Anda di halaman 1dari 54

HLAMAN JUDUL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KUALITAS HIDUP PASIENGAGAL GINJAL
KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS
DIRSUPPROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

Proposal
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh :

Viradisty RaheliaRawung
NIM:106011610093

UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
OKTOBER, 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas begitu besar

berkat, kasih, kekuatan, kesehatan, serta perlindungan yang telah diberikan

sehingga dapat menyertai penyusunan proposal dengan judul : “Hubungan

Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang

menjalani Hemodialisisdi RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado”.

Dalam proses penelitian penyusunan proposal ini banyak pihak terlibat

dengan memberikan jasa dan budi baik sebagai individu maupun sebagai

perwakilan institusi, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

terima kasih dan apresiasi kepada:

1. Lovely G. Sepang MSN., M.K.M sebagai Dekan Fakultas keperawatan

Universitas Klabat yang senantiasa memberikan motivasi yang membangun

berupa dorongan dan semnagat selama penyusunan proposal ini.

2. Ailine Y. Sanger BSN., MSN sebagai Ketua Program Studi Keperawatan

Universitas Klabat, dosen mata kuliah Baby Thesis yang selalu

membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian proposal ini.

3. Ns. Elisa Anderson, S.Kep., M.Kep sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, dalam memberikan saran, nasehat, masukkan,

dukungan, dan motivasi yang terbaik dalam penulisan proposal ini.

4. Ns. Ellen Padaunan, S.Kep., M.Kep sebagai ketua penguji yang telah

banyak memberikan saran, masukkan dan petunjuk yang bermanfaat guna

memperbaiki penyusunan proposal ini.

ii
5. Ns. Angelia Tendean, S.Kep., sebagai anggota penguji yang telah banyak

memberikan saran, masukkan dan petunjuk yang bermanfaat guna

memperbaiki penyusunan proposal ini.

6. Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep., M.Kes yang menjadi konsultanstatistik

yang telah membantudalampemilihan dan penentuanrumus dan

memberikanarahan yang bermanfaat.

7. Ns. Andreas Rantepadang, S.Kep., M.Kep selaku dosen mata kuliah

Metodologi Riset Keperawatan yang telah memberikan arahan dan masukan

dalam pemilihan judul.

8. Sekretaris Fakultas Keperawatan yang telah membantu dalam pembuatan

surat-surat dalam penelitian.

9. Mama Hesty, Papa Oldy, Adik Ito beserta keluarga yang selalu memberikan

motivasi dan bantuan finansial sehingga penyusunan proposal dapat

diselesikan tepat pada waktunya.

10. Chand, Boye, Devid, Gredy, Naldo, Ka Alva, Syalom, Gaby, Eci, Pia,

Praysi, Lady, Wina, Nia, Indah, Beverly, Virgin yang selalu membantu dan

memberikan motivasi dalam pembuatan proposal ini.

11. Semua pihak yang yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

berkontribusi terhadap penyusunan proposal ini.

Kiranya dapat bermanfaat dan peneliti juga menyadari bahwa dalam

pembuatan proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

iii
Airmadidi, 15 Oktober 2019

Peneliti

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang Masalah........................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................4
Tujuan Penelitian..................................................................................5
Kegunaan Penelitian..............................................................................5
Cakupan dan Batasan Penelitian...........................................................6
Definisi Operasional Dalam Penelitian.................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8


Gagal Ginjal Kronik..............................................................................8
Hemodialisis........................................................................................10
Kualitas Hidup....................................................................................12
Dukungan Keluarga............................................................................16
Kerangka Konseptual..........................................................................20
Hipotesa Penelitian..............................................................................21

iv
BAB III METODELOGI PENELITIAN...............................................................21
Desain Penelitian.................................................................................21
Analisa Data........................................................................................22
Populasi dan Sampel...........................................................................23
Instrumen Penelitian............................................................................23
Proses Pengumpulan Data...................................................................26
Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................27
Pertimbangan Etika Dalam Penelitian................................................30
Keterbatasan Penelitian.......................................................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

DAFTAR GAMBA

v
Gambar 1. Kerangka Konseptual...........................................................................21

Gambar 2. Rancangan Penelitian Cross Sectional.................................................23

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Intepretasi Koefesien Korelasi......…………………………………..25


Tabel 2 Kualitas Hidup……………………………………………………....27
Tabel 3 Kisi-Kisi Kualitas Hidup……………………………………………27
Tabel 4 Dukungan Keluarga…………………………………………………28
Tabel 5 Kisi-Kisi Kualitas Hidup……………………………………………28

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Lembar Konsultasi

Lembar Konsultasi Pembimbing Skripsi……………………….. 36

Lembar Konsultasi Statistik…………………………………….. 37

Lampiran B Korespondensi…….………………………………………..........38

Lampiran C Instrumen Penelitian……………………………………………..4

vii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Gagal Ginjal Kronik adalah keadaan dimana ginjal mengalami penurunan

fungsi hingga tidak dapat membuang zat toksin, sisa metabolisme dalam darah

dan tidak dapat memproduksi urin, ini berlangsung lebih dari 3 bulan[ CITATION

Bla14 \l 1033 ]. Sebanyak 98 % penderita gagal ginjal kronik menjalani terapi

hemodialisis, biasanya dilakukan 2 sampai 3 kali seminggu selama 4-5 jam yang

bertujuan untuk mengeluarkan sisa metabolisme, dan cairan tubuh dari peredaran

darah melalui membran semipermeable [ CITATION Reg16 \l 1033 ].

Hemodialisis dapat menimbulkan komplikasi seperti perubahan fisik, mual

& muntah, edema ekstrimitas, kejang, hipotensi intradialisis, disequilibrium,

stress, dan depresi[ CITATION Wil14 \l 1033 ]. Keadaan pasien yang menjalani

terapi hemodialisis serigkali mengalami penurunan semangat hidup karena

perubahan yang terjadi pada pasien yang harus dihadapi dan dapat berpengaruh

pada kualitas hidupnya saat menjalani hemodialisis dan menghalangi pasien untuk

beraktivitas normal seperti sebelumnya [ CITATION Bla14 \l 1033 ]. Kualitas

hidup merupakan persepsi seseorang individu yang berkaitan dengan tujuan,

harapan, standar dan kekhawatiran dilingkungan mereka tinggal mengenai kondisi

kehidupan sehari-hari [ CITATION Placeholder2 \l 12297 ].

1
Kualiatas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis menjadi masalah yang menarik untuk dicari tahu oleh profesional

kesehatan, karena masalah kualitas hidup menjadi sangat penting dalam

pemberian layanan keperawatan yang menyeluruh bagi pasien, dengan harapan

pasien dapat menjalani hemodialisis dan mampu bertahan hidup walau dengan

bantuan mesin dialysis [ CITATION Bla14 \l 1033 ]. Kualitas hidup penderita

gagal ginjal kronik dapat dipengaruhi oleh orang sekitar bahkan yang terdekat

yaitu keluarga karena keluarga menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan menentukan program pengobatan yang dapat diterima

pasien dan keluarga yang menemani pasien jika kontrol ke dokter sehingga

mampu meningkatkan kualitas hidup pasien [ CITATION Zur11 \l 1033 ].

