Oleh :
Nama : Yoga Pratama
NIM : 2018.C.10a.0992
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners,
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada
An. J dengan Diagnosa Medis Penyakit Campak dan Kebutuhan Dasar Manusia
tentang Nutrisi di Ruang Flamboyan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”.
Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Kristinawati, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
4. Ibu Arus Pandia, SST selaku kepela ruang Flamboyan RSUD Dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan pembimbing Klinik yang telah memberikan izin,
informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan
di ruang Flamboyan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, 22 Juni 2020
Penyusun
iii
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Konsep Penyakit Campak ................................................................................4
2.1.1 Definisi Penyakit Campak ......................................................................4
2.1.2 Etiologi....................................................................................................4
2.1.3 Klasifikasi................................................................................................5
2.1.4 Patosiologi (WOC) .................................................................................6
2.1.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................9
2.1.6 Komplikasi .............................................................................................9
2.1.7 Pemerikasaan Penunjang ......................................................................10
2.1.8 Penatalaksanaan Medis .........................................................................11
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Nutrisi) ................................................14
2.2.1 Konsep Oksigenasi ..................................................................................14
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ..................................................................25
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................................25
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................29
2.3.3 Intervensi Keperawatan ..........................................................................30
2.3.4 Implementasi Keperawatan ....................................................................32
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................32
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................33
3.1 Pengkajian ...................................................................................................33
3.2 Diagnosa ......................................................................................................39
3.3 Intervensi .....................................................................................................43
3.4 Implementasi dan Evaluasi..........................................................................46
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................50
4.1 Kesimpulan .................................................................................................50
4.2 Saran ............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Stikes
Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakit dengan dianosa
medis Campak secara benar dan bisa melakukan keperawatan di rumah dengan
mandiri.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
paramyxovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini sangat sensitif terhadap
panas dan dingin, dan dapat diaktifkan pada suhu 30oC dan -20oC, sinar
matahari, eter, tripsin, dan beta propiolakton. Sedang formalin dapat
4
memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktivitas komplemen.
(Rampengan, 2011 : 90-91).
Penyebab morbili adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret
nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul
bercak-bercak, cara penularan dengan droplet dan kontak (Ngastiyah,
2007:351).
Campak adalah suatu virus RNA, yang termasuk famili Paramiksoviridae,
genus Morbilivirus. Dikenal hanya 1 tipe antigen saja; yang strukturnya mirip
dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut
ditemukan di dalam sekresi nasofaring, darah dan air kemih, paling tidak
selama periode prodromal dan untuk waktu singkat setelah munculnya ruam
kulit. Pada suhu ruangan, virus tersebut dapat tetap aktif selama 34 jam.
(Nelson, 2010 : 198).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
• bayi berumur lebih dari 1 tahun
• bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
• remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisa
2.1.3 Klasifikasi
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan
kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium :
1. Stadium kataral (prodormal)
Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa
hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang
akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik
yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang di jumpai. Bercak koplik
berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema.
Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat
menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka
dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula
lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18
jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena di iringi demam tinggi
mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah
limfositosis dan leukopenia.
6
2. Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eritema / titik merah di palatum
durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai
dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul di belakang telinga dibagian atas
lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang
terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat
pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan di daerah leher belakang.
Juga terdapat sedikits plenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi
dari morbili yang biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili yang disertai
perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak
indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan
gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau
eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai
menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
2.1.4 Patofisiologi
Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili, famili
paramyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar,pH asam,
ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara terbuka. Virus
campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berkembangbiak pada epitel
nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga
kemungkinan melalui kelenjar air mata.
Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada
kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada
semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7hari dari
infeksi awal. Adanya giant cells dan proses peradangan merupakan dasar patologik
ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan
perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit
menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C :coryza, cough and conjuctivitis) dan
demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin
berat dan pada hari ke 10 sejak awalinfeksi (pada hari penderita kontak dengan
sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.
7
Virus dapat berkembang biak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan
gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi
mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi
dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan
perivaskuler dan infiltrasi limfosit.
Etiologi : penyebab ini dapat hidup dan
berkembang biak pada selaput lendir tengorokan, 8
WOC CAMPAK (MORBILI) hidung, dan saluran pernafasan. Orang yang
terentan campak :
Bayi umur lebih dari 1 tahun
Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
Pemeriksaan penunjang: Remaja dan dewasa yang belum Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala
1) Uji Laboratorium mendapatkan imunisasi kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau
lebih yang disertai panas dan disertai salah satu gejala
batuk, pilek, dan mata merah
Campak ( Morbili )
B3 B4 B5 B6
B1 B2
Brain Bladder bowel Bone
Breathing Blood
Epital saluran napas Kerusakan jaringan Iritasi mukosa Gangguan Peningkatan Suhu
Gaya hidup
lapisan kulit usus metabolisme tubuh
kurang gerak
Peningkatan suhu
Kurang tepapar informasi
tubuh Intake nutrisi
MK : Risiko perfusi tentang upaya melindungi
MK : Bersihkan jalan nafas
perifer tidak efektif integritas jaringan
tidak efektif
Saat ini pemeriksaan ELLISA dapat membedakan deteksi IgM dan IgG, yang
telah dipakai secara luas oleh karena memberi kemudahan dalam peneyediaan
sampel dalam jumlah besar. Sebelum ditemukan pemeriksaan secara ELLISA
pemeriksaan hemaglubination inhibition (HI) dilakukan untuk deteksi antibody
terutama terhadap protein H dan mempunyai korelasi langsung dengan test
netralisasi. Tetapi kelemahan utama dari test HI adalah kebutuhan untuk tersedianya
eritrosit kera segar yang sensitive, kesukaran dalam memproduksi test antigen dalam
jumlah besar dan kemungkinan didapatnya inhibitor hemagubination non spesifik26,33.
(Soegejanto, 2007).
2.1.8 Penatalaksanaan
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam
tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin
diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan
lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
Penatalaksanaan Medis
Agar serangan campak tidak menjadi terlalu berat, kita bisa melakukan hal-
hal berikut berdasarkan fase-fasenya:
1. Masa Inkubasi
Fase inkubasi berlangsung sekitar 10-12 hari. Di fase ini agak sulit
mendeteksi infeksinya karena gejalanya masih bersifat umum bahkan tidak
terlihat sama sekali. Mungkin beberapa anak mengalami demam tetapi
umumnya anak tidak merasakan perubahan apa-apa. Bercak-bercak merah
yang merupakan ciri khas campak pun belum keluar.
Yang perlu dilakukan:
Jagalah keseimbangan gizi anak dengan baik agar daya tahan
tubuhnya tetap tinggi. Misalnya dengan makan sayur, buah, serta menjaga
kebugaran tubuhnya. Bila memang nantinya campak benar-benar
menyerang kemungkinan terjadinya tidak akan terlalu parah.
2. Fase Prodormal
Adalah fase dimana gejala penyakit sudah mulai timbul seperti flu,
batuk, pilek, dan demam. Mata anak pun akan tampak kemerah-merahan
dan berair. Tak hanya itu, anak tidak bisa melihat dengan jelas ke arah
cahaya karena merasa silau (photo phobia). Ciri lain, di sebelah dalam
mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa
anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi
yang turun naik, berkisar 38-40,5° C. Di fase kedua bercak merah belum
muncul.
12
dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-
sisa campak.
Tanda klinis :
1. Berat badan 10-20% dibawah normal
2. Tinggi badan dibawah ideal
3. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
4. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5. Adanya penurunan albumin serum
6. Adanya penurunan transferrin
Kemungkinan penyebab :
1. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
2. Disfagia karena adanya kelainan
3. Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4. Nafsu makan menurun. (AAA.Hidayat. 2006; 67).
5. Lebih dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat
badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
(Carpenito, LJ.2012; 360).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M,
2011; 512). Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
1. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
2. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
3. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
4. Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1. Perubahan pola makan
2. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. (AAA.Hidayat.2006; 67).
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. (AAA.Hidayat.2006; 68). Perubahan pola makan normal
yang mengakibatkan perubahan berat badan. (Taylor, M, 2010; 235). Munculnya
resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan peningkatan berat badan
(Taylor, M, 2010; 237).
21
4. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa ,
konjungtiva, dan lain – lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. (AAA.Hidayat.2006;
68).
7. Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak
secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
9. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi. (AAA.Hidayat.2006; 69).
2.2.4 Patofisiologi (Patway)
Kekosongan Lambung
22
Reflek muntah
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,
penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar
kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
2.2.8 Penatalaksanaan Medis
1) Menstimulasi nafsu makan
2) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
3) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
4) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
5) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan
6) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu
makan; istirahat bila mengalami keletihan
7) Kurangi stress psikologi
8) Berikan oral hygiene sebelum makan
9) Membantu klien makan
10) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi.
25
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Kaji apakah pasien mengalami kesulitan saat
bernafas.
2) Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS .
Kebiasaan : pola makan, frekuensi, jenis. Perubahan :setelah di rumah sakit.
3) Eliminasi
Untuk kasus campak gangguan pada pola eliminasi, walaupun begitu
perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola
eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi,
kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada
kesulitan atau tidak.
a) BAK
Kebiasaan : frekuensi, warna, bau.
Perubahan setelah saki.
b) BAB
Kebiasaan : frekuensi, warna, konsistensi.
Perubahan setelah sakit.
4) Gerak dan Aktivitas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk
kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu
oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien
terutama pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko
untuk terjadinya penularan campak dibanding pekerjaan yang lain. Kaji gerak
dan aktivitas pasien selama berada di RS.
5) Istirahat dan tidur
Semua klien campak timbul rasa nyeri, keterbatasan sosialisasi,
sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu
27
3. Badan tidak terasa panas. tidur sesuai indikasi. diubah untuk mempertahankan suhu
4. Akral normal. 4. Monitor perubahan suhu tubuh. tubuh.
4. Untuk mengetahui perubahan suhu
dan merencanakan intervensi
selanjutnya.
32
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : An. J
Umur : 12 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak, Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Rajawali 2
Tgl MRS : 21 Juni 2020
Diagnosa Medis : Campak
Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. H
TTL : Banjarmasin / 08 februari 1990
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak, Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Rajawali 2
Hubungan keluarga : Ibu klien
33
34
bercak kemerahan menyebar keseluruh badan wajah dan leher, terasa gatal ,
dan panas terlebih saat di garuk, klien pernah berobat ke puskesmas “
Pahandut” tgl 20 – 6 – 2020 jam 11.30 dan di berikan obat bondrexin dan
paracetamol, setelah meminum obat yang di berikan panas anaknya
menurun,setelah anaknya ingin berangkat sekolah tubuhnya kembali panas
dan gatalnya tidak seperti biasanya dan disarankan oleh keluaga klien untuk
dirujuk ke rumah sakit agar mendapat penanganan lebih lanjut , tgl 21-6-2020
jam 09.00 masuk IGD RSUD “Doris Sylvanus “ dibawa oleh keluarga dengan
kondisi umum lemah, kesadaran ComposMentis, ruam makulopopular daerah
wajah, leher dan menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kedua
tangan,berwarna kemerahan,dan terdapat luka lecet bekas garukan tangan di
daerah lengan, punggung, dan dada.
Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : ibu mengatakan pada waktu hamil
mengalami mual,muntah dan badan terasa lemas.
2) Riwayat natal : Ibu mengatakan pada saat melahirkan
perdarahan masih dalam batas normal.
3) Riwayat postnatal : Ibu mengatakan BB baru lahir 3,4 kg,
TB: 50 cm, LK: 35 cm, Lingkar Lengan Atas: 12 cm, Lingkar Dada:
31 cm.
4) Penyakit sebelumnya : Demam,Flu,Batuk
5) Imunisasi
Genogram Keluarga
35
Keterangan :
1. Meninggal dunia
2. Klien
3. Perempuan
4. Laki-laki
5. Tinggal Serumah
Pemerikasaan Fisik
Keadaan Umum :
Klien tampak rapi, ekpresi wajah klien tampak gelisah , gatal-gatal , lemas,
konjungtivis, kesadaran compos menthis, ekpresi wajah klien meringis, irama
pernafasan teratur, type pernafasan menggunakan perut dan dada, posisi
berbaring semi-fowler, terpasang cairan infus ring as 10 tpm dan aktivitas
sepenuhnya di bantu oleh keluarga.
Status Mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, ekpresi wajah klien tampak meringis,
bentuk badan klien simetris, posisi berbaring semi-fowler, klien berbicara
kurang jelas, suasana hati klien sedih, penampilan klien cukup rapi, klien
mengetahui waktu pagi, siang dan malam dapat membedakan antara perawat
dan keluarga serta mengetahui dirinya sedang dirawat di rumah sakit, insigt
klien baik, dan mekanisme pertahanan diri klien adaptif.
Tanda-tanda Vital :
Saat pengkajian TTV klien tanggal 22 Juni 2020 pukul 11:00 WIB, suhu tubuh
pasien/S = 38°C tempat pemeriksaan mulut, nadi/N = 88 x/menit,
pernapasan/RR = 20x/menit dan tekanan darah/TD = 110/60.
1. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun An.T menutup, keadaan cembung, tidak terdapat kelainan
b. Rambut : Warna hitam keadaan rambut , cukup baik tidak mudah
rontok, tidak mudah dicabut dan tidak kusam.
c. Kepala : Keadaan kulit kepala : bersih, berminyak, tidak terdapat
benjolan atau kelainan.
d. Mata : Bentuk simetris, conjungtivitis normal ikterik
e. Telinga : Bentuk Simetris, tidak terdapat serumen atau secret, tidak ada
peradangan, Ketajaman pendengaran : baik
f. Hidung : Bentuk Simetris tidak ada Serumen/secret, dan Fungsi
penciuman baik
g. Mulut : Bibir tidak terdapat intake, keadaan bibir kering, palatum lunak.
36
5. Abdomen
Bentuk simetris, tidak terdapat asites, ada nyeri ringan.
6. Ektremitas
Pergerakan/tonus otot 55
55
7. Genetalia
a. Perempuan
Kebersihan : Bersih
Keadaan labia : Tidak ada
Peradangan/ benjolan : Tidak ada
Menorhage : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
PENATALAKSANAAN MEDIS
Nama Obat Dosis Rute Indikasi
20mL untuk menurunkan demam
Sansoml syrup Oral
3x1 serta meredakan sakit kepala
5mL Untuk meningkatkan
Imboost Kids 3x1 Oral kekebalan tubuh,dan
meningkatkan sistem imun
2g/16cm² Untuk mengurangi rasa sakit
Emla CR
2x1 pada kulit
Yoga Pratama
(……………………………………………………..)
NIM. 2018.C.10a.0992
ANALISIS DATA
DO : Kurang terpapar
- Klien tampak sakit informasi tentang upaya
- Klien tampak lemas melindungi intregritas
- Klien tampak pucat jaringan
- Kulit klien teraba
dingin
- Irama pernafasan
teratur
- terpasang cairan infus
ring as 10 tpm
- Keadaan kulit banyak
bintik merah pada
kulit
- Nyeri ringan
- TTV
TD : 110/60 mmHg
N : 88 x/menit
S : 38 0C
RR : 20 x/menit
ANALISIS DATA
Gangguan menelan
Nafsu makan
Ds:
“Ibu pasien mengatakan
nafsu makan berkurang Intake nutrisi
karena terasa pahit”
Do :
- Wajah klien tampak Defisit Nutrisi
menangis
- BB 12kg
- Berat badan menurun
10% di bawah rentang
ideal
- Otot menelan lemah
- Otot mengunyah
lemah
ANALISIS DATA
Prioritas Masalah
ditandai An. J Ibu klien mengatakan anak rewel dengan timbulnya bintik pada
tubuhnya, Klien tampak sakit , Klien tampak lemas, Klien tampak pucat, Kulit
klien teraba dingin , Irama pernafasan teratur, terpasang cairan infus ring as 10
tpm, Keadaan kulit/turgor banyak bintik merah pada kulit (Rush), nyeri ringan,
TTV : TD : 110/60 mmHg,N : 88 x/menit, S : 38 0C, RR : 20 x/menit
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. J
Ruang Rawat : Flamboyan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1.Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan kuku anak tetap 1. Untuk mencegah terjadinya luka pada saat anak
pendek, menjelaskan pada anak menggaruk.
berhubungandenganAdany keperawatan selama 1x7 jam bintik
– bintik merah pada kulit akan untuk tidak menggaruk rush, 2. Agar tidak merasakan gatal dan sakit pada kulit
a rush (erupsi kulit) 2. Berikan obat antipruritus topical, pasien.
hilang.
dan anestesi topical. 3. Untuk mencegah infeksi.
ditandai An. J Ibu klien Dengan Kriteria Hasil:
3. Mandikan anak dengan 4. Agar tidak merasakan gatal dan sakit pada kulit.
mengatakan anak rewel 1. Pasien tidak merasakan mengguankan sabun yang tidak
gatal dan nyaman dengan perih.
dengan timbulnya bintik keadaannya. 4. Kolaborasi pemberian
pada tubuhnya 2. Rush pada kulit berkurang. antihistamin
44
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Libatkan keluarga dalam 1. Agar keluarga lebih kooperatif dalam terapi.
perawatan serta ajari cara 2. Untuk membantu dalam penurunan suhu tubuh pada
berhubungan dengan keperawatan selama 1x7 jam
diharapkan suhu badan pasien menurunkan suhu tubuh. pasien.
Gatal (nyeri ringan) yang 2. Berikan kompres hangat. 3. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk
berkurang,
3. Pantau suhu lingkungan, batasi mempertahankan suhu tubuh.
ditandai dengan An. J Ibu Dengan Kriteria Hasil:
atau tambahkan linen tempat 4. Untuk mengetahui perubahan suhu dan merencanakan
pasien mengatakan 1. Suhu tubuh 36,5-37,5oC. tidur sesuai indikasi. intervensi selanjutnya.
2. Nadi Normal 4. Monitor perubahan suhu tubuh.
anaknya mengalami 3. Badan tidak terasa panas.
peningkatan suhu tubuh
dan gatal di sekujur tubuh
.
49
50
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Campak adalah organisme yang sangat menular ditularkan melalui rute udara
dari seseorang yang terinfeksi pada orang lain yang rentan (Smeltzer,2013). Penyakit
campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo
papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380cata lebih dan disertai
salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah (WHO,2009).
Cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak yaitu dengan imunisasi
balita pada usia 9 bulan. Selama periode 2000-2013, imunisasi campak berhasil
menurunkan 15,6 juta (75%) kematian akibat campak di Indonesia(Kemenkes RI,
2015). Imunisasi campak membuat anak akan terlindungi dan tidak terkena
campak, karena imunisasi dapat memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit
termasuk campak (Nugrahaeni, 2012).
4.2 Saran
Dalam melakukan perawatan Penyakit Campak hendaknya dengan hati-hati,
cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses
penyembuhan.
Perawat perlu mengetahui tanda gejala Penyakit Campak , perawat harus
mampu mengetahui kondisi klien secara keseluruhan sehingga intervensi yang
diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab Penyakit
Campak, pencegahan, dan penanganan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Hargono, Arief. 2012. Penilaian Atribut Surveilans Campak Berdasarkan Persepsi
Petugas Surveilans Puskesmas di Surabaya. http://adln.lib.unair.ac.id. Diakses
pada tanggal 21 Juni 2020 pukul 14.53 WIB