.
4. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
5. Kehamilan multi para dan obesitas.
C. Patofisiologis
Hernia (indicekta) sebagian besar ada fakta kongenital dengan adanya
penonjolan dari proses vaginalis peritonel. Semua keadaan yang menyebabkan
kenaikan tekanan intra abdomen seperti kehamilan, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat
miksi misalnya akibat hipetrofi prostat dapat menjadi pencetus timbulnya hernia.
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotun sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosessus vaginalis peritonnei. Pada bayi baru
lahir umumnya proses ini telah mengalami obliterasi sehinggfa isi rongga perut
tidak dapat mellaui kanalis tersebut.
Namun dalam beberapa hal sering kali kanalis ini tidak menutup, karena
testis turun lebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanalis lebih sering terbuka
maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterapi) akan timbul

hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanatis tersebut telah

menutup, namun karena merupakan lokus intraabdominal meningkat, kanal


tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis abuisita.

Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah

kehamilan batuk kronis pekerjaan mengangkat benda berat mengejan pada saat

miksi misalnya akibat hiperterapi prostat (Smeltzer. 2012. & Price. 2009).

PATHWAY
Proximal prosesus
vaginalis
Gagal menutup

Membentuk kantong
hernia
Viskus abdomen masuk Peningkatan
tekanan intra
abdomen
Terbuka Pindah lokasi
&kelemahan otot
Testis turun dinding trigonum
Membentang dalam kantong Hasselbach
testis keskrotum
Menonjol ke
Menyatu dengan tunika Tidak menutupnya belakang canalis
vaginalis prosesus vagianalis inguinalis
HERNIA Lengkap peritoneum
Turun ke inguinalis
Epigastrika inferior
Penonjolan perut di
lateral pembuluh H. Medialis
Jepitan cincin hernia
Vasokontriksi
Fenikulus
Mk : Gangguan H. vaskuler
spermatikus
perfusi jaringan Lateralis
canalis Desakan/tekanan
inguinalis
Bendungan vena
Nyeri
Udem organ Pembesaran
inguinal Mk : Gangguan
Jepitan cincin H. heriography rasa nyaman nyeri
hernia semakin Strangulat
bertambah a Post
herniography
Peredaran darah
Proximal prosesus
terganggu
vaginalis
Isi hernia nekrosis Dampak anetesi Penumpuka
Hipersalivasi
n sekret
Kantung transudat Gangguan perfusi sirkulasi
Obs. Jalan
usus nafas
COP meningkat