Dukungan keluarga adalah tindakan dan penerimaan yang dilakukan oleh

anggota keluarga melalui perilaku, perlakuan, kasih sayang yang bersifat

mendukung bagi keluargannya dan bertanggung jawab dalam memenuhi

kebutuhan anggota keluarganya [ CITATION Bla14 \l 1033 ]. Sementara itu

dukungan keluarga pada pasien yang menjalani hemodialisis diharapkan lebih

baik terhadap pengaruh psikologis pada stressor lingkungan dibandingkan dengan

pasien yang tidak mendapat dukungan keluarga [ CITATION Sar15 \l 12297 ].

Prevalensi jumlah penderita penyakit gagal ginjal cenderung meningkat

dari tahun ke tahun dari data World Health Organization pertumbuhan jumlah

penderita gagal ginjal kronik di dunia pada tahun 2013 meningkat sebesar 50%

dari tahun sebelumnya dan di Amerika angka kejadian gagal ginjal kronik

meningkat sebesar 50% pada tahun 2014 dan setiap tahun 200.000 orang Amerika

menjalani hemodialisis [ CITATION Wid14 \l 1033 ].


Sedangkan menurut data dari the United States Renal Data System (2011)

menunjukkan prevalensi penderita end stage renal disease tahun 2009 di Negara

Amerika Serikat sebesar 1.811 per 1.000.000 penduduk, sementara itu di Negara

Taiwan 2.447 per 1.000.000 penduduk dan di Negara Jepang 2.205 per 1,000.000

penduduk [ CITATION Gia \l 1033 ]. Sementara itu menurut World Health

Organization negara Indonesia berada pada urutan keempat sebagai negara

dengan penderita gagal ginjal kronik terbanyak didunia dan diperkirakan akan

terus meningkat setiap tahunnya [ CITATION Dha14 \l 1033 ].

Menurut [ CITATION REG17 \l 1033 ] sekitar 77.892 pasien menjalani

hemodialisis pada tahun 2017, dan prevalensi penyakit gagal ginjal kronik di

Indonesia mengalami peningkatan dari 2,0 % pada tahun 2013 menjadi 3,8 %

pada tahun 2018, dimana provinsi Sulawesi Utara menempati urutan ke 13 dengan

presentase (3,1%) ini menyebabkan gagal ginjal kronik khusunya yang menjalani

hemodialisis memerlukan perhatian khusus [ CITATION Ris18 \l 12297 ].

Dikemukakkan dalam teori adaptasi Calista Roy manusia sebagai makhluk

biopsikososial yang utuh dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan

berbagai persoalan atau stressor sehingga memiliki mekanisme koping dalam

melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri dari

keadaan rentang sehat dan rentang sakit, keadaan lingkungan sekitarnya dan

perawat berperan dalam mengenal adapatasi diri pasien yang bertujuan untuk

meningkatkan mempengaruh status kesehatan pasien secara positif terhadap

penyakit pasien agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya[ CITATION Roy13 \l

1033 ].
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti diruangan melati

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado diketahui jumlah pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisis dari tahun 2015 sampai bulan juni tahun 2019

berjumlah 1739 pasien, dan diperkirakan dalam 3 bulan terahkir pada bulan juli

sampai bulan september jumlah pasien yang menjalani hemodialisis 457 pasien.

Dari hasil wawancara pada 10 pasien, beberapa pasien mengetahui jika aktivitas

mereka berubah drastis semenjak terdiagnosis gagal ginjal kronik dan kerumah

sakit untuk menjalani hemodialisis 2 kali seminggu karena jika terlambat

melakukan hemodialisis pasien akan mengalami komplikasi seperti sesak nafas,

maka pasien sangat membutuhkan keluarga mereka.

Merujuk pada tingginya prevalensi penderita gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis dan terdapat kesenjangan bagi pasien yang didampingi keluarga dan

pasien yang tidak didampingi keluarga saat melakukan terapi hemodialisis karena

berbagai alasan, namun belum diketahui secara pasti apakah dukungan keluarga

memiliki efek yang signifikan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisis. Terdapat penelitian dari [ CITATION Sar10 \l 1033

] yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan

keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis dan penelitian dari [ CITATION Sut18 \l 1033 ] yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.


Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang diteliti

ialah hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisis. Untuk menjawab masalah tersebut maka

dirumuskan pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Bagaimanakah gambaran dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado?

2. Bagaimana gambaran kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di

RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado?

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi dukungan keluarga

terhadap kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di

RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini meliputi empat bagian yaitu bagi Pendidikan

keperawatan, bagi masyarakat dan bagi penelitian selanjutnya, dan bagi Instistusi

Universitas Klabat.
Bagi Pendidikan Keperawatan

Berguna untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan pasien yang menjalani hemodialisis, dan mendapatkan wawasan

mengenai penyakit gagal ginjal kronik dan terapi hemodialisis.

Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan berguna bagi keluarga pasien yang menjalani

hemodialisis agar mengetahui lebih mendalam mengenai penyakit pasien, selama

melakukan hemodialisis pada pasien, dan peran keluarga dalam kualitas hidup

pasien yang melakukan terapi hemodialisis.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan lebih memperjelas membahas mengenai masalah pada pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis dan karena keterbatasan

peneliti tidak mengambil sampel penelitian untuk dijadikan responden diruangan

dahlia RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Bagi Institusi Universitas Klabat

Penelitian kiranya berguna sebagai sumber dan data awal serta bahan

bacaan diperpustakaan untuk mahasiswa yang akan mekakukan penelitian

selanjutnya. Diharapkan untuk mencari tahu lebih mendalam mengenai masalah

pada pasien yang menjalani hemodialisis.


Cakupan dan Batasan Penelitian

Cakupan dalam penelitian ini bagi semua pasien yang menjalani

hemodialisis diruangan melati RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado. Batasan

dalam penelitian ini semua pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronik

lebih dari tiga bulan dan mulai menjalani terapi hemodialisis serta bersedia

menjadi responden dengan menandatangani informed consent.

Definisi Operasional Dalam Penelitian

Gagal Ginjal Kronik

Gagal Ginjal Kronik adalah keadaan dimana organ ginjal mengalami

penurunan fungsi hingga tidak dapat bekerja seperti seharusnya dalam

penyaringan dan pembuangan zat toksin, elektrolit tubuh, dan tidak dapat

memproduksi urin ini berlangsung lebih dari tiga bulan.

Hemodialisis

Hemodialisis adalah untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun

tertentu dari peredaran darah manusia melalui membran semipermeable.

Kualitas Hidup

Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka

dalam kehidupan dimana mereka tinggal, hubungan dengan standar hidup,

harapan, kesenangan, dan perhatian.

Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah memberikan bantuan saat dibutuhkan yang

dilakukan oleh anggota keluarga melalui perilaku, perlakuan, kasih sayang dan

penerimaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai teori dan konsep yang berhubungan

dengan gagal ginjal kronik, hemodialisis, kualitas hidup, dan dukungan keluarga

yang diuraikan berdasarkan teori dan konsep, kemudian dibuat sintesis, kerangka

konseptual, dan pernyataan hipotesa.

Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan

fungsi ginjal yang menahun secara terjadi secara bertahap dan tidak dapat kembali

seperti semula [ CITATION Bru13 \l 1033 ]. Penyakit gagal ginjal kronik

disebabkan oleh organ ginjal yang tidak mampu bekerja dan mengalami

penurunan fungsi dalam hal pembuangan dan penyaringan zat kimia tubuh seperti

sodium, kalium, ureum dalam darah, tidak mampu menjaga keseimbangan cairan,

elektrolit tubuh dan tidak mampu dalam memproduksi urin [ CITATION Bla14 \l

1033 ]. Menurut [ CITATION NKF15 \l 12297 ] menjelaskan mengenai

penyakit ini yang terjadi selama satu triwulan atau lebih dengan rusaknya ginjal

dan kadar filtrasi glomerulus (LFG) < 90 mL/min/1.73 m2. Pada gagal ginjal

kronik nilai laju filtrasi glomerulus memperlihatkan keadaan organ ginjal dan

fungsi ginjal serta terapi pengobatan yang dilakukan oleh tim medis [ CITATION

Dha14 \l 1033 ].

8
9

(National Kidney Foundation, 2013) Klasifikasi penyakit gagal ginjal

kronik difokuskan pada patologi dan etiologi kerusakan ginjal dan dapat

ditentukan dari nilai GFR dengan stadiumnya, sebagai berikut :

Staadium 1: kerusakan ginjal LFG normal (LFG > 90 mL/min/1.73 m2)

Stadium 2: menurunnya LFG ringan (LFG 60-89 mL/min/1.73 m2)

Stadium 3: menurunnya LFG sedang (LFG 30-59 mL/min/1.73 m2)

Stadium 4: menurunnya LFG parah (LFG 15-29 mL/min/1.73 m2)

Stadium 5: gagal ginjal (LFG<15 mL/min/1.73 m2).

Penyebab dan faktor resiko yang menjadi pencetus penyakit gagal ginjal

kronik, yaitu pasien diabetes mellitus dan hipertensi menurut [ CITATION Riy \l

1033 ] dan 30 % pasien diabetes mellitus tipe I menderita gagal ginjal kronik dan

10-40 % pasien diabetes tipe II yang menderita gagal ginjal kronik. Penyebab

gagal ginjal kronik dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Infeksi saluran kemih seperti pielonefritis, nefropati kronis

2. Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis

3. Penyakit vaskuler hipertensif seperti nefrosklerosis, stenosis arteri renalis

4. Penyakit kongenital seperti penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal

5. Penyakit metabolik seperti diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme

6. Nefropati toksik seperti penyalagunaan obat

7. Nefropati obstruktif seperti infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran

kemih bawah.
10

Tanda dan gejala pada gagal ginjal kronik sangat bervariasi, pada beberapa

pasien tidak terlihat secara spesifik, namun keparahannya tergantung pada tingkat

kerusakan dan kondisi ginjal, menurut [ CITATION Bla14 \l 12297 ] tanda dan

gejala dapat diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya, yaitu :

Stadium 1 : Pasien dengan tekanan darah normal, tanpa hasil tes laboratorium

yang abnormal dan tanpa manifestasi klinis.

Stadium 2 : Umumnya asimptomatik,kemudian terjadi hipertensi, dan nilai

laboratorium yang tidak normal.

Stadium 3 : Asimptomatik, nilai laboratorium meningkat yang menandakan

adanya abnormalitas pada beberapa sistem organ, dan hipertensi.

Stadium 4 : Munculnya tanda dan gejala gagal ginjal kronis tanpa kelelahan dan

terjadi penurunan rangsangan pada penderita.

Stadium 5 : Peningkatan BUN, anemia, hipokalsemia, hiponatremia, peningkatan

asam urat, proteinuria, pruritus, edema, peningkatan kreatinin,

penurunan sensasi rasa, asidosis metabolik, mudah mengalami

perdarahan, hiperkalemia.

Hemodialisis

Hemodialisis bertujuan untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau produk

limbah dan cairan tubuh dari peredaran darah melalui membran semipermeable

[ CITATION Reg16 \l 1033 ]. Pasien akan menjalani terapi hemodialisis

sebanyak 2-3 kali seminggu, dimana setiap menjalani terapi rata-rata memerlukan

waktu antara 3-4 jam, jadawal tersebut disesuaikan dengan aliran darah, jenis

dializer, dan ukuran tubuh pasien [ CITATION Wil14 \l 1033 ].


11

Ketika dilakukan terapi hemodialisis ada pasien yang tidak dapat bertahan

hidup, namun banyak juga yang dapat bertahan hidup sampai bertahun-tahun,

maka hemodialisis berperan penting dalam kehidupan pasien tersebut.

Menurut [CITATION Bla14 \l 1033 ] terdapat 3 efek terapeutik dari

hemodialisis yaitu :

1. Untuk membersihkan tubuh dari sisa metabolisme.

2. Dapat mengembalikan cairan, elektrolit, dan asam basa tubuh.

3. Menghilangkan beberapa efek manifestasi dari penyakit gagal ginjal kronik

yang tidak diinginkan bersifat ireversibel.

Indikasi dan Komplikasi pada Terapi Hemodialisis


Menurut [ CITATION Sar10 \l 1033 ], indikasi terapi hemodialisis

umumnya diketahuidari kadar filtrasi glomerulus (LFG) < 5 mL/menit, tetapi bila

dijumpai beberapa keadaan dibawah ini maka dapat dilakukan terapi hemodialisis,

sebagai berikut :

1. pH darah < 7,1

2. Ureum darah > 200 mg/Dl

3. Kreatinin serum > 6 mEq/L

4. Fluid berlebihan (overloaded)

5. Anuria yang berkepanjangan ( > 5 hari )

6. Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata pada pasien

Namun pasien yang sudah menjalani terapi hemodialisis dengan waku yang lama

beresiko komplikasi berakibat buruk pada pasien sampai mengancam nyawa

pasien[ CITATION Bla14 \l 1033 ].


12

Menurut [CITATION Bla14 \l 1033 ], klien mengetahui jika hidup mereka

terikat dengan komplikasi jangka panjangnya, yaitu :

1. Hipotensi atau hipertensi.

2. Embolus udara.

3. Reaksi pirogenis.

4. Kaliun yang tidak seimbang menggangu ritme jantung

5. Masalah seperti larutan dialisat, konsentrasi yang tidak tepat akan garam

dalam dialisat, kehilangan cairan yang tidak mencukupi, dan pengumpalan.

6. Perdarahan karena heparinisasi dengan perdarahan khusus perdarahan

subdural, retroperitoneal, perikardial, dan intraocular.

7. Restless leg syndrome.

Banyak komplikasi yang dapat terjadi pada pasien maka banyak stressor

muncul sehingga membuat kehidupan pasien tidak dapat diprediksi. Banyak

faktor dari hemodialisis ini, berdampak buruk bagi kualitas hidup pasien, karena

dapat berpengaruh pada kualitas hidup pasien saat menjalani hemodialisis dan

menghalangi pasien untuk beraktivitas normal seperti sebelumnya[ CITATION

Bla14 \l 1033 ].

Kualitas Hidup

Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang yang berkaitan dengan

tujuan, harapan, standar dan kekhawatiran mereka dalam kehidupan sehari-

hari[ CITATION Placeholder2 \l 1033 ]. World Health Organization Quality of

Life dalam [ CITATION Sar15 \l 1033 ] menyatakan kualitas hidup adalah

persepsi individu terhadap kondisi didalam hidupnya yang sesuai dengan budaya

ataupun norma yang dianut dilingkungan tempat tinggalnya berkaitan dengan

kebaikan di dalam kehidupannya.


13

Menurut World Health Organization (1996) dalam [ CITATION But13 \l


1033 ] ada empat aspek yang mencakup kualitas hidup, yaitu:

1. Kesehatan fisik yang mencakup aktivitas sehari-hari, dimana tergantungan


pada energi, kelelahan, aktivitas, tidak nyaman, istirahat, serta kerja.
2. Kesejahteraan psikologis yang mencakup penghargaan diri, perasaan
negatif, perasaan positif, spiritual, agama, keyakinan pribadi, berpikir,
belajar, daya ingat dan konsentrasi.
3. Hubungan sosial yang mencakup relasi personal, dukungan sosial dan
aktivitas seksual.
4. Hubungan dengan lingkungan yang mencakup sumber finansial, kesehatan,
sosial untuk mendapatkan informasi baru, keterampilan dan kreativitas,
kegiatan yang menyenangkan, lingkungan fisik yang baik atau buruk.

Komponen dan Pengukuran Kualitas Hidup

Menurut University of Toronto pada tahun 2004 dalam [ CITATION


Sar10 \l 12297 ] menyebutkan bahwa Kualitas hidup terbagi atas tiga bagian
mencakup kesehatan, kepemilikan (individu yang ada hubungan dengan
lingkungan) dan harapan (aspirasi dan prestasi individu).

Kesehatan. Dalam kualitas hidup kesehatan dibagi menjadi 3 bagian

yang terdiri atas kesehatan fisik mencakup status nutrisi, olahraga, kebersihan diri

seperti mandi, berpakaian dan penampilan fisik secara menyeluruh,

ketergantungan pada alat bantu medis, rasa sakit yang dirasakan pasien,

pengetahuan pasien mengenai penyakitnya. Kesehatan psikologis mencakup

perasaan yang dirasakan pasien seperti sedih, mudah marah, bagaimana pasien

mengambil keputusan dan penyesuaian diri saat pasien stress, cemas atau depresi.

Kesehatan spiritual yang mencakup standar pribadi nilai pribadi atau kepercayaan

spiritual, seperti beribadah, berdoa, dan kepercayaan serta keyakinan kepada

Tuhan.
14

Kepemilikan (individu yang berhubungan dengan lingkungan).

Dalam kualitas hidup kepemilikan dibagi menjadi dua bagian yang terdiri atas

kepemilikan fisik yang mencakup tempat tinggal pasien, jika pasien bekerja

tempat kerja pasien seperti sekolah atau kantor, lingkungan sekitar tempat tinggal

tinggal pasien, dan masyarakat sekitar yang mengetahui pasien. Kepemilikan

sosial yang mencakup kedekatan pasien dengan orang lain, seperti keluarga yang

selalu mendampingi pasien saat pengobatan, mendapatkan perhatian dan motivasi

dari keluarga, teman, sahabat, kerabat, dan lingkungan disekitar pasien .

Harapan (aspirasi dan prestasi individu). Kualitas hidup harapan

merupakan keinginan pasien sebagai bentuk perwujudan yang ingin dicapai

seperti dapat berprestasi dan tidak merasakan kegagalan dalam menjalani

kehidupannya. Melalui tindakan-tindakan yang nyata dan bermanfaat pasien dapat

melakukan pekerjaan yang sebelumnya juga dilakukan pasien tanpa ada halangan

dan mengganggu, sehingga pasien dapat merasakan kepuasan dan penghargaan

dalam menjalani kehidupannya dilingkungannya dan masyarakat sekitar.

Teori Kualitas Hidup

Menurut Ventegodt 2003 dalam [ CITATION Sar10 \l 12297 ] kualitas

hidup dapat diartikan sebagai hidup berkualitas tinggi dan baik. Kemudian

berpusat pada aspek kehidupan yang dikelompokkan dalam 3 bagian, yaitu

1. Kualitas hidup eksistensial yaitu, seberapa baik kehidupan seseorang

dimana dapat hidup dalam keharmonisan dan berhak untuk dihormati.

2. Kualitas hidup subjektif yaitu, kehidupan yang baik saat setiap individu

secara pribadi mengevaluasi perasaan mereka dan menggambarkan sesuatu

dengan dirasakan oleh setiap individu yang memilikinya.


15

3. Kualitas objektif yaitu, kehidupan seseorang yang dapat dimiliki didunia

luar dimana ditentukan pada setiap individu yang beradaptasi terhadap

kehidupan dan nilai budaya. Kemudian pernyataan kualitas hidup mengenai

tiga aspek tersebut ditempatkan dan dikelompokkan dalam subjektif serta

objektif, eksistensial diantarannya mempunyai teori kualitas hidup yang

mencakup kebahagiaan, kesejahteraan, makna dalam hidup, pemenuhan

kebutuhan, kepuasan hidup, mencapai potensial hidup dan gambaran

biologis kualitas hidup sebagai berikut :

Kebahagian. Perasaan istimewa yang berharga dan sulit diperoleh

namun sangat diinginkan Kebahagiaan didapatkan dan dilakukan dengan

dimensi tidak memiliki rasional seperti perasaan cinta, ikatan yang bersifat

mendasar bukan uang. Namun sering orang percaya dan tidak percaya mengenai

kebahagiaan seseorang dirasakan melalui kebudayaannya.

Kesejahteraan. Ketika individu memiliki perasaan yang baik dan dapat

terjadi pemenuhan kebutuhan, realisasi diri sehingga membentuk kesejahteraan

seseorang yang bermanfaat dikehidupannya dan dilingkungan sekitarnya.

Makna dalam hidup. Melibatkan suatu penerimaan tidak memiliki arti

atau sangat berarti dari kehidupan seseorang. Namun ini merupakan konsep yang

sangat penting namun jarang digunakan dalam pencarian makna hidup setiap

individu.

Pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan merupakan sifat dasar individu yang

umumnya dimiliki oleh makluk hidup. Kebutuhan juga berhubungan dengan

kualitas hidup saat kebutuhan seseorang terpenuhi maka kualitas hidupnya tinggi.
16

Kepuasan hidup. Keadaan kognitif mengenai mental seseorang yang

menjadi puas, mendapatkan pengharapan, kehidupan yang sebenarnya, gairah

hidup dan kebutuhan didapatkan sekitarnya maka seseorang merasakan kepuasan.

Mencapai potensial hidup. Teori pencapaian potensial hidup

berhubungan permulaan biologis atau sifat dasar. Ini tidak mengurangi

kekhususan makhluk hidup tetapi tingkat pertukaran informasi yang bermakna.

Gambaran biologis kualitas hidup. Kesehatan fisik melambangkan

tingkat informasi yang membutuhkan pemberitahuan dalam menjaga kesehatan

dan keseimbangan tubuh seseorang.

Pasien memikirkan hal yang mempengaruh kualitas hidupnya, maka

membutuhkan dukungan dari orang terdekat dalam dukungan sosial memberikan

kualitas hidup yang optimal, didapatkan melalui usaha dari tim kesehatan dan

seluruh anggota keluarga pasien.[ CITATION Bla14 \l 1033 ].

Dukungan Keluarga

Keluarga adalah unit dan lembaga dalam masyarakat, yang memiliki

hubungan erat antara anggota keluarga sehingga perlu diperhitungkan keluarga

berperan penting dalam kehidupan individu jika ada masalah maka dibutuhkan

dukungan dari keluarga[ CITATION Fri10 \l 1033 ] . Dukungan keluarga adalah

memberikan bantuan saat dibutuhkan yang dilakukan oleh anggota keluarga

melalui perilaku, perlakuan, kasih sayang dan penerimaan [ CITATION Fri10 \l

1033 ]. Dukungan keluarga memiliki tanggung jawab yang harus dicapai untuk

memenuhi kebutuhan biologis, serta aspirasi keluarga dalam meningkatkan

perkembangan keluarga [ CITATION Fri10 \l 12297 ].


17

Ada tiga dasar teori perkembangan keluarga, yang dikemukkakan oleh

[ CITATION Fri10 \l 12297 ], yaitu:

1. Perilaku keluarga yang merupakan pengalaman sebelumnya yang dapat

terjadi kembali pada saat ini ataupun pengalaman yang akan terjadi dimasa

yang akan datang.

2. Perkembangan dan perubahan yang terjadi berkali-kali, serupa dan tidak

berubah pada anggota keluarga.

3. Anggota keluarga yang mengatur waktu secara spesifik dalam melakukan

tugas pekerjaan dan aktivitas tertentu dalam konteks budaya dan sosial.

Fungsi Dukungan Keluarga

Dukungan anggota keluarga berfungsi sebagai proses berinteraksi,

berhubungan, berkomunikasi, dan memberikan pertolongan satu sama lain

sehingga merasa diperhatikan dan keluarga sebagai pendukung bagi anggota

keluarga lainnya. Adapun beberapa fungsi yang ada dalam keluarga menurut

[ CITATION Fri10 \l 12297 ] sebagai berikut:

1. Fungsi Afektif yaitu, hubungan sosial yang positif sehingga menghasilkan

kesehatan yang lebih baik dapat menurunkan stress dan memperpanjang

umur. Sebaliknya jika terjadi masalah dalam kehidupan keluarga maka

akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti stress dan koping yang

tidak tepat.

2. Fungsi Sosialisasi yaitu, mulai sejak lahir melalui proses perkembangan,

dan pembinaan yang dialami pada seseorang dimulai dari keluarga yang

membentuk tingkah laku dan norma sehingga meneruskan nilai-nilai budaya

dalam keluarga.
18

3. Fungsi Psikologis yaitu, keluarga membagikan cinta, rasa sayang, keamanan

dan pengertian yang nyata bagi setiap anggota keluarga, membina tingkah

laku yang dewasa, dan menunjukkan kepribadian anggota keluarga yang

baik.

4. Fungsi Reproduksi yaitu, untuk memberikan pendidikan mengenai

kesehatan reproduksi, penerus bagi kelangsungan keturunan, membesarkan

dan memenuhi kebutuhan anak ,dan merawat keluarga.

5. Fungsi Ekonomi yaitu, untuk pemenuhan keperluankeluarga dengan

mencari sumber penghasilan, mengatur penggunaan dana serta menabung

untuk masa depan bagi keluarga untuk pendidikan, jaminan hari tua dan

kesehatan keluarga.

Bentuk Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah bentuk hubungan interpersonal yang meliputi

sikap, tindakan, dan penerimaan sehingga anggota keluarga mendapatkan

perhatian dan memberikan bantuan berupa dukungan informasional, dukungan

instrumental, dukungan emosional, dukungan penghargaan dan penilaian jika

dibutuhkan [ CITATION Fri10 \l 1033 ]. Dikemukkakan oleh Friedman (1998)

dalam [ CITATION Sut18 \l 1033 ] mdukungan keluarga didapatkan dari

beberapa bentuk yaitu:

Dukungan instrumental. Keluarga berperan penting dalam memenuhi

dan menyediakan kebutuhan material dan finansial pasien, seperti dana yang

membantu pengobatan pasien, menyediakan makanan dan minuman bagi pasien,

pakaian yang layak, tempat tinggal dan istirahat bagi pasien. Dukungan

instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dapat

dikontrol oleh anggota keluarga pasien, tidak hanya bantuan finansial tetapi

menemani pasien saat sakit dan membantu dalam melakukan aktifitas yang tidak

dapat dilakukan pasien.


19

Dukungan informasional. Keluarga berperan penting dalam membantu

dan memberikan informasi, saran, masukkan dan menjadi pendengar yang baik

bagi pasien dalam mengungkapkan masalah yang dialami pasien mengenai

penyakitnya. Keluarga juga mencari informasi mengenai penyakit pasien, terapi

yang dilakukan bagi pasien, adanya pengobatan alterntif dalam memperpanjang

hidup pasien dan selalu memberikan dukungan bagi pasien dalam mengenal dan

mengatasi masalah dengan mudah mengenai penyakit dan hal-hal yang

mencetuskan stress bagi pasien.

Dukungan emosional. Keluarga berperan dalam memberikan rasa cinta,

perhatian, semangat, kepercayaan, selalu menjaga perasaan pasien, serta tidak

memberikan larangan bagi pasien agar pasien merasa nyaman dan diperdulikan

oleh anggota keluarganya. Keluarga harus mengenali keadaan dimana pasien yang

kadang kala tidak dapat mengontrol emosinya sendiri, namun keluarga harus

memberikan dukungan bagi pasien dalam menghadapi masalahnya dan tidak

membiarkan pasien dalam kondisi cemas dan sedih.

Dukungan pengharapan. Keluarga berperan sebagai penasehat dan

pembimbing dalam pemecahan masalah pasien mengenai penyakit dan terapi yang

dijalaninya, memberikan semangat, penghargaan, perhatian bagi pasien agar

pasien memiliki pengharapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya yang

membantu meningkatkan strategi koping pasien. Kemudian dapat menyarankan

strategi-strategi dengan seseorang yang sudah mengalami situasi yang sama

dengan pasien untuk mendapatkan nasihat dan bantuan alternatif yang didasarkan

pada pengalamanya.
20

Dukungan harga diri. Keluarga membantu pasien dalam meningkatkan

kemampuan pasien agar selalu bersemangat, memiliki penghargaan dan perasaan

positif terhadap seseorang, persetujuan dengan pendapat orang lain dan memiliki

komunikasi yang baik dengan orang lain. Keluarga juga tidak membanding-

bandingkan pasien dengan orang lain agar meningkatkan harga diri dan

kepercayaaan diri pasien.

Kerangka Konseptual

Gagal Ginjal Kronik adalah keadaan dimana organ ginjal mengalami

penurunan fungsi hingga tidak dapat bekerja seperti seharusnya dalam

penyaringan dan pembuangan zat toksin, elektrolit tubuh, dan tidak dapat

memproduksi urin ini berlangsung lebih dari tiga bulan maka harus dilakukan

terapi hemodialisis sebagai ginjal buatan. Keadaan ini membuat pasien yang

menjalani terapi hemodialisis mengalami banyak perubahan yang harus

dihadapinya dan berpengaruh pada kualitas hidup pasien tersebut.

Maka dibutuhkan dukungan dari keluarga sebagai orang terdekat pasien

karena keluarga menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan

program pengobatan yang dapat diterima pasien dan menemani pasien jika kontrol

ke dokter. Perawat berperan dalam mengenal adapatasi diri pasien yang bertujuan

untuk meningkatkan mempengaruh status kesehatan pasien secara positif terhadap

penyakit pasien agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Variabel Independen Variabel Depeden

Dukungan Kualitas
Keluarga
Hidup

Gambar 1. Kerangka konseptual


21

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu apakah ada “Hubungan

Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas hidup pasien Hemodialisis di RSUP

Prof. DR. R. D. Kandou Manado” yaitu dukungan keluarga sebagai variabel

independen yang mempengaruhi, dan kualitas hidup sebagai variabel dependen

yang dipengaruhi.

Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian merupakan jawaban sementara terhadap peryataan

masalah penelitian yang akan diuji kebenarannya ditentukan melalui fakta emiris.

