Keperawatan Profesional
Sistem MAKP atau sistem model asuhan keperawatan profesional adalah suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai
yang diyakini dan akan menentukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat
tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan yang independen,
maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan
dapat terwujud. Oleh karena itu perawat profesional dalam memberikan pelayanan
keperawatan di masa depan adalah harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat dan
cepat (Nursalam, 2017). Pelayanan keperawatan akan lebih memuaskan tentunya dengan
penerapan model asuhan keperawatan profesional atau MAKP karena kepuasan pasien
ditentukan salah satunya dengan pelayanan keperawatan yang optimal (Nur Hidayah, 2014).
Makassar sudah ada pembagian yang jelas mengenai ketua tim, staf perawat, dan pembagian
tugas yang harus dilakukan. Kegiatan observasi ada tanggal 20 Maret 2018 dilakukan di ruang
perawatan berdasarkan ruangan yang ditempati untuk dilakukan observasi, diantaranya yaitu
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensive Care Unit (ICU), Ruang perawatan VIP, Ruang
perawatan kelas 1, dan Ruang perawatan kelas 2/3. Observasi yang dilakukan pada saat itu di
ruang perawatan kelas 2/3 dengan jumlah pasien yang dirawat berjumlah 30 orang (kelas 2 =
9 orang dan kelas 3 = 21 orang). Ruang perawatan kelas 2/3 merupakan ruang rawat inap untuk
pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam (Direktorat bina pelayanan penunjang medik dan sarana
kesehatan, 2012). Di ruang rawat inap kelas 2/3 terdiri atas 24 tempat tidur di kelas 2 dan 30
RSP Unhas sebagai rumah sakit tipe B yang berada di kota Makassar Provinsi Sulawesi
Selatan menerapkan MAKP dengan metode tim primer (modifikasi). Metode ini telah lama
digunakan di ruang perawatan kelas 2/3, namun masih ada beberapa ruangan yang menerapkan
MAKP dengan metode tim dalam pelaksanaan asuhan keperawatannya salah satunya di ruang
perawatan VIP. Akan tetapi, sampai sekarang metode tim primer diketahui bahwa masih ada
permasalahan yang ditemui dalam penerapan manajemen keperawatannya, baik dalam fungsi
tersebut belum dilaksanakan secara optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
menjadi faktor hambatan dalam pelaksanaannya sebab kurang lebih satu bulan belakangan RS
pendidikan Unhas ini telah terjadi rotasi di semua ruangan di rumah sakit tersebut, selain itu
faktor penghambatnya ialah perawat atau staf yang sebelumnya menggunakan model
keperawatan modifikasi tim harus berada pada sistem modifikasi atau metode tim primer
Tenaga kesehatan di ruang perawatan kelas 2/3 terdiri atas Kepala Ruangan (KARU),
Perawat Primer sebagai KATIM 1 untuk ruang perawatan kelas 2 dan KATIM 2 untuk ruang
perawatan kelas 3, Perawat Pelaksana (PA) pada masing-masing kelas terdapat 2-3 PA satiap
shift untuk kelas 2 dan 3 PA untuk kelas 3. Selain itu, di ruang perawatan ini juga terdapat
Clinical Care Manager (CCM) yang berfungsi sebagai tempat berkonsultasi jika ada masalah
baru yang ditemukan di ruang perawatan tersebut. Di ruang perawatan kelas 2/3 juga terdapat
perawat administrasi, tugas dari perawat administrasi ini adalah mengatur semua tentang
administrasi pasien mulai dari pasien masuk, pasien keluar, dan bekerja sama dengan karu.
Selain penjelasan diatas, observasi yang dilakukan juga dengan melihat ada tidaknya
visi dan misi rumah sakit, ruangan dan bidang keperawatan, struktur organisasi ruangan,
proses keperawatan. Dari hasil pengamatan di ruang kelas 2/3 terlihat visi-misi keperawatan
yang ditempel di dinding ruangan keperawatan, namun tidak dapat dibaca oleh semua orang.
A. Visi
internasional”
B. Misi
keperawatan tim
Berikut beberapa uraian tugas dari kepala ruangan, CCM, PP & Pj Shif serta PA dan
kesesuaian yang ada di lapangan pada saat observasi di tanggal 20 Maret 2018
1. Kepala ruangan:
- Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas). Pada tugas ini kepala
ruangan di kelas 2/3 telah melakukan tugasnya dalam hal pembagian tugas bagi
perawat yang dinas setiap 6 bulan sekali. Jadwal dinas pada bulan Maret di ruang
rawat inap 2/3 telah ditetapkan pada tanggal 18 februari 2018 oleh kepala bagian
keperawatan yakni DR. Dra Werna Nontji S.Kp., M. Kep dan PJ Ruangan Lantai
tugasnya dalam hal memantau kegiatan yang telah dilakukan PP dan PA.
- Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas
kebutuhan di ruangan. Salah satu contoh pada saat operan hari itu, kepala ruangan
Jum’at tanggal 23 Maret 2018 dan yang akan dibahas seputar pembekalan perawat
- Mengatur CCM
- Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap pasien pada setiap giliran
- Melakukan pertemuan dengan pasien minimal dua hari untuk membahas kondisi
- Membaca renpra yang telah ditetapkan PP dan meminta bimbingan kepada PP,
mendokumentasikannya pada format yang tersedia. Dalam hal ini perawat asosiet
tindakan
Kegiatan observasi di ruang perawatan kelas 2/3 ukul 13.30 dilakukan operan di nurse
station. Operan dilakukan dua kali yaitu operan besar dan operan kecil. Operan besar dipimpin
oleh PJ Shift atas utusan dari kepala ruangan dan dilanjutkan oleh Kepala Ruangan yang
membahas mengenai informasi rencana kegiatan selanjutnya baik itu tentang pasien maupun
untuk perawat, salah satu contoh yaitu memberitahukan bahwa akan diadakannya rapat
mengenai pembekalan perawat dalam hal MAKP dan jenjang karir. Setelah penyampaian dari
kepala ruangannya selanjutnya diikuti oleh PP/PJ shift dan PA. Pemaparan setiap PJ shift atau
KATIM 1 untuk ruang perawatan kelas 2 dan KATIM 2 untuk ruang perawatan kelas 3,
masing-masing juga terdiri dari PA shift pagi yang memberikan operan dan PA shift sore yang
menerima operan. Masing-masing tim memaparkan tentang jumlah pasien yang ada saat itu,
diagnosa medis pada pasien, perencanaan pulang pada pasien, rencana tindakan yang telah
Setelah melakukan operan di nurse station, PA shift pagi dan PA shift sore beserta
KATIM nya langsung menuju ruang perawatan pasien untuk melakukan orientasi dan validasi
terhadap pasien dan keluarga pasien. Namun, saat observasi tidak sesuai dengan materi yang
didapatkan. Saat itu perawat yang melakukan operan tidak memperkenalkan diri kepada pasien
tentang siapa yang akan menggantikannya hanya memberitahukan bahwa terjadi pergantian
shift. Perbedaan operan siang dan malam adalah pada siang hari terdapat kepala ruangan saat
operan sedangkan pada operan malam tidak terdapat hal ini dikarenakan karu pulang pada jam
5 sore. Akan tetapi operan akan tetap dilakukan dengan dipimpin oleh PP atau PJ shift sore
Mengenai supervisi, dari hasil wawancara dari kepala ruangannya, kegiatan supervisi
sebelumnya di jadwalkan setiap bulan akan tetapi karena banyak kendala jadi kegiatan
supervisi tidak maksimal dilakukan. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan MPKP di
RS Unhas telah di sampaikan oleh kepala ruangannya yaitu faktor pendukungnya ialah dari
atasan langsung, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai untuk dapat dilakukan sistem
MAKP dan komitmen dari teman-teman perawat sejak awal ditetapkannya sistem ini.
Sedangkan faktor penghambat proses pelaksanaan MAKP di RS Unhas ini adalah kekurangan
tenaga keperawatan sedangkan pasien yang datang banyak dan manajemen stres untuk perawat