Z
DENGAN DIAGNOSA CKD DI RUANGAN ICU
RSUD TORABELO SIGI
KELOMPOK 3
1. FERDIANTO IBRAHIM
2. FUSPITA A. KUSANG
3. LEGIANTI
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Ferdianto Ibrahim (P07120421009)
Fuspita A. Kusang (P07120421010)
Legianti (P07120421019)
Telah diperiksa dan disetujui oleh preceptor klinik dan preceptor akademi institusi pada
Hari ........................Tanggal......................Tahun 2021
(......................................) (.....................................)
Mengetahui
Program studi pendidikan profesi ners
Ketua
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kita diberi nikmat kesehatan dan nikmat waktu kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang ini.
Asuhan keperawatan ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. Z
Dengan Diagnosa Medis CKD Di Ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi” merupakan
hasil karya kami untuk memenuhi tugas Praktek Profesi Ners Stase Keperawatan
Medikal Bedah (KMB) pada program Studi Profesi Ners Politeknik Kemenkes Palu
(POLTEKKES PALU).
Dalam menyelesaikan asuhan keperawatan ini, kami menyadari bahwa tidak
akan terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moral maupun materi.
Usaha kami juga akan sia-sia tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan asuhan keperawatan ini terutama kepada Preceptor Klinik
dan Preceptor Institusi serta semua pihak yang terlibat sehingga asuhan keperawatan ini
bisa selesai tepat waktu.
Mohon maaf bila asuhan keperawatan yang kami buat ini mungkin masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami sebagai penulis memohon kritikan dan saran
dari pembaca sekalian. Karena saran dan kritikan dari pembaca merupakan suatu
motivasi buat kami agar supaya lebih baik lagi dalam menyusun sebuah asuhan
keperawatan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
sekalian.
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................................2
iv
3.11 Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 27
3.12 Intervensi Keperawatan ......................................................................................... 28
3.13 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .............................................................. 32
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................48
5.2 Saran ........................................................................................................................ 48
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
kaliaks minor. Selanjutnya bersatu sehingga membentuk pelvis ginjal. Merupakan
reservoar utama sistem pengumpul urine.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik membahas asuhan
keperawatan pada pasien chronic kidney disease ( CKD ) di RSUD Torabelo Sigi di
ruangan ICU
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan
permasalahan yaitu “bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien chronic kidney
disease (CKD) di ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi tahun 2021?”
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran Asuhan Keperawatan pada pasien chronic kidney disease (CKD)
di ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi
1.3.2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien chronic kidney disease di
ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi tahun 2021
b. Mengidentifikasi diagnose keperaweatan pada pasien chronic kidney
disease di ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi tahun 2021
c. Mengidentifikasi rencana keperaweatan pada pasien chronic kidney
disease di ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi tahun 2021
d. Mengidentifikasi implementasi atau tindakan yang telah di berikan pada
pasien chronic kidney disease di ruangan ICU RSUD Torabelo Sigi
tahun 2021
e. Mengidentifikasi hasil evaluasi tindakan keperawatan yang telah di
berikan pada pasien chronic kidney disease di ruangan ICU RSUD
Torabelo Sigi tahun 2021
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Chronic kidney disease atau penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan Glomerulus
Filtration Rate (GFR) (Nahas & Levin, 2015).
Chronic Kidney disease merupakan suatu perubahan fungsi ginjal yang
progresif dan ireversibel. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak mampu
mempertahankan keseimbangan cairan sisa metabolisme sehingga menyebabkan
penyakit gagal ginjal (Terry & Aurora, 2016).
2.2 Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler
(nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen
nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
Penyebab GGK menurut Price, 2006; 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara
lain:
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
b. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
c. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
d. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
e. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
f. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
g. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
3
h. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat,
striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
2.3 Menifestasi klinik
Menurut Brunner & Suddart (2005) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda
dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal
kronis adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema
periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai,
panas pada telapak kaki, perubahan perilaku. Diseguilibrium syndrome : Mual,
muntah , kelelahan dan sakit kepala
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
4
2.4 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. (
Barbara C Long, 2006, 368).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin
berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 :
1448).
Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
- Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum
normal dan penderita asimptomatik.
- Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood
Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
- Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat
penurunan LFG :
- Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG
yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
5
- Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
- Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
- Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
- Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal
terminal.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test )
dapat digunakan dengan rumus :
6
2.5 Pathway
7
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu dan transplantasi ginjal
- Hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test )
8
- Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
- koagulasi studi
PTT, PTTK, BGA
b. Urine
- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
c. pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
d. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )
2.8 Pengkajian
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2015), sebagai berikut:
a. Data Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti
proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi
pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai
pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang
terlalu lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum /
mengandung banyak senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
b. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan
9
traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
c. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun waktu
6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau
turun.
d. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu
e. Pengkajian fisik
1) Penampilan / keadaan umum
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran
pasien dari compos mentis sampai coma.
2) Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi
meningkat dan reguler.
3) Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi,
atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
4) Kepala
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum,
bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
5) Leher dantenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
6) Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat
otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara
10
tambahan pada paru (ronchi basah), terdapat pembesaran jantung,
terdapat suara tambahan pada jantung.
7) Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
8) Genitalia
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi,
terdapat ulkus.
9) Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan
tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1detik.
10) Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia, dan terjadi perikarditis.
2.9 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai
berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya control tidur
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
11
2.10 Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Rasional
Tujuan Intervensi
1 Bersihan jalan napas tidak Setelah di lakukan tindakan Latihan Batuk Efektif
efektif berhubungan dengan asuhan keperawatan 3x24 Observasi Observasi
sekresi yang tertahan ditandai jam di harapkan bersihan 1. Identifikasi kemampuan 1. Batuk efektif perlu di
dengan : jalan nafas meningkat batuk kaji dan di lakukan
DS : dengan kriteria hasil : Terapeutik untuk mengurangin
Klien mengeluh batuk 1. Batuk efektif 1. Atur posisi semi fowler penumpukan secret
Keluarga klien meningkat atau fowler Terapeutik
mengatakan lender 2. Gelisah membaik Edukasi 1. Membantu untuk
pasien sulit dikeluarkan 3. Frekuensi nafas 1. Jelaskan tujuan dan meningkatkan ekspansi
DO : membaik prosedur batuk efektif dada
Klien tampak pucat 2. Anjurkan menarik nafas Edukasi
Klien tampak lemas melalui hidung selama 4 1. Membantu
Klien tampak sesak detik, di tahan selama 2 meningkatkan
Klien nampak batuk detik, kemudian pengetahuan klien
keluarkan melalui mulut tentang batuk efektif
Terdapat suara napas
selama 8 detik 2. Untuk mengurangi
tambahan ronkhi pada
3. Anjurkan mengulangi batuk pada klien
kedua area paru
tarik nafas dalam hingga 3. Agar secret / sputum
TTV :
3 kali mudah keluar
TD : 122/71 mmHg
Kolaborasi Kolaborasi
N : 89 x/menit
1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk membantu
R : 23 x/menit
mukolitik atau mengencerkan dan
S : 36,6 0C
ekspektoran, jika perlu mengeluarkan dahak
SPO2 : 99%
GCS : E4 V5 M6
12
cairan ditandai dengan : selama 3x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
DS : diharapkan hipervolemia tanda dan gejala yang
Keluarga klien keseimbangan cairan 2. Identifikasi penyebab muncul
mengatakan terdapat meningkat dengan hipervolemia 2. Untuk mengetahui
pembekakan pada kriteria hasil : 3. Monitor intake dan penyebab hipervolemia
kedua ekstremitas 1. Asupan cairan output cairan 3. Untuk memastikan
bawah klien menurun Terapeutik apakah cairan dalam
DO : 2. Keluaran urine 1. Batasi asupan cairan dan tubuh lebih, kurang,
Terdapat pitting edema menurun garam ataupun seimbang
pada kedua ekstremitas 3. Kelembaban Edukasi Terapeutik
atas dan bawah membrane mukosa 1. Ajarkan cara mengukur 1. Membatasi cairan ke
Kreatinin : 3,89 menurun dan mencatat asupan dalam tubuh
Intake ( input ) = 2.413 4. Edema menurun dan haluaran cairan Edukasi
Output = 1.550 2. Ajarkan cara membatasi 1. Mengetahui asupan dan
Balance Cairan cairan haluaran cairan
2.413 – 1.550 =863 Kolaborasi 2. untuk membatasi cairan
1. Kolaborasi pemberian yang masuk dalam
Klien tampak lemas
diuretic tubuh pasien
Klien tampak pucat
Kolaborasi
1. Untuk
membuangkelebihan
garam dan air dari
dalam tubuh melalui
urine
3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur
berhubungan dengan asuhan keperawatan Obsevasi Observasi
kurangnya kontrol tidur selama 3x24 jam 1. Identifikasi pola 1. Mengetahui pola
ditandai dengan : diharapkan pola tidur aktivitas dan tidur aktivitas dan tidur
DS : membaik dengan 2. Identifikasi faktor pasien
Keluarga klien kriteria hasil : pengganggu tidur (fisik 2. Untuk menjadi solusi
mengatakan klien susah 1. Keluhan sulit tidur dan/atau psikologis) agar pasien nyenyak
13
tidur akibat batuk yang menurun Terapeutik saat tidur
dialami klien 2. Keluhan sering 1. Modifikasi lingkungan Terapeutik
Keluarga klien terjaga menurun 2. Batasi waktu tidur siang 1. Untuk memberikan
mengatakan klien selalu 3. Keluhan tidak puas 3. Sesuaikan jadwal kenyamanan pada
terjaga pada malam hari tidur menurun pemberian obat dan pasien
DO : 4. Keluhan istirahat atau/tindakan untuk 2. Untuk menghindari
Klien tampak gelisah tidak cukup menunjang siklus tidur terjaga pada malam
Klien tampak terjaga menurun terjaga hari
pada malam hari Edukasi 3. Untuk mengontrol pola
Pada malam hari Klien 1. Jelaskan pentingnya tidur pasien
Nampak terbangun pada tidur cukup selama sakit Edukasi
pkl.24.00 dan sulit 2. Anjurkan menepati 1. Agar pasien
untuk tidur kembali kebiasaan waktu tidur mengetahui pentingnya
tidur cukup
2. Agar terkontrol pola
tidur pasien
4 Defisit perawatan diri Setelah di lakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri
berhubungan dengan asuhan keperawatan 3x24 (Mandi)
kelemahan ditandai dengan : jam di harapkan klien dapat Obsevasi Observasi
DS : mempertahankan kebersihan 1. Monitor kebersihan 1. Agar kebersihan diri
Keluarga klien diri meningkat dengan tubuh (mis, rambut, klien tetap terjaga
mengatakan selama kriteria hasil : kulit, kuku) (misalnya tangan,
dirumah sakit klien 1. Mobilitas fisik 2. Monitor integritas kulit mulut, kulit,
tidak pernah mandi meningkat Terapeutik kuku)dalam keadaan
Keluarga klien 2. Motivasi meningkat 1. Sediakan peralatan basah
mengatakan selama 3. Koordinasi mandi (sabun, sikat gigi, 2. Kulit klien dalam
dirawat klien tidak pergerakan sampoo, pelembab keadaan kotor dan
pernah sikat gigi dan meningkat kulit) terjadi bintik
keramas 2. Sediakan lingkungan kemerahan/tanda tanda
DO : yang aman dan nyaman infeksi
Rambut klien tampak 3. Pertahankan kebiasaan Terapeutik
14
berminyak dan kotor kebersihan diri 1. Alat alat waslap di
Kuku klien tampak Edukasi sediakan oleh keluarga
panjang dan kotor 1. Jelaskan manfaat mandi 2. Agar privasi klien
Kulit klien tampak dan dampak tidak mandi terjaga
kering terhadap kesehatan 3. Agar terhindar dari
Lidah klien tampak kotor penyakit virus dan
bakteri
Edukasi
1. Agar klien mengerti
dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
15
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS ( ASUHAN KEPERAWATAN )
16
3.3 Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS
Penurunan kesadaran
2. Riwayat keluhan utama saat masuk RS
Pasien masuk RS pada tanggal 19 November 2021 pukul 22.50 WITA melalui
IGD dengan keluhan penurunan kesadaran ± 6 jam. Keluarga pasien mengatakan
awalnya pasien mengalami muntah-muntah ± 5 kali dan nyeri pada perut.
3. Keluhan utama saat di kaji
Batuk
4. Riwayat keluhan utama
Pasien dipindahkan ke ruang ICU pada tanggal 20 November 2021 pukul 23.40
WITA. Telah dilakukan pengkajian pada tanggal 23 November 2021 pukul 13.40
WITA. Pada saat dilakukan pengkajian, klien mengeluh batuk dan sulit untuk
mengeluarkan dahaknya, batuk pasien terus menerus namun bertambah parah
dimalam hari.
5. Keluhan yang menyertai
Klien Nampak sesak napas, pucat, bengkak pada kedua ekstremitas atas dan
bawah, lemas serta gelisah. Keluarga klien juga mengatakan klien sering terjaga
pada malam hari.
6. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular, namun klien pernah
operasi katarak di RS UNDATA 4 tahun yang lalu
7. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular ataupun
penyakit turunan seperti Tuberculosis, Asma, Hipertensi ataupun Diabetes
8. Riwayat alergi (obat dan makanan)
Klien tidak memiliki riwayat alergit terhadap makanan maupun obat-obatan
17
3.4 Genogram
x x x x
Keterangan :
: : Laki-laki X : Meninggal
: : Perempuan : Klien
: Menikah : Serumah
: Keturunan
Keterangan Genogram : Keluarga klien mengatakan kakek dan nenek klien sudah
meninggal karena faktor usia, orang tua klien juga sudah
meninggal karena faktor usia. Di dalam keluarga tidak ada
riwayat penyakit asma, hipertensi dan penyakit yang di derita
klien sekaran( penyakit CKD).
18
3.5 Pengkajian Pola Fungsional
19
mandiri
7 Pola persepsi diri Klien merasa jika dirinya Keluarga klien mengatakan
(konsep diri) tidak akan sakit seperti bahwa klien menganggap
sekarang karena klien dirinya lemah dan tidak bisa
menjaga kesehatannya melakukan aktivitas. Akan
tetapi, klien selalu
bersemangat untuk sembuh
8 Pola hubungan pasien Klien mampu bersosialisasi Klien tidak mampu
dengan baik kepada keluarga bersosialisasi dengan baik
dan warga setempat kepada keluarga dan petugas
kesehatan
9 Pola koping-toleransi Klien sebelumnya menjalani Klien tidak mampu
stress aktivitas rutin seperti biasanya melakukan aktivitas seperti
(normal) biasanya karena sakit
10 Pola nilai kepercayaan Klien melaksanakan shalat 5 Klien tidak mampu
waktu melaksanakan shalat karena
sakit
20
2. Telinga
Inspeksi : Bentuk normal simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
serumen, telinga tampak bersih, pendengaran kurang baik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid
3. Mata
Inspeksi : Bentuk normal simetris antara kiri dan kanan, Konjungtiva
pucat, sclera berwarna putih, pupil isokor, reflex terhadap
cahaya normal, gerakan bola mata normal, penglihatan normal
Palpasi : Tidak ada edema pada kantong mata, tidak ada nyeri tekan pada
palpebra
4. Hidung
Inspeksi : Lubang hidung simetris, secret tidak ada, polip tidak ada,
penciuman normal
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada sinus maxilaris dan sinus
etmoidalis
5. Mulut
Inspeksi : Warna bibir pucat, tidak ada sianosis, tidak ada stomatitis, lidah
tampak kotor, gigi sudah tidak ada
Palpasi :-
6. Leher
Inspeksi : Bentuk leher normal, tidak ada edema
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran vena jugularis
7. Dada (Jantung dan Paru-paru)
a) Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada normochest, tidak ada jejas, pengembamgan
dada simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak
ada retraksi dinding dada, RR : 26 x/menit
21
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris antara kiri dan kanan, taktil
fremitus simetris antara kiri dan kanan , tidak ada
peningkatan maupun penurunan taktil fremitus, tidak ada
nyeri tekan, Vocal fremitus simetris antara kiri dan kanan
Perkusi : Bunyi napas sonor
Auskultasi : Suara napas vesikuler, terdapat suara napas tambahan
ronkhi pada paru kiri dan kanan
b) Jantung
Inspeksi : tidak nampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba dan terletak di ICS 5 mid klavikula kiri
Perkusi : Terdengar suara jantung pekak pada batas kiri jantung ICS
2, batas atas kanan jantung ICS 2 linea sternalis kanan dan
Batas bawah jantung linea media clavicula kiri ICS 5
Auskultasi : Terdengar suara jantung murni reguler (bunyi jantung 1/S1
dan bunyi jantung 2/S2), tidak ada bunyi jantung tambahan
8. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada distensi
Auskultasi : Bising usus normal 3x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada epigastrium dengan skala nyeri 1, namun
tidak terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan bawah,
tidak ada nyeri tekan pada simfisis
Perkusi : Terdengar bunyi timpani pada daerah epigastrium dan kuadran kiri
Abdomen, terdengar pekak pada kuadran kanan atas abdomen
9. Genetalia
Inspeksi : Terpasang kateter urine hari ke 4
Palpasi :-
10. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas
22
Inspeksi : Bentuk tangan normal dan sama antara kiri dan kanan, jari-
jari tangan lengkap 10, Terpasang infus NaCl 0,9% 20
tetes/menit pada tangan kanan, tidak ada benjolan.
Palpasi : Kekuatan otot tangan 4/4, akral teraba hangat, CRT < 2
detik, pitting edema positif
4 4
b) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Terdapat edema pada kedua kaki, terdapat luka pada lutut
kiri, jari-jari kaki lengkap 10
Palpasi : Kekuatan otot kaki 4/3, terdapat nyeri tekan pada luka
dilutut kiri, pitting edema positif
4 3
11. Kulit
Inspeksi : Kulit berwarna sawo matang, kulit Nampak kering, tidak ada tanda-
tanda alergi, tidak ada lesi
Palpasi : Turgor kulit menurun, akral teraba hangat, CRT < 2 detik
23
3.7 Data Penunjang
b. Hasil laboratorium
24
3.9 Klasifikasi data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh batuk 1. Klien tampak pucat
2. Keluarga klien mengatakan lendir 2. Klien tampak lemas
pasien susah dikeluarkan 3. Klien tampak sesak
3. Keluarga klien mengatakan terdapat 4. Klien tampak batuk
pembekakan pada kedua ekstremitas 5. Klien tampak gelisah
bawah dan atas 6. Terdapat suara napas tambahan
4. Keluarga klien mengatakan klien ronkhi pada area paru kiri dan kanan
susah tidur akibat batuk yang 7. Terdapat edema pada kedua
dialami klien ekstremitas atas dan bawah
5. Keluarga klien mengatakan klien 8. Klien tampak terjaga pada malam hari
selalu terjaga pada malam hari 9. Pada malam hari Klien nampak
6. Keluarga klien mengatakan selama terbangun pada pkl.24.00 dan sulit
dirumah sakit klien tidak pernah untuk tidur kembali
mandi 10. Rambut klien tampak berminyak
7. Keluarga klien mengatakan selama 11. Kuku klien tampak panjang dan
dirawat klien tidak pernah sikat gigi kotor
dan keramas 12. Kulit klien tampak kering
13. TTV : TD : 122/69 mmHg
N : 89 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,5 0C
2
14. SPO : 99%
15. Kreatinin : 3,89 mg/dl
16. Intake ( input ) = 2.413
17. Output = 1.550
18. Balance Cairan
2.413 – 1.550 =863
19. GCS : E4 V5 M6
25
3.10 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Sekresi yang tertahan Bersihan jalan
Klien mengeluh batuk napas tidak efektif
Keluarga klien mengatakan
lender pasien sulit
dikeluarkan
DO :
Klien tampak pucat
Klien tampak lemas
Klien tampak sesak
Klien nampak batuk
Terdapat suara napas
tambahan ronkhi pada kedua
area paru
TTV : TD : 122/69 mmHg
N : 89 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,5 0C
SPO2 : 99%
GCS : E4 V5 M6
2 DS : Kelebihan asupan Hipervolemia
Keluarga klien mengatakan cairan
terdapat pembekakan pada
kedua ekstremitas bawah
klien
DO :
Terdapat pitting edema pada
kedua ekstremitas atas dan
bawah
Kreatinin : 3,89 mg/dl
Intake ( input ) = 2.413
Output = 1.550
Balance Cairan
2.413 – 1.550 =863
Klien tampak lemas
Klien tampak pucat
3 DS : Kurangnya control Gangguan pola
Keluarga klien mengatakan tidur tidur
klien susah tidur akibat batuk
yang dialami klien
Keluarga klien mengatakan
klien selalu terjaga pada
26
malam hari
DO :
Klien tampak gelisah
Klien tampak terjaga pada
malam hari
Pada malam hari Klien
nampak terbangun pada
pkl.24.00 dan sulit untuk tidur
kembali
4 DS : Kelemahan Defisit Perawatan
Keluarga klien mengatakan Diri
selama dirumah sakit klien
tidak pernah mandi
Keluarga klien mengatakan
selama dirawat klien tidak
pernah sikat gigi dan keramas
DO :
Rambut klien tampak
berminyak dan kotor
Kuku klien tampak panjang
dan kotor
Kulit klien tampak kering
Lidah klien tampak kotor
27
3.12 Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Rasional
Tujuan Intervensi
1 Bersihan jalan napas tidak Setelah di lakukan tindakan Latihan Batuk Efektif
efektif berhubungan dengan asuhan keperawatan 3x24 Observasi Observasi
sekresi yang tertahan ditandai jam di harapkan bersihan 1. Identifikasi kemampuan 1. Batuk efektif perlu di
dengan : jalan nafas meningkat batuk kaji dan di lakukan
DS : dengan kriteria hasil : Terapeutik untuk mengurangin
Klien mengeluh batuk 1. Batuk efektif 1. Atur posisi semi fowler penumpukan secret
Keluarga klien meningkat atau fowler Terapeutik
mengatakan lender 2. Gelisah membaik Edukasi 1. Membantu untuk
pasien sulit dikeluarkan 3. Frekuensi nafas 1. Jelaskan tujuan dan meningkatkan ekspansi
DO : membaik prosedur batuk efektif dada
Klien tampak pucat 2. Anjurkan menarik nafas Edukasi
Klien tampak lemas melalui hidung selama 1. Membantu
Klien tampak sesak 4 detik, di tahan selama meningkatkan
Klien nampak batuk 2 detik, kemudian pengetahuan klien
keluarkan melalui mulut tentang batuk efektif
Terdapat suara napas
selama 8 detik 2. Untuk mengurangi
tambahan ronkhi pada
3. Anjurkan mengulangi batuk pada klien
kedua area paru
tarik nafas dalam 3. Agar secret / sputum
TTV :
hingga 3 kali mudah keluar
TD : 122/69 mmHg
Kolaborasi Kolaborasi
N : 89 x/menit
1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk membantu
R : 26 x/menit
mukolitik atau mengencerkan dan
S : 36,5 0C
ekspektoran, jika perlu mengeluarkan dahak
SPO2 : 99%
GCS : E4 V5 M6
2 Hipervolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipervolemia
dengan kelebihan asupan asuhan keperawatan selama Observasi Observasi
cairan ditandai dengan : 3x24 jam diharapkan 1. Periksa tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
28
DS : keseimbangan cairan hipervolemia tanda dan gejala yang
Keluarga klien meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi penyebab muncul
mengatakan terdapat hasil : hipervolemia 2. Untuk mengetahui
pembekakan pada 1. Asupan cairan 3. Monitor intake dan penyebab hipervolemia
kedua ekstremitas menurun output cairan 3. Untuk memastikan
bawah klien 2. Keluaran urine Terapeutik apakah cairan dalam
DO : menurun 1. Batasi asupan cairan dan tubuh lebih, kurang,
Terdapat pitting edema 3. Kelembaban garam ataupun seimbang
pada kedua ekstremitas membrane mukosa Edukasi Terapeutik
atas dan bawah menurun 1. Ajarkan cara mengukur 1. Membatasi cairan ke
Kreatinin : 3,89 mg/dl 4. Edema menurun dan mencatat asupan dalam tubuh
Intake ( input ) = 2.413 dan haluaran cairan Edukasi
Output = 1.550 2. Ajarkan cara membatasi 1. Mengetahui asupan dan
Balance Cairan cairan haluaran cairan
2.413 – 1.550 =863 Kolaborasi 2. untuk membatasi cairan
1. Kolaborasi pemberian yang masuk dalam
Klien tampak lemas
diuretic tubuh pasien
Klien tampak pucat
Kolaborasi
1. Untuk
membuangkelebihan
garam dan air dari
dalam tubuh melalui
urine
3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur
berhubungan dengan asuhan keperawatan Obsevasi Observasi
kurangnya kontrol tidur selama 3x24 jam 1. Identifikasi pola 1. Mengetahui pola
ditandai dengan : diharapkan pola tidur aktivitas dan tidur aktivitas dan tidur
DS : membaik dengan 2. Identifikasi faktor pasien
Keluarga klien kriteria hasil : pengganggu tidur (fisik 2. Untuk menjadi solusi
mengatakan klien susah 1. Keluhan sulit tidur dan/atau psikologis) agar pasien nyenyak
tidur akibat batuk yang menurun Terapeutik saat tidur
29
dialami klien 2. Keluhan sering 1. Modifikasi lingkungan Terapeutik
Keluarga klien terjaga menurun 2. Batasi waktu tidur siang 1. Untuk memberikan
mengatakan klien selalu 3. Keluhan tidak puas 3. Sesuaikan jadwal kenyamanan pada
terjaga pada malam hari tidur menurun pemberian obat dan pasien
DO : 4. Keluhan istirahat atau/tindakan untuk 2. Untuk menghindari
Klien tampak gelisah tidak cukup menunjang siklus tidur terjaga pada malam hari
Klien tampak terjaga menurun terjaga 3. Untuk mengontrol pola
pada malam hari Edukasi tidur pasien
Pada malam hari Klien 1. Jelaskan pentingnya Edukasi
Nampak terbangun pada tidur cukup selama sakit 1. Agar pasien mengetahui
pkl.24.00 dan sulit 2. Anjurkan menepati pentingnya tidur cukup
untuk tidur kembali kebiasaan waktu tidur 2. Agar terkontrol pola
tidur pasien
4 Defisit perawatan diri Setelah di lakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri
berhubungan dengan asuhan keperawatan 3x24 (Mandi)
kelemahan ditandai dengan : jam di harapkan klien dapat Obsevasi Observasi
DS : mempertahankan kebersihan 1. Monitor kebersihan 1. Agar kebersihan diri
Keluarga klien diri meningkat dengan tubuh (mis, rambut, klien tetap terjaga
mengatakan selama kriteria hasil : kulit, kuku) (misalnya tangan,
dirumah sakit klien 4. Mobilitas fisik 2. Monitor integritas kulit mulut, kulit,
tidak pernah mandi meningkat Terapeutik kuku)dalam keadaan
Keluarga klien 5. Motivasi meningkat 1. Sediakan peralatan basah
mengatakan selama 6. Koordinasi mandi (sabun, sikat gigi, 2. Kulit klien dalam
dirawat klien tidak pergerakan sampoo, pelembab kulit) keadaan kotor dan
pernah sikat gigi dan meningkat 2. Sediakan lingkungan terjadi bintik
keramas yang aman dan nyaman kemerahan/tanda tanda
DO : 3. Pertahankan kebiasaan infeksi
Rambut klien tampak kebersihan diri Terapeutik
berminyak dan kotor Edukasi 1. Alat alat waslap di
Kuku klien tampak 1. Jelaskan manfaat mandi sediakan oleh keluarga
panjang dan kotor dan dampak tidak mandi 2. Agar privasi klien
30
Kulit klien tampak terhadap kesehatan terjaga
kering 3. Agar terhindar dari
Lidah klien tampak kotor penyakit virus dan
bakteri
Edukasi
1. Agar klien mengerti
dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
31
3.13. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
HARI : 1
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
1 Selasa, 23 Bersihan jalan napas tidak Latihan Batuk Efektif S : Klien mengeluh batuk
efektif berhubungan dengan Observasi dan keluarga klien
November 09.15
sekresi yang tertahan ditandai 1. Identifikasi kemampuan mengatakan lendir pasien
2021 dengan : batuk sulit dikeluarkan
DS : Hasil : Klien sulit O : - Klien tampak pucat
Klien mengeluh batuk mengeluarkan lendir - Klien tampak lemas
Keluarga klien 09.25 Terapeutik - Klien tampak sesak
mengatakan lender 1. Atur posisi semi fowler - Klien nampak batuk
pasien sulit dikeluarkan Hasil : Menaikkan tempat - Terdapat suara napas
DO : tidur pasien 450 tambahan ronkhi
Klien tampak pucat 10.05
Edukasi pada kedua area paru
Klien tampak lemas 1. Jelaskan tujuan dan prosedur - TTV :
Klien tampak sesak batuk efektif TD : 122/71 mmHg
Klien nampak batuk Hasil : Keluarga klien N : 84 x/menit
mendengarkan R : 24 x/menit
Terdapat suara napas
dengan baik S : 36,6 0C
tambahan ronkhi pada
penjelasan dari A : Bersihan jalan napas
kedua area paru
perawat tidak efektif belum
TTV :
10.20 2. Anjurkan menarik nafas teratasi
TD : 122/69 mmHg
melalui hidung selama 4 P : Lanjutkan intervensi
N : 89 x/menit
detik, di tahan selama 2 detik,
R : 26 x/menit Observasi
kemudian keluarkan melalui
S : 36,5 0C
mulut selama 8 detik 1. Identifikasi
SPO2 : 99% Hasil : Klien mengikuti apa kemampuan batuk
GCS : E4 V5 M6 yang dianjurkan Terapeutik
perawat 1. Atur posisi semi
3. Anjurkan mengulangi tarik fowler
32
nafas dalam hingga 3 kali Edukasi
Hasil : Klien mengikuti apa
1. Jelaskan tujuan dan
yang dianjurkan
prosedur batuk efektif
perawat
2. Anjurkan menarik
Kolaborasi
12.00 nafas melalui hidung
1. Kolaborasi pemberian
selama 4 detik,
mukolitik atau ekspektoran,
ditahan selama 2
jika perlu
detik, kemudian
Hasil : Nebulizer ventolin +
keluarkan melalui
NaCl 3 cc/12 jam
mulut selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi
tarik nafas dalam
hingga 3 kali
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu
2 Selasa, 23 Hipervolemia berhubungan Manajemen Hipervolemia S : Keluarga klien
November dengan kelebihan asupan Observasi mengatakan terdapat
2021 cairan ditandai dengan : 12.15 1. Periksa tanda dan gejala pembekakan pada kedua
DS : hypervolemia ekstremitas bawah klien
Keluarga klien Hasil : Terdapat pitting edema O : - Terdapat pitting edema
mengatakan terdapat pada kedua pada kedua
pembekakan pada kedua ekstremitas atas dan ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah klien bawah bawah
DO : 12.27 2. Identifikasi penyebab - Kreatinin : 3,89
Terdapat pitting edema hypervolemia mg/dl
pada kedua ekstremitas Hasil : Fungsi ginjal menurun - Intake : 2.413
atas dan bawah 12.45 3. Monitor intake dan output - Output : 1.550
33
Kreatinin : 3,89 mg/dl cairan Jadi 2.413 – 1.550 =
Intake ( input ) = 2.413 Hasil : Intake : 2.413 863
Output = 1.550 Output : 1.550 A : Hipervolemia belum
Balance Cairan Jadi 2.413 – 1.550 = teratasi
2.413 – 1.550 =863 863 P : Lanjutkan intervensi
Terapeutik Observasi
13.05 1. Batasi asupan cairan dan 1. Periksa tanda dan
garam gejala hipervolemia
Hasil : Klien membatasi 2. Identifikasi penyebab
asupan cairan hipervolemia
Edukasi 3. Monitor intake dan
13.18 1. Ajarkan cara mengukur dan output cairan
mencatat asupan dan haluaran Terapeutik
cairan 1. Batasi asupan cairan
Hasil : Klien mengerti apa dan garam
yang dijarkan Edukasi
13.25 2. Ajarkan cara membatasi 1. Ajarkan cara
cairan mengukur dan
Hasil : Klien mengerti apa mencatat asupan dan
yang diajarkan haluaran cairan
Kolaborasi 2. Ajarkan cara
14.00 1. Kolaborasi pemberian diuretic membatasi cairan
Hasil : Lasix 20 mg/12 jam Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian diuretic
3 Selasa, 23 Gangguan pola tidur Dukungan Tidur S : Keluarga klien
November berhubungan dengan kurangnya 14.20 Obsevasi mengatakan klien susah
2021 kontrol tidur ditandai dengan : 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur akibat batuk yang
DS : tidur dialami klien
Keluarga klien Hasil : Klien terjaga pada O : - Klien tampak gelisah
mengatakan klien susah malam hari - Klien tampak terjaga
34
tidur akibat batuk yang 14.25 2. Identifikasi faktor pada malam hari
dialami klien pengganggu tidur (fisik - Pada malam hari klien
Keluarga klien dan/atau psikologis) Nampak terbangun
mengatakan klien selalu Hari : Batuk mengakibatkan pada pkl. 24.00 dan
terjaga pada malam hari klien susah tidur sulit tidur kembali
DO : Terapeutik A : Ganggua pola tidur
Klien tampak gelisah 14.30 1. Modifikasi lingkungan belum teratasi
Klien tampak terjaga Hasil : keluarga klien terlalu P: Lanjutkan intervensi
pada malam hari ribut sehingga klien Observasi
Pada malam hari Klien susah tidur 1. Identifikasi pola
Nampak terbangun pada 14.35 2. Batasi waktu tidur siang aktivitas dan tidur
pkl.24.00 dan sulit Hasil : Klien tidur siang 1 jam 2. Identifikasi faktor
untuk tidur kembali 14.40 3. Sesuaikan jadwal pemberian pengganggu tidur
obat dan atau/tindakan untuk (fisik dan/atau
menunjang siklus tidur terjaga psikologis)
Hasil : obat diberikan sesuai Terapeutik
jadwal yang telah 1. Modifikasi
diprogramkan lingkungan
Edukasi 2. Batasi waktu tidur
15.00 1. Jelaskan pentingnya tidur siang
cukup selama sakit 3. Sesuaikan jadwal
Hasil : klien memahami pemberian obat
pentingnya tidur, dan atau/tindakan
hanya saja klien susah untuk menunjang
tidur karena nyeri ulu siklus tidur
hati terjaga
15.25 2. Anjurkan menepati kebiasaan Edukasi
waktu tidur 1. Jelaskan pentingnya
Hasil : klien masih susah tidur cukup selama
untuk menepati waktu sakit
jam tidur 2. Anjurkan menepati
35
kebiasaan waktu tidur
4 Selasa, 23 Defisit perawatan diri Dukungan Perawatan Diri (Mandi) S : Keluarga klien
November berhubungan dengan Observasi mengatakan selama
2021 kelemahan ditandai dengan : 08.10 1. Monitor kebersihan tubuh dirumah sakit klien tidak
DS : (mis, rambut, kulit, kuku) pernah mandi
Keluarga klien Hasil : Rambut klien tampak O : - Rambut klien tampak
mengatakan selama berminyak dan kotor, berminyak dan kotor
dirumah sakit klien kulit klien tampak - Kuku klien tampak
tidak pernah mandi kering, dan kuku klien panjang dan kotor
Keluarga klien tampak panjang dan - Kulit klien tampak
mengatakan selama kotor kering
dirawat klien tidak 08.15 2. Monitor integritas kulit - Lidah klien tampak
pernah sikat gigi dan Hasil : Kulit klien tampak kotor
keramas kering A : Defisit perawatan diri
DO : Terapeutik belum teratasi
Rambut klien tampak 08.20 1. Sediakan peralatan mandi P: Lanjutkan intervensi
berminyak dan kotor (sabun, sikat gigi, sampoo, Observasi
Kuku klien tampak pelembab kulit) 1. Monitor
panjang dan kotor Hasil : Keluarga klien kebersihan tubuh
Kulit klien tampak kering menyediakan peralatan (mis, rambut,
Lidah klien tampak kotor mandi untuk klien kulit, kuku)
08.25 2. Sediakan lingkungan yang 2. Monitor
aman dan nyaman integritas kulit
Hasil : Perawat menciptakan Terapeutik
lingkungan yang 1. Sediakan
aman dan nyaman peralatan mandi
dengan memakai (sabun, sikat
sampiran gigi, sampoo,
08.30 3. Pertahankan kebiasaan pelembab kulit)
kebersihan diri 2. Sediakan
Hasil : Klien tidak lingkungan yang
36
mempertahankan aman dan
kebiasaan kebersihan nyaman
diri 3. Pertahankan
Edukasi kebiasaan
08.35 1. Jelaskan manfaat mandi dan kebersihan diri
dampak tidak mandi terhadap Edukasi
kesehatan 1. Jelaskan manfaat
Hasil : Keluarga klien mandi dan
mendengarkan dampak tidak
dengan baik mandi terhadap
penjelasan dari kesehatan
perawat
37
HARI : 2
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
1 Rabu, 24 Bersihan jalan napas tidak Latihan Batuk Efektif S : Klien mengeluh batuk
efektif berhubungan dengan Observasi dan keluarga klien
November 09.15
sekresi yang tertahan ditandai 1. Identifikasi kemampuan mengatakan lendir pasien
2021 dengan : batuk sulit dikeluarkan
DS : Hasil : Klien sulit O : - Klien tampak pucat
Klien mengeluh batuk mengeluarkan lendir - Klien tampak lemas
Keluarga klien 09.25 Terapeutik - Klien tampak sesak
mengatakan lender 1. Atur posisi semi fowler - Klien nampak batuk
pasien sulit dikeluarkan Hasil : Menaikkan tempat - Terdapat suara napas
DO : tidur pasien 450 tambahan ronkhi
Klien tampak pucat 10.05
Edukasi pada kedua area paru
Klien tampak lemas 1. Jelaskan tujuan dan prosedur - TTV :
Klien tampak sesak batuk efektif TD : 122/74 mmHg
Klien nampak batuk Hasil : Keluarga klien N : 89 x/menit
mendengarkan R : 24 x/menit
Terdapat suara napas
dengan baik S : 36,7 0C
tambahan ronkhi pada
penjelasan dari A : Bersihan jalan napas
kedua area paru
perawat tidak efektif belum
TTV :
10.20 2. Anjurkan menarik nafas teratasi
TD : 122/71 mmHg
melalui hidung selama 4 P : Lanjutkan intervensi
N : 82 x/menit
detik, di tahan selama 2
R : 26 x/menit Observasi
detik, kemudian keluarkan
S : 36,6 0C
melalui mulut selama 8 detik 1. Identifikasi
SPO2 : 99%
Hasil : Klien mengikuti apa kemampuan batuk
GCS : E4 V5 M6 yang dianjurkan Terapeutik
perawat 1. Atur posisi semi
10.25
3. Anjurkan mengulangi tarik fowler
nafas dalam hingga 3 kali Edukasi
38
Hasil : Klien mengikuti apa 1. Jelaskan tujuan dan
yang dianjurkan prosedur batuk efektif
perawat 2. Anjurkan menarik
Kolaborasi nafas melalui hidung
1. Kolaborasi pemberian selama 4 detik,
12.00
mukolitik atau ekspektoran, ditahan selama 2
jika perlu detik, kemudian
Hasil : Nebulizer ventolin + keluarkan melalui
NaCl 3 cc/12 jam mulut selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi
tarik nafas dalam
hingga 3 kali
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu
2 Rabu, 24 Hipervolemia berhubungan Manajemen Hipervolemia S : Keluarga klien
November dengan kelebihan asupan Observasi mengatakan terdapat
2021 cairan ditandai dengan : 12.15 1. Periksa tanda dan gejala pembekakan pada kedua
DS : hypervolemia ekstremitas bawah klien
Keluarga klien Hasil : Terdapat pitting edema O : - Terdapat pitting edema
mengatakan terdapat pada kedua pada kedua
pembekakan pada kedua ekstremitas atas dan ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah klien bawah bawah
DO : 12.27 2. Identifikasi penyebab - Kreatinin : 3,89
Terdapat pitting edema hypervolemia mg/dl
pada kedua ekstremitas Hasil : Fungsi ginjal menurun - Intake : 2.413
atas dan bawah 12.45 3. Monitor intake dan output - Output : 1.550
Kreatinin : 3,89 mg/dl cairan Jadi 2.413 – 1.550 =
Intake ( input ) = 2.413 Hasil : Intake : 2.413 863
39
Output = 1.550 Output : 1.550 A : Hipervolemia belum
Balance Cairan Jadi 2.413 – 1.550 = teratasi
2.413 – 1.550 =863 863 P : Lanjutkan intervensi
Terapeutik Observasi
13.05 1. Batasi asupan cairan dan 1. Periksa tanda dan
garam gejala hipervolemia
Hasil : Klien membatasi 2. Identifikasi penyebab
asupan cairan hipervolemia
Edukasi 3. Monitor intake dan
13.18 1. Ajarkan cara mengukur dan output cairan
mencatat asupan dan haluaran Terapeutik
cairan 1. Batasi asupan cairan
Hasil : Klien mengerti apa dan garam
yang dijarkan Edukasi
13.25 2. Ajarkan cara membatasi 1. Ajarkan cara
cairan mengukur dan
Hasil : Klien mengerti apa mencatat asupan dan
yang diajarkan haluaran cairan
Kolaborasi 2. Ajarkan cara
14.00 1. Kolaborasi pemberian diuretic membatasi cairan
Hasil : Lasix 20 mg/12 jam Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretic
3 Rabu, 24 Gangguan pola tidur Dukungan Tidur S : Keluarga klien
November berhubungan dengan kurangnya Obsevasi mengatakan klien susah
2021 kontrol tidur ditandai dengan : 14.20 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur akibat batuk yang
DS : tidur dialami klien
Keluarga klien Hasil : Klien terjaga pada O : - Klien tampak gelisah
mengatakan klien susah malam hari - Klien tampak terjaga
tidur akibat batuk yang 2. Identifikasi faktor pada malam hari
dialami klien 14.25 pengganggu tidur (fisik - Pada malam hari klien
40
Keluarga klien dan/atau psikologis) Nampak terbangun
mengatakan klien selalu Hari : Batuk mengakibatkan pada pkl. 24.00 dan
terjaga pada malam hari klien susah tidur sulit tidur kembali
DO : Terapeutik A : Ganggua pola tidur
Klien tampak gelisah 14.30 1. Modifikasi lingkungan belum teratasi
Klien tampak terjaga Hasil : keluarga klien terlalu P: Lanjutkan intervensi
pada malam hari ribut sehingga klien Observasi
Pada malam hari Klien susah tidur 1. Identifikasi pola
Nampak terbangun pada 14.35 2. Batasi waktu tidur siang aktivitas dan tidur
pkl.24.00 dan sulit Hasil : Klien tidur siang 1 jam 2. Identifikasi faktor
untuk tidur kembali 14.40 3. Sesuaikan jadwal pemberian pengganggu tidur
obat dan atau/tindakan untuk (fisik dan/atau
menunjang siklus tidur terjaga psikologis)
Hasil : obat diberikan sesuai Terapeutik
jadwal yang telah 1. Modifikasi
diprogramkan lingkungan
Edukasi 2. Batasi waktu tidur
15.00 1. Jelaskan pentingnya tidur siang
cukup selama sakit 3. Sesuaikan jadwal
Hasil : klien memahami pemberian obat
pentingnya tidur, dan atau/tindakan
hanya saja klien susah untuk menunjang
tidur karena nyeri ulu siklus tidur
hati terjaga
15.25 2. Anjurkan menepati kebiasaan Edukasi
waktu tidur 1. Jelaskan
Hasil : klien masih susah pentingnya tidur
untuk menepati waktu cukup selama
jam tidur sakit
2. Anjurkan
menepati
41
kebiasaan waktu
tidur
4 Rabu, 24 Defisit perawatan diri Dukungan Perawatan Diri (Mandi) S : Keluarga klien
November berhubungan dengan Observasi mengatakan selama
2021 kelemahan ditandai dengan : 08.10 1. Monitor kebersihan tubuh dirumah sakit klien tidak
DS : (mis, rambut, kulit, kuku) pernah mandi
Keluarga klien Hasil : Rambut klien tampak O : - Rambut klien tampak
mengatakan selama berminyak dan kotor, berminyak dan kotor
dirumah sakit klien kulit klien tampak - Kuku klien tampak
tidak pernah mandi kering, dan kuku klien panjang dan kotor
Keluarga klien tampak panjang dan - Kulit klien tampak
mengatakan selama kotor kering
dirawat klien tidak 08.15 2. Monitor integritas kulit - Lidah klien tampak
pernah sikat gigi dan Hasil : Kulit klien tampak kotor
keramas kering A : Defisit perawatan diri
DO : Terapeutik belum teratasi
Rambut klien tampak 08.20 1. Sediakan peralatan mandi P: Lanjutkan intervensi
berminyak dan kotor (sabun, sikat gigi, sampoo, Observasi
Kuku klien tampak pelembab kulit) 1. Monitor
panjang dan kotor Hasil : Keluarga klien kebersihan tubuh
Kulit klien tampak kering menyediakan peralatan (mis, rambut,
Lidah klien tampak kotor mandi untuk klien kulit, kuku)
08.25 2. Sediakan lingkungan yang 2. Monitor integritas
aman dan nyaman kulit
Hasil : Perawat menciptakan Terapeutik
lingkungan yang 1. Sediakan
aman dan nyaman peralatan mandi
dengan memakai (sabun, sikat gigi,
sampiran sampoo,
08.30 3. Pertahankan kebiasaan pelembab kulit)
kebersihan diri 2. Sediakan
42
Hasil : Klien tidak lingkungan yang
mempertahankan aman dan
kebiasaan kebersihan nyaman
diri 3. Pertahankan
Edukasi kebiasaan
08.35 1. Jelaskan manfaat mandi dan kebersihan diri
dampak tidak mandi terhadap Edukasi
kesehatan 1. Jelaskan manfaat
Hasil : Keluarga klien mandi dan
mendengarkan dampak tidak
dengan baik mandi terhadap
penjelasan dari kesehatan
perawat
43
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus
filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK)
didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat,
progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi
uremia atau azotemia (Smeltzer, 2011).
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala uremia
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).
Berdasarkan teori diagnose keperawatan yang sering di temukan pada penyakit
CKD adalah bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan, kelebihan
volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume cairan, gangguan pola tidur
berhubungan dengan ketidak adekuatan kualitas tidur, defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan.
Berdasarkan kasus kelolaan, klien masuk di RSUD TORABELO SIGI Pasien
masuk rumah sakit pada tanggal 19 November 2021 pukul 22.50 WITA melalui IGD
dengan keluhan penurunan kesadaran ± 6 jam. Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien
mengalami muntah-muntah ± 5 kali dan nyeri pada perut.
Pasien dipindahkan ke ruang ICU pada tanggal 20 November 2021 pukul 23.40
WITA. Telah dilakukan pengkajian pada tanggal 23 November 2021 pukul 13.40 WITA.
Pada saat dilakukan pengkajian, klien mengeluh sesak nafas. sesak nafas dirasakan ketika
klien batuk dan sulit mengeluarkan dahaknya. Klien Nampak pucat, lemas, dan gelisah.
Keluarga klien mengatakan klien mengeluh nyeri pada luka dilutut kiri. Keluarga klien
mengatakan klien sering terjaga pada malam hari.
44
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diagnose keperawatan atau
masalah yang muncul pada pasien kelolaan adalah bersihan jalan nafas berhubungan
dengan sekresi yang tertahan, kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
volume cairan, gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak adekuatan kualitas tidur,
defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
Pada diagnose kelebihan volume cairan atau hipervolemi tindakan yang dilakukan
adalah pengaruh coaching support terhadap kepatuhan penderita chronic kidney disease
(ckd) yaitu tentang edukasi yang melibatkan serta keluarga dalam menigkatkan kepatuhan
dalam diet secara tepat dan pembatasan cairan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh susanti dan caturia
sulystiana yang berjudul adalah pengaruh coaching support terhadap kepatuhan penderita
chronic kidney disease (ckd) di RS Adi Husada Surabaya yang di dapatkan hasil analisis
menunjukan bahwa terjadi perbedaan kepatuhan yang signifikan antara kelompok control
dan kelompok perlakuan dengan p-value=0,000 intervensi coaching support efektif
terhadap kepatuhan terhadap penderita CKD. Pelaksanaan coaching support berlangsung
dengan baik karena responden dan keluarga yang proaktif.
Pemberian coaching support dapat mempengaruhi perilaku penderita CKD untuk
melakukan pengelolaan penyakit CKD sesuai dengan hal‑hal yang sudah disarankan oleh
coach (Bistara, 2015). Edukasi pada penderita CKD dengan melibatkan peran serta
keluarga dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung karena semakin
tinggi peran keluarga maka semakin tinggi pula penderita CKD berperilaku patuh terhadap
pembatasan cairan dan diet (Thom et al., 2013).
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010).
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).
bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan, kelebihan
volume cairan berhubungan dengan peningkatan volume cairan, gangguan pola tidur
berhubungan dengan ketidak adekuatan kualitas tidur, defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan, setelah di lakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam hasilnya diagnose keperawatan atau masalah yang muncul belum teratasi
Edukasi pada penderita CKD dengan melibatkan peran serta keluarga dapat
diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung karena semakin tinggi peran
keluarga maka semakin tinggi pula penderita CKD berperilaku patuh terhadap
pembatasan cairan dan diet.
5.2 Saran
Di harapkan kepada pembaca terutama pada petugas kesehatan dapat lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dengan kasus CKD misalnya dengan
melakukan ronde atau case manager.
46
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 volume
2. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2),
Alih.Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2015, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk.
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2016. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta :SalembaMedika
Nahas, Meguid El &Adeera Levin. 2015.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Jogjakarta; MediAction.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Tindaka
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Smeltzer, S. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth.Volume 2 Edisi 8.Jakarta : EGC.
Wilson, Lorraine M. Price, Sylvia A. 2007. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
47