Tim Penyusun :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kita semua, sehingga buku panduan Program Profesi Ners STIKes Marendeng
Majene selesai disusun.
Buku Panduan Program PANUM Profesi Ners ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat
memperoleh gambaran umum dan menjadikan panduan untuk pelaksanaan Program PANUM. Buku
panduan ini berisi tentang informasi umum, tujuan dan kompetensi, proses pembimbingan, evaluasi, dan
materi PANUM. Semoga buku panduan ini dapat digunakan dalam proses pencapaian kemampuan
mahasiswa sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan.
Wassalam
Tujuan
- Mengetahui perlu tidaknya resusitasi dilakukan dengan cepat
- Memantau kondisi hayi
Waktu Pelaksanaan
Dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah bayi lahir
Peralatan
- Lembar Apgar Skor atau lembar pengkajian bayi
- Stetoskop
- Jam tangan atau Apgar timers
- Sarung tangan
Implementasi
- Catat waktu kelahiran. Gunakan sarung tangan untuk melindungi diri dari darah dan
cairan tubuh. Keringkan bayi untuk mencegah kehilangan panas.
- Letakkan bayi pada posisi Trendelenburg (15°) untuk meningkatkan drainase mukus.
Lalu posisikan kepala dengan lubang hidung menengadah ke atas, untuk
mempertahankan jalan napas.
- Kaji usaha bayi untuk bernapas. Jika diperlukan, berikan stimulus dengan menggaruk
punggungnya atau menjentikkan jari pada kakinya.
- Jika bayi menunjukkan pernapasan yang abnormal, lakukan resusitasi sesuai standar dan
American Heart Association and The American Academy of Pediatrics. Gunakan Apgars
skor untuk menilai kemajuan dan keberhasilan dari resusitasi. Jika resusitasi gagal, anda
perlu menilai kemungkinan kelahiran mati.
- Jika bayi berespon normal, Lakukan Apgar Skor pada menit pertama setelah kelahiran.
- Ulangi evaluasi pada menit kelima, dan catat hasilnya
APGAR SCORE
TANDA NILAI
0 1 2
Denyut jantung tidak ada < 100 > 100
pernafasan tidak ada lambat, menangis menagis dengan
lemah baik
tonus otot lemah ekstremitas sedikit fleksi dengan baik
fleksi
refleks tidak ada respon menyeringai menangis
warna biru, pucat tubuh merah muda, merah muda
ekstremitas biru seluruhnya
Interpretasi :
7 – 10 normal
4 – 6 asfiksia ringan
0 – 3 asfiksia berat
Pertimbangan Khusus
- Jika bayi tidak bernapas atau denyut jantung kurang dan 100 dpm setelah
kelahiran, lakukan resusitasi (cari bantuan). Jangan menunggu sampai 1 menit
untuk menilai Apgar skor.
- Jika pasien dan orang terdekat tidak mengetahui tentang Apgar Skor, diskusikan
bersama mereka selama awal kelahiran, ketika mereka lebih siap menerima
pengetahuan baru. Untuk mencegah kesalahpahaman, jelaskan apa yang terjadi
dan mengapa.
- Jika bayi membutuhkan perawatan/tindakan emergensi (darurat/segera), pastikan
tim menyediakan alat yang dibutuhkan.
- Observasi bayi yang ibunya mendapatkan sedasi sebelum melahirkan. Meskipun
jika la memiliki nilai Apgar yang tinggi saat lahir, ia mungkin menunjukkan efek
lanjut ketika telah berada di perawatan. Waspada terhadap depresi pernapasan
atau tidak responsif.
PENGKAJIAN USIA GESTASI (BALLARD SCORE)
KEMATANGAN NEUROMUSKULAR
Postur Dengan bayi tenang dan dalam posisi terlentang, observasi derajat fleksi
lengan dan kaki. Tonus otot dan derajat fleksi meningkat sesuai maturnitas.
Fleksi penuh lengan dan kaki = 4
Square window Dengan ibu jari menopang punggung lengan di bawah pergelangan tangan,
beri tekanan lembut dengan ibu jari dan jari ke tiga pada bagian dorsal
tangan tanpa merotasi pergelangan tangan bayi. Ukur sudut antara dasar
ibu jari dan lengan bawah. Fleksi penuh (tangan bersandar datar pada
permukaan ventral lengan bawah) = 4
Rekoil tangan Dengan bayi terlentang, fleksikan dengan penuh kedua lengan bawah pada
lengan atas, tahan selama 5 detik, dorong kebawah pada tangan untuk
ekstensi penuh dan lepaskan lengan dengan cepat ; observasi kecepatan dan
intensitas rekoil untuk status fleksi. Gerakan kembali yang cepat pada
fleksi penuh = 4
Sudut Popliteal Dengan bayi terlentang dan pelvis datar pada permukaan kertas, fleksikan
kaki ke bawah pada paha dan kemudian fleksikan paha pada abdomen.
Sambil menahan lutut dengan ibu jari dan jari telunjuk, ekstensikan kaki
dengan jari telunjuk tangan yang lain. Ukur derajat sudut di belakang lutut
(sudut popliteal). Sudut kurang dari 900 = 4
Tanda Skarf Dengan bayi terlentang, tahan kepala dalam garis tengah dengan satu
tangan, gunakan tangan yang lain untuk mendorong lengan bayi melewati
bahu sehingga tangan bayi menyentuh bahu yang lain. Tentukan lokasi
siku dalam hubungannya dengan garis tengah. Siku tidak mencapai garis
tengah = 4
Tumit sampai Dengan bayi terlentang dan pelvis datar pada permukaan keras, dorong
telinga kaki sejauh mungkin ke arah telinga pada sisi yang sama. Ukur jarak
telapak kaki dari telinga dan derajat fleksi lutut (sama dengan sudut
popliteal). Lutut fleksi kurang dari 900 = 4
MATURITAS FISIK
SCORE
SIGN
-1 0 1 2 3 4 5
Skin lembab/ merah merah pengusapan pucat dan perkamen, berbulu
lengket, gelatinosa, muda, PD superfisial bersisik sangat bersisik
transparan translusen dapat ruam, PD jarang bersisik, keriput
dilihat beberapa PD tidak tampak
PD
Lanugo tidak ada jarang banyak tipis daerah yg kebanyakan
botak botak
Plantar head-toe > 50 mm tanda hanya garis garis
Surface 40-50mm:-1 tidak ada merah terdapat garis anterior menutupi sel
<40mm:-2 garis pucat transversal 2/3 telapak
anterior tangan
Breast tidak mudah areola areola kecil, areola areola penuh
kelihatan diperiksa datar, tidak tonjolan 1-2 meninggi tonjolan 5-10
ada mm tonjolan mm
tonjolan 3-4 mm
Eye/ear penyatuan pina datar pina agak lekukan pina berbentuk kartilago
pina tetap melipat melekuk, sempurna dan padat, tebal, telinga
longgar: -1 lunak, rekoil rekoil kaku
rapat : - 2 rekoil lengkap cepat
lambat
Genetali skrotum skrotum testis di testis testis testis
(male) datar, kosong, tidak bagian atas, desenden dibawah tergantung
lembut ada rugae sedikit beberapa rugae rugae dalam
rugae rugae baik
Genetal klitoris klitoris klitoris labia minora labia labia mayora
(female) menonjol menonjol menonjol dan mayora mayora menutupi
dan labia dan labia dan minora menonjol besar, labia minora
datar minora kecil lebih luas minora dan klitoris
kecil
MATURITY RATING
TOTAL SCORE
WEEKS
(NEUROMUSCULAR + PHYSICAL
-10 20
-5 22
0 24
5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
Pendahuluan
Pemeriksaan fisik ibu hamil dilakukakn melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba
(palpasi), periksa dengar (auskultasi). Dan periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung
rambut sampai dengan kaki yang dalam pelaksanaannyadilakukan secara sistemtis atau berurutan. Selain
itu pemeriksaan leopold I sampai IV, pemeriksaan DJJ (denyut jantung janin), perhitungan usia
kehamilan dan perhitungan taksiran berat janin.
Sasaran belajar
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan benar serta
mendapatkan data yang tepat dan akurat tentang perkembangan janin dan adaptasi fisiologis ibu terhadap
kehamilan.
Persiapan alat
Timbangan
Tensi meter/spygmonometer
Stetoskop
Termometer
Bengkok/tempat sampah
Pen light
Meteran/pita
Laennec/doppler
Jangka panggul
Refleks hammer
Sarung tangan
Kapas kering dalam tempatnya
Air desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dalam kom
Pengalas
Prosedur pemeriksaan
1. Siapkan alat – alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisik dan ruangan dengan pencahayaan
yang cukup
2. Mencuci tangan dengan teknik yang benar
3. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
4. Memberitahu ibu tentang tujuan dan langkah prosedur
5. Menerapkan komunikasi terapeutik selama pemeriksaan
6. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan
Berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Bila kenaikan berat badan kurang dari 5
kg pada kehamilan 28 minggu menandakan adanya ketidaknormalan, maka ibu perlu dirujuk
7. Ukur lingkar lengan atas ibu dengan alat ukur
8. Lakukan pengukuran tanda – tanda vital ibu meliputi tekanan darah, frekuensi pernafasan, nadi
dan suhu. Pastikan bahwa ibu sudah beristirahat minimal 30 menit setelah kedatangan atau
sebelum dilakukan pemeriksaan VT
9. Lakukan pengukuran panggul luar dengan menggunakan jangka panggul. Pemeriksaan panggul
pada ibu hamil terutama primigravida untuk menilai keadaan dan bentuk panggul.
