Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS”. Saya
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
           Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan  penulisan dalam makalah ini dan saya juga
mengharapkan kritik serta saran untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam membuat
makalah ini.

Pangkalan, 02 Mei 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit HIV/AIDS.................................................................. 3


B. Perjalanan Infeksi HIV/AIDS..................................................................... 5
C. Tahapan Infeksi HIV/AIDS........................................................................ 6
D. Ciri-Ciri Atau Gejalah HIV/AIDS.............................................................. 6
E. Cara Pencegahan HIV/AIDS...................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang
HIV/AIDS. Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada
disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan
penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno
deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh
manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara
lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah
yang disebut AIDS
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS.
Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang
paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP),
dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru
muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang
telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang
tidak terinfeksi HIV.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus
AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya
mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi
adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit.

B. Rumusan Masalah
·         Bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS ?
·         Hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS ?
·         Hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS ?
·         Apa ciri-ciri/gejala seseorang yang terinfeksi HIV ?
·         Bagaimana proses terjadinya infeksi HIV ?

1
·         Bagaimana cara mencegah penularan HIV ?

C. Tujuan Masalah
·         Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS.
·         Mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS.
·         Mengetahui hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS.
·         Mengetahui apa saja ciri-ciri/gejala seseorang yang telah terinfeksi HIV.
·         Mengetahui bagaimana proses terjadinya infeksi HIV.
·         Mengetahui bagaimana cara mencegah penularan HIV.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penularan Penyakit HIV/AIDS


HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan
menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui
kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan
oleh virus HIV tersebu, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk kedalam tubuh seseorang
tidak akan menimbulkan gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat
normal seperti tidak sedang terkana penyakit. Namun perlu diwaspadai walaupun dari luar
penderita HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada
orang lain dalam berbagai dalam berbagai cara yang mungkin juga tidak disadari oleh
penderita itu.
Jika virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberpa tahun kemudian virus ini akan
mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan tubuh seseorang
yang terinfeksi HIV biasanya akan terus menerus dan kemudian hilang dalam kurun waktu
sekitar 5 sampai 10 tahun. Setelah ekebalan tubuh seseorang menghilang maka penyakit akan
mudah menghinggapi orang tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga, sampai suatu saat
muncul penyakit yang benar-benar berbahaya yang kemudian akan mengakibatkan kematian.
HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada di
dalam tubuh manusia. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV
bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung HIV tersebut
masih dalam keadaan belum mengering. Dalam media kering HIV akan lebih cepat mati.
HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat
mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya,
misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita,
sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara.
Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel
mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina,
sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal,
perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh.
3
Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan
HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah tersebut,
juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
AIDS tidak menular, yang menular adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan tubuh
mencapai masa AIDS. Virus ini terdapat dalam larutan darah, cairan sperma, dan cairan
vagina sehingga dapat menular melalui kontak darah/ cairan tersebut.
HIV dapat menular melalui:
a. Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa
homoseksual maupun heteroseksual.
b. Alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh
HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama-sama oleh para pecandu
narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya
seorang pengidap HIV.
c. Menerima tranfusi darah yang terinfeksi HIV.
d. Tranmisi ibu ke anak
Hal ini dapat terjadi di utero selama minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan.
Saat yang kritis terhadap penularan HIV adalah saat proses melahirkan karena HIV menular
saat darah dan cairan vagina ibu kontak dengan darah dan cairan darah anaknya.
Penularan HIV juga terjadi pada Susu Ibu atau ASI.
HIV tidak dapat menular melalui:
1. Keringat, air liur
2. Bersalaman
3. Ciuman, senggolan, pelukan, dan kegiatan sehari-hari lainnya
4. Gigitan nyamuk
5. Makan dan minum bersama
6. Pemakaian alat makan minum bersama
7. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang
8. Batuk, bersin
9. Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
10. HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada diluar tubuh.
11. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.