Ha1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou

Manado.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini membahas mengenai desain penelitian, analisa data,

populasi dan sampel, instrument penelitian, penelitian, proses pengumpulan data,

lokasi dan waktu penelitian, alur pengumpulan data, dan etika dalam penelitian.

Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik yang

menganalisa data yang dikumpulkandengan pendekatan cross sectional yakni

peneliti harus mengobservasi variabel independen dan variabel dependen pada

hari dan waktu yang bersamaan, dan tidak ada follow up dengan variabel

dukungan keluarga dan kualitas hidup [ CITATION Set13 \l 1033 ].

Efek +
Dukungan
Keluarga
Efek -

Populasi

Kualitas Efek +

Hidup

Efek -

Gambar 2. rancangan penelitian cross sectional [ CITATION Soe10 \l 1033 ]

21
22

Analisa Data

Statistik bertujuan untuk menjawab suatu dugaan yang belum terbukti dan

mengambil kesimpulan dari data yang didapatkan agar menjadi informasi yang

dapat dibutuhkan. Untuk menjawab pernyataan masalah yang pertama

bagaimanakah hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien

hemodialisis di RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado menggunakan rumus

frekuensi dan persentase. Sedangkan untuk menjawab pernyataan masalah yang

kedua dan ketiga yaitu ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSUP PROF. DR. R. D. Kandou

Manado dengan rumus Pearson Correlation, jika distribusi tidak normal

menggunakan rumus Spearmen Correlation.

Teknik analisis data pearson correlation menguji hipotesis asosiatif

dengan rumus yang dapat mengetahui hubungan dengan data numerik. Setelah itu

memberi interpretasi terhadap 𝜌, interpretasi sederhana dengan cara

membandingkan dengan tabel rHo. Dapat dilihat bahwa n pada taraf kesalahan

5%, jika rHo hitung lebih besar dari rHo tabel baik pada taraf 5%, maka hal ini

berarti terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan [ CITATION Sug12 \l 1033

]. Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilihat keeratannya

menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi. Berdasarkan nilai

signifikansi : jika nilai signifikan <0,05 maka terdapat korelasi, sebaliknya jika

nilai signifikansi >0,05 maka tidak terdapat korelasi.Darianalisispearson

correlationyang meliputi yaitu dua hal, yaitu analisis nilai r dan analisis nilai p.

Dari nilai r dapat dilihat kuatnya korelasi dan arah korelasi. Apabila nilai r positif

maka korelasi itu positif, dan apabila nilai r negatif maka korelasi itu negatif.
23

Tabel 1.

Intepretasi Koefisien Kolerasi

Skor Intepretasi
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 0,10 Sangat kuat

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah yandari objek dan subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulan [ CITATION Sug12 \l 1033 ]. Populasi pada

penelitian ini yaitu semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

diruangan melati RSUP Prof DR. R. D. Kandou Manado.

Sampel ialah bagian dari jumlah responden dan karakterisktik yang

dimiliki oleh populasi [ CITATION Sug12 \l 1033 ]. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini yaitu total sampling, menggunakan metode sampel penelitian

mengambil semua anggota populasi yang dilibatkan dalam berjumlah 80

responden.

Instrumen Penelitian

Alat ukur yang akan digunakan dalam pengumpulan data berbentuk

kuesioner yang terbentuk pernyataan berupa formulir [ CITATION Set13 \l

14345 ]. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, peneliti

mengambil kuesioner yang dikembangkanoleh [ CITATION Sar10 \l 1033 ]


24

dan diadopsi oleh penelitidibagi menjadi dua bagian yaitu kuesioner kualitas

hidup dan kuesioner dukungan keluarga.

Penilaian pada kedua kuesioner ini menggunakan skala likert yaitu,

pertanyaan positif yang memiliki 4 penilaian pada kuesioner yaitu sangat

sering dengan nilai 4, sering dengan nilai 3, jarang dengan nilai 2, dan tidak

pernah dengan nilai 1. Dan pertanyaan negatif juga memiliki 4 pilihan jawaban

yaitu sangat sering dengan nilai 1, sering dengan nilai 2, jarang dengan nilai 3,

dan tidak pernah dengan nilai 4.

Instrumen Kualitas Hidup

Kuesioner ini terdiri dari 25 pernyataan mengenai kualitas hidup pada

yang termasuk komponen kesehatan (no. 01-14), komponen kepemilikan (no.

15-20) dan komponen harapan (no. 21-25). Pertanyaan negatif pada instrumen

kualitas hidup yaitu nomor 05, 06, 07, 08, dan 21. Kemudian p = rentang atau

banyak kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu

sebesar 75 dan dibagi menjadi 3 kategori kelas untuk kualitas hidup maka akan

diperoleh panjang pada kategori kelas sebesar 25. Dengan p = 25 dan nilai

terendah 25 sebagai batas bawah dan nilai tertinggi 100, maka dukungan

keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis

dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 2.

Kualitas Hidup

Skor Intepretasi
25 – 50 Kualitas hidup rendah
51 – 75 Kualitas hidup sedang
25

76 – 100 Kualitas hidup tinggi

Tabel 3.

Kisi-Kisi Kualitas Hidup

No Komponen Pertanyaa Positif Negatif Total item


n
1. Kesehatan 1-14 11 4 14
2. Kepemilika 15-20 6 - 6
n
3. Harapan 21-25 4 1 5

Instrumen Dukungan Keluarga

Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan, setiap pertanyaan memiliki

komponen dukungan instrumental (no 1-4), dukungan informasional (no 5-8),

dukungan emosional (no 9-12), dukungan pengharapan (no 13-16) dan

dukungan harga diri (no 17-20) dan pertanyaan negatif pada instrumen

dukungan keluarga yaitu nomor 11, 12, 19. Kemudian p = rentang atau banyak

kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 60

dan dibagi menjadi 3 kategori kelas untuk kualitas hidup maka akan diperoleh

panjang pada kategori kelas sebesar 20. Dengan p = 20 dan nilai terendah 20

sebagai batas bawah dan nilai tertinggi 80, maka dukungan keluarga pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis dikategorikan

sebagai berikut :
26

Tabel 4.

Dukungan Keluarga

Skor Intepretasi
20–40 Dukungan Keluarga Rendah
41 –60 Dukungan Keluarga Sedang
61–80 Dukungan Keluarga Tinggi

Tabel 5.

Kisi-Kisi Dukungan Keluarga

No Komponen Pertanyaa Positif Negatif Total item


n
1. Dukungan Instrumental 1-4 4 - 4
2. Dukungan Informasional 5-8 4 - 4
3. Dukungan Emosional 9-12 2 2 4
4. Dukungan Pengharapan 13-16 2 - 4
5. Dukungan Harga Diri 17-20 3 1 4

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebuah instrument akan dinyatakan valid ketika mengukur data secara

tepat dari variabel yang akan diteliti. Kuesioner pada penelitian ini telah diuji

reliabilitas dan validitas oleh peneliti sebelumnya [ CITATION Sar10 \l 12297 ]

dengan hasil uji reliabilitas dengan croncbach’salpha secara berkala pada 10

responden didapati nilai reliabilitas untuk variabel kualitas hidup sebesar r hasil >

0.6 yaitu 0,752 sedangkan nilai reliabilitasnya untuk variabel dukungan keluarga

sebesar r hasil > 0.6 yaitu 0,725. Hasil uji validitas didapatkan nilai indeks

validnya adalah 0,85 sehingga intrumen dinyatakan valid.