perforasi TD & HR Bersihan


meningkat jalan nafas
Abses lokal Suplai O2 berkurang

peritonitis Gangguan perfusi


jaringan
D. Tanda dan Gejala
a. Hernia ingunalis
- Umumnya terjadi pada pria
- Insiden tinggi pada bayi dan anak kecil
- Dapat menjadi sangat besar, terdapat benjolan di selangkangan
- Sering turun keskrotum disebut turun berok, burut, kelingsir
- Pasien mengeluh nyeri tekan
- Hernianya tegang dan tidak direduksi
- Terdapat gambaran hipovolemi
b. Hernia femoralis
- Umumnya terjadi pada wanita
- Terdapat di kanalis femoralis
- Membesar secara bertahap
- Biasanya kandung kemih masuk dalam kantung
- Benjolan pada lipat paha
c. Hernia umbilikalis
- Sering terjadi pada bayi prematur
- Terdapat penonjolan isi rongga perut
- Umumnya tidak menimbulkan nyeri
- Jarang terjadi inkaserasi
d. Hernia lain
- Terdapat penonjolan jaringan peritoneum
- Sering mengeluh nyeri perut
- Tukak peptik
(Sjamsuhidayat. 2009)
E. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a. Perawatan praoperasi dan pasca operasi
b. Terapi
c. Nyeri
2. Penatalaksanaan
Perbaikannn hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara
langsung diatas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan kerongga
perincal, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang diatas area
tersebut. Hernia diregion inguinal biasanya diperbaikan hernia saat ini
dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.
Beberapa perbaikan sulit dilakukan karena adanya insufisiensi masa otot
untuk mempertahankan usus ditempatnya. Pada kasus ini graff mata jala
tembaga (stel mesh) digunakan untuk menguatkan area herniasi. Klien
dengan kesulitan perbaikan biasanya dirawat dirumah sakit 1 – 2 hari untuk
mendapatkan antibiotik profilaksis.
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian ini penulis menggunakan teori
konseptual menurut GORDON dengan 11 pola kesehatan fungsional
sesuai dengan post operasi benigna prostat hipertrophy.
1. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatan
Menggambarkan pola pikir kesehatan pasien, keadaan sehat dan
bagaimana memelihara kondisi kesehatan. Termasuk persepsi
individu tentang status dan riwayat kesehatan, hubungannya
dengan aktivitas dan rencana yang akan datang serta usaha-usaha
preventif yang dilakukan pasien untuk menjaga kesehatannya.
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Mengambarkan pola konsumsi makanan dan cairan untuk
kebutuhan metabolik dan suplai nutrisi, kualitas makanan setiap
harinya, kebiasaan makan dan makanan yang disukai maupun
penggunaan vitamin tambahan. Keadaan kulit, rambut, kuku,
membran mukosa, gigi, suhu, BB, TB, juga kemampuan
penyembuhan.
3. Pola Eliminasi
Yang menggambarkan:
 pola defekasi (warna, kuantitas, dll)
 penggunaan alat-alat bantu
 penggunaan obat-obatan.
4. Pola Aktivitas
 pola aktivitas, latihan dan rekreasi
 pembatasan gerak
 alat bantu yang dipakai, posisi tubuhnya.
5. Pola Istirahat – Tidur
Yang menggambarkan:
 Pola tidur dan istirahat
 Persepsi, kualitas, kuantitas
 Penggunaan obat-obatan.
6. Pola Kognitif – Perseptual
 Penghilatan, pendengaran, rasa, bau, sentuhan
 Kemampuan bahasa
 Kemampuan membuat keputusan
 Ingatan
 Ketidaknyamanan dan kenyamanan
7. Pola persepsi dan konsep diri
Yang menggambarkan:
 Body image
 Identitas diri
 Harga diri
 Peran diri
 Ideal diri.
8. Pola peran – hubungan sosial
Yang menggambarkan:
 Pola hubungan keluarga dan masyarakat
 Masalah keluarga dan masyarakat
 Peran tanggung jawab.
9. Pola koping toleransi stress
Yang menggambarkan:
 Penyebab stress
 Kemampuan mengendalikan stress
 Pengetahuan tentang toleransi stress
 Tingkat toleransi stress
 Strategi menghadapi stress.
10. Pola seksual dan reproduksi
Yang menggambarkan:
 Masalah seksual
 Pendidikan seksual.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Yang menggambarkan:
 Perkembangan moral, perilaku dan keyakinan
 Realisasi dalam kesehariannya.
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
D. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Broyles, Bonita E. Nursing Care of Children and Philadelphia. Saunders Company,


1997.

Cook, John. Sankaran, Balu, dan Wasuna Ambrose E.O, ed. Penatalaksanaan Bedah
Umum di Rumah Sakit. Alih Bahasa Harjanto Effendi. Jakarta : EGC. 1995.

Engram. Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I. Jakarta :


EGC, 1999.

Ester, Monica. Keperawatan Medika Bedah. Cetakan I. Jakarta : EGC, 2002.

Ester, Monica, dan Asih. Yasmin, ed. Rencana Asuhan Keperawatan. Cetakan I. Jakarta :
EGC, 2000.

Mansjoer, Arif, ed. All. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2.
Jakarta : EGC, 2000.

Nettina, Sandika M. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC, 2002.

RSUP Dr. Sardjito. Standar Pelayanan Medis. Buku 3 Komite Medis RSUP Dr. Sarjito
dan FKUGM. Yogyakarta, 1997.

R. Syamsuhidayat dan Wim De Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 1997.

Suddart and Brunner. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta
: EGC, 2000.

Anda mungkin juga menyukai