OLEH
NAMA : SUKMA AYU
NIM : B0321708
PRODI : PROFESI NERS
CI LAHAN CI INSTITUSI
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
B. Etiologi
Penyebab Artritis Reumatoid masih belum diketahui. Faktor genetik dan beberapa
faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini.Hal ini
terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama
kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.Pengemban HLA-DR4 memiliki
resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini.
Kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya remisi pada
wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan
hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.Walaupun
demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan
perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa
faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini.
Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan faktor
infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi
secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok.
Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari
jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu
komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan
terjadinya AR. Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah
bakteri, mikoplasma atau virus.
Heat shock protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai
90 kDa) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress.Walaupun
telah diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel T pada pasien AR, mekanisme ini
belum diketahui dengan jelas.
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid
adalah;
• Jenis Kelamin.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini
juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
• Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka
anda kemungkinan besar akan terkena juga.
• Merokok.
C. Patofisiologi
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan
syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk
mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan
CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan
interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya
inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung
dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi
immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini
dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi
kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui
pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan
osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi
makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid artritis.
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama
terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi
membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan
tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena
serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas
otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke
tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan
pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya
masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil
individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus
dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).
D.Pathway
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.
d. Terjadi splenomegali.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Pemberian Obat-obatan :
• Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang
telah ditentukan.
3. Keperawatan
1. Pendidikan: meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis
penyakit ini
2. IstirahaT : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
3. Latihan :
pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk
mempertahankan fungsi sendi pasien.
Asuhan Keperawatan Artritis Reumatuid
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
2. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
• Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial o Catat bila ada
deviasi (keterbatasan gerak sendi) o Catat bila ada krepitasi o Catat bila terjadi nyeri saat
sendi digerakkan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume II.
ECG. Jakarta : 2006
2. Riwayat
Hidup
Pasangan Anak-anak
Hidup :- Hidup : sendiri
Status kesehatan :- Nama & alamat : makassar
Umur :72
Pekerjaan :- Kematian
Kematian Tahun meninggal :-
Tahun meninggal :- Penyebab kematian :
Penyebab kematian : -
3. Riwayat
Pekerjaan
4. Riwayat Lingkungan
Hidup
5. Riwayat Rekreasi
Dokter / perawat :
Rumah sakit / puskesmas :
Klinik :
Pelayanan kesehatan di :
Lain – lain :
7. Deskripsi Aktivitas selama 24 jam
8. Status Kesehatan
Saat Ini
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Pasien mengatakan bahwa dahulu pasien
mengalami/mengidap penyakit hipertensi/tekanan darah tinggi.
Keluhan – keluhan utama : pasien mengeluhkan lutu sangat nyeri apabila saat ingin melakukana aktivitas
atau pada saat bangun tidur.
Pengetahuan / pemahaman dan penetalaksanaan masalah kesehatan tentang status kesehatannya saat ini :-
Derajat Keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan diagnosa medis :-
Obat – Obatan
Nama obat :
Dosis obat :
Bagaimana / kapan menggunakannya :
Dokter yang menginstruksikan :
Tanggal resep :
Defisit :
Efek samping yang tidak menyenangkan :
Persepsi keefektifan obat :
Kesulitan memperoleh obat :
Riwayat Alergi
Obat – obatan :
Makanan :
Alergen :
Faktor –faktor lingkungan :
Nutrisi
Ingat kembali diet 24 jam (termasuk masukan cairan), diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan :
Pola konsumsi makanan (mis: frekuensi sendiri atau dengan orang lain :
Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (mis: pendapatan tidak adekuat, daya serap lambat,
masalah menelan / mengunyah, stress emosional :
Kebiasaan :
9. Status Kesehatan
Masa Lalu
Penyakit masa kanak-kanak : -
Trauma :-
Riwayat obstetric :-
10. Riwayat
Keluarga
Gambarlah silsilah keluarga (min:3 generasi ,disertai keterangan,)
Survey hal berikut ini :
Kanker :-
Diabetes Melitus :-
Penyakit Jantung :-
Hipertensi :
Gangguan Kejang :-
Penyakit Ginjal :-
Arthritis :
Alkoholisme :-
Masalah Kesehtan Mental :-
Anemia :-
11. Tinjauan
Sistem
Beri tanda cek pada YA atau TIDAK untuk setiap gejala, termasuk analisa gejala penuh pada respon
positif pada akhir setiap sistem.