4
B. Perjalanan infeksi HIV
Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi yang cukup
lama, yaitu antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit adalah masa antara
masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai mulainya orang tersebut
menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya. Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya
HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu
seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang
tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala sakit
apapun. Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Selanjutnya setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan
orang tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya secara
bertahap, bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya penderita meninggal dunia. Pada
infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (Window
Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan
pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti
zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.
Periode jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi.
Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah
menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya. Sehingga
walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber penularan. Ia
dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan
terjadinya penularan itu. Bila digambarkan maka skema perjalanan infeksi HIV adalah
sebagai berikut :

                  

5
C. Tahapan infeksi HIV
Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan
bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita
homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60
bulan.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
 HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah.
 Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.
 Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini.
 Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
 HIV berkembang biak dalam tubuh.
 Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.
 Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody
terhadap HIV.
 Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-
rata 8 tahun, di negara berkembang lebih pendek).
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
 Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
 Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa
diseluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll.
 Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
 Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
 Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

D. Ciri-ciri atau gejala penderita AIDS


Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular
HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5
sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS).
Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu
dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan

6
kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut
belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena
tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya
akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) .
Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya
(walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV kepada
orang lain.
Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada
tahapan AIDS adalah:
- Demam : demam merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu tubuhnya mencapai 38
derajat celcius. Pada gejala ini merupakan tahap virus masuk kedalam aliran darah dan
bereplikasi dalam jumlah besar. sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada didalam
tubuh. 
- Kelelahan : kelelahan yang berlebihan adalah tanda efek dari sistem kekebalan tubuh
yang aktif.
- Otot Pegal, Nyeri Sendi, dan Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : Pada tanda ini
merupakan tanda yang biasa terjadi jika seorang terjangkit virus. sedangkan
pembengkakan kelenjar getah bening adalah tanda bahwa sitem kekebalan tubuh sedang
aktif.
- Nyeri Tenggorokan dan Sakit Kepala : nyeri tenggorokan dan sakit kepala merupakan
tanda bahwa antibodi tidak melawan virus HIV AIDS.
- Ruam-Ruam Kulit : Ruam-ruam pada kulit yang seperti bisul-bisul kecil dan berwarna
merah muda yang terasa gatal. Gejala ini memakan waktu yang panjang dan tak kunjung
sembuh. bila ini terjadi segera hubungi dokter. 
- Diare, Mual dan Muntah Kepanjangan : Pada gejala ini merupakan tanda bahwa
bakteri dan kuman dapat masuk ke tubuh kita dengan mudah karna sistem imun kita
sudah menurun. 
- Turunnya Berat Badan : Jika berat badan anda menurun hingga 10% dan terjadi diare
dan demam yang panjang biasanya dalam waktu 30 hari. 
- Batuk Kering : batuk kering bila ini terjadi dalam waktu yang lama kira-kira satu
minggu dan tak kunjung sembuh atau berkurang setelah meminum obat.
- Pnuemonia dan Toksoplasmosis : Pnuemonia merupakan penyakit infeksi paru-paru, ini
disebabkan oleh jamur dan biasanya terdapat pada seseorang yang sistem imunnya

7
menurun, sedangkan Toksoplasmosis adalah sejenis parasit yang menyerang otak, ini
diakibatkan oleh sistem imun yang menurun.
- Berkeringat Pada Malam Hari :  berkeringat pada malam hari merupakan tanda dari
50% orang yang pernah menderita penyakit AIDS, ini bukan karna suhu atau aktifitas
berlebihan.
- Perubahan Pada Kuku : kuku melengkung dan menebal serta terjadi perubahan warna
seperti kehitaman dan kebiru-biruan. Penyebab dari tanda ini adalah terinfeksi jamur.
- Bingung dan Sulit Berkonsentrasi : Pada tahap ini merupakan tahap akhir yang
disebabkan karna fungsi motorik tidak mampu berkordinasi dengan baik sehingga
penderita tak mampu mengerakkan tangannya dan pada tahap ini tandanya adalah mudah
lupa, marah, dan tersinggung.
- Herpes di Mulut dan Alat Kelamin : Gejala ini merupakan infeksi pada stadium akhir.
- Menstruasi Tidak Teratur : Lama datang bulan, ini terjadi karna jumlah darah yang
semakin berkurang.
- Infeksi Jaringan Kulit Rambut 

Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-
penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada sistem
kekebalan tubuh. Gejala penurunan kekebalan tubuh di tandai dengan mudahnya diserang
penyakit lain, dan disebut infeksi oportunistik. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan
baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang
bila sistem kekebalan tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh.

E. Pencegahan HIV/AIDS
Hingga kini masih belum ditemukan obat yang dapat mengatasi dan mengobati HIV/AIDS
secara signifikan. Yang dapat kita lakukan adalah melakukan usaha-usaha pencegahan
penularan HIV. HIV (Human Immunodeviciency Syndrome), yaitu sebuah penyakit yang
secara perlahan akan merusak kekebalan tubuh seseorang sehingga seseorang yang terjangkit
HIV akan mudah terinfeksi, dan sakit yang tak kunjung sembuh. Untuk menghindari
penularan HIV/AIDS kita dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Pencegahan Penularan melalui Hubungan Seksual


Telah kita ketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh sebab
itu pencegahan penularan melalui hubungan seksual memegang peranan paling penting.
8
Untuk itu setiap orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab,
yaitu:
a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinence). Hubungan seksual
hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
b. Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan. sendiri, yaitu
suami atau isteri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seksual di luar nikah.
c. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan hubungan seksual
harus menggunakan kondom secara benar dan konsisten.
Ketiga konsep pencegahan di atas ini dikenal dengan istilah ABC (Abstinence, Be faithful,
Condom).
d. Mempertebal iman dan takwa aagar tidak terjerumus ke dalam hubungan hubungan
seksual diluar nikah.
e. Jangan berganti-ganti pasangan seksual.
f. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks).

2. Pencegahan Penularan Melalui Darah


Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai tindakan yang
berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma.
a. Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu
dianjurkan pada seseorang yang HIV (+) atau mengindap virus HIV dalam darahnya,
untuk tidak menjadi donor darah. Begitu pula dengan mereka yang mempunyai perilaku
berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan.
b. Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah
dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit. Penggunaan alat-alat
seperti jarum, jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan
masalah sterilisasinya. Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan
merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan. Cara mensterilkan alat-alat
tersebut dapat dengan mencucinya dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau
pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu semprotkan
keluar. Hal ini dilakukan dua kali.
9
d. Bersikap waspada pada jarum suntik dan alat bedah
Jarum suntik, pisau cukur, obat infus, dapat menularkan virus HIV pada tubuh yang sehat.
Sebaiknya anda menghindari secara waspada pengunaan alat-alat ini pada tubuh anda.
Pastikan bahwa setiap jarum suntik yang masuk pada tubuh anda adalah sterul dan bersih.
Lakukan kewaspadaan dengan beberapa langkah berikut ini.
·         Gunakan jarum suntik sekali pakai.
·         Sterilkan segala peralatan bedah yang akan digunakan.
·         Hindari mengkonsumsi narkoba, karena penularan tertinggi adalah lewat jarum
suntik yang digunakan dalam aktivitas narkoba.
·         Hindari mentato tubuh, apalagi mentato tubuh disembrang tempat yang tidak bisa
dijamin steril dan bersih.

e. Menghindari kontak darah dengan penderita HIV


HIV/AIDS dapat disebarkan melalui kontak darah lewat tranfusi melalui tubuh yang
terinfeksi HIV dengan tubuh yang sehat. Juga dapat ditularkan melalui luka pada
penderita HIV/AIDS kepada seseorang yang sehat. Oleh karena itu gunakan selalu
pengaman seperti sarung karet jika anda berurusan dengan penderita HIV untuk
mencegah anda tertular virus HIV/AIDS.

3. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak


Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnva atau
bayinya cukup besar, kemungkinannva sebesar 30-40 %. Risiko itu akan semakin besar bila
si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang
sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang kehamilan.
Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi
si ibu untuk tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya. Sebaiknya wanita yang telah terinfeksi
HIV dianjurkan untuk tidak hamil.

Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV
adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan
berperilaku sesuai dengan tuntutan norma agama dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Di
samping itu, menyebarkan informasi tentang HIV / AIDS adalah cara lain untuk melindungi
teman, keluarga, dan lingkungan dari penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan
dalam kegiatan sederhana:
10
1. Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima kepada lingkungan anda
sendiri. Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga, dll.
2. Jika dalam percakapan sehari-hari anda mendengar informasi yang salah tentang
HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang benar.

Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan :


1. Mengusulkan adanya diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan pencegahan HIV/AIDS.
2. Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS, misalnya
lomba poster, lomba mengarang, dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada beberapa hal penting dalam mengurangi risiko
terjadinya penularan HIV/AIDS:

1. Tidak melakukan hubungan seks, bagi yang belum nikah.


2. Selalu menghindarkan diri dari penggunaan obat-obat terlarang (narkotik, heroin, ganja,
dan lain-lain).
3. Menjauhkan diri dari minuman yang bisa memabukkan.
4. Sebaiknya tidak menggunakan alat-alat seperti alat suntik, alat tindik, alat tatto, pisau
cukur, atau sikat gigi bersama orang lain.
5. Selalu membersihkan (mensterilkan) peralatan medis atau non medis, khususnva yang
berhubungan dengan cairan tubuh manusia.
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas
HIV. ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA
tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes
HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.

Pencegahan HIV/AIDS bagi yang belum terinfeksi:


1. Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV/AIDS dan bagaimana
virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegaha, sebarkan
pengetahuan ini ke orang lain seperti keluarga, sahabat dan kerabat.
2. Ketahui status HIV/AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarangan
orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu
mengetahui status HIV/AIDS patner seks anda sangatlah penting.
11
3. Gunakan jarum suntik yang baru dan steril (baik ketika berobat di RS, dokter, tatto atau
ketika melakukan tindik). Penyebaran paling cepat HIV/AIDS adalah melalui penggunaan
jarum suntiksecara bergantian dengan orang yang memiliki status HIV positif, penularan
melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU (Injection Drug User).
4. Gunakan kondom berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan
kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV/AIDS melalui
seks.
5. Lakukan sirkumsisi/khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes
of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53%
lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi/khitan.
6. Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi,
sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali.

Pencegahan HIV/AIDS bagi yang telah terinfeksi:


1. Beritahu patner seks bahwa anda telah positif HIV/AIDS. Pemahaman patner seks
terhadap status HIV sangatlah penting untuk antisipasi paska seks agar tidak menular ke
yang lain.
2. Jika anda hamil, segera konsultasikan dengan tim medis terdekat agar mendapat
penanganan khusus, saat melahirkan melakukan operasi caesar dan bagi penderita HIV
tidak disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya.
3. Hindari donor darah dan donor organ.
4. Jangan biarkan orang lain memakai sikat gigi dan barang-barang pribadi lainnya,
meskipun kemungkinan tertular melalui barang-barang pribadi ini sangat kecil, tapi tetap
saja masih ada kemungkinan.
5. Beritahukan status HIV/AIDS anda kepada orang yang terpercaya. Selain untuk
melindungi orang lain, hal ini juga untuk memastikan bahwa anda mendapat perawatan
dari orang tersebut.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar
kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit
yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. HIV merupakan penyakit yang sangat
berbahaya, maka dari itu kita harus waspada terhadap virus tersebut. Sebaiknya kita tidak
melakukan hal-hal yang dapat menularkan penyakit tersebut. Ingat, mencegah lebih baik
daripada mengobati.

B. Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih pasangan hidup,
jangan sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena selain
dapat menular kepada diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan
kita. Kita juga harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan
tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://m.facebook.com/notes/koran-fesbuk/cara-penularan-dan-pencegahan-hiv-aids.html
http://www.krumpuls.org/2013/10/contoh-makalah-hiv-aids-pengertian.html
http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-penularan-pencegahan-HIV-AIDS.html
http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html
https://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/08/24/definisi-sejarah-gejala-cara-penularan-dan-
pencegahan-penyakit-hiv-aids/
Sumaryoto dan Nopembri, Soni. 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas
XI Semester 2. Jakarta: pusat kurikulum dan perbukuan. 

14

Anda mungkin juga menyukai