Anda di halaman 1dari 11

Mata kuliah : Terapi Komplomenter Dalam Keperawatan

Dosen : Tasnim,S.Kep.Ns.MM

TERAPI KOMPLOMENTER DALAM KEPERAWATAN

Di Susun Oleh kelompok 2 :

1. CAHYA FARHANI ALIAS NIM: P00220217006


2. DEBY WIDYANINGSIH NIM: P00220217007
3. AYU GITA NIM : P0022021700

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

POLTEKKES KEMENKES PALU

TA. 2018/2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 3

BAB I ............................................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4

B. Tujuan ............................................................................................................................................... 5

BAB II .......................................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6

A. Pengertian terapi koplomenter .......................................................................................................... 6

B. Tujuan terapi komplomenter ............................................................................................................. 6

C. Macam-macam terapi komplomenter ............................................................................................... 6

D. Terapi komplomenter yang digunakan di Indonesia ......................................................................... 9

BAB III....................................................................................................................................................... 10

PENUTUP.................................................................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Terapi
komplomenter dalam Keperawatan yang telah membimbing kami sehingga kami mampu
menyelesaikan pembuatan makalah kami dengan judul “Macam-Macam Terapi
Komplomenter”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis,
11 September 2019

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat
menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan
tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi
memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya
terapi komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale, Roger,
Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level
pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam
pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002).
Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta
orang yang mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain
menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari
33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder &
Lindquis, 2002).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah
satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni
dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena
klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan
kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi
efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi
komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang
terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun
perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith
et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan
klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi
komplementer.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi terapi komplementer
2. Untuk mengetahui tujuan terapi komplomenter
3. Untuk mengetahui macam-macam terapi komplomenter
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian terapi koplomenter


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer di negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara.
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. (Andriana, dana;
2013)

B. Tujuan terapi komplomenter


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan
untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta perawatan yang tepat.
(Exka Saputra, 2013)

C. Macam-macam terapi komplomenter


Macam dan jenis terapi alternatif dan komplementer sangatlah banyak. Setiap negara,
budaya dan keyakinan agama tertentu mempunyai jenis terapi tertentu, sebagai contoh di
india ada yang namanya terepi ayuverda, di indonesia ada jamu dan pijat, di cina ada
akupunktur dan sebagainya. Dengan banyaknya macam terapi alternatif dan
komplementer maka di amerika mulai didirikan sebuah organisasi yang mengatur terapi
komplementer dan alternatif namanya adalah NCCAM. National Center for
Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM).Organisasi ini membuat klasifikasi
dari berbagai terapi dan sistem pelayanan komplementer dan alternatif dalam lima
kategori.
1. Sistem alternative medis
sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis,
misalnya :
a. Akupuntur : suatu metode tradisional china yang menghasilkan analgesia atau
perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan jarum tipis di sepanjang
rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian. Manipulasi jarum langsung pada
meridian energi akan mempengaruhi organ internal dalam dengan pengalihan qi
(shi).
b. Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di India sejak
abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal, obat pencahar, dan
minyak gosok untuk mengobati penyakit.
c. Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari pada teori bahwa
penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil substansi yang
pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti penyakit. Substansi yang
dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan alami, hewan,
atau substansi mineral.
d. Praktik Amerika Latin : sistem medis curanderismo, di mana memasukan suatu
model humonal untuk mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-obatan, dan
penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.
e. Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan pembersihan, obat-obatan
herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh untuk menanyakan
petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada individu).
f. Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada makanan alami,
cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan menghindari
pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami tubuh. Pengobatan
menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu pengetahuan diagnostik
terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-tumbuhan).
2. Sistem intervensi jiwa raga
a. Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik emosional,
meningkatkan kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak
dikatakan dan disadari klien tentang penyakit mereka.
b. Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan individu dengan
informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom tubuh, seperti
tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak, melalui
penggunaan alat-alat.
3. Terapi secara biologic
a. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan
kecuali ikan) Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker.
Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang
tidak diawetkan.
b. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi
seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia,
penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan
penyakit arteri koroner.
c. European phytomedicines : produk yang dikembangkan di bawah kontrol
kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus
secara profesional dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang
telah diteliti dengan baik adalah gingko biloba, susu dari tanaman liar, dan
bilberry.
d. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman obat,
banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan sebagai tulang
belakang pengobatan.
e. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah digunakan lebih
dari 2000 tahun.
4. Terapi dengan manipulative tubuh dan terapi energy
a. Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan digital dalam cara
tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri,
menghasilkan analgesia, atau mengatur fungsi tubuh.
b. Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan manipulasi kolumna
spinalis dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.
c. Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang
baik melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik ini mengintegrasikan
pemahaman fisika tentang pola pergerakan tubuh dengan kewaspadaan
seseorang dalam mempelajari gerak, sikap, dan interaksi.
d. Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan, dan meditasi
untuk membersihkan, memperkuat, dan sirkulasi energi dan darah kehidupan
yang penting. Terapi merangsang sistem imun dan mempertahankan
keseimbangan internal dan eksternal.
e. Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan, atau
meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot, dan relaksasi.
f. Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk
membuat hubungan, menunjukan penerimaan, dan memberikan penghargaan.

D. Terapi komplomenter yang digunakan di Indonesia


Di Indonesia ada 3 jenis tehnik pengobatan komplementer yang telah di terapkan oleh
Derpartemen Kesehatan untuk di Integrasikan ke dalam pelayanan konvensional yaitu
1. Akupuntur Hiperbarik
Dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.
2. Terapi Hiperbarik
Yaitu suatu metode terapi dimana pasien di masukan ke dalam sebuah ruangan yang
memiliki tekanan udara atmosfir normal, lalu di beri pernafasan oksigen murni (100%)
3. Terapi herbal medic
Yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alami baik berupa herbal terstandar dalam
kegiatan pelanyanan penelitian maupun berupa fitofarmaka.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. (Andriana,
dana; 2013).
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan
untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta perawatan yang tepat.
(Exka Saputra, 2013)

B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Benson H. 1975. The Relaxtion Respone. New York : Avon.


2. Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing. Edisi 2. Prentice
Hall.
3. Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
4. Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice, Sudbury, Mass,
2006, Jones & Battlett.

Anda mungkin juga menyukai