OLEH :
KELOMPOK I
KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis program PHBS pada tatanan institusi
pendidikan di Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus.
b. Tujuan Khusus
1.Mengetahui kesenjangan antara program PHBS pada tatanan institusi pendidikan
di Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus dengan program kerja puskesmas
secara nasional
2.Mengetahui kendala dan hambatan dalam melaksanakan program PHBS pada
tatanan institusi pendidikan di Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus
3.Mengetahui bagaimana Strength (kekuatan) untuk tiap-tiap program PHBS pada
tatanan institusi pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Gandus
4.Mengetahui bagaimana Weakness (kelemahan) untuk tiap-tiap program PHBS
pada tatanan institusi pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Gandus
5.Mengetahui bagaimana Opportunity (kesempatan) untuk tiap-tiap program PHBS
pada tatanan institusi pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Gandus
6.Mengetahui bagaimana Threathened (ancaman) untuk tiap-tiap program PHBS
pada tatanan institusi pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Gandus
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut
yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa
kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru
Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang
bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan
disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya
sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter
Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya
ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap
kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter
secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat
memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga
tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman
secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan
kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari
kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama
Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok.
Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya
darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati).
sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan
rokok.
psikis pemakainya.
tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi,
gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser,
wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung
air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-
nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit
akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah.
Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu
minggu sekali.
angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir
saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang
air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi
bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada
disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat
menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya.
Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah
yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan.
Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk
perempuan.
sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa
berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan,
air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air
limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan
buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan
kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan
membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain
membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan
tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan
penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran
yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik,
non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap
pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah
menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang
dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui
standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa
Bidang terpadu
Merujuk kasus-kasus bayi dan balita tertentu dengan pelayanan
KIA melalui kunjungan rumah perkesmas
Deteksi Dini Pemeriksaan status kesehatan ibu hamil Dokter, Bidan desa,
Pemeriksaan kadar HB BDD, dan petugas
laboratorium
II.7.4. Pelayanan Masa Nifas Pasca Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Perlindungan Pemberian suplemen tablet besi folat / tablet Bidan dan TPG
khusus tambah darah.
Pemberian kapsul minyak beryodium (untuk
daerah endemik berat dan sedang).
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.
Pemberian vaksin polio pada bayi baru lahir.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KIA KB
DI PUSKESMAS TEBING GERINTING
Kegiatan KIA KB di Puskesmas Tebing Gerinting yang diperoleh dari Rencana Kegiatan
Harian Bidan yaitu :
1. Pembinaan/ Penyuluhan
a. Posyandu
Jadwal Posyandu di Puskesmas Tebing Gerinting
No. Nama Desa Waktu Pelaksanaan
Posyandu
1. Mawar Sukaraja Baru Hari Rabu Minggu Pertama
2. Asoka I Tebing Gerinting Utara Hari Rabu Minggu Pertama
3. Anggrek Tebing Gerinting Selatan Hari Rabu Minggu Pertama
4. Melati Sukaraja Lama Hari Jumat Minggu Pertama
5. Flamboyan Mandi Angin Hari Senin Minggu Kedua
6. Cempaka Tebing Gerinting Selatan Hari Rabu Minggu Kedua
7. Asoka II Tebing Gerinting Utara Hari Kamis Minggu Pertama
8. Kenanga Meranjat Ilir Hari Selasa Minggu Keempat
9. Dahlia Meranjat I Hari Selasa Minggu Keempat
10. Alamanda Meranjat II Hari Selasa Minggu Keempat
11. Nusa Indah Arisan Gading Hari Rabu Minggu Ketiga
12. Bougenville Meranjat III Hari Jumat Minggu Ketiga
13. Teratai Tanjung Lubuk Hari Kamis Minggu Ketiga
14. Kamboja Tanjung Dayang Utara Hari Kamis Minggu Ketiga
15. Anyelir Tanjung Dayang Selatan Hari Kamis Minggu Ketiga
16. Aster Beti Hari Kamis Minggu Ketiga
b. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
c. Bintek Bidan desa
d. GSI (Gerakan Sayang Ibu)
2. Pelayanan
a. Posyandu
b. Posbindu
c. Rekapitulasi Laporan
d. KIA/KB Puskes
e. Penimbangan dan Imunisasi
3. Pertemuan
a. Tk. Puskes
b. Tk. Kecamatan
c. Tk. Desa
d. Dinas Kabupaten
e. IBI Kabupaten
f. IBI Ranting
Yang ada di ruang KIA dan KB :
1. Kantong Persalinan
2. Peta sasaran tiap desa
3. Peta wilayah/ peta desa
4. Protap-protap yaitu pelaksanaan ibu bayi dan resiko, GSI, remaja hamil, santun
lansia, tindik pada bayi dan anak, peningkatan kesehatan ibu, ISPA, pencegahan
infeksi, klinik MTBS, diare, balita sakit, pelayanan KB dan ANC.
Secara umum kegiatan KIA KB di Puskesmas Tebing Gerinting hampir sama dengan
Puskesmas lain yaitu :
1. Pembinaan dan pemantauan kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas
2. Pelayanan ibu hamil dan nifas
3. Pelayanan Keluarga Berencana
4. Pelayanan Imunisasi
5. Klinik MTBS
6. Klinik Laktasi
Namun kegiatan yang tampak belum ada yaitu :
1. Persalinan / pendampingan persalinan
2. Pelayanan gawat darurat kebidanan dan neonatal
3. Pelayanan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak usia pra sekolah di
taman kanak-kanak.
Petugas kesehatandi ruang KIA KB dimana ada 15 orang bidan berpendidikan DIII.
Beberapa orang dari petugas tersebut telah mengikuti pelatihan dan lebih dari 5 orang
mempunyai pengalaman lebih dari 5 tahun.Menurut pengamatan kami pengunjung KIA
KB tampak sepi, bahkan menurut Petugas KIA KB (Bidan) kadang dalam 1 minggu
hanya ada 1-2 orang pengunjung KIA KB. Jarak Puskesmas yang jauh juga menjadi
faktor sepinya pengunjung dari jalan raya kedalam Puskesmas berjarak 1,8 km.
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Strength
Adanya petugas kesehatan yang fokus terhadap program KIA KB dimana jumlah
petugas KIA KB yang ada berjumlah 15 orang bidan berpendidikan DIII. Beberapa
orang dari petugas tersebut telah mengikuti pelatihan dan lebih dari 5 orang
mempunyai pengalaman lebih dari 5 tahun. Disamping itu, sarana dan prasarana yang
tersedia telah memadai diantaranya berupa alat-alat kontrasepsi yang cukup lengkap,
alat-alat pemeriksaan kehamilan, kantong persalinan, peta sasaran tiap desa, peta
wilayah/ peta desa, protap-protap yaitu pelaksanaan ibu bayi dan resiko, GSI, remaja
hamil, santun lansia, tindik pada bayi dan anak, peningkatan kesehatan ibu, ISPA,
pencegahan infeksi, klinik MTBS, diare, balita sakit, pelayanan KB dan ANC.
b. Weakness
Lokasi Puskemas yang sulit dijangkau (1,8 km dari jalan raya) membuat pengunjung
Puskesmas terutama ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi dan balita jarang
memeriksakan kesehatan dirinya dan bayi-balita nya ke Puskesmas. Selain itu, terlalu
luasnya cakupan wilayah kerja Puskesmas Tebing Gerinting yaitu 9726 Ha, yang
meliputi 14 Desa membuat petugas Puskesmas terutama petugas KIA KB sedikit
kesulitan dalam memantau kesehatan ibu hamil dan bayi-balita yang ada di wilayah
kerjanya. Tidak adanya dokter yang selalu siaga bertugas di Puskesmas juga
menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas
berkurang. Merujuk kepada program KIA KB yang terdapat pada buku pedoman
program Puskesmas, pada Puskesmas Tebing Gerinting ini masih belum digalakkan
kegiatan – kegiatan program KIA KB sebagai berikut:
a. Persalinan / pendampingan persalinan
b. Pelayanan gawat darurat kebidanan dan neonatal
c. Pelayanan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak usia pra
sekolah di taman kanak-kanak.