27

Proses Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang diambil saat proses pengumpulan data yaitu

peneliti sudah mengikuti ujian poroposal dan telah mendapatkan persetujuan

untuk melanjutkan ujian skripsi kemudian menyiapkan surat permohonan izin

kepada fakultas Keperawatan Universitas Klabat untuk melakukan penelitian

setelah memperoleh surat persetujuan untuk penelitian dan membuat surat

permohonan izin penelitian ke RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado dan

diterima kemudian mendapatkan izin dari pihak rumah sakit untuk mengadakan

pengumpulan data, yaitu dengan memperkenalkan diri pada responden dan

menyampaikan tujuan penelitan dan meminta dan memperoleh persetujuan dari

partisipan untuk menjadi responden dalam penelitian yang sedang diteliti,

kemudian menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner kepada

respondendiruangan, mengucapkan terima kasih pada pihak yang berkontribusi

pada penelitian ini, melakukan tabulasi dan pengelolaan data, menyiapkan hasil

penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti dalam mengambil penelitian adalah

pasien yang menjalani hemodialisis diruangan melati RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado. Penelitian akan dilakukan pada bulan Febuari sampai bulan

Maret 2020.
28

Pertimbangan Etika Dalam Penelitian

Peneliti harus mengetahui dan memahami etika penelitian sehingga tidak

melanggar hak-hak manusia yaitu responden [ CITATION Nur09 \l 14345 ].

Peneliti harus mendapatkan izin dari pihak yang terkait dan riset yang melibatkan

manusia sebagai subjek, harus memiliki tujuh prinsip dasar etika yaitu :

Otonomy

Responden diberikan informed concent yaitu surat pernyataan bersedia

menjadi responden pada penelitian. Responden berhak menerima atau menolak

sebelum diberikan informed concernt, dan responden mengetahui dengan jelas

penelitian yang akan dilaksanakan.

Beneficence

Penelitian yang dilaksanakan haruslah member manfaat dan pengaruh

positif bagi responden.Manfaat langsung yang diberikan dalam penelitian ini ialah

adanya perlakuan yang langsung diberikan, sehingga responden dapat merasakan

langsung efeknya.

Non-maleficence

Bertujuan menjaga dan menghormati harkat dan martabat responden yang

terlibat agar merasa aman dalam penelitian.

Justice

Peneliti tidak membeda-bedakan dalam memilih responden yang masuk

dalam kriteria inklusi penelitian serta adanya perasaan responden yang dihargai

oleh peneliti.
29

Confidentiality

Peneliti akan merahasiakan semua data yang telah diberikan oleh

responden dan yang akan dipaparkan dalam hasil penelitin hanya data tertentu.

Fidelity

Peneliti akan setia terhadap janji agar responden mempercayai perawat

dalam memberikan pelayanan dengan sepenuh hati.

Veracity

Peneliti akan menanamkan prinsip kejujuran dalam melakukan penelitian

ini dan setiap prosedur penelitian, penyusunan untuk prososal dan proses

pengumpulm data.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan

yang dialami oleh peneliti diantaranya :

Peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap

kualitas hidup pasien hemodialisis. Penelitian ini menggunakan metode cross

sectional dimana data yang dikumpulkan hanya sekali dengan reponden terbatas.

Kemudian keterbatasan waktu dimana peneliti membutuhkan waktu yang lama

untuk mendapatkan izin dari pihak rumah sakit sehingga dapat mengumpulkan

data. Peneliti hanya mengambil responden diruangan melati RSUP Prof Dr. R D

Kandou Manado karena keterbatasan pada peneliti sendiri.


30

DAFTAR PUSTAKA

Billington, D., Landon, J., Krageloh, C., & Shepherd, D. (2010). The new zealand
world health organization quality of life (WHOQOL) group. Journal of
the New Zealand Medical Association , 123.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah : Manajemen
klinis untuk hasil yang diharapkan edisi 8. New york: Elsevier.
Brunner & Suddarth. (2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8
volume 2. ECG.
Butar-butar, A., & Siregar, C. T. (2013). Karakteristik pasien dan kualitas hidup
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Jurnal Kesehatan ,
4-5.
Dharma, P. S. (2015). Penyakit Ginjal : deteksi dini dan pencegahan. Yogyakarta:
Solusi Distribusi.
Friedman, M. M. (2010). Keperawatan keluarga : riset, teori, dan praktik edisi 3.
Jakarta: ECG.
31

Giawa, A., Ginting, C. N., Tealumbanua, A., & dkk. (2019). Peningkatan kualitas
hidup pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa melalui strategi koping di rsu royal prima medan tahun 2019.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda , 5 (2), 663.
Indonesia Renal Registry. (2017). Report Of Indonesian Renal Registry.pdf
Indonesian Renal Registry. (2016). Report Of Indonesian Renal Registry.
https://www.indonesianrenalregi stry.org/data/indonesian%20ren al
%20registry%202016.pdf.
Kusumastuti, H. (2016). Hubungan antara efikasi diri dalam perawatan kesehatan
mandiri dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis di rsud tugurejo semarang. Jurnal Kesehatan dan
kedokteran , 3.
National Kidney Foundation. (2015). Chronic Kidney Disease (CKD). New York:
www.kidney.org.
National Kidney Foundation. (2013). Hemodialysis : what you need to know. New
York: www.kidney.org.
Nursalam. (2009). Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu
keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan
kementerian RI.
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan
Kementerian RI.
Riyanto, W. (2012). Analisis praktek residensi keperawatan medikal bedah pada
pasien dengan gangguan sistem perkemihan dengan penerapan teori model
adaptasi roy dirumah sakit umum pusat fatmawati jakarta. Karya Ilmiah
Kesehatan , 7.
Roy, S. C., & Harrington, A. (2013). Roy adaptation model-based research :
global view. Generating middle range theory , 355-365.
Saragih, D. (2010). Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di rsup haji adam
malik medan. Jurnal Kesehatan , 1.
Sari, D. P. (2015). Hubungan lamanya hemodialisa dengan kualias hidup pasien
gagal ginjal kronik d irs pku muhammadiyah yogyakarta. Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan 'Aisyiyah.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Shiel, W. C. (2018). Medical definition of hemodialysis. pp. 1-12.
Soekidjo, N. (2010). Metodelogi penelitian kesehatan.
32

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta.


Sutini. (2018). Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal
ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis dirsud dr. harjono
kabupaten ponorogo. Jurnal Kesehatan , 12-13.
Widyastuti, R., Butar-Butar, W., & Bebasari, E. (2014). Kolerasi lama menjalani
hemodialisis dengan indeks massa tubuh pasien gagal ginjal kronik dirsud
arifin achamad provinsi riau pada bulan mein tahun 2014. Journal
Kesehatan , 1 (2), 2.
Wiley, J., & Sons, L. (2014). Haemodialisis renal nursing, fourth edition. In N.
Thomas, Renal Nursing.
Zurmeli, Bayhakki, & Utami, G. T. (2011). Hubungan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisis di rsud arifin achmad pekanbaru. Jurnal Keperawatan , 1,
671.

