Oleh :
Nama : Yoga Pratama
NIM : 2018.C.10a.0992
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners,
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
pada Tn. I Dengan Kebutuhan Dasar Manusia tentang Nyeri dengan Diagnosa
Medis Kolitis Ulseratif di Ruang Dahlia Rsud Dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
4. Ibu Ria Asihai, S.Kep., Ners selaku kepala ruang Dahlia RSUD Dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan pembimbing Klinik yang telah memberikan
izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan di ruang Dahlia.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
2.1 Konsep Penyakit Kolitis Ulseratif ......................................................................
2.1.1 Definisi Kolitis Ulseratif ..........................................................................
2.1.2 Anatomi Fisologi.......................................................................................
2.1.3 Etiologi......................................................................................................
2.1.4 Klasifikasi..................................................................................................
2.1.5 Fatosiologi (WOC) ...................................................................................
2.1.6 Manifestasi Klinis .....................................................................................
2.1.7 Komplikasi ...............................................................................................
2.1.8 Pemerikasaan Penunjang ..........................................................................
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .............................................................................
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Nyeri) ......................................................
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ......................................................................
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ...............................................................................
2.3.3 Intervensi Keperawatan ..............................................................................
2.3.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .....................................................................
3.1 Pengkajian .......................................................................................................
3.2 Diagnosa ..........................................................................................................
3.3 Intervensi .........................................................................................................
3.4 Implementasi ...................................................................................................
3.5 Evaluasi ...........................................................................................................
BAB 4 PENUTUP ....................................................................................................
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................
4.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kejadian kolitis ulserativa cukup besar yaitu 50-75 pasien per
100.000 penduduk di Eropa Utara dan Amerika dengan 2-14 per 100.000
terjadi spesifik pada usia 10 hingga 19 tahun. (Juffrie, 2012) Insidensi di
beberapa Negara di Asia seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Cina, dan India
juga meningkat (Lakatos, 2006) sehingga menimbulkan kewaspadaan
masyarakat akan penyakit ini.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakit dengan dianosa
medis Combustio secara benar dan bisa melakukan keperawatan di rumah dengan
mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang Kolitis Ulseratif dan Asuhan
Keperawatannya.
1.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan
diagnosa medis Kolitis melalui Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan secara
komprehensif.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Saluran Pencernaan
1. Mulut
2. Tenggorokan (Faring)
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian
yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir,
asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan
asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot
melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
usus penyerapan (ileum).( Syaifuddin, Haji. 2011)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari
kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon
sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan 12 membantu
penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat
zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. (Syaifuddin,
Haji. 2011)
7. Anus
A. Organ Asesoris
1. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
2. Hati
3. Kandung empedu
2.1.3 Etiologi
Sementara penyebab kolitis ulseratif tetap belum diketahui, gambaran
tertentu penyakit ini telah menunjukan beberapa kemungkinan penting. Hal ini
meliputi faktor familial atau genetik, infeksi, imunologik dan psikogenik.
• Faktor infeksi
Sifat radang kronik penyakit ini telah mendukung suatu pencarian terus
menerus untuk kemungkinan penyebab infeksi. Disamping banyak usaha untuk
menemukan agen bakteri, jamur, virus, belum ada yang sedemikian jauh
diisolasi. Laporan awal isolat varian dinding sel Pseudomonas atau agen lain
yang dapat ditularkan yang dapat menghadirkan efek sitopatik pada kultur
jaringan masih harus dikonfirmasi.
• Faktor imunologik
• Faktor psikologik
2.1.4 Klasifikasi
A. Kolitis ulserosa dini aktif
Pada tahap ini, terdapat lesi kombinasi radang aktif dan proses
penyembuhan dengan regenerasi mukosa. Mikroabses pada kripta jumlahnya
berkurang atau menghilang, pada lamina propria jaringan limfoid mengalami
hiperplasia. Kelenjar mukosa mengalami hiperplasia, muncul dalam bentuk
psedopolip. (Jugde TA, 2009)
2.1.5 Patofisiologi
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam
tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan,
penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi adalah serangannya
dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar
yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin
normal atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar,
dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah
putih. Gejala umum berupa demam, bias ringan atau malah tidak muncul. Jika
penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar
sebanyak 10-20 kali/hari.
Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum
yang terasa nyeri, disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada
malam haripun gejala ini tidak berkurang. Tinja tampak encer dan mengandung
nanah, darah dan lendir. Yang paling sering ditemukan adalah tinja yang hampir
seluruhnya berisi darah dan nanah.
diikuti lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat
mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan menebal
akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
B6 Bone
B1 Breathing B2 Blood B3 Brain
B4 Bladder B5 Bowel
Berat badan
Peningkatan kebutuhan 02 Persepsi nyeri
MK : Resiko ketidak
seimbangan cairan
MK : Defisit Nutrisi
MK : Pola nafas tidak efektif MK : Nyeri Akut
2.1.6 Manifestasi Klinis
Tanda utama ialah perdarahan dari rektum dan diare bercampur darah,
nanah, dan lendir. Biasanya disertai tenesmus dan kadang inkontinensia alvi.
Biasanya penderita mengalami demam, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
Terdapat tiga tipe klinis kolitis ulseratif yang sering terjadi, yan dikaitkan dengan
seringnya gejala. Kolitis ulseratif akut fulminan ditandai dengan awitan mendadak
dan disertai pembentukan terowongan dan pengelupasan mukosa, menyebabkan
keilangan banyak darah dan mukus. Jenis kolitis ini terjadi pada sekitar 10%
penderita. Prognosisnya jelek dan sering terjadi komplikasi megakolon toksik.
1. Anemia
2. Fatigue/ Kelelahan
3. Berat badan menurun
4. Hilangnya nafsu makan
5. Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
6. Lesi kulit (eritoma nodosum)
7. Lesi mata (uveitis)
8. Nyeri sendi
9. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
10. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
11. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
12. Perdarahan rektum (anus).
13. Rasa tidak enak di bagian perut.
14. Mendadak perut terasa mulas.
15. Kram perut.
16. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi koitis ulseratif dapat bersifat lokal ataupun sistemik. Fistula,
fisura dan abses rektal tidak sering seperti pada colitis granulomatosa. Kadang-
kadang terbentuk fistula rektovagina, dan beberapa penderita dapat mengalami
penyempitan lumen usus akibat fibrosis yang umumnya lebih ringan.
Salah satu komplikai yang lebih berat adalah dilatasi toksik atau megakolon,
dimana terjadi paralisis fungsi motorik kolon tranversum disertai dilatasi cepat
segmen usus tersebut. Megakolon toksik paling sering menyertai pankolitis,
mortalitas sekitar 30% dan perforasi usus sering terjadi. Pengobatan untuk
komplikasi ini adalah kolektomi darurat.
Komplikasi lain yang cukup bermakna adalah karsinoma kolon, dimana
frekuensinya semakin meningkat pada penderita yang telah menderita lebih dari
10 tahun pertama penyakit, mungkin hal ini mencerminkan tingginya angka
pankolitik pada anak.
Perkembangan karsinoma kolon yang terdapat dala pola penyakit radang
usus menunjukkan perbedaan penting jika dibandinkan dengan karsinoma yang
berkembang pada populasi nonkolitik. Secara klinis banyak tanda peringatan dini
dari neoplasma yaitu perdarahan rektum, perubahan pola buang air besar) akan
menyulitkan interpretasi pola kolitis. Pada pasien kolitis distribusi pada kolon
lebih besar dari pada pasien nonkolitis. Pada pasien non kolitis sebagian esar
karsinoma pada bagian rekosigmoid, yang dapat dicapai dengan sigmoidoskopi.
Pada pasien kolitis, tumor seringkali multiple, datar dan menginfiltrasi dan
tampaknya memilki tingkat keganasan yang lebih tinggi.
Komplikasi sistemik yang terjadi sangat beragam, dan sukar dihubungkan
secara kausal terhadap penyakit kolon. Komplikasi ini berupa pioderma
gangrenosa, episkleritis, uveitis, skleritis, dan spondilitis anilosa. Gangguan
fungsi hati sering terjadi pada kolitis ulseratif dan sirosis hatimerupakan
komplikasi yang sudah dapat diterima. Adanya komplikasi sistemik berat dapat
menjadi indikasi pembedahan pada kolitis ulseratif, bahkan bila gejala- gejala
kolon adalah ringan sekalipun.
b. Barium enema
Barium enema atau lower GI series merupakan pemeriksaan X-ray pada
colon.
c. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non invasif
dengan menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen.
Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali dari permukaan struktur
organ sehingga komputer dapat menginterprertasikan densitas jaringan
berdasarkan gelombang-gelombang tersebut.
d. CT-scan dan MRI
e. Pemeriksaan Endoskopi
Endoskopi temuan di kolitis ulseratif meliputi:
1. Hilangnya penampilan vaskular kolon
2. Eritema (atau kemerahan dari mukosa) dan kerapuhan dari mukosa
3. Ulserasi yang dangkal, yang mungkin anak sungai, dan
4. Pseudopolyps.
2.2.7 Komplikasi
2.2.7.1 Edema Pulmonal
2.2.7.2 Kejang
2.2.7.3 Masalah Mobilisasi
2.2.7.4 Hipertensi
2.2.7.5 Hipertermi
2.2.7.6 Gangguan pola istirahat dan tidur.
Identitas pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir,
nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggung jawab.
Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
keluhan utama yang lazim didapatkan adalah nyeri abdomen, diare,
tenesmus intermiten, dan pendarahan rektal. Keluhan nyeri biasanya bersifat
kronis, yaitu berupa nyeri kram pada kuadran periumbilikal kiri bawah.
Kondisi rasa sakit bisa mendahului diare dan mungkin sebagian pasien
melaporkan perasaan nyaman setelah BAB. Diare biasanye disertai darah.
Pasien melaporkan mengeluarkan feses cair 10 – 20 kali sehari. Pasien juga
mengeluh saat BAB seperti ada yang menghalangi.
Pemeriksaan B1-B6
1) B1 (Breathing)
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
Nyeri pada bagian bawah perut, menyebabkan BAK dengan feses encer
dengan intesitas sering dan penurunan perfusi otak. Pasien dengan
episkleritis dapat hadir dengan erythematous yang menyakiti mata
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Bernafas
3) Eliminasi
6) Kebersihan Diri
8) Rasa Nyaman
9) Rasa Aman
Kaji pasien apakah merasa cemas atau gelisah dengan sakit yang
dialaminya.
2.3.4 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan
pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi ini
adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan
baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (US. Midar H, dkk, 1989).
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak, Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Rajawali 5
Tgl MRS : 28 Juni 2020
Diagnosa Medis : Kolitis Ulseratif
3.1.2 Riwayat Kesehatan /Perawatan
Genogram Keluarga
Keterangan :
1. Meninggal dunia
2. Klien
3. Perempuan
4. Laki-laki
5. Tinggal Serumah
( Yoga Pratama )
ANALISIS DATA
1. Nyeri Akut berhubungan dengan persepsi nyeri yang ditandai dengan Tn. I
merasa nyeri, kesadaran compos menthis, P : timbul saat berjalan dan
duduk Q : seperti ditusuk-tusuk, R : di perut bagian kanan, S : skala nyeri 6
(1-10), T : berlangsung selama 1 ,5 menit, ekspresi wajah klien tampak
meringis, cara berbaring semi-fowler, irama pernafasan teratur, suara nafas
vestikuler dan hasil pemeriksaan TTV = TD : 120/80 mmHg ,N : 98
x/menit, S : 36,8 0C, RR : 28 x/menit.
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, penurunan berat badan
yang ditandai dengan Tn. I mengeluh mual, muntah, gelisah, ekpresi wajah
meringis, TB : 167cm, BB Sekarang : 50kg, BB Sebelum sakit : 67kg dan
hasil pemeriksaan TTV = TD : 120/80 mmHg ,N : 98 x/menit, S : 36,8 0C,
RR : 28 x/menit.
4.1 Kesimpulan
Kolitis ulserativa (KU) merupakan salah satu penyakit inflammatory
bowel disease (IBD) di samping penyakit Crohn (PC). Penyakit ini merupakan
penyakit inflamasi kronis pada kolon yang bersifat difus, idiopatik dan dapat
menyebabkan ulkus pada kolon yang menyebar mulai dari rektum ke arah
proksimal. IBD merupakan penyebab tersering diare kronis. Jika berlangsung
bertahun-tahun dapat menyebabkan malnutrisi, obstruksi saluran pencernaan,
perforasi, arteritis, anemia, hepatitis, toksik megakolon, pendarahan, depresi,
dan keganasan kolon. (Hyams JS, 2000; Gyawali, 2008; Juffrie, 2012)
Diagnosa yang muncul pada laporan kasus ini adalah: Nyeri Akut
berhubungan dengan Persepsi Nyeri, Defisit Nutrisi berhubungan dengan Mual,
muntah, penurunan berat badan, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan otot di tandai dengan pasien tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam
perencanaan keperawatan pada laporan asuhan keperawatan pada pasien Kolitis
Ulseratif, mengobservasi bunyi nafas, mengatur posisi semi fowler,
mengajarkan makan yang bernutrisi, dan melakukan observasi tingkat aktivitas,
menganjurkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan menciptakan Implementasi
keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan
yang muncul pada kasus ini.
4.2 Saran
Dalam melakukan perawatan Penyakit Kolitis Ulseratif hendaknya dengan
hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan.
Perawat perlu mengetahui tanda gejala Penyakit Asma Bronkial , perawat
harus mampu mengetahui kondisi klien secara keseluruhan sehingga intervensi
yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus
mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung
adanya proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan
diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit,
penyebab Penyakit Asma Bronkial, pencegahan, dan penanganan.
DAFTAR PUSTAKA