c. Opportunity
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan kinerja petugas dalam melaksanakan
program KIA KB di Puskesmas Tebing Gerinting diantaranya adalah adanya acuan
program Puskesmas dari Departemen Kesehatan Tingkat Propinsi di Sumatera
Selatan berupa program Sumsel Sehat 2010 dan Palembang Sehat 2008, adanya
dukungan dari masyarakat yang berperan aktif misalnya di Desa Tebing Gerinting
ada Pokjakes Pelangi I dan II. serta adanya dukungan dari pemerintah daerah
setempat terhadap suksesnya program ini melalui BKKBN. Mahasiswa PSIK FK
UNSRI yang sedang praktek di wilayah kerja Puskesmas Tebing Gerinting yang
meliputi daerah Tebing Gerinting Utara, Tebing Gerinting Selatan, dan Tanjung
Lubuk selama 2,5 bulan mendapat tugas secara bergilir untuk dinas di Puskesmas
guna membantu meningkatkan kinerja Puskesmas, termasuk dalam kegiatan program
KIA KB. Selama berdinas, mahasiswa diwajibkan mengikuti setiap program
Posyandu yang rutin diadakan setiap bulannya oleh Puskesmas dan memberikan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan sehingga membuat hasil kinerja petugas KIA
KB menjadi lebih maksimal.
d. Threathened
Banyaknya jumlah bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas sebesar 1695 jiwa
tidak sebanding dengan jumlah petugas yang turut andil dalam pelaksanaan program
KIA KB sehingga sedikit mengalami kesulitan dalam pengembangan program KIA
KB.
Selain itu, peran serta aktif ditunjukkan oleh setiap kader Posyandu dan Pokjakes
dalam setiap kegiatan KIA KB yang diselenggarakan di wilayah mereka tampak
kader posyandu di tiap desa berperan aktif melalui kegiatan penimbangan dan
pencatatan misalnya di Desa Tebing Gerinting ada Pokjakes Pelangi I dan II.
Mahasiswa PSIK FK Unsri yang berdinas di Puskesmas membantu dalam
penyelenggaraan penyuluhan program KIA KB.
d. Threathened
Ada banyak ibu hamil dan bayi-balita di wilayah kerja Puskesmas Tebing Geriting
yang penyebarannya tidak merata menyebabkan kesulitan dalam membina dan
memantau keadaan kesehatan ibu dan anak.
d. Threathened
Adanya ibu-ibu yang tidak dapat menyusui anaknya karena produksi ASI yang
minimal dan tidak adanya pemberian pengetahuan tentang perawatan payudara.
BAB VI
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Analisa SWOT dari keseluruhan PROGRAM KIA KB yaitu:
a. Strength
• Adanya petugas kesehatan yang fokus terhadap program KIA KB
• Adanya sarana dan prasarana yang memadai
• Petugas KIA KB berjumlah 15 orang bidan
• Adanya mahasiswa PSIK FK UNSRI yang sedang praktek di wilayah kerja
Puskesmas Tebing Gerinting
b. Weakness
• Lokasi Puskemas sulit dijangkau (1,8 km dari jalan raya)
• Terlalu luasnya cakupan wilayah kerja Puskesmas Tebing Gerinting
• Dokter yang bertugas di Puskesmas jarang ada di Puskesmas
• Belum adanya kegiatan – kegiatan berikut di program KIA KB :
1. Persalinan / pendampingan persalinan
2. Pelayanan gawat darurat kebidanan dan neonatal
3. Pelayanan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak usia pra
sekolah di taman kanak-kanak.
c. Opportunity
• Adanya acuan program Puskesmas dari Departemen Kesehatan Tingkat Propinsi
di Sumatera Selatan
• Adanya dukungan dari masyarakat yang berperan aktif
• Adanya dukungan dari pemerintah
d. Threathened
Ada banyak bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas yaitu 1695 jiwa
IV.2. Saran
1. Perbanyak kegiatan di luar Puskesmas karena jarak Puskesmas yang jauh
menyebabkan penduduk malas ke Puskesmas
2. Membuat posko tumbuh kembang bayi dan balita dengan bekerjasama dengan
tiap Pokjakes dan Kader-Kader di tiap desa.
3. Membuat jadwal penyuluhan secara rutin untuk tiap-tiap program
4. Mengajarkan stimulasi tumbuh kembang balita di tiap posko tumbang tiap desa
DAFTAR PUSTAKA
Dep Kes RI. 2002. Pedoman Kerja Puskesmas. Jakarta; Departemen Kesehatan RI
Puskesmas Tebing Gerinting. 2007. Profil Puskesmas Tebing Gerinting. Indralaya; Tidak
diterbitkan