LAMPIRAN A
(LEMBARKONSULTASI)
33

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Viradisty Rahelia Rawung


NIM : 106011610093
Dosen Pembimbing : Ns. Elisa Anderson, M.Kep
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis di RSUP PROF. DR. R. D. Kandou
Manado

NO TANGGAL POKOK BAHASAN TTD DOSEN


PEMBIMBIN
G
1 08 Agustus Judul
2019
2 22 Agustus Bab 1 dan Instrumen yang akan
2019 digunakan.
3 08 September Bab 1 dan pembuatan daftar pustaka
2019
4 15 September Bab 2 mengenai isi variabel
34

2019 independen, variabel dependen.


5 22 September Bab 2 mengenai pengeditan, isi, dan
2019 kesalahan dalam penilisan.
6 29 September Bab 3 mengenai rancangan penelitian
2019 cross sectional, rumus statistik dan
data sampel.
7 14 Oktober Persiapan sebelum seminar proposal.
2019

Airmadidi, 15 Oktober 2019


Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing

Ns. Elisa Anderson, M. Kep

LEMBAR KONSULTASI STATISTIK

Nama : Viradisty Rahelia Rawung


NIM : 106011610093
Dosen Pembimbing : Ns. I Gede Purnawinadi, M.Kes
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis di RSUP PROF. DR. R. D. Kandou
Manado

NO TANGGAL POKOK TTD


BAHASA KONSULTASI
STATISTIK

1. 24 september 2019 Memastikan


kuesioner
penelitian dan
35

rumus statistik

Airmadidi, 15 Oktober 2019


Disetujui oleh,
Konsultan Statistik

Ns. I Gede Purnawinadi, M. Kes


36

LAMPIRAN B
(KORESPONDENSI)

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Judul penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup

Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di RSUP PROF. DR.

R. D. Kandou Manado “
37

Nama : Viradisty Rahelia Rawung


NIM : 106011610093

Pada hari ini 15 Oktober 2019, saya menyetujui mahasiswa peneliti

bimbingan saya untuk mengikuti Seminar Proposal

Dosen Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Ns. Elisa Anderson, M. Kep Lovely G. Sepang, BSN., M.K.M


38

LAMPIRAN C
(InstrumenPenelitian)

INFORMED CONSENT

Saya……………………………………………….., bersedia untuk

berpartisipasidalampenelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani

Hemodialisis diRSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado, setelah saya

mendapatkan penjelasantentang:
39

1. Tujuan dari penelitian

2. Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan

3. Kerahasiaan data yang akan diambil

Saya bersediamenjawabsetiap keterangan yang

dimintadaripenelitidalambentukkuesioner.

Tandatanganresponden : ……….

Tandatanganpeneliti : ……….

Hari ………. Tanggal ………. Bulan ………. Tahun ………. Jam ………

KUESIONER KUALITAS HIDUP


Petunjuk pengisian : berikan tanda ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia
di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang anda rasakan.
S = sangat sering
S = sering
J = jarang
TP = tidak pernah
40

N Pertanyaan Tidak Jarang Sering Sangat


O Perna (J) (S) Sering
h (SS)
(TP)
41

1. Saya dapat melakukan kebersihan diri


sendiri seperti : mandi, menggosok
gigi, berpakaian dan lain-lain.

2. Saya masih dapat melakukan rutinitas


aktivitas olah raga yang tidak
membutuhkan tenaga yang besar
seperti jalan santai, gerak badan
ringan.
3. Saya menjaga penampilan fisik saya
seperti berpakaian dengan rapi.
4. Saya dapat mengatasi komplikasi
akibat terapi hemodialisis
5. Saya merasa sedih dengan kondisi
saya saat ini.
6. Saya marah atau tersinggung jika ada
orang lain yang membicarakan
penyakit yang saya derita.
7. Saya depresi/cemas karena kondisi
saya saat ini.
8. Saya sering mengalami ketakutan atau
kecemasan terhadap kesehatan saya.
9. Saya dilibatkan dalam pengambilan
keputusan didalam keluarga saya.
10. Saya rajin berdoa, beribadah dan
mengikuti kegiatan keagamaan.
11. Saya selalu berpikiran bahwa penyakit
yang saya derita adalah kehendak-
Nya.
12. Saya yakin bahwa kepercayaan saya
akan memberi saya kekuatan dalam
menghadapi masalah.
13. Saya yakin bahwa kepercayaan saya
akan membuat saya bahagia menjalani
hidup.
14. Saya menyerahkan seluruh hidup saya
kepada Tuhan
15. Saya masih dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan tempat
kerja/sekolah
16. Saya masih dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan tempat
kerja/sekolah
17. Saya masih senang berhubungan
dengan tetangga, dalam lingkungan
masyarakat sekitar tempat tinggal
saya.
42

18. Keluarga saya selalu mendampingi


saya dalam pengobatan maupun
pemeriksaan fisik
19. Saya mendapat perhatian dari
keluarga, kerabat dan teman-teman
saya
20. Saya merasa nyaman dengan kondisi
rumah dan lingkungan tempat saya
tinggal
21. Saya merasa gagal dalam menjalani
hidup
22. Saya merasa masih dapat melakukan
kegiatan didalam rumah tangga seperti
membersihkan rumah, memasak dan
lain-lain
23. Saya puas dengan kehidupan saya
sekarang
24. Saya merasa puas dengan pekerjaan
saya sekarang
25. Saya merasa hidup saya berarti

Kuesioner Dukungan Keluarga

Petunjuk pengisian : berikan tanda ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia
di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang anda alami
S = sangat sering
S = sering
J = jarang
TP = tidak pernah

No Pertanyaan Tidak Jarang Sering Sangat


Perna (J) (S) Sering
h (TP) (SS)

1 Keluarga membantu saya dalam


mengatasi masalah perekonomian
dengan memberikan bantuan dana
2 Keluarga peduli terhadap makanan
dan minuman yang saya konsumsi
3 Keluarga dan teman-teman saya
43

mengunjungi saya waktu sakit


4 Keluarga membantu saya melakukan
aktivitas yang tidak bisa saya lakukan
5 Keluarga memberikan kekuatan pada
saya untuk mengatasi rasa takut saat
mengikuti terapi hemodialisis
6 Saya dan anggota keluarga lainnya
berdiskusi untuk mengatasi masalah
yang timbul karena penyakit saya
7 Keluarga mencari informasi tentang
pengobatan alternatif untuk membantu
saya dalam penyembuhan penyakit
pasien
8 Keluarga memberi dukungan dalam
mengatasi komplikasi akibat terapi
hemodialisis
9 Keluarga memberi semangat pada
saya untuk tetap mengikuti terapi
hemodialisis secara teratur
10 Keluarga memberikan suasana
nyaman di rumah
11 Keluarga melarang saya untuk tetap
menjalin hubungan dengan lingkungan
saya
12 Keluarga membiarkan saya bersedih
13 Keluarga memberikan nasihat untuk
mengatasi efek samping yang timbul
akibat hemodialisis
14 Keluarga berusaha memberikan
semangat bagi saya untuk
mempertahankan pengobatan
hemodialisis
15 Keluarga mengarahkan saya pada
orang yang menjalani hemodialisa
untuk mendapatkan nasihat dan saran
16 Keluarga memberi dorongan untuk
tetap berserah kepada Tuhan
`1 Keluarga meminta pendapat saya
7 terhadap pelaksanaan terapi
hemodialisis
18 Keluarga memberikan semangat pada
saya untuk melakukan aktivitas sehari-
hari
19 Keluarga membandingkan kondisi
saya dengan orang lain menderita
penyakit lebih parah
20 Keluarga memuji tindakan saya dalam
44

melakukan kegiatan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai