Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN CAIRAN

DI RUANGAN DAHLIA

RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :

Selvi 2018.A.09.0775

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDAN

T.A 2019/2020
DEFINISI LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan tentang Pemenuhan Cairan di Ruangan Dahlia

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Disusun Oleh :

Selvi

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Arum Dewi Sukowati, S.Keb.,Bd Anna Katria, S.Kep


A. DEFINISI
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika dalam larutan (Abdul 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tepat dalam berespon terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan (tarwoto dan Wartonah, 2004).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan ouput. Dimana
pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya
pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.

A. ETIOLOGI
Etiologi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :

1. Ketidak seimbangan Volume Cairan

a. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)

Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah,


keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.

b. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)

Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.

2. Ketidak seimbangan Elektrolit

a. Hiponatremia

Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal


pengeluaran diuretic.

b. Hipernatremia

Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan


salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.

c. Hipokalemiagastrointestial

Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau


kehilangan cairan lain melalui saluran.
d. Hiperkalemia

Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti


akibat luka bakar dan trauma.

B. PATOFISIOLOGI
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian
dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

C. TANDA DAN GEJALA

o Kelelahan
o Kram otot dan kejang
o Mual
o Pusing
o Pingsan
o Lekas marah
o Muntah
o Mulut kering
o Denyut jantung lambat
o Kejang
o Palpitasi
o Tekanan darah naik turun
o Kurangnya koordinasi
o Sembelit
o Kekakuan sendi
o Rasa haus
o Suhu naik
o Berat badan menurun

D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala klinis yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia
(penurunan volume darah/cairan tubuh ) antara lain : pusing, kelemahan, keletihan,
haus, muntah dan mual.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

F. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).

 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :

o Merek Otsuka

Faktor tetes = 15 tetes/ml


o Merek Terumo

Faktor tetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai