Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


ARTRITIS REUMATOID (AR)DI RUANG PERAWATAN SAKURA BRSLU
GAUMABAJI GOWA

OLEH
NAMA : SUKMA AYU
NIM : B0321708
PRODI : PROFESI NERS

CI LAHAN CI INSTITUSI

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TA : 2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID (AR)
A. Pengertian
Artritis Reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta
melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit ini merupakan suatu
penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang
walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh
lainnya Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang
timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan
deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini.
Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat
dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang
sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti
Klasifikasi Rheumatoid Arthritis :
a. Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu :
1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

b. Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium


yaitu :
1. Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
B. Etiologi
Penyebab Artritis Reumatoid masih belum diketahui. Faktor genetik dan beberapa
faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini.Hal ini
terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama
kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.Pengemban HLA-DR4 memiliki
resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini.
Kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya remisi pada
wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan
hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.Walaupun
demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan
perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa
faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini.
Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan faktor
infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi
secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok.
Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari
jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu
komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan
terjadinya AR. Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah
bakteri, mikoplasma atau virus.
Heat shock protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai
90 kDa) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress.Walaupun
telah diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel T pada pasien AR, mekanisme ini
belum diketahui dengan jelas.
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid
adalah;
• Jenis Kelamin.

Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki.


Perbandingannya adalah 2-3:1.
• Umur.

Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini
juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
• Riwayat Keluarga.

Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka
anda kemungkinan besar akan terkena juga.
• Merokok.

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

C. Patofisiologi
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan
syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk
mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan
CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan
interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya
inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung
dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi
immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini
dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi
kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui
pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan
osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi
makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid artritis.
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama
terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi
membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan
tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena
serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas
otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke
tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan
pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya
masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil
individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus
dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).
D.Pathway

E. Tanda dan gejala


Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Rheumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
12. Pasien tampak anemic
F. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.
d. Terjadi splenomegali.

Slenomegali merupakan pembesaran limfa, jika limfa membesar kemampuannya untuk


menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi
menangkap dan menyimpan selsel darah akan meningkat.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi


tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.
7. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poliarthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya
6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi periartikuler
pada foto rontgen
H. Penatalaksanaan
1. Medis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya : a. Termoterapi
b. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

c. Pemberian Obat-obatan :

• Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang
telah ditentukan.

• Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate


(Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).
2. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak berhasil mencegah
dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat mengembalikan fungsi dari sendi
anda yang telah rusak. Prosedur yang dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan
tendon, sinovektomi.

a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan


fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

3. Keperawatan
1. Pendidikan: meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis
penyakit ini
2. IstirahaT : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat

3. Latihan :
pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk
mempertahankan fungsi sendi pasien.
Asuhan Keperawatan Artritis Reumatuid
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan

a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien


mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

• Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial o Catat bila ada
deviasi (keterbatasan gerak sendi) o Catat bila ada krepitasi o Catat bila terjadi nyeri saat
sendi digerakkan

o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

 Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

 Ukur kekuatan otot

 Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

 Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari


3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pad pasien yang mengalami deformitas pada sendisendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah.
Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume II.
ECG. Jakarta : 2006

Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran . Jakarta. Media aesculapius

Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby

Mc.Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). America :


Mosby
FORMAT RIWAYAT KESEHATAN

1.Riwayat Klien / Data


Biografis
Nama : Ny. S Suku : Bugis
Tempat /TGL lahir : Jakarta,25 september 1950 Agama : Makassar
Jenis kelamin : Perempuan Status pernikahan : Ditinggal mati
Pendidikan : SMP Orang yang paling dekat
dihubungi :Anak/menantu
Alamat / no.telepon :-

2. Riwayat
Hidup

Pasangan Anak-anak
Hidup :- Hidup : sendiri
Status kesehatan :- Nama & alamat : makassar
Umur :72
Pekerjaan :- Kematian
Kematian Tahun meninggal :-
Tahun meninggal :- Penyebab kematian :
Penyebab kematian : -

3. Riwayat
Pekerjaan

Status pekerjaan saat ini :-


Pekerjaan sebelumnya : IRT
Sumber pendapatan saat ini :-

4. Riwayat Lingkungan
Hidup

Tipe tempat tinggal : permanen Jumlah tingkat :2


Jumlah kamar :-
Jumlah orang yang Tetangga terdekat : -
tinggal di rumah :3
Derajat privasi :-

5. Riwayat Rekreasi

Hobbi / minat : Nonton


Keanggotaan organisasi :-
Liburan / perjalanan : Nonton

6. Sumber / Sistem Pelayanan Kesehatan


Yang Digunakan

Dokter / perawat :
Rumah sakit / puskesmas :
Klinik :
Pelayanan kesehatan di :
Lain – lain :
7. Deskripsi Aktivitas selama 24 jam

Tidur Siang : 30 menit

Tidur malam : 5 jam

8. Status Kesehatan
Saat Ini
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Pasien mengatakan bahwa dahulu pasien
mengalami/mengidap penyakit hipertensi/tekanan darah tinggi.

Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :-

Keluhan – keluhan utama : pasien mengeluhkan lutu sangat nyeri apabila saat ingin melakukana aktivitas
atau pada saat bangun tidur.

Pengetahuan / pemahaman dan penetalaksanaan masalah kesehatan tentang status kesehatannya saat ini :-

Derajat Keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan diagnosa medis :-

Obat – Obatan

Nama obat :
Dosis obat :
Bagaimana / kapan menggunakannya :
Dokter yang menginstruksikan :
Tanggal resep :

Masalah –masalah berkaitan dengan konsumsi obat

Defisit :
Efek samping yang tidak menyenangkan :
Persepsi keefektifan obat :
Kesulitan memperoleh obat :

Riwayat Alergi

Obat – obatan :
Makanan :
Alergen :
Faktor –faktor lingkungan :
Nutrisi
Ingat kembali diet 24 jam (termasuk masukan cairan), diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan :

Riwayat peningkatan / penurunan berat badan :

Pola konsumsi makanan (mis: frekuensi sendiri atau dengan orang lain :

Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (mis: pendapatan tidak adekuat, daya serap lambat,
masalah menelan / mengunyah, stress emosional :

Kebiasaan :

9. Status Kesehatan
Masa Lalu
Penyakit masa kanak-kanak : -

Penyakit serius kronik : -

Trauma :-

Perawatan di rumah sakit ( catat alasan masuk , tanggal, tempat,durasi, dokter) :-

Operasi ( perhatikan jenis, tanggal, tempat, alasan operasi, dokter) :-

Riwayat obstetric :-

10. Riwayat
Keluarga
Gambarlah silsilah keluarga (min:3 generasi ,disertai keterangan,)
Survey hal berikut ini :

Kanker :-
Diabetes Melitus :-
Penyakit Jantung :-
Hipertensi :
Gangguan Kejang :-
Penyakit Ginjal :-
Arthritis :
Alkoholisme :-
Masalah Kesehtan Mental :-
Anemia :-

11. Tinjauan
Sistem
Beri tanda cek pada YA atau TIDAK untuk setiap gejala, termasuk analisa gejala penuh pada respon
positif pada akhir setiap sistem.
Umum Ya Tidak
Kelelahan
Perubahan berat badan setahun yang lalu
Perubahan nafsu makan
Demam
Keringat malam
Kesulitan tidur
Sering pilek infeksi
Penilaian diri terhadap seluruh status kesehatan
Kemampuan untuk melakukan AKS (aktifitas kehidupan sehari-
hari)
Lesi/luka
Pruritus
Perubahan pigmentasi
Perubahan tekstur
Perubahan nevi
Sering memar
Perubahan rambut
Perubahan kuku
Katimumul pada jari-jari kaki, kalus
Pemajanan lama terhadap matahari
Pola penyembuhan lesi, memar

Hemoptik Ya Tidak
Pendarahan memar
Pembengkakan klenjar limfe
Anemia
Riwayat tranfusi darah

Kepala Ya Tidak
Sakit kepala
Trauma berarti pada masa lalu
Pusing
Gatal kulit kepala
Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan
Kaca mata/lensa kontak
Nyeri
Air mata berlebihan
Pruritus
Bengkak sekitar mata
Floater
Diplopia
Kabur
Fotopubia
Skotomata
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan paling akhir
Tanggal pemeriksaan glukoma paling akhir
Dampak pada penampilan AKS

Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran
Rabas
Tinitus
Vertigo
Sensivitas pendengaran
Alat-alat prostesa
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan akhir
Kebiasaan perawatan telinga
Dampak pada penampilan AKS

Leher Ya Tidak
Kekakuan
Nyeri/nyeri tekan
Benjolan massa
Keterbatasan gerak

Mulut dan Tenggorokan Ya Tidak


Sakit tenggorokan
Lesi/ulkus
Serak
Perubahan suara
Kesulitan menelan
Pendarahan gusi
Karies/sudah tanggal
Alat-alat prostesa
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan gigi terakhir
Pola menggosok gigi
Pola flossing
Masalah dan kebiasaan membersihkan gigi palsu
Hidung dan Sinus Ya Tidak
Rinorea
Rabas
Epistaksis
Obstruksi
Mendengkur
Nyeri pada sinus
Drip postnatal
Alergi
Riwayat infeksi
Penilaian dari kemampuan olfaktori

Payudara Ya Tidak
Benjolan massa
Nyeri/nyeri tekan
Bengkak
Keluar cairan dari puting susu
Perubahan pada puting susu
Pola pemeriksaan payudara sendiri
Tanggal dan hasil mammograf paling akhir

Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada
Palpitasi
Sesak nafas
Disipnea pada aktifitas
Disipnea noktural proksimal
Murmur
Edema
Varises
Kaki timpang
Parestesia
Perubahan warna kaki

Pernafasan Ya Tidak
Batuk
Sesak nafas
Hemoptisis
Sputum
Mengi
Asma / alergi pernafasan
Tanggal dan hasil pemeriksaan sianar X dada terakhir
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia
Tidak dapat mencerna
Nyeri ulu hati
Mual muntah
Hematemesis
Perubahan nafsu makan
Intoleran makanan
Ulkus
Nyri
Ikterik
Benjolan massa
Perubahan kebiasaan defekasi
Diare
Konstipasi
Melena hemoroid
Pendarahan rectum
Pola defekasi biasanya

Perkemihan Ya Tidak
Disuria
Menetes
Ragu-ragu
Dorongan
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri saat berkemih
Batu
Infeksi

Genitoreproduksi wanita Ya Tidak


Lesi
Rabas
Disparenuria
Pendarahan pasca sanggama
Nyeri pelvic
Sistole/rektokel/prolaps
Penyakit kelamin
Infeksi
Masalah aktifitas seksual
Riwayat menopause
Tanggal dan hasil pap paling akhir
GRPA
Genitoreproduksi pria Ya Tidak
Disuria
Frekuensi memetes
Ragu-ragu
Dorongan
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkotinensia
Nyeri saat berkemih
Batu
Infeksi

Muskuluskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian
Kekakuan
Pembengkakan sendi
Deformitas
Spasme
kram
Kelemahan otot
Masalah cara berjalan
Nyri punggung
Protesa
Pola kebiasaan latihan
Dampak pada penampilan AKS

Sistem endokrin Ya Tidak


Intoleran panas
Intoleran dingin
Goiter
Pigmentasi kulit/tekstur
Perubahan rambut
Polifagia
Polidipsia
Poliuria

Sistem saraf pusat Ya Tidak


Sakit kepala
Kejang
Sinkope/serangan jantung
Paralisis
Paresis
Masalah koordinasi
Tie/tremor/spasme
Paratesia
Cedera kepala
Masalah memori
Psikososial Ya Tidak
Cemas
Depresi
Insomnia
Menangis
Gugup
Takut
Masalah dalam mengambil keputusan
Kesulitan dalam berkosentrasi
Pernyataan perasaan umum mengenal kepuasan/frustasi
mekanisme koping yang biasa
Stress saat ini
Masalah dalam kematian
Dampak penampilan AKS
DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny. S Dx. Medik : ARTRITIS REUMATOID (AR)
Umur : 72 thn Ruangan : PERAWATAN SAKURA
Jenis Kelamin : PR Tanggal : 23/2/2022
DATA OBYEKTIF
DATA SUBYEKTIF

- Klien mengatakan nyeri pada bagian lutut


- Klien tampak meringis
- Klien mengatakan nyeri dirasakan terus
- Klien Nampak memegangi bagian yang
menerus seperti tertekan
sakit
- Mengeluh kemampuan beraktivitas
- Klien Nampak gelisah[
menurun
- Skala Nyeri 7/10
- Mengeluh sering terjaga
- Tampak mata lelah
- mengeluh tidak puas tidur
- Tampak sering menguap
- Mengeluh polah tidur berubah
- TD : 120/ 120 mmHg
- Mengeluh istirahat tidak cukup
- Suhu: 36,0ºc
- Nadi: 110 x/menit
P : 24 x/menit

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S Dx. Medik : ARTRITIS REUMATOID (AR)


Umur : 72 thn Ruangan : PERAWATAN SAKURA
Jenis Kelamin : PR Tanggal : 23/2/2022
No DATA ETIOLOGI MASALAH
. KEPERAWATA
N
1 2 3 4
1. DS:
 Agen pencedera NYERI AKUT
- Klien mengatakan
fisiologis ( mis.
nyeri pada bagian
Inflamasi, iskemia,
lutut
neoplasma)
- Klien mengatakan
 Agen pencedera
nyeri dirasakan terus
kimiawi ( mis.
menerus seperti Terbakar, bahan
tertekan kimia iritan)
 Agen pencedera
DO: fisik
( mis. Abses, amputasi,
- Klien tampak
terbakar, terpotong,
meringis
mengangkat berat,
- Klien Nampak prosedur operasi,
memegangi bagian trauma, latihan fisik
yang sakit berlebihan)
- Klien Nampak
gelisah
- Skala Nyeri 7/10

DS : 1. tidak familiar GANGGUAN


dengan peralatan POLA TIDUR
- Mengeluh tidur

kemampuan 2. kurang control

beraktivitas menurun tidur


3. kurang privasi
- Mengeluh sering
terjaga
- mengeluh tidak puas
tidur
- Mengeluh polah
tidur berubah
- Mengeluh istirahat
tidak cukup
DO:
- Tampak mata lelah

- Tampak sering
menguap
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S Dx. Medik : ARTRITIS REUMATOID (AR)


Umur : 72 thn Ruangan : PERAWATAN SAKURA
Jenis Kelamin : PR Tanggal : 23/2/2022
No DIAGNOSA TGL TGL
. KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
1. 22/2/2022
Nyeri berhubungan dengan
agen pencedera fisik

2 Gangguan Pola tidur 22/2/2022


berhubungan dengan kurang
control tidur
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S Dx. Medik : ARTRITIS REUMATOID (AR)
Umur : 72 thn Ruangan : PERAWATAN SAKURA
Jenis Kelamin : PR Tanggal : 23/2/2022
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
2 3 4
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dengan agen injuri intervensi keperawatan Tindakan observasi :
fisik ditandai dengan selama 2×24 jam maka - Indentifikasi
DS: diharapkan nyeri lokasi,karekteristi,durasi,frekuens
berkurang dengan i,kualitas, intensitas nyeri
- Klien mengatakan
Kriteria Hasil: - Identifikasi skala nyeri
nyeri pada bagian - klien mengatakan nyeri pada - Identifikasi pengaruh nyeri pada
lutut luka operasi berkurang kualitas hidup
dengan skala nyeri 0-1 Tindakan terapeutik :
- Klien mengatakan - mampu mengontol nyeri - Berikan bantalan flotasi di bawah
nyeri dirasakan terus - rasa nyeri berkurang bokong saat duduk
- wajah pasien tampak rileks. - Berikan teknik nonfarmakologis
menerus seperti
Menyatakan rasa untuk mengurangi rasa nyeri
tertekan - Kontrol lingkungan yang
nyaman setelah nyeri
memperbesar rasa nyeri
berkurang - Fasilitasi istirahat dan tidur
DO: Tindakan edukasi
- Jelaskan penyebab,periode dan
- Klien tampak pemicu nyeri
meringis - Jelasken strategi meredahkan
nyeri
- Klien Nampak - Anjurkan menggunakan analgetik
memegangi bagian secara tepat
Tindakan kolaborasi
yang sakit Kolaborasi pemberian analgetik
- Klien Nampak gelisah
- Skala Nyeri 7/100

Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan Tindakan observasi


berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas dan
kurang control tidur selama 1x24 jam, maka tidur
ditandai dengan : gangguan pola tidur 2. Identifikasi factor penganggu
DS: membaik ditandai tidur
- Mengeluh dengan: 3. Identifikasi obat yang
kemampuan - Kemudahan melakukan dikomsumsi

beraktivitas menurun aktivitas sehari-hari Tindakan terapeutik

- Mengeluh sering meningkat 1. Lakukan prosedur untuk


- Kecepatan berjalan meningkatkan kenyamanan
terjaga
meningkat 2. Fasilitasi menghilangkan stress
- mengeluh tidak puas
- Kekuatan tubuh bagian atas sebelum tidur
tidur
meningkat 3. Tetapkan jdwal tidur rutin
- Mengeluh polah tidur
- Kekuatan tubuh bagian 1. Tindakan Edukasi
berubah
bawah meningkat 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
- Mengeluh istirahat - Keluhan lelah menurun selama sakit
tidak cukup - Perasaan lemah menurun 2. Anjrukan menepati kebiasaan
- Frekuensi nadi membaik tidur waktu tidur
DO: - Warna kulit membaik
- Tampak mata lelah
- Tekanan darah membaik
- Tampak sering
menguap

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S Dx. Medik : ARTRITIS REUMATOID (AR)


Umur : 72 thn Ruangan : PERAWATAN SAKURA
Jenis Kelamin : PR Tanggal : 24/2/2022
No. Jam
Diagnos Implementasi Evaluasi
a

1
09.
00
- Monitor tanda-tanda vitasl
S : klien masih
Hasil : TD 120/80 mengeluh nyeri bagian
Suhu: 36,5, Pernapasan: 21 x/menit perut kanan bawah
- Identifikasi lokasi, frekuensi nyeri O: TD: 100/80, Skala
Hasil : didapatkan lokasi nyeri pada nyeri 5, klien tampak
bagian perut lutut memgangi area nyeri
- Identifikasi skala nyeri A : Masalah belum
Hasil : didapatkan skala nyeri 5 teratasi

- Atur posisi nyaman P : Lanjutkan

Hasil : didapatkan pasien merasa intervensi

nyaman
- Anjurkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri
Hasil : pasien merasa rileks

10.00 - Identivikasi pola aktivitas


dan tidur
Hasil: Pasien mengatakan
sulit tidur pasien S: Pasien mengatakan
mengerti, pasien
- Jelaskan pentingnya istirahat yang
mengatakan jadwal
cukup selama sakit
tidur yang diinginkan
Hasil: Pasien mengatakan
dan rutin
mengerti
melakukannya
- Terapkan jadwal tidur yang rutin
O:. Pasien tampak
Hasil: pasien mengatakan
mengerti dan Pasien
jadwal tidur yang diinginkan
tampak membaik
dan rutin melakukannya
A: Masalah teratasi
P: hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai