Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FARINGITIS AKUT


DI RUANG MAKKAH RSI A. YANI SURABAYA
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KMB

Disusun Oleh :
Riska Nuriyanti

FASILITATOR:
Imamatul Faizah, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
1. Konsep Faringiris Akut
a. Definisi
Faringitis akut adalah radang akut pada mukosa faring dan jaringan limfoid
pada dinding faring (Rospa, 2011). Menurut Vincent (2014) Faringitis akut
adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri, yang
ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis,
demam, pembesaran limfonodi leher dan malaise. Pendapat lain di kemukakan
oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (2018) Faringitis merupakan peradangan
akut membrane mukosa faring dan struktur lain di sekitarnya. Karena letaknya
yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya infeksi local
faring atau tonsil. Oleh karena itu, pengertian faringitis secara luas mencakup
tonsillitis, nasofaringitis, dan tonsilofaringitis.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Faringitis akut
adalah suatu peradangan akut yang menyerang tenggorokan atau faring yang
disebabkan oleh virus atau bakteri tertentu yang di tandai dengan nyeri tenggorokan.
2. Etiologi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh
virus (40−60%), bakteri (5−40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Faringitis bisa
disebabkan oleh virus maupun bakteri. Virus yaitu Rhinovirus, Adenovirus,
Parainfluenza, Coxsackievirus, Epstein –Barr virus, Herpes virus. - Bakteri yaitu,
Streptococcus ß hemolyticus group A, Chlamydia, Corynebacterium diphtheriae,
Hemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae. - Jamur yaitu Candida jarang terjadi
kecuali pada penderita imunokompromis yaitu mereka dengan HIV dan AIDS, Iritasi
makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat (Departemen Kesehatan, 2013).
3. Klasifikasi faringitis menurut Kemenkes (RI 2013 )
a. Faringitis akut
1.1.1 Faringitis bakterial
Infeksi Stereptococcus β-hemolyticus Group A
merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa
sebanyak 5%-15% dan pada anak-anak sebanyak 20%-30%
(Shulman et al., 2012). Faringitis akibat infeksi bakteri
Streptococcus Group A dapat diperkirakan dengan
menggunakan Centor criteria yaitu:
1. Demam
2. Anterior cervical lymphadenopathy
3. Eksudat tonsil
4. Tidak ada batuk
Tiap kriteria ini bila dijumpai diberi skor 1. Bila skor 0-1 maka
pasien tidak mengalami faringitis akibat infeksi Streptococcus
Group A, bila skor 1-3 maka pasien memiliki kemungkian 40%
terinfeksi Streptococcus Group A dan bila skor 4 pasien memiliki
kemungkinan 50% terinfeksi Streptococcus Group A. Faringitis
bakterial pada umumnya memiliki gejala seperti nyeri kepala
hebat, muntah, kadang demam dengan suhu yang tinggi, jarang
disertai batuk (Palla et al., 2012).

Selain itu untuk penentuan penyebab faringitis yang paling akurat


(gold standard) yaitu dengan menggunakan kultur apusan
tenggorokan. Akan tetapi untuk metode ini memiliki kelemahan
yaitu biaya yang mahaldan memerlukan waktu untuk mengetahui
hasilnya antara 1-2 hari (Aalbers et al., 2011). Penentuan
penyebab faringitis yang lain yaitu dengan tes laboratorium
menggunakan Rapid Antigen Detection Test (RADT) yang dapat
diketahui hasilnya setelah 5-10 menit pemeriksaan (Brunton dan
Pichicero, 2016)
b. Faringitis kronik
Faringitis kronik atrofi
Faringitis kronik atrofi timbul bersamaan dengan rhinitis
atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernafasan tidak diatur suhu dan
kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi
pada faring.
c. Faringitis spesifik
Faringitis luetika
Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah
faring seperti penyakit lues di organ lain. Gambaran klinik
tergantung pada stadium penyakitnya (Kemenkes RI, 2013)

4. Penyebab faringitis
Faringitis disebabkan oleh bakteri dan virus. Bakteri yang paling sering
menyebabkan terjadinya faringitis yaitu Streptococcus Group A dan bakteri
yang patogen menginfeksi pada anak-anak dan orang dewasa adalah bakteri S.
pyogenes. Bakteri lain yang mungkin terlibat diantaranya yaitu
Streptococccus Group C, Corynebacterium diphteriae, Neisseria
gonorrhea, Mycoplasma pneumoniae, Arcanobacterium haemolyticum,
Yersinia enterocolitica dan Clamydia pneumoniae. Sedangkan virus-virus
yang menginfeksi faring yaitu virus-virus saluran napas seperti
rhinovirus (20%), adenoviruss (≥5%), coronavirus (5%), Herpes
simplex (4%), influenza (2%), parainfluenza (2%), dan Epstein-
Barr virus (<1%) (Dipiro. 2018).
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang ditimbulkan faringitis tergantung pada
mikroorganisme yang menginfeksi. Secara garis besar faringitis
menunjukkan tanda dan gejala umum seperti lemas, anorexia, demam, suara
serak, kaku dan sakit pada otot leher.

Gejala khas berdasarkan jenisnya, yaitu:

a. Faringitis viral (umumnya oleh rhinovirus): diawali dengan gejala


rhinitis dan beberapa hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain
demam disertai rinorea dan mual.

b. Faringitis bakterial: nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai


demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.

c. Faringitis fungal: terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan.

d. Faringitis kronik hiperplastik: mula-mula tenggorok kering, gatal dan


akhirnya batuk yang berdahak.

e. Faringitis atrofi: umumnya tenggorokan kering dan tebal serta mulut


berbau.

f. Faringitis tuberkulosis: nyeri hebat pada faring dan tidak berespon


dengan pengobatan bakterial non spesifik.

g. Bila dicurigai faringitis gonorea atau faringitis luetika, ditanyakan


riwayat hubungan seksual. (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014).
6. Faktor resiko
Faktor resiko dari penyakit ini yaitu pasien riwayat demam rematik
HIV positif, pasien dengan kemoterapi, immunosuppressed, diabetes
melitus, kehamilan, pasien yang sudah memulai antibiotik sebelum
didiagnosis dan nyeri tenggorokan selama lebih dari 5 hari (Depkes RI,
2013).
7. Pengobatan faringitis
Pengobatan dari faringitis yaitu sejumlah antibiotik terbukti efektif
pada terapi faringitis oleh Streptococcus β-hemolyticus Group A, yaitu
mulai dari penisilin dan derivatnya, sefalosporin maupun makrolida.
Penisilin tetap menjadi pilihan pertama karena efektivitas dan
keamanannya sudah terbukti, spektrum sempit serta harganya yang
terjangkau. Amoksisilin menempati tempat yang sama dengan penisilin,
khususnya pada anak dan menunjukkan efektivitas yang setara. Lama
terapi dengan antibiotik oral rata-rata selama 10 hari. Untuk lini kedua
dengan antibiotik golongan makrolida seperti eritromisin dengan lama
terapi 10 hari atau dengan azitromisin dengan lama terapi hanya 5 hari
(Dipiro, 2018).
2. Streptococcus pyogenes
S. pyogenes adalah bakteri Gram positif, nonmotil, tidak memiliki
spora, membentuk kokus yang berbentuk rantai, memiliki diameter
tubuh 0,6–1,0 µm dan merupakan bakteri anaerob. Metabolisme dari
bakteri S.pyogenes yaitu secara fermentasi. Bakteri S. pyogenes
digolongkan ke dalam bakteri β-hemolytic Group A sehingga
membentuk zona terang apabila ditumbuhkan dalam media darah
(Accera, 2011).
S. pyogenes dapat menginfeksi di saluran pernapasan ketika
pertahanan tubuh inang menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan inang yang ada. Apabila
bakteri tersebut tersebar sampai ke jaringan yang rentan, maka infeksi
supuratif dapat terjadi. Infeksi tersebut dapat berupa faringitis,
tonsilitis, demam scarlet dan impetigo. S. pyogenes dapat menginfeksi
tulang, necrotizing fasciitis, radang otot, meningitis dan endokarditis
(Accera, 2011).
Selain infeksi saluran pernapasan bagian atas dan kulit, S.
pyogenes dapat menyebabkan berbagai infeksi sistemik invasif. S.
aureus, Streptococcus Group A adalah bakteri patogen yang umum
bertanggung jawab untuk selulitis. Infeksi patogen ini juga dikaitkan
dengan komplikasi non supuratif yang berpotensi serius yaitu demam
akut rematik (ARF) dan glomerulonefritis akut. Selain itu, infeksi S.
pyogenes telah muncul kembali sebagai penyebab penting dari toxic
shock syndrome (TSS) dan kulit yang mengancam jiwa serta infeksi
jaringan lunak terutama necrotizing fatr3sciitis.
8. Patofisiologi

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat


secara langsung menginvasi mukosa faring dan akan menyebabkan respon
inflamasi lokal. Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel, lalu akan
mengikis epitel sehingga jaringan limfoid superfisial bereaksi dan akan
terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Pada stadium awal terdapat hiperemis, kemudian edema dan sekresi yang
meningkat. Pada awalnya eksudat bersifat serosa tapi menjadi menebal dan
kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding
faring. Dengan keadaan hiperemis, pembuluh darah dinding faring akan
melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu akan
didapatkan di dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel
limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau yang terletak
lebih ke lateral akan menjadi meradang dan membengkak.
Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan
iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal (Bailey, 2016; Adam,
2011). Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan
pelepasan extracelullar toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Streptococcus ß hemolyticus
group A memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada miokard dan
dihubungkan dengan demam reumatik dan kerusakan katub jantung. Selain itu
juga dapat menyebabkan glomerulonefritis akut karena fungsi glomerulus
terganggu akibat terbentuknya kompleks antigenantibodi (Bailey, 2016; Adam,
2011).
WOC FARINGITIS AKUT

Bakteri masuk

Melalui droplet bahan Makanan,minuman, alat makan yang kotor

Proses inflamasi

Kuman menginfiltrasi lapisan epitel

Lapisan epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi

Pembendungan radang dengan infiltrasi leukosiit

faringitis

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Edema dan sekresi Produksi secret Kelemahan pada otot


Nyeri Proses inflaamasi Proses inflaamasi
meningkat meningkat

Sakit tenggorokan Terjadi demam Susah Aktivitas


Eksudat serosa Pengeluaran sputum
men&adi menebal
Nyeri Telan Proses Susah Beraktivitas
Mekanisme batuk penguapan
Pembuluh darah dinding faring Napsu makan minum
Kontak melalui menurun MK: Resiko
udara Ketidakseimbangan cairan
Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring MK: resiko defisit
posterior nutrisi
Suhu tubuh meningkat
MK:
bersihan jalan nafas tidak efektif
Terjadi demam

Gelisah

MK: Gangguan pola tidur


9. Patofisiologi
Penegakan Diagnosis Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
1) Anamnesis:
Anamnesis harus sesuai dengan mikroorganisme yang menginfeksi.
Secara garis besar pasien faringitis mengeluhkan lemas, anorexia,
demam, suara serak, kaku dan sakit pada otot leher. Gejala khas
berdasarkan jenis mikroorganisme, yaitu:
a. Faringitis viral, umumnya oleh Rhinovirus diawali dengan gejala
rhinitis dan beberapa hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain
demam disertai rinorea dan mual.
b. Faringitis bakterial, biasanya pasien mengeluhkan nyeri kepala
hebat, muntah, kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi dan
jarang disertai batuk.
c. Faringitis fungal, terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan.
d. Faringitis kronik hiperplastik, mula-mula tenggorok kering, gatal
dan akhirnya batuk yang berdahak.
e. Faringitis kronik atrofi, umumnya tenggorokan kering dan tebal
serta mulut berbau.
f. Faringitis tuberkulosis, biasanya nyeri hebat pada faring dan tidak
berespon dengan pengobatan bakterial non spesifik.
g. Apabila dicurigai faringitis gonorea atau faringitis luetika,
ditanyakan riwayat hubungan seksual pasien.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Faringitis viral, pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
hiperemis, eksudat (virus influenza, coxsachievirus,
cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat). Pada coxsachievirus
dapat menimbulkan lesi vesikular di orofaring dan lesi kulit berupa
maculopapular rash.
b. Faringitis bakterial, pada pemeriksaan tampak tonsil membesar,
faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat dipermukaannya.
Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan
faring. Kadang ditemukan kelenjar limfa leher anterior membesar,
kenyal dan nyeri pada penekanan.
c. Faringitis fungal, pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring
dan pangkal lidah, sedangkan mukosa faring lainnya hiperemis.
d. Faringitis kronik hiperplastik, pada pemeriksaan tampak kelenjar
limfa di bawah mukosa faring dan lateral hiperplasi. Pada
pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata dan
bergranular (cobble stone).
e. Faringitis kronik atrofi, pada pemeriksaan tampak mukosa faring
ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa
kering.
f. Faringitis tuberkulosis, pada pemeriksaan tampak granuloma
perkijuan pada mukosa faring dan laring.
g. Faringitis luetika tergantung stadium penyakit.
a) Stadium primer Pada lidah palatum mole, tonsil dan dinding
posterior faring berbentuk bercak keputihan. Bila infeksi
berlanjut timbul ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada
genitalia yaitu tidak nyeri. Juga didapatkan pembesaran
kelenjar mandibula.
b) Stadium sekunder Stadium ini jarang ditemukan. Pada
dinding faring terdapat eritema yang menjalar ke arah
laring.
c) Stadium tersier Terdapat guma. Predileksi pada tonsil dan
palatum (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2014).
3) Pemeriksaan Penunjang
Faringitis didiagnosis dengan cara pemeriksaan tenggorokan (kultur
apus tenggorokan). Pemeriksaan kultur memiliki sensitivitas 90−95%
dari diagnosis, sehingga lebih diandalkan sebagai penentu penyebab
faringitis yang diandalkan (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2013).
Kultur tenggorokan merupakan suatu metode yang dilakukan untuk
menegaskan suatu diagnosis dari faringitis yang disebabkan oleh
bakteri Group A Beta-Hemolytic Streptococcus (GABHS). Group A
Beta-Hemolytic Streptococcus (GABHS) rapid antigen detection test
merupakan suatu metode untuk mendiagnosa faringitis karena infeksi
GABHS. Tes ini akan menjadi indikasi jika pasien memiliki risiko
sedang atau jika seorang dokter memberikan terapi antibiotik dengan
risiko tinggi untuk pasien. Jika hasil yang diperoleh positif maka
pengobatan diberikan antibiotik dengan tepat namun apabila hasilnya
negatif maka pengobatan antibiotik dihentikan kemudian dilakukan
follow-up. Rapid antigen detection test tidak sensitif terhadap
Streptococcus Group C dan G atau jenis bakteri patogen lainnya
(Kazzi et al., 2016).
Untuk mencapai hasil yang akurat, pangambilan apus tenggorok
dilakukan pada daerah tonsil dan dinding faring posterior. Spesimen
diinokulasi pada agar darah dan ditanami disk antibiotik. Kriteria
standar untuk penegakan diagnosis infeksi GABHS adalah persentase
sensitifitas mencapai 90−99%. Kultur tenggorok sangat penting bagi
penderita yang lebih dari sepuluh hari (Vincent, 2014).
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari penyakit faringitis harus sesuai dengan penyebabnya.
1) Tujuan Penatalaksanaan Mengatasi gejala secepat mungkin, membatasi
penyebaran infeksi serta membatasi komplikasi.
2) Terapi Pokok Penatalaksanaan komprehensif penyakit faringitis akut, yaitu:
a) Istirahat cukup
b) Minum air putih yang cukup
c) Berkumur dengan air yang hangat
d) Pemberian farmakoterapi:
a. Topikal
Obat kumur antiseptik - Menjaga kebersihan mulut - Pada faringitis
fungal diberikan nystatin 100.000−400.000 2 kali/hari. - Faringitis
kronik hiperplastik terapi lokal dengan melakukan kaustik faring
dengan memakai zat kimia larutan nitras argentin 25%.
b. Oral sistemik
a) Anti virus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada
infeksi virus dengan dosis 60−100 mg/kgBB dibagi dalam
4−6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak
kurang dari lima tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam
4−6 kali pemberian/hari.
b) Faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
Streptococcus group A diberikan antibiotik yaitu penicillin
G benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau
amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama
sepuluh hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6−10 hari
atau eritromisin 4x500 mg/hari. Selain antibiotik juga
diberikan kortikosteroid karena steroid telah menunjukkan
perbaikan klinis karena dapat menekan reaksi inflamasi.
Steroid yang dapat diberikan berupa deksametason 3x0,5
mg pada dewasa selama tiga hari dan pada anak-anak 0,01
mg/kgBB/hari dibagi tiga kali pemberian selama tiga hari.
c) Faringitis gonorea, sefalosporin generasi ke-tiga,
Ceftriakson 2 gr IV/IM single dose. - Pada faringitis kronik
hiperplastik, jika diperlukan dapat diberikan obat batuk
antitusif atau ekspektoran. Penyakit hidung dan sinus
paranasal harus diobati.
d) Faringitis kronik atrofi pengobatan ditujukan pada rhinitis
atrofi.
e) Untuk kasus faringitis kronik hiperplastik dilakukan
kaustik sekali sehari selama 3−5 hari.

11. Komplikasi
Komplikasi umum pada faringitis adalah sinusitis, otitis media, epiglottitis,
mastoiditis, dan pneumonia. Faringitis yang disebabkan oleh infeksi
Streptococcus jika tidak segera diobati dapat menyebabkan peritonsillar
abses, demam reumatik akut, toxic shock syndrome, peritonsillar sellulitis,
abses retrofaringeal dan obstruksi saluran pernasafan akibat dari
pembengkakan laring. Demam reumatik akut dilaporkan terjadi pada satu dari
400 infeksi GABHS yang tidak diobati dengan baik (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013)
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan Faringitis Akut
Menurut Tarwoto (2013) pengkajian keperawatan pada pasien Faringitis Akut
meliputi :
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam MRS, No. RM, diagnosa medis
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang didapatkan biasanya panas, kering
ditenggorokan, anoreksia, nyeri sendi, otolgia suara serak

2. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan sekarang
mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien,
meliputi:
a) Alasan masuk rumah sakit
b) asien mengatakan mengatakan terasa nyeri di leher dan
mengatakan mengatakan sakit saat menelan.
Keluhan utama:
a) Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada daerah
leher
b) pasien mengatakan mual dan muntah. -asien mengatakan mual
dan muntah.
c) pasien mengatakan sakitsaat menelan
Kronologis keluhan: Pasien mengeluh nyeri di leher
2) Riwayat Kesehatan masa lalu
mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit
yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini
diderita. misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah
mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah
menjalani peralatan di RS.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada$tidak yang mengalami
penyakit yang sama.
4) Riwayat Psikososial dan Spiritual
mengkaji orang terdekat dengan orang terdekat dengan pasien, interak
interaksi dalam keluarga dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap
pasien terhadap keluarga, masalah rga, masalah yang mempengaru yang
mempengaruhi pasien, pasien, mekanisme mekanisme koping terhadap
terhadap stres,persepsi persepsi pasien terhadap terhadap penyakitnya,
penyakitnya, tugas perkembangan perkembangan menurut menurut usia saat
ini, dan sistem nilai kepercayaan

Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut virginia
Handerson, seperti:
a. Bernafas
dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta
ukur respirasi rate.
b. Makan
dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS,
apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
3. Minum
dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada
perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedik perubahan dari biasanya).
4. Eliminasi
dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. terutama difokuskan tentang
apakah pasien cenderung susah dalam buang air kecil (kaji kebiasaan dan
volume urine) atau mempunyai keluhan saat BAK.
5. Gerak aktivitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan keluhan dalam melakukan
aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah
didiagnosa mengalami Faringitis) atau saat menjalani peralatan di RS.
6. Istirahat dan tidur dikaji apakah pasien
dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola guan pola tidur akibat tidur
akibat penyakitnya, misalnya gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak saat merasa
nyeri di leher.
7. Pengaturan suhu tubuh
Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, apakah
pasien pasien mengalami mengalami demam atau tidak. selain itu, observasi
observasi kondisi kondisi pasien mulai dari ekspresi wajah sampai kulit,
apakah kulitnya hangat atau kemerahan, wajahnya pucat atau tidak.
8. Kebersihan diri
dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan keluarga
pasien pasien dalam melakukan melakukan perawatan perawatan diri pasien,
misalnya saat mandi dan sebagainya.
9. rasa nyaman
dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya,
misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian bawah (dikaji dengan PQRST :
faktor penyebabnya, kualitas-kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)
10. Rasa aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani
keluarganya selama di RS.
11. Sosial dan komunikasi
dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan
lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).
12. Pengetahuan
dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit pasien tentang penyakitnya
yang nya yang diderita saat ini saat ini dan terapi yang akan dan terapi yang
akan diberikan untuk kesembuhannya. diberikan untuk kesembuhannya.
13. Rekreasi
dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
14. Spiritual
dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien
menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun
sebaliknya.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Pernapasan
Pernapasan dangkal, dipneu, takipneu, tanda bunyi napas ronchi
halus dan melemah, wajah pucat atau sianosis bibir atau kulit
b) Aktivitas atau istirahat
Kelelahan, malaise, insomnia, penurunan toleransi aktivitas,
sirkulasi takikardi, dan pucat
c) Makanan dan cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, disfagia, mual dan muntah
Tanda : Hiperaktivitas bunyi usus, distensi abdomen, turgor kulit
buruk.
1.3 Diagnosa Keperwatan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2017), yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik ditandai dengan
Mengeluh Nyeri
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
ditandai dengan Batuk tidak efektif
3. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan nutrisi derhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
ditandai dengan mengeluh sulit tidur
5. Hipertermi berhubungan proses penyakit berhubungan dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
2.2 Intervensi Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil SLKI Rencana Tindakan SIKI


No Diagnosa Keperawatan
Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
1. Nyeri Akut berhubungan L.08063 Kontrol nyeri 1.08242 Pemantauan nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
dengan Agen cedera fisik
selama 2 x 24 jam diharapkan kontrol a. Identifikasi faktor pencetus nyeri
ditandai dengan tampak nyeri kembali normal dengan kriteria b. Monitor kualitas nyeri (mis, tersa tajam, tumpul,
hasil sebagai berikut: di remas-remas, ditimpa beban berat)
gelisah
a) Melaporkan nyeri terkontrol dari c. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Kategori: Fisiologis skala 2 (cukup menurun) menjadi
skala 5 ( meningkat) Terapeutik :
Subkategori : Nyeri dan a. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
b) Kemampuan mengenali penyebab
kenyamanan nyeri dari skala 2 (cukup kondisi pasien
menurun) menjadi skala 4 (cukup b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Kode: D.0077
meningkat)
c) Dukungan orang terdekat berfikir Edukasi :
dari skala 1 (menurun) menjadi a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
skala 3 (sedang) b. Informasikan hasil pemantauan
d) Keluhan nyeri dari skala 1
(meningkat) menjadi skala 5
(menurun)
e) Pengguanaan analgesik skala 2
(cukup meningkat ) menjadi skala
5 (menurun)
2. 2. Bersihan jalan nafas L.01001 Bersihan Jalan Nafas 1.01011 Pemantauan nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
tidak efektif
selama 2 x 24 jam diharapkan bersihan 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalalaman,
berhubungan dengan jalan napas kembali normal dengan usaha napas)
kriteria hasil sebagai berikut: 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.gurgling,
spasme jalan nafas
a) Batuk efektif dari skala 5 mengi, wheezing, ronkhi kering)
ditandai dengan Batuk (meningkat) menjadi skala 1 ( 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
menurun)
tidak efektif
b) Produksi sputup dari skala 2 Terapeutik :
Kategori: Fisiologis (cukup meningkat) menjadi skala 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-
4 (cukup menurun) tilt dan chin-lif (jaw-thrust) jika curiga trauma
Subkategori : Respirasi
c) Whezzing dari skala 2 (cukup servikal
Kode: D.0001 meningkat) menjadi skala 4 5. Posisikan semi- Fouler atau Fowler
(cukup menurun) 6. Berikan minum hangat
d) Sulit berbicara dari skala 2 7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
(cukup meningkat) menjadi skala
8. Lakukakan penghisapan lendir kurang dari 15
5 ( menurun)
detik
e) Frekuensi Nafas dari skala 1
(memburuk) menjadi skala 4 9. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
(cukup membaik). McGill
10. Beri oksigen, jila perlu
Edukasi :
11. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
12. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik,jika perlu
3. Resiko Defisit Nutrisi L.05042 Status Nutrisi 1.03119 Managemen Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
berhubungan dengan
selama 1 x 24 jam diharapkan Status 1. Identifikasi Status Nutrisi
nutrisi derhubungan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasil 2. Identifikasi Alergi dan intoleransi makanan
sebagai berikut: 3. Identifikasi makanan disukai
dengan ketidakmampuan
a) Porsi makan yang dihabiskan dari 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
menelan makanan skala 1 (Menurun) menjadi skala 4 5. Monitor asupan makanan
(cukup meningkat) 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Kategori: Fisiologis
b) Kekuatan otot menelan dari skala 1
Subkategori : Nutrisi (menurun) menjadi skala 5 ( Terapiutik :
peningkat) 7. Lakukan oral hygine sebelum makan, jika
dan cairan
c) Kecemasan dari skala 1 (meningkat) perlu
Kode: D.0032 menjadi skala 4 (cukup menurun) 8. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
d) Pengetahuan tentang pilihan makanan Piramida makanan)
yang sehat dari skala 2 ( cukup 9. Berikan makanan yang tinggi serat untuk
menurun) menjadi skala 5 mencegah konstipasi
(meningkat) 10. Berikan makanan tinggi protein dan tinggi
e) Frekuensi makan dari skala 2 ( cukup protein
memburuk) menjadi skala 5 Edukasi :
(membaik) 11. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
f) Nafsu makan dari skala 1(memburuk) 12. Ajarkan diet yang di programkan
menjadi skala 5 (membaik) Kolaborasi
g) Frekuensi makan dari skala 2 ( cukup 13. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
memburuk) menjadi skala 5 makan, (mis, pereda nyeri, antlemetik)
(membaik) 14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
h) Membran mukosa dari skala 2 ( cukup jumlah kalori dan jenis nutrien yang
memburuk) menjadi skala 5 dibutuhkan, jika perlu
(membaik).
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

2.3 Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan
(Nursallam, 2011).
2.4 Evaluasi
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu:
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana
evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode
evaluasi ini menggunakan SOAP.

24
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

25
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Riska Nuriyanti Tanggal Pengkajian : 01/12/2021


NIM : Jam pengkajian : 09.30
Tempat Praktik : Makkah

Biodata :
Pasien : Penanggung Jawab :
Nama : Ny.S Nama : Tn A
Umur : 56 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Status Pernikahan : Memikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya

Diagnosa Medis : Faringitis Akut Hubungan dengan klien : Anak


No. RM : 74xxxx
Tgl. Masuk : 30/11/2021

1. Status Kesehatan Saat Ini


1) Keluhan utama : Pasien mengatakan mengeluh nyeri tenggorokan
2) Lama keluhan : Pasien mengatakan nyeri terus menerus
3) Kualitas keluhan : Pasien mengatakan nyeri seperti diremas-remas
4) Faktor pencetus : Pasien mengatakan faktor pencetus sakitnya karena
terkena makanan berminyak
5) Faktor pemberat : Pasien mengatakan faktor pemberat penyakitnya pada
saat ingin menelan
6) Upaya yg. telah dilakukan : Pasien mengatakan upaya yang dilakukan mengatasi
sakitnya dengan beristirahat

2. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 30-11-2021 jam 19.00 dengan diantar
keluarga dengan keluhan nyeri tenggorokan dan tidak bisa makan dan minum selama 4
hari yang lalu dan keluhan mual dan muntah 7x dalam sehari, konsentrasi cair berbau ,
nyeri tenggorokan di bagian kiri bawah, nyeri yang di rasa seperti di remas- remas, skala
nyeri 6 dan waktu nyeri secara terus menerus. Sudah diberikan obat anti biotik di UGD
masih tetap sakit.
2) Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu): tidak pernah
b. Pernah dirawat : pernah
c. Operasi (jenis & waktu) : operasi kandungan karena hamil di luar rahim
d. Penyakit:
- Kronis :
tidak ada
- Akut :

26
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

e. Terakhir masuki RS : tahun 1990

2) Alergi (obat, makanan, plester, dll) :


Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, minuman, dan obat

3) Kebiasaan :
Jenis Frekuensi Jumlah/Lamanya

Merokok - - -
Kopi - - -
Alkohol - - -
4) Obat-obatan - - -
Jenis Lamanya Dosis

6) Riwayat Penyakit Keluarga :


1) Menurun: tidak ada
2) Menahun: tidak ada

7) Genogram

Keterangan :

Laki-laki

Wanita

Pasien

27
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

28
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

3. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :


a. Sosial interaksi
√ kenal  tidak kenal  lainnya,
Dukungan keluarga
√ aktif  kurang  tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat
√ aktif  kurang  tidak ada
Reaksi saat interaksi
 tidak kooperatif  bermusuhan  mudah tersinggung  defensif
 curiga √ kontak mata  lainnya,
Konflik yang terjadi
√ peran  nilai  lainnya,
b. Spiritual
Konsep tentang penguasaan kehidupan
√ Allah  Tuhan  Dewa  Lainnya,
Sumber kekuatan/harapan saat sakit
√ Allah  Tuhan  Dewa  Lainnya,
Ritual agama yang bermakna saat ini
√ shalat  baca kitab suci  lainnya,
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
√ lewat ibadah  rohaniawan  lainnya,
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama
√ makanan  tindakan  obat  lainnya,
Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi saat ini
√ ya  tidak
Keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan
√ ya  tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit
 hukuman √ cobaan  peringatan  lainnya,
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kesadaran : [√ ] CM [ ] apatis [ ] somnolen [ ]sopor [ ]coma
GCS : E : 4 V :5 M : 6
Vital Sign : TD : 144/87
Nadi : Frekuensi : 78 x/menit
Irama : [√ ] reguler [ ] ireguler

Kekuatan/isi : [√ ] kuat [ ] sedang [ ] lemah

Respirasi : Frekuensi : 20 x/menit


29
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Irama : [] reguler [√] ireguler

Suhu : 360C

5. BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH


1. Aktivitas dan latihan
Kemampuan ambulasi dan activity daily living
Rumah Rumah sakit
Makan/minum Mandiri Mandiri
Mandi Mandiri Dibantu
Berpakaian/berdandan Mandiri Mandiri
Toileting Mandiri Dibantu
Mobilitas di tempat tidur Mandiri Mandiri
Berpindah Mandiri Istirahat di tempat tidur
Berjalan Mandiri Istirahat di tempat tidur
Naik tangga mandiri -

Rumah Rumah sakit


Pekerjaan Ibu rumah tangga -
Olah raga rutin Tidak pernah -
Alat bantu jalan Tidak -
menggunakan
Kemampuan melakukan ROM Lemah -

2. Istirahat tidur
Lama tidur : 8 jam
Tidur siang : √Ya  Tidak
Kesulitan tidur di RS :  Tidak √ Ya, alasan: ingin selalu batuk
Kesulitan tidur :
 Menjelang tidur
√ Mudah terbangun
Tidak segar saat bangun

30
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

3. Keamanan dan nyeri


Nyeri : √ paliatif,
 provokatif,
Palliative : Nyeri Tenggorokan
Quality : Seperti di remas-remas
Region : Tenggorokan kiri bawah
Scale :6
Time : Terus-menerus

4. Nutrisi
Frekuensi makan : 3x1
BB/TB/IMT : BB Sebelum MRS : 70Kg BB Sewaktu MRS : 65Kg / 160cm/
BB 1 bulan terakhir :  tetap √ turun  meningkat
Jenis makanan : Berminyak
Pantangan/alergi : tidak ada
Nafsu makan :  baik √ kurang baik
Masalah pencernaan : √ mual 5x/hari √ muntah 7x/hari  stomatitis
√ nyeri telan
Riwayat operasi/trauma : operasi kandungan

Diet RS :
 habis  ½ porsi  ¾ porsi √tidak habis
Kebutuhan pemenuhan makan  mandiri √ tergantung  dengan bantuan

5. Cairan, elektrolit, dan asam basa


Frekuensi minum : 4 sendok susu
Konsumsi air/hari : 3 sendok/hari
Turgor kulit : menurun
Support IV line : √ Ya  Tidak
Jenis: RL Dosis: 1000 CC/24 jam
6. Oksigenasi
Sesak napas :  Ya √ Tidak
Frekuensi :
Kapan terjadinya :
Faktor pencetus :
Faktor pemberat :
Batuk : √ Ya  Tidak
Sputum : √ Ya (warna kuning, bercah darah (+)  Tidak

31
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Nyeri dada :  Ya √ Tidak

7. Eliminasi
Eliminasi alvi
Frekuensi :-
Warna/konsistensi : - -/
Penggunaan pencahar :  Ya √ Tidak
Gangguan eliminasi : √ konstipasi  diare  inkontinensia bowel

Kebutuhan pemenuhan eliminasi alvi: √ mandiri  tergantung  dengan bantuan

Eliminasi urin
Frekuensi : >2 kali hari
Warna/darah : kuning/ tidak ada
Riwayat penyakit :  penyakit ginjal  trauma
Penggunaan kateter :  Ya √ Tidak
Kebutuhan pemenuhan eliminasi uri: √ mandiri  tergantung  dengan bantuan

6. Sistem tubuh
B1 (Breathing)
Hidung : Tampak bersih dan tidak ada polip
Trakea :
√ nyeri  dyspnea  orthopnea  cyanosis
 batuk darah  napas dangkal  retraksi dada √ sputum (kuning,bercampur darah)
 trakeostomi  respirator
Suara napas tambahan
 wheezing lokasi :
√ ronchi lokasi : bronkus sebelah kanan
 rales lokasi :
 crackles lokasi :
Bentuk dada
√ simetris  tidak simetris
 lainnya,

B2 (Bleeding)
 nyeri dada √ pusing  sakit kepala
 kram kaki  palpitasi  clubbing finger
Suara jantung
√ normal
 lainnya,
Edema
 palpebra  anasarka  ekstremitas atas  ascites
32
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

 ekstremitas bawah √ tidak ada


 lainnya,
Capillary Refill Time = <2 detik

B3 (Brain)
√ composmentis  apatis  somnolen  spoor
 koma  gelisah

Glasgow Coma Scale

E=4 V=5 M=6 Nilai total = 15


Mata :
Sklera √ putih  icterus  merah  perdarahan

Konjungtiva  pucat √ merah muda


Pupil √ isokor  anisokor  mi1osis  midriasis

Leher :
Refleks (spesifik) : tidak terkaji
Persepsi sensori : tidak terkaji
Pendengaran : normal
Penciuman : normal
Pengecapan  manis  asin √ pahit
Penglihatan : normal
Kiri :
Kanan :
Perabaan  panas √dingin  tekan

B4 (Bladder)
Produksi urine : 200cc Frekuensi : 2x/hari
Warna : kuning Bau : khas
√ oliguria  poliuri  dysuria  hematuria  nocturia
 nyeri  kateter  menetes  panas  sering
 inkotinen  retensi  cystotomi  tidak ada masalah
 alat bantu,
 Lainnya,

33
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorokan :
Mulut : Lidah putih dan kotor, bibir pecah
I: Faring terdapat hiperemis dan adanya pembengkakan
-Tanda-tanda infeksi
Rubor : Inflamasi peradangan dan kemerahan pada mukosa
Kalor: tidak ada keluhan
Dolor: Adanya nyeri pada saat menelan
Tumor: adanya pembengkang di daerah tulang krikoid

Abdomen (IAPP) :
I: tampak bersih tidak ada benjolan
A: Adanya suara bising usus >30x/menit
P: Adanya nyeri tekan
P: Adanya nyeri ketuk
Rectum : Normal
BAB : Konsistensi :
 diare √ konstipasi  feses berdarah  tidak terasa  lavement
 kesulitan  melena  colostomy  wasir 
pencahar
√ tidak ada masalah
 alat bantu,
 diet khusus,
B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi √ bebas  terbatas
Parese :  ya √ tidak
Paralise :  ya √ tidak
Kekuatan otot :
Extremitas atas :  patah tulang  peradangan  perlukaan √ tidak ada
kokasi,
Extremitas bawah :  patah tulang  peradangan  perlukaan √ tidak ada
Lokasi,
Tulang belakang :
Warna kulit : √ ikterik  cyanosis  pucat
 kemerahan  pigmentasi
Akral :  hangat  panas
 dingin basah √ dingin kering
Turgor :  Baik √ cukup  buruk/menurun

Sistem Endokrin
Terapi hormon:
Karakteristik seks sekunder:
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
 perubahan ukuran kepala, tangan, kaki pada saat dewasa
34
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

 kekeringan kulit atau rambut


 exopthalmus  polidipsi
 goiter  poliphagi
 hipoglikemia  poliuria
 intoleran panas  postural hipotensi
 intoleran dingin √ kelemahan

Sistem Reproduksi
Laki – laki
Bentuk  normal  tidak normal,
Kebersihan  bersih  kotor,
Perempuan
Payudara √ simetris  asimetris  benjolan,
Bentuk √ normal  tidak normal,
Keputihan √ tidak  ya,
Siklus haid =  teratur √ tidak teratur

5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Radiology, EKG, USG, X-Ray dll)
Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan & Hasil (Kesimpulan)
30 Nov 2021
23.18 Jenis Hasil Satuan Nilai Normal
pemeriksaan
WBC 17,5 10'3/uL 5,0-10,0
Gran# 14,4 10'3/uL 2,00-7,50
LY% 11,1 % 21,0-40,0
Gran% 82,3 % 50.0-70.0
MID% 72,9 % 30,0-15,0
RBC 5,20 10'6/uL Pr : 3,50-5,00
HGB 15,3 g/dL Pr : 11,0-15,0
HCT 45,7 % Pr : 37,0-47,0
PLT 412 10'3/uL 150-450
PCT 0,333 % 0,108-0,282
RDW-sd 43,0 10'3/1 35,0-56.0
30 Nov 2021 X-Ray :
Cor : besar dan kontur normal
Pulmo : tak tampak infiltrat, bronchovaskuler baik
Sinus Costophrenicus kanan dan kiri tajam
Kesimpulan: foto thorax normal

35
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

6. Terapi Medis :
Cara Nama Obat Frekuensi Indikasi Efek Samping
Pemberian & Dosis
Intravena RL 1000cc 24jam/14tpm Kebutuhan cairan -
(IV)

Metamizole 1g 3x1 nyeri akibat tumor atau Mual dan


kanker, nyeri kepala, muntah, Sakit
nyeri akut dan kronis perut,Vertigo
lainnya (jika pengobatan Urine berwarna
lain merah, Sakit
dikontraindikasikan),
tenggorokan,
serta demam yang
refrakter terhadap terapi Ruam.
lain.
Ceftriaxion 2gr 1x1 untuk mengatasi infeksi Nyeri perut, Mual,
bakteri gram negatif Muntah, Diare,
maupun gram positif. Pusing, Mengantuk,
Dosis ceftriaxone yang Sakit kepala, Bengkak
diberikan biasanya dan iritasi pada area
berkisar antara 1–2 gram suntikan, Muncul
per 12 atau 24 jam, keringat berlebihan
tergantung pada penyakit
dan tingkat keparahan
infeksi
Difenhidramin 3x1gr Untuk meredakan gejala Mulut, hidung, atau
alergi, demam, dan flu tenggorokan terasa
biasa. Gejala tersebut, kering, Kantuk,Pusing,
antara lain ruam dan Mual atau muntah,
gatal pada kulit, mata Sembelit, Sakit kepala,
berair, gatal pada mata, Gelisah atau gugu
hidung, dan tenggorokan,
batuk, pilek, serta
bersin.
Extra dexamethasone 1amp

Per Oral

36
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

ANALISA DATA

Nama : Ny. S No. RM : 74xxxx


Umur : 56 th Diagnosa : Faringitis Akut
Ruang Rawat : Makkah Alamat :
Tanggal /
Data Fokus Etiologi Problem
Jam
01Des DS : Pasien mengatakan Inflamasi D.0077 Nyeri akut
2021/09.30 bahwa nyeri tenggorokan
WIB P: Nyeri Tenggorokan
Q: Seperti di remas-remas
R:Tenggorokan kiri
bawah
S: Skala 6
T: Terus-menerus

DO :
-Inflamasi dan peradangan
pada mukosa
- Kemerahan pada
mukosa
- Nampak kesakitan saat
menelan
-Tanda-tanda infeksi
Rubor : Kemerahan pada
faring/Hiperemis
Kalor: tidak ada keluhan
Dolor: Adanya nyeri pada
saat menelan
Tumor: adanya
pembengkang di daerah
tulang krikoid
TD : 136/94 mmHg
N : 97 x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 96%

37
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

01 Okt DS : Spasme jalan Nafas D.0001 Bersihan Jalan


2021/10.20 Pasien mengatakan Nafas Tidak Efektif
WIB mengeluh batuk terus
menus dan mengeluarkan
sputum

DO :
- Terdapat sekret warna
kuning dan bercak
darah
- Terdengar suara napas
tambahan: Ronchi (+)
di bronkus sebelah
kanan
- Pasien sering batuk

TD : 148/93 mmHg
N : 81x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 96%
01 Okt DS : Ketidakmampuan Resiko Defisit Nutrisi
2021/11.35 - Pasien mengatakan susah menelan makanan
WIB makan dan minum
karena nyeri telan
- Pasen mengatakan
mengeluh mual dan
muntah

DO :
- Pasien tampak lemas
- Pasien mual 5x dalam
sehari
- Pasien muntah 7x dalam
sehari
- Porsi makan tidak habis
- Terpasang infus RL 14
tetes/menit
A: BB sebelum sakit: 70
kg
BB sewaktu sakit : 65
kg
38
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

B: HB : 15,3 g/dl, Ht
:45.7%, trombosit : 412
C: -Pasien tampak lemas
- Porsi makan tidak
habis
D: Diet: Bubur halus+
susu deabetasol 3x100cc
- ¼ porsi bubur tak habis
- Susu 5 sendok/hari
- Lidah putih dan kotor,
bibir pecah
-
TD : 153/91 mmHg
RR: 20 x/menit
N : 77x/menit
S : 360 C
SPO2 : 97%

39
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny A No. RM : 74xxxx


Umur : 56 Th/Bln Ruang : Makkah

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik ditandai dengan Mengeluh
Nyeri D.0077
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas ditandai
dengan Batuk tidak efektif D.0001
3. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan nutrisi derhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan D.0032
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Nama Pasien : Ny A No. RM : 74xxxx


Umur : 56 Th/Bln Ruang : Makkah

Tujuan dan Kriteria Hasil SLKI Rencana Tindakan SIKI


No Diagnosa Keperawatan
Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
1. Nyeri Akut berhubungan L.08063 Kontrol nyeri 1.08242 Managemen nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
dengan Agen cedera fisik
selama 2 x 24 jam diharapkan kontrol 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
ditandai dengan tampak nyeri kembali normal dengan kriteria frekuesi, kualitas, intensitas nyeri
hasil sebagai berikut: 2. Identifikasi skal nyeri
gelisah
a) Melaporkan nyeri terkontrol dari 3. Identifikasi respon nyeri non ferbal
Kategori: Fisiologis skala 2 (cukup menurun) menjadi 4. Identifikasi faktor pemberat dan
skala 5 ( meningkat) memperingan nyeri
Subkategori : Nyeri dan
b) Kemampuan mengenali penyebab
5. Monitor efek samping penggunaan
kenyamanan nyeri dari skala 2 (cukup
menurun) menjadi skala 4 (cukup analgesik
Kode: D.0077
meningkat) Terapiutik
c) Dukungan orang terdekat berfikir
dari skala 1 (menurun) menjadi 6. Berikan teknik nonfarmakologi untuk
skala 3 (sedang) mengurangi rasa nyei ( mis. TENS,
d) Keluhan nyeri dari skala 1 hypnosis, akupresur, terapi musik, aroma
(meningkat) menjadi skala 5 terapi, kompres hangat)
(menurun) 7. Fasilitasi istirahat tidur
e) Pengguanaan analgesik skala 2
(cukup meningkat ) menjadi skala Edukasi
5 (menurun)
8. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

10. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri


11. Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian analgetik
2. 2. Bersihan jalan nafas L.01001 Bersihan Jalan Nafas 1.01011 Pemantauan nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
tidak efektif
selama 2 x 24 jam diharapkan bersihan 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalalaman,
berhubungan dengan jalan napas kembali normal dengan usaha napas)
kriteria hasil sebagai berikut: 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.gurgling,
spasme jalan nafas
a) Batuk efektif dari skala 5 mengi, wheezing, ronkhi kering)
ditandai dengan Batuk (meningkat) menjadi skala 1 ( 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
menurun)
tidak efektif
b) Produksi sputup dari skala 2 (cukup Terapeutik :
Kategori: Fisiologis meningkat) menjadi skala 4 (cukup 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-
menurun) tilt dan chin-lif (jaw-thrust) jika curiga trauma
Subkategori : Respirasi
c) Whezzing dari skala 2 (cukup servikal
Kode: D.0001 meningkat) menjadi skala 4 (cukup 5. Posisikan semi- Fouler atau Fowler
menurun) 6. Berikan minum hangat
d) Sulit berbicara dari skala 2 (cukup 7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
meningkat) menjadi skala 5 (
8. Lakukakan penghisapan lendir kurang dari 15
menurun)
detik
e) Frekuensi Nafas dari skala 1
(memburuk) menjadi skala 4 (cukup 9. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
membaik). McGill
10. Beri oksigen, jila perlu
Edukasi :
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

11. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak


kontraindikasi
12. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik,jika perlu

3. Resiko Defisit Nutrisi L.05042 Status Nutrisi 1.03119 Managemen Nutrisi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
berhubungan dengan
selama 1 x 24 jam diharapkan Status 1. Identifikasi Status Nutrisi
nutrisi derhubungan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasil 2. Identifikasi Alergi dan intoleransi makanan
sebagai berikut: 3. Identifikasi makanan disukai
dengan ketidakmampuan
a) Porsi makan yang dihabiskan dari 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
menelan makanan skala 1 (Menurun) menjadi skala 4 5. Monitor asupan makanan
(cukup meningkat) 6. Monitor berat badan
Kategori: Fisiologis
b) Kekuatan otot menelan dari skala 1
7. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Subkategori : Nutrisi (menurun) menjadi skala 5 (
peningkat) Terapiutik :
dan cairan
c) Kecemasan dari skala 1 8. Lakukan oral hygine sebelum makan, jika
Kode: D.0032 (meningkat) menjadi skala 4 perlu
(cukup menurun) 9. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
d) Pengetahuan tentang pilihan Piramida makanan)
makanan yang sehat dari skala 2 ( 10. Berikan makanan yang tinggi serat untuk
cukup menurun) menjadi skala 5 mencegah konstipasi
(meningkat) 11. Berikan makanan tinggi protein dan tinggi
e) Frekuensi makan dari skala 2 ( protein
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

cukup memburuk) menjadi skala 5 Edukasi :


(membaik) 12. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
f) Nafsu makan dari skala 13. Ajarkan diet yang di programkan
1(memburuk) menjadi skala 5 Kolaborasi
(membaik) 14. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
g) Frekuensi makan dari skala 2 ( makan, (mis, pereda nyeri, antlemetik)
cukup memburuk) menjadi skala 5 15. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
(membaik) jumlah kalori dan jenis nutrien yang
h) Membran mukosa dari skala 2 ( dibutuhkan, jika perlu
cukup memburuk) menjadi skala 5
(membaik).
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.S No. RM : 74xxxx


Umur : 54 Th/Bln Ruang : Makkkah

Tanggal/Jam No. Dx. Tindakan Keperawatan Paraf


01Des Dx 1 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuesi,
2021/09.30 kualitas, intensitas nyeri
WIB R/:Pasien mengeluh nyeri tenggorkan sejak 4 hari
yang lalu
2. Identifikasi skal nyeri
R/:pasien mengatakan skala nyeri 6
3. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 144/87 mmHg
RR: 20x/menit
N : 78x/menit
S : 36,20 C
SPO2 : 96%
4. Menganjurkan menggunakan analgesic secara
tepat waktu
R/: Pasien minum obat tepat waktu
5. Fasilitasi istirahat tidur
R/: Pasien sering terbangun karena batuk
6. Kolaborasi pemberian analgetik
R/: inj.Ceftriaxone 2mg 2x1, Inj.Metamizole
3x1,Inj Depenhidramin 3x1gr
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

01 Okt Dx 2 1. Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalalaman,


2021/10.20 WIB usaha napas)
R/: Frekuensi nafas 28x/menit
2. Memonitor bunyi napas tambahan
(mis.gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
R/:Adanya suara Ronchi (+)
3. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 136/94 mmHg
N : 97 x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 96%
4. Memonitor Produksi sputum
R/: Produksi Sputum banyak dan tampak bercak
darah
5. Memposisikan semi- Fouler atau Fowler
R/: Pasien merasa tidak nyaman
6. Memberikan Minum Hangat
R/: pasien mengatakan nyeri masih timbul

01 Okt Dx 3 1. Monitor tanda- tanda vital


2021/11.35 WIB R/:TD : 153/91 mmHg
RR: 20x/menit
N : 77x/menit
S : 360 C
SPO2 : 97%
Infus RL1000cc/ 14tpm
2. Monitor asupan makanan dan Penurunan berat
badan
R/: Diit susu diabetasol 3x200cc,BB
sebelum sakit: 70 kg BB sewaktu sakit :
65 kg
3. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
R/: HB : 15,3 g/dl, Ht :45.7%, trombosit : 412
4. Memposisikan pasien duduk, jika mampu
R/: Pasien kesulitan untuk duduk
5. Menganjurkan selingi makan dengan minum
sedikit tapi sering.
R/: pasien hanya minum susu 4 sendok/hari
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

02 Des Dx 1 1. Identifikasi skal nyeri


2021/08.00 R/:pasien mengatakan skala nyeri 5
WIB 2. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 148/90 mmHg
N : 81x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,20 C
SPO2 : 96%
3. Menganjurkan menggunakan analgesic secara
tepat waktu
R/: Pasien minum obat tepat waktu
4. Fasilitasi istirahat tidur
R/: Pasien sering terbangun karena batuk
5. Kolaborasi pemberian analgetik
R/: inj.Ceftriaxone 2mg 2x1, Inj.Metamizole
3x1,Inj Depenhidramin 3x1gr

02 Des Dx 2 1. Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalalaman,


2021/10.00 usaha napas)
WIB R/: Frekuensi nafas 24x/menit
2. Memonitor bunyi napas tambahan (mis.gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
R/:Adanya suara Ronchi (+)
3. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 140/93 mmHg
N : 81x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 96%
4. Memonitor Produksi sputum
R/: Produksi Sputum banyak dan tampak bercak
darah
5. Memposisikan semi- Fouler atau Fowler
R/: Pasien merasa nyaman
6. Memberikan Minum Hangat
R/: pasien mengatakan nyeri masih timbul
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

02 Des Dx 3 1. Monitor tanda- tanda vital


2021/12.00 WIB R/:TD : 149/85 mmHg
N : 83x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,20 C
SPO2 : 97%
Infus RL1000cc/ 14tpm
2. Monitor asupan makanan dan Penurunan berat
badan
R/: Diit susu diabetasol 3x200cc+ Bubur
halus ,BB sebelum sakit: 70 kg BB
sewaktu sakit : 65 kg
3. Memposisikan pasien duduk, jika mampu
R/: Pasien kesulitan untuk duduk
4. Menganjurkan selingi makan dengan minum
sedikit tapi sering.
R/: pasien makan bubur 1/4 porsi habis + 1 gelas
air hangat 1x/hari

03 Des Dx1 1. Identifikasi skal nyeri


2021/14.00 R/:pasien mengatakan skala nyeri 4
WIB 2. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 128/90 mmHg
N : 70x/menit
RR: 20x/menit
S : 360 C
3. Fasilitasi istirahat tidur
R/: Pasien agak mulai bisa tidur degan nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgetik
R/: inj.Ceftriaxone 1x2gr, Inj.Metamizole 3x1,Inj
Depenhidramin 3x1gr
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

03 Des Dx 2 1. Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalalaman,


2021/14.00 usaha napas)
WIB R/: Frekuensi nafas 20x/menit
2. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 131/67 mmHg
N : 62x/menit
S : 36,50 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 96%
3. Memonitor Produksi sputum
R/: Produksi Sputum menurun
4. Memposisikan semi- Fouler atau Fowler
R/: Pasien merasa nyaman
5. Memberikan Minum Hangat
R/: pasien mengatakan nyeri agak berkurang

03 Des Dx 3 1. Monitor tanda- tanda vital


2021/16.20 R/:TD : 149/85 mmHg
WIB N : 83x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 97%
Infus RL1000cc/ 14tpm
2. Monitor asupan makanan dan Penurunan berat
badan
R/: Diit susu diabetasol 3x200cc+ Bubur
halus ,BB sebelum sakit: 70 kg BB
sewaktu sakit : 65 kg
3. Memposisikan pasien duduk, jika mampu
R/: Pasien sudah mulai bisa duduk
4. Menganjurkan selingi makan dengan minum
sedikit tapi sering.
R/: pasien makan bubur 1/ 2 porsi habis + 1/4 gelas
susu 1x/hari

05 Des Dx 1
2021/12.30 1. Identifikasi skal nyeri
WIB R/:pasien mengatakan skala nyeri 2
2. Monitor tanda- tanda vital
R/: TD : 109/70 mmHg
RR: 20x/menit
N : 73x/menit
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

S : 36,20 C
3. Kolaborasi pemberian analgetik
R/: Extra Dexametasone 1amp

1. Monitor tanda- tanda vital


05 Des Dx 2
R/: TD : 131/67 mmHg
2021/14.35
WIB N : 62x/menit
S : 36,50 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 96%
2. Memonitor Produksi sputum
R/: Produksi Sputum menurun
3. Memberikan Minum Hangat
R/: pasien mengatakan nyeri agak berkurang

05 Des Dx 3 1. Monitor tanda- tanda vital


2021/16.00 R/:TD : 149/85 mmHg
WIB N : 83x/menit
S : 36,20 C
SPO2 : 97%
Infus RL1000cc/ 14tpm
2. Menganjurkan selingi makan dengan minum
sedikit tapi sering.
R/: pasien makan bubur 1 porsi habis + 1/2gelas susu
1x/hari
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

E VALUAS I
Nama Pasien : Ny S No. RM : 74xxxx
Umur : 54 Th/Bln Ruang : Makkah

Tanggal/Jam No. Dx. Evaluasi Paraf


01Des Dx 1 S: pasien mengatakan masih mengeluh nyeri tenggorokan
2021/10.00 P: Nyeri Tenggorokan
WIB Q: Seperti di remas-remas
R:Tenggorokan kiri bawah
S: Skala 5
T: Terus-menerus
O: - nyeri terkontrol skala 2 (cukup menurun)
- Meringis skala 2 (cukup meningkat)
- Keluhan nyeri 1 (meningkat)
- Pengguanaan analgesik skala 1 (meningkat)
- Pasien tampak lemas
- TTV
TD : 145/80 mmHg
RR: 20x/menit
N : 78x/menit
S : 360 C
SPO2 : 95%

A: Masalah Belum teratasi


P: Intervensi 1-6 dilanjutkan
01 Okt Dx 2 S: pasien mengatakan masih mengeluh batuk sputum keluar
2021/11.00 darah
WIB O: - Batuk efektif skala 2 (cukup meningkat)
- Produksi sputum skala 2 (cukup meningkat)
- Sulit berbicara skala 2 (cukup meningkat)
- Suara Ronkhi (+)
- Pasien tampak lemas
- TTV
R/: TD : 140/90 mmHg
N : 97 x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 97%
A: Masalah Belum teratasi
P: Intervensi 1-6 dilanjutkan
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

01 Okt Dx 3 S: pasien mengatakan masih mengeluh susah makan dan


2021/12.30 minum
WIB - pasien mengatakan masih mengeluh mual muntah sehari
7x/hari
O: - Porsi makan yang dihabiskan 2 (cukup meningkat)
- Kekuatan otot menelan skala 2 (cukup menurun)
- Sulit berbicara skala 2 (cukup meningkat)
- Frekuensi makan skala 2 (cukup memburuk)
- Nafsu makan skala 2 (cukup memburuk)
- TTV
R/:TD : 155/95 mmHg
N : 78x/menit
S : 36,20 C
SPO2 : 99%
Infus RL1000cc/ 14tpm
A: Masalah Belum teratasi
P: Intervensi 1-5 dilanjutkan

02 Des Dx 1 S: pasien mengatakan masih agak mengeluh nyeri tenggorokan


2021/09.00 P: Nyeri Tenggorokan
WIB Q: Seperti di remas-remas
R:Tenggorokan kiri bawah
S: Skala 4
T: 1 jam sekali
O:
- Meringis skala 3 (sedang)
- Keluhan nyeri 3 (sedang)
- Pengguanaan analgesik skala 1 (cukup meningkat)
- Pasien tampak lemas
- TTV
TD : 144/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,40 C
SPO2 : 98%
A: Masalah Belum teratasi
P: Intervensi 2-6 dilanjutkan
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

02 Des Dx 2 S: pasien mengatakan masih mengeluh batuk keluar sputum


2021/11.30 O: - Batuk efektif skala 2 (cukup meningkat)
WIB - Produksi sputum skala 2 (cukup meningkat)
- Sulit berbicara skala 2 (cukup meningkat)
- Suara Ronkhi (+)
- Pasien tampak lemas
- TTV
R/: TD : 140/90 mmHg
N : 97 x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 97%

A: Masalah Belum teratasi


P: Intervensi 1-6 dilanjutkan

02 Des Dx 3 S: pasien mengatakan masih mengeluh susah makan dan


2021/13.00 minum
WIB - pasien mengatakan masih mengeluh mual dan muntah
5x/hari
O: - Porsi makan yang dihabiskan 2 (cukup meningkat)
- Kekuatan otot menelan skala 2 (cukup menurun)
- Sulit berbicara skala 2 (cukup meningkat)
- Frekuensi makan skala 2 (cukup memburuk)
- Nafsu makan skala 2 (cukup memburuk)
- TTV
R/:TD : 149/100 mmHg
N : 77x/menit
S : 36,30 C
SPO2 : 99%
Infus RL1000cc/ 14tpm
A: Masalah Belum teratasi
P: Intervensi 1-5 dilanjutkan
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

03 Des Dx 1 S: pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang


2021/15.00 P: Nyeri Tenggorokan
WIB Q: Seperti di remas-remas
R:Tenggorokan kiri bawah
S: Skala 3 (sedang)
T: 5 jam sekali
O:
- Meringis skala 3 (sedang)
- Keluhan nyeri 3 (sedang)
- Pengguanaan analgesik skala 4 (cukup membaik)
- TTV
TD : 144/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,40 C
SPO2 : 98%
A: Masalah Teratasi sebagian
P: Intervensi 2,3,5,6 dilanjutkan
03 Des Dx 2 S: pasien mengatakan keluhan batuk mulai berkurang
2021/16.00 O: - Batuk efektif skala 3 (sedang)
WIB - Produksi sputum skala 3 (sedang)
- Sulit berbicara skala 2 (cukup meningkat)
- TTV
R/: TD : 130/90 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 97%

A: Masalah Teratasi sebagian


P: Intervensi 2-5 dilanjutkan
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

03 Des Dx 3 S: pasien mengatakansudah bisa makan dan minum sedikit tapi


2021/17.10 sering
WIB - pasien mengatakan masih mengeluh mual dan muntah
2x/hari
O: - Porsi makan yang dihabiskan 3(sedang)
- Kekuatan otot menelan skala 3(sedang)
- Sulit berbicara skala 3(sedang)
- Frekuensi makan skala 3 (sedang)
- Nafsu makan skala 3 (sedang)
- TTV
R/:TD : 133/80 mmHg
N : 78x/menit
S : 360 C
SPO2 : 99%
Infus RL1000cc/ 14tpm

A: Masalah Teratasi sebagian


P: Intervensi 2-5 dilanjutkan

05 Des Dx 1 S: pasien mengatakan nyeri tenggorokan sudah mulai hilang


2021/13.30 O:
WIB - Meringis skala 1 (menurun)
- Keluhan nyeri 5 (menurun)
- Pengguanaan analgesik skala 5
- TTV
TD : 125/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,40 C
SPO2 : 99%
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 2,3,4 dilanjutkan
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

05 Des Dx 2 S: pasien mengatakan sudah tidak batuk


2021/15.20 O: - Batuk efektif skala 1 (membaik)
WIB - Produksi sputum skala 3 (sedang)
- TTV
R/: TD : 128/90 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,20 C
RR: 20x/menit
SPO2 : 99%
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi 3,4,5 dilanjutkan

05 Des Dx 3 S: pasien mengatakan sudah bisa makan dan minum


2021/16.15 - pasien mengatakan mengeluh mual dan muntah sudah
WIB hilang

O: - Porsi makan yang dihabiskan 5 (membaik)


- Kekuatan otot menelan skala 5 (membaik)
- Nafsu makan skala 3 (sedang)
- TTV
R/:TD : 120/85 mmHg
N : 80x/menit
S : 360 C
SPO2 : 99%

A: Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentikan pasien persiapan pulang
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

57

Anda mungkin juga menyukai