Ukuran ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah sebagai
berikut :
Distansia spinarum yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri berukuran
normal 23-26 cm
Distansi kristarum yaitu jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiridengan ukuran sekitar
26-29 cm. Bila selisih antara distansia spinarum dengan distansia kristarum kurang dari 16
cm, kemungkinan besar adanya panggul sempit
10. Pemeriksaan inspeksi dimulai semenjak bertemu dengan ibu. Perhatikan bagaimana sikap tubuh,
keadaan punggung dan cara berjalan. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis,
skoliosis atau pincang.
11. Inspeksi wajah dan leher
Ibu apakah ada cloasma gravidarum, pucat pada wajah, apakah ada pembengkakan pada
wajah. Bila ibu tampak pucat, periksalah kongjungtiva, sklera dan kuku. Bila terdapat
bengkak di wajah, periksalah apakah ada juga bengkak pada tangan dan kaki.
Periksalah dasar kulit kepala dan rambut ibu hamil (tekstur, warna, kerontokan dan lesi)
Inspeksi kongjungtiva dan sklera ibu hamil (menyuruh ibu melihat keatas saat ibu jari
menarik kelopak ke arah bawah)
Periksa lubang hidung ibu hamil dengan menggunakan spekulum hidung (lihat apakah ada
septum, deviasi, polip, perdarahan dan sekret)
Periksa lubang telinga ibu dengan menggunakan senter. Lihat kebersihan dan adanya
serumen.
Periksa rongga mulut, lidah, gigi dan bibir ibu hamil. Perhatikan apakah bibir tampak pucat,
bibir kering dan pecah pecah, stomatitis, gingivitis, gigi yang berlubang serta karies gigi
Periksa kelenjar getah bening dibawah rahang, leher dan ketiak (apakah teraba pembesaran)
Periksa kelenjar tiroid dengan 3 jari kedua tangan pada kedua sisi trakhea sambil berdiri
dibelakang ibu. Anjurkan ibu menelan dan rasakan benjolan yang teraba saat ibu menelan.
12. Pengkajian dada dan abdomen
Dengarkan bunyi jantung dan nafas ibu dengan menggunakan stetoskop
Periksa payudara ibu. Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama lakukan
pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang abnormal. Lihatlah
payudara apakah simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk
(inverted). Lihatlah kebersihan areola mammae, adakah hiperpigmentasi areola.
Periksa kolostrum dengan menekan areola mammaesambil memegang puting susu dengan
jari telunjuk dan ibu jari kemudian memencet (dengan menggunakan sarung tangan)
Letakkan tangan ibu kearah kepala kemudian kelenjar di daerah aksial kanan dan lanjutkan
dengan aksilla kiri dengan teknik yang sama untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah
bening
Memasang pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut.
Lakukan inspeksi dan palpasi pada dinding abdomen. Perhatikan apakah perut ibu simetris
atau tidak , raba adanya pergerakan janin, pakah terjadi hiperpigmentasi pada abdomen/ linea
agra atau tidak dan apakah terdapat luka bekas operasi, varises, jaringan parut atau tidak.
13. Melakukan pemeriksaan Leopold I untuk menentukan bagian janin yang ada difundus
Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu, menghadap kearah kepala ibu
Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri
Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokob atau kepala atau kosong)
Hasilnya adalah jika kepala janin yang berada di fundus maka palpasi akan teraba bagian
bulat, keras dan ndapat digerakkan. Jika bokong yang terletak difundus, maka pemeriksa
akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak
adapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang, palpasi didaerah fundus
akan teraba kosong.
Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Pada
kunjungan pertama, tinggi fundus dicocokkan dengan perhitungan usia kehamilan dengan
HPHT . jika HPHT tidak diketahui, maka usia kehamilan hanya dapat diperkirakan dari
tinggi fundus uteri. Pada setiap kunjungan tinggi fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat
pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.
15. Melakukan pemeriksaan Leopold II
16. Melakukan pemeriksaan Leopold III untuk menentukan bagian janin yang berada pada bagian
terbawah. Cara melakukannya sebagai berikut :
Lutut ibu dalam posisi fleksi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati – hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman pada ibu. Coba untuk menilai bagian janin mana yanga berada di sana
Bagian terendah janin di raba di antara ibu jari dan telunjuk tangan kanan
Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah bagian tersebut mengalami
engagement atau belum
Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat digerakkan ke arah kranial ibu , maka bagian
terbawah janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada pada bagian
terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka
kepala sudah engaged fan bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka kepala
janin adalah melintang.
17. Melakukan pemeriksaan Leopold IV untuk menentukan presentasi dan engagement (sampai
berapa jauh derajat penurunan janin dan mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk pintu
atas panggul). Cara melakukan adalah sebagi berikut :
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah
pintu atas panggul
Hasil yang didapat pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilaim begian
janinterbawah yang berada dalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk
melalui pintu atas panggul.
18. Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
Mendengarkan denyut jantung janin bisa dilakukan dengan menggunakan doppler elektrik.
Peletakan doppler ini disesuaikan dengan letak punggung bayi, apakah punggung kiri (puki)
atau punggung kanan (puka)
Auskultasi denyut jantung janin dengan menggunakan fetoskop de lee
Detak jantung janin terdengan paling keras di daerah punggung janin
Detak jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan sebanyak 3 kali secara berurutan dan
berselang 5 detik
Hasil pemeriksaan detak jantung janin 10-12-10 berarti detak frekuensi jantung janin 32 x 4
= 128 kali per menit
Mendengarkan denyut jantung janin menggunakan stetoskop leannec/ Doppler letak jantung
janin normal 120160 kali per menit
19. Merapikan pakaian atas dan membuka pakaian bawah untuk melihat varises pada ekstremitas
bawah kanan dan kiri. Lihat dan raba bagian belakang betis dan pada, catat adanya tonjolan
kebiruan dari pembuluh darah
20. Pemeriksaan ektremitas atas dan bawah untuk memeriksa adanya edema. Tempat yang paling
mudah untuk pemeriksaan adalah di daerah pretibia dan mata kaki. Dilakukan dengan cara
menekan jari selama beberapa detik . Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali
berarti edema positif
21. Melakukan pemeriksaan refleks lutut (patella) dengan menggunakan hammer. Mintalah ibu
duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah
tendon di bawah lutut/patella. Dengan menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut bagian
depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila refleks lutut negatif,
kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1. Bila gerakannya berlebihan dan cepat,
maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsia.
22. Mengatur posisi dorsal recumbent pada ibu hamil, memasang pengalas di bawah bokong ibu,
kemudian perawat memakai sarung tangan untuk melakukan vulva hygiene. Vulva hygiene
dilakukan dengan menggunakan kapas kering yang dibasahi oleh cairan DTT. Dilakukan inspeksi
terhadap genetalia luar (eksterna) ibu meliputi :
Varises
Perdarahan
Luka
Cairan yang keluar
Pengeluaran dari uretra
Periksa juga kondisi genetalia interna ibu dengan melakukan pemeriksaan dalam :
Nilai vagina, luka perut mengindikasi adanya riwayat robekan perineum atau tindakan
episotomi sebelumnya
Nilai pembukaan dan penipisan serviks
Perhatikan sarung tangan, apakah ada darah, bau
23. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil
24. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
INSTRUMEN PENILAIAN
PENGKAJIAN RIWAYAT PADA SAAT ANC
TIDA
LANGKAH KERJA YA
K
PERSIAPAN
1. Memastikan ruangan yang nyaman untuk pemeriksaan fisik
2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
PEMERIKSAAN
3. Mencuci tangan
4. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
5. Memastikan privaci ibu terjaga
6. Melihat postur dan sikap tubuh
7. Mengukur BB dan TB
8. Melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital
9. Melakukan pemeriksaan kepala dan leher
10. Melakukan pemeriksaan payudara
11. Melakukan pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
12. Melakukan pemeriksaan punggung
13. Melakukan pemeriksaan abdomen
14. Melakukan pemeriksaan genetalia
Yang menilai
( )
SENAM HAMIL
Perawatan payudara selama periode menyusui bertujuan untuk merangsang produksi ASI dan
mengurangai risiko luka saat menyususi. Prosedur ini dapat dipraktikkan sejak hari ke-2 setelah
persalinan, sebnyak 2 kali sehari. Manfaat perawatan payudara adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu agar terhindar dari infeksi
2. Melunakkan serta memperbaiki bentuk putting susu sehingga bayi dapat menyusu dengan baik
3. Merangsang kelenjar – kelanjar air susu sehingga produksi ASI lancar
4. Mengetahui secara dini kelainan putting susu dan melakukan usaha – usaha untuk mengatasinya
5. Mengatasi masalah pembengkakan pada payudara
6. Persiapan psikologis ibu menyusui
Handuk 2 buah
Waslap 2 buah
Sarung tangan
Baskom 2 buah yang berisi air hangat dan air dingin
Termos air panas
Kapas dan minyak kelapa ditempatnya
Alat pengendalian infeksi yang terdiri atas :
Kom berisi cairan DTT dan waslap
Tempat sampah medis dan non medis
Alat pelindung diri (APD) yang terdiri atas sarung tangan, masker, dan celemek
Langkah – langkah prosedur
Menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan
Menjelaskan pada ibu dan keluarga terkait tindakan yang akan dilakukan, tujuan tindakan, serta
hasil tindakan
Melakukan persiapan perawat seperti mencuci tangan
Membuka pakaian atas ibu dan memasang handuk di atas punggung ibu
Bila payudara ibu bengkak dan sakit, sebaiknya lakukan telebih dahulu teknik untuk mengurangi
rasa sakit dengan kompres hangat dan dingin pada payudara ibu selama 15 menit
Memberikan posisi membungkuk pada ibu dengan menggunakan bantal sebagai penyangga
sebagai penyangga kepala
Menutup bagian depan dengan handuk dan meletakkan handuk lainnya di pangkuan ibu
Licinkan kedua tangan minyak kelapa
Melakukan pemijatan punggung dengan menggunakan kedua ibu jari (diolesi minyak) di sisi
tulang belakang mulai dari garis sejajar puting ke arah atas sampai dengan leher ibu selama 20 –
30 menit atau 10 – 15 menit
Gerakan tersebut diulang dengan arah dari garis tengah punggung ke arah bawah/tulang koksigis
sebanyak 20 – 30 menit atau selama 10 – 15 menit.
Insert pic
Posisikan ibu duduk tegak dan pindahkan handuk untuk menutupi punggung ibu
Perawat berada di belakang kaki ibu lalu lakukan pengurutan payudara (sesuai gambar) yaitu
dengan satu tangan menyangga payudara . Lakukan sebanyak 20 – 30 kali atau sebanyak 10 – 15
menit
Lakukan pengurutan payudara sebagai berikut
melakukan pemijatan ringan searah jarum jam pada payudara yang mengalami bendungan dengan
gerakan melingkar. Caranya dengan menggunakan salah satu tangan untuk menyangga payudara,
sedangkan tangan yang lain (jari tengan dan telunjuk) untuk memijat, setelah sebelumnya jari –
jari tersebut diolesi minyak.
Melakukan kompres payudara dengan air hangat dan air dingin pada kedua payudara secara
bergantian, masing – masing selama 10 – 15 menit
Merangsang pengeluaran putting secara manual, terutama pada putting yang tidak terlalu
menonjol atau menggunakan alat pompa putting sederhana (dengan menggunakan syringe 10 cc)
Membersihkan payudara dengan waslap
Mengeluarkan ASI secara manual dan olesi ke seluruh areola dan puting
Mencuci tangan dengan benar
Merapikan alat
Mencatat tindakan dan respon ibu
FORMAT PENILAIAN
PERAWATAN PAYUDARA
( )
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE (METODE ASAM ASETAT)
PELAKSANAAN
1. Isilah tabung reaksi masing – masing dengan urine yang sudah disaring 2-3
cc (satu tabung reaksi sebagai control)
2. Panaskan urine di atas lampu spiritus berjarak 2-3 cm dari ujung lampu
sambil digoyang – goyang hingga mendidih
3. Tambahkan 4 tetes asam asetat 6%
4. Panaskan sekali lagi
5. Bandingkan dengan urine kontrol
NO WARNA PENILAIAN
1 Jernih (-)
2 Keruh / butiran halus (+)
3 Endapan (++)
4 Mengkristal (+++)
Yang menilai
( )
PENUNTUN BELAJAR
PELAKSANAAN
1. Isilah dua tabung reaksi dengan pereaksi Benedict masing – masing 2,5 cc
2. Masukkan urine pada salah satu tabung tersebut sebanyak 4 tetes
3. Panaskan di atas lampu spiritus sampai mendidih, biarkan dingin
4. Bandingkan dengan tabung yang lain, dan lihat perbedaan warnanya
NO WARNA PENILAIAN
1 Biru / hijau keruh (-)
2 Hijau / hijau kekuningan (+)
3 Kuning / kehijauan (++)
4 Jingga (+++)
5 Endapan merah bata (+++++)
Yang menilai
( )
VULVA HYGIENE
Persiapan alat :
Bengkok
Handscoen bersih
Pinset anatomis I
Kapas lidi dalam tempatnya
Kapas savlon dalam tempatnya
Tampon
Betadin dalam tempatnya
LarutanNaC1
Persiapan pasien :
Beritahukan ibu/keluarga untuk menyiapkan pakaian dalam bersih beserta pembalut
Beritahukan ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
Cara kerja :
1. Anjurkan ibu untuk membuka pakaian dalam bagian bawahnya dan berbaring di atas
tempat tidur dengan posisi dorsal recumbent
2. Keataskan pakaian bagian bawah ibu
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Ambil savlon dengan korentang sebanyak 6 buah untuk membersihkan :
Labia mayora kiri klien dengan arah dari atas ke bawah dalam satu kali usapan
Labia mayora kanan klien dengan arah dari atas ke bawah dalam satu kali usapan
Buka labia mayora, kemudian bersihkan labia minora kiri klien dari arah atas
kebawah dalam satu kali usapan
Kemudian bersihkan labia minora kanan klien dari arah atas ke bawah dalam satu
kali usapan
Buang semua kapas savlon yang telah digunakan ke dalam bengkok
Selanjutnya dengan kapas kelima, bersihkan vulva mulai dan introitus vagina ke
atas
Lanjutkan dengan membersihkan introitus vagina ke bawah dengan kapas yang lain
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, plasenta, cairan ketuban dan selaputnya) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan atau tanpa
bantuan. Persalinan normal atau persalinan spontan terjadi bila bayi lahir dengan letak belakang kepala
tanpa melalui alat – alat atau pertolongan istemewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Periode persalinan dibagi dalam empat kala sebagai
berikut :
Pengkajian
Tujuan : mengidentifikasi keadaan ibu, melingkupi keadaan biofisik, psikologi, dan sosial selama
intranatal
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Keadaaan umum ibu dan anak ditentukan dengan akurat dan cepat melalui serangkaian anamnesis
dan pemeriksaan fisik
2. Keluhan yang berkaitan dengan selaput ketuban, perdarahan pervaginam, dan keadaaan umum
ibu lainnya adalah data yang penting diketahui
3. Pemeriksaan fisik yang meliputi komponen – komponen berikut :
Keadaan umum ibu yang meliputi kesan umum kesadaran, ikterus, dan komunikasi
interpersonal
Tanda – tanda vital meliputi : tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu tubuh
Pemeriksaan obstetri : palpasi abdomen (pemeriksaan Leopold), his (frekuensi, durasi,
intensitas), denyut jantung janin (DJJ), periksa dalam (vaginal toucher), bila tidak ada
kontraindikasi.
4. Kala I
Pengkajian kala I meliputi pertanyaan berikut :
Alasan datang
Kapan taksiran persalinan
Kapan mulai tanda – tanda persalinan
Riwayat persalinan
Riwayat tentang selaput ketuban
Kontraksi teratur yang semakin lama semakin sering
Perubahan status emosi
Ada masalah tentang kehamilan
Kapan terakhir makan atau minum
Alergi makanan / minuman
Siapa yang mendampingi saat persalinan
Pemeriksaan fisik kala I
TTV : TD, nadi, suhu, dan pernafasan
Palapasi leopold I,II,III,IV
Ukuran panggul
Dilatasi serviks
Kontraksi atau his yang diperiksa selama 10 menit setiap 30 – 60 menit
Secret : merah muda sampai dengan coklat
Selapu ketuban ada atau tidak
DJJ terdengar jelas di punctum maximum
Perilaku, apakah masih terkontrol, optimis atau fatique
Varises, edema wajah, kaki dan tangan
5. Kala II
a. Pengkajian
Ibu mengeluhkan dorongan kuat untuk meneran, dan merasakan tekanan yang semakin
tinggi pada daerah rektum
Perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
Kaki ibu gemetar saat meneran
Ibu mengalami kelelahan
Ibu tidak tahu teknik relaksasi
Ibu terlihat takut/khawatir, tidak percaya diri, dan tidak terkontrol
Kontraksi uterus kuat 4 – 5 kali selama 50 – 70 detik
Dilatasi serviks 10 cm
Darah keluar sedikit, pengeluaran lendir dari vagina meningkat
Peregangan rektum/vagina
Distensi vesika urinaria
Ketuban (+)/ terjadi ruptur
Keringat >>>
Frekuensi pernafasan meningkat
Tekanan darah meningkat 5 – 10 mmHg
Janin mengalami bradikardia selama his
b. Lingkup masalah
Gangguan rasa nyaman, nyeri akut
Potensial gangguam curah jantung
Gangguan pertukaran oksigen (janin)
Gangguan integritas kulit
Kurang mampu mengikuti arahan pimpinan persalinan
Risiko infeksi
Risiko trauma pada ibu dan janin
Pola nafas tidak efektif
Peruabhan konsep diri
Koping individu tidak efektif
6. Kala III
a. Pengkajian
Perilaku gembira dan letih
Tremor, kaki menggigil
Perdarahan pervaginam
Tali pusat memanjang
Uterus berubah bentuk menjadi bulat dan keras
Kehilangan darah (normal : 250 – 300 ml)
Jalan lahir : lecet / robek
Luka epsiotomi
Hipotensi, pengaruh obat anastesi, Analgesic
Nadi lambat
b. Lingkup masalah
Kurang volume cairan
Risiko injury pada ibu
Risiko gangguan proses keluarga
Kurang pengetahuan
Gangguan rasa nyaman, nyeri
7. Kala IV
a. Pengkajian
Nadi
Uterus
Tinggi antara simfisis – umbilikus
Lokhia
Perineum : episiotomy, lecet, vulva, edema, dan lembut
Rektum : hemoroid
b. Lingkup masalah
Gangguan genitourinaria
Kurang volume cairan
Risiko infeksi
Gangguan rasa nyaman, nyeri
1. Kondisi perineum
2. Suhu dan kehangatan vagina
3. Kondisi dinding vagina (jalan lahir), termasuk ada tidaknya benjolan atau massa yang teraba
4. Serviks, termasuk : posisi (ke depan, tengah, posterior), konsistensi, tebal tipis, pendataran dan
pembukaan (cm)
5. Keadaan selaput ketuban (keadaan cairan amnion jika selaput ketuban belum pecah)
6. Bagian terendah janin (presenting part), penurunan (station), posisi janin berdasarkan
denominator
7. Arsitektur panggul
Persiapan alat :
Handscound bersih
Kapas sublimat
Bengkok
Prosedur pemeriksaan :
1. Cuci tangan bersih
2. Kenakan handscound
3. Posisikan ibu terlentang dengan kedua tungkai tertekuk sedemikian rupa sehingga
perineum/vulva terekspos (dorsal recumbent position), ingatlah untuk selalu menutupi tubuh ibu
semaksimal mungkin agar privasi tetap terjaga
4. Lakukan vulva hygienesesuai prosedur tetap yang telah ditentukan
5. Nilai keadaan vulva atau uretra melalui inspeksi, ada tidaknya tanda – tanda radang, discharge,
varises, tumor, dan kelainan lainnya. Pisahkan kedua labia mayor dengan menggunakan jari
untuk inspeksi yang lebih jelas.
6. Buka labia mayor dengan ibu jari dan jari manis tangan kiri. Minta ibu menarik nafas dalam, lalu
masukkan jari telunjuk terlebih dahulu disusul jari tengah tangan kanan secara perlahan
7. Nilai kapasitas panggul, terutama pada ibu primipara dengan cara mencari promontoriumdan
jarak antara promontorium dan jarak antara promontorium dengan batas bawah simpisis, raba line
innominata dengan batas bawah simfisis
8. Nilai mukosa vagina, apakah ada jaringan parut dan varises serta kondisi cairan dalam vagina
9. Nilai pembukaanserat penipisan serta serviks
10. Nilai kondisi selaput ketuban dan air ketuban
11. Tentukan bagian terendah janin, nilai penurunan janin, serta posisi bagian terendah janin serta
nialai adanya molase
12. Nilai apakah ada bagian terkemuka atau menumbung (tali pusat atau tangan bayi)
13. Jika sudah selesai, keluarkan tangan dengan perlahan, sambil memberitahu hasil pemeriksaan
pada ibu. Bereskan alat, cuci tangan, dan rendam handscound dalam larutan klorin 0.5 %
14. Posisikan ibu dalam posisi yang nyaman
PENUNTUN BELAJAR
KEGIATAN KASUS
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. Untuk resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi
Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi
Menyiapkan oksitoksin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam
6. Masukkan oksitoksi ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekatnya dengan hati – hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kas yang dibasahi air
DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% langkah 9)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaaan lengkap
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama
10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin(DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil – hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan poosisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
dan ketidaknyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase
aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada.
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secar benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisis meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran:
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera dirujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit
(1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 meter
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Yang menilai
( )
1. Tujuan
- Membersihkan bayi dari kotoran seperti darah, mucus, dan liquor
- Menghindari infeksi dari mikroorganisme
- Mengajarkan pada ibu – ibu terutama prinsip prosedur – prosedur untuk memandikan bayi
2. Indikasi
- Lahir normal dan cukup bulan
- Tidak mengalami komplikasi
3. Kontraindikasi
- Premature/ small for dates
- Mengalami komplikasi sewaktu lahir (asphyksia)
- Bayi lahir secara forcep/pembedahan misalnya fetal distress, meconium aspiration sindrom
(MAS)
4. Persiapan sebelum memandikan
- Menyediakan semua keperluan mandi, misalnya handuk, waslap, sabun mandi, pakaian ganti
dan kosmetik bayi
- Menyiapkan air hangat (360 C – 370 C)
- Jaga suhu ruang tetap hangat untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayi
- Lepaskan baju bayi secara bertahap
- Saat memandikan mulai dari kawasan yang bersih yaitu dari mata dan terakhir pada bagian
genetalia
5. Persiapan alat
- Troli atas :
2 kom
1 baskom berisi air hangat
1 kidneydish
Kapas bersih
Kasa
Sabun
Sisir
Kosmetik bayi
Handscoun
- Troli bawah :
Kain – kain yang diperlukan (handuk, baju, popok 2 waslap)
Botol air masak atau normal salin
1 baskom untuk pakaian kotor
Prosedur Pelaksanaan
No Intervensi Rasional
1 Sediakan pakaian bayi seperti baju, popok, Melancarkan prosedur dan kerja hasil lebih
disusun berdasarkan kebutuhan sistematik
2 Sediakan air : campurkan air panas dan air Menghindari hipotermia dan cedera pada
dingin. Gunakan siku utk menguji kepanasan air kulit bayi
3 Masukkan air masak/normal salin ke dalam satu Untuk mencuci mata dan muka bayi serta
kom dan satu lagi diisikan dengan air hangat mencuci umbilical cord
(untuk mencuci tali pusat)
6 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, pakai Untuk menghindari transmisi
handscound mikroorganisme dan sebagai pencegahan
universal dan mencegah infeksi nosokomial
7 Cuci mata bayi dengan menggunakan kapas dan Untuk mencuci kotoran dan menghindari
air masak. Usaplah mata bayi dari dalam keluar kontaminasi pada mata : perhatikan tanda –
dengan satu kapas untuk satu usapan. Cuci tanda abnormal dan laporkan pada dokter
telinga, hidung dan muka bayi
Untuk mencuci rambut dan kepala bayi,
8 Balut bayi dengan handuk dan pegang bayi : keringkan
football hold gunakan sabun dan shampo.
Hindari penggunaan minyak
Untuk memudahkan prosedur dan mencuci
9 Letakkan bayi ditempat yang rata dan sabuni badan bayi dari kotoran
badannya kemudian angkat bayi dengan hati –
hati dan masukkan ke dalam baskom yang
berisi air hangat
Untuk menghindari bayi memasukkan
Cuci tangan bayi kemudian tiarapkan bayi jarinya ke dalam mulut
diatas lengan anda dan cuci bagian
belakangnya. Bilas bayi dengan air bersih
Menghindari hipotermia
10 Keluarkan bayi dari baskom air dan keringkan
dengan sempurna. Beri perhatian pada lipatan
kulit. Menghindari transmisi mikroorganisme dan
Jika bayi BO perlu cuci terlebih dahulu dengan pencemaran.
air bersih Untuk menghindari hipotermia dan cedera
11 Pakaian pakaian bayi dengan segera dan lemah
lembut
Menghindari kelembaban dan “nappy rash”
12 Sapukan punggung bayi dengan lotion sebelum (ruam lampin) dan mempertahankan
memakaikan popok integritas kulit
DASAR TEORI
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu – ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya
pulih kembali. Manfaat dari melaksanakan senam nifas yyaitu mengencangkan otot perut, liang
senggama, otot – otot sekitar vagina maupun otot – otot dasar panggul, disamping melancarkan sirkulasi
darah. Senam nifas biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, lalu secara teratur
dilaksanakan setiap hari.
PERSIAPAN
- Pasien
- Ambal
- Bantal
- Air mengalir
- Sabun
- Larutan chlorin 0,5 %
LANGKAH – LANGKAH
Sit ups
Ibu duduk bersandar pada 2 bantal dan lutut dibengkokkan, arahkan dagu ibu pada dada,
keluarkan nafas dan arahkan kedua tangan kearah lutut. Pertahankan sikap sampai hitungan k 5
Ambil nafas dan lepaskan
Ulangi sampai 3 – 5 kali
Turunkan kepala perlahan – lahan pada hitungan ke 5, sambil bernafas melalui hidung. Ulangi pada sisi yang lain,
dengan mengarahkan tangan kiri ke arah lutut kanan.