Umum Ya Tidak
Kelelahan
Perubahan berat badan setahun yang lalu
Perubahan nafsu makan
Demam
Keringat malam
Kesulitan tidur
Sering pilek infeksi
Penilaian diri terhadap seluruh status kesehatan
Kemampuan untuk melakukan AKS (aktifitas kehidupan sehari-
hari)
Lesi/luka
Pruritus
Perubahan pigmentasi
Perubahan tekstur
Perubahan nevi
Sering memar
Perubahan rambut
Perubahan kuku
Katimumul pada jari-jari kaki, kalus
Pemajanan lama terhadap matahari
Pola penyembuhan lesi, memar
Hemoptik Ya Tidak
Pendarahan memar
Pembengkakan klenjar limfe
Anemia
Riwayat tranfusi darah
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala
Trauma berarti pada masa lalu
Pusing
Gatal kulit kepala
Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan
Kaca mata/lensa kontak
Nyeri
Air mata berlebihan
Pruritus
Bengkak sekitar mata
Floater
Diplopia
Kabur
Fotopubia
Skotomata
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan paling akhir
Tanggal pemeriksaan glukoma paling akhir
Dampak pada penampilan AKS
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran
Rabas
Tinitus
Vertigo
Sensivitas pendengaran
Alat-alat prostesa
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan akhir
Kebiasaan perawatan telinga
Dampak pada penampilan AKS
Leher Ya Tidak
Kekakuan
Nyeri/nyeri tekan
Benjolan massa
Keterbatasan gerak
Payudara Ya Tidak
Benjolan massa
Nyeri/nyeri tekan
Bengkak
Keluar cairan dari puting susu
Perubahan pada puting susu
Pola pemeriksaan payudara sendiri
Tanggal dan hasil mammograf paling akhir
Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada
Palpitasi
Sesak nafas
Disipnea pada aktifitas
Disipnea noktural proksimal
Murmur
Edema
Varises
Kaki timpang
Parestesia
Perubahan warna kaki
Pernafasan Ya Tidak
Batuk
Sesak nafas
Hemoptisis
Sputum
Mengi
Asma / alergi pernafasan
Tanggal dan hasil pemeriksaan sianar X dada terakhir
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia
Tidak dapat mencerna
Nyeri ulu hati
Mual muntah
Hematemesis
Perubahan nafsu makan
Intoleran makanan
Ulkus
Nyri
Ikterik
Benjolan massa
Perubahan kebiasaan defekasi
Diare
Konstipasi
Melena hemoroid
Pendarahan rectum
Pola defekasi biasanya
Perkemihan Ya Tidak
Disuria
Menetes
Ragu-ragu
Dorongan
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri saat berkemih
Batu
Infeksi
Muskuluskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian
Kekakuan
Pembengkakan sendi
Deformitas
Spasme
kram
Kelemahan otot
Masalah cara berjalan
Nyri punggung
Protesa
Pola kebiasaan latihan
Dampak pada penampilan AKS
ANALISA DATA
- Tampak sering
menguap
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
09.
00
- Monitor tanda-tanda vitasl
S : klien masih
Hasil : TD 120/80 mengeluh nyeri bagian
Suhu: 36,5, Pernapasan: 21 x/menit perut kanan bawah
- Identifikasi lokasi, frekuensi nyeri O: TD: 100/80, Skala
Hasil : didapatkan lokasi nyeri pada nyeri 5, klien tampak
bagian perut lutut memgangi area nyeri
- Identifikasi skala nyeri A : Masalah belum
Hasil : didapatkan skala nyeri 5 teratasi
nyaman
- Anjurkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri
Hasil : pasien merasa rileks