Oleh :
Nama : Yoga Pratama
NIM : 2018.C.10a.0992
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners,
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia
tentang Oksigenasi Pada Ny. K dengan Diagnosa Endokarditis di Ruang Sakura
RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun
guna melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Yosepa .I. Wulandari, S.Kep selaku kepala ruang Sakura RSUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dan pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di ruang Sakura.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit Endokarditis ...........................................................................
2.1.1 Definisi Endokarditis ................................................................................
2.1.2 Anatomi Fisologi.......................................................................................
2.1.3 Etiologi......................................................................................................
2.1.4 Klasifikasi..................................................................................................
2.1.5 Fatosiologi (Pathway) ...............................................................................
2.1.6 Manifestasi Klinis .....................................................................................
2.1.7 Komplikasi ...............................................................................................
2.1.8 Pemerikasaan Penunjang ..........................................................................
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .............................................................................
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) ..............................................
2.2.1 Konsep Oksigenasi ......................................................................................
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ......................................................................
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ...............................................................................
2.3.3 Intervensi Keperawatan ..............................................................................
2.3.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian .......................................................................................................
3.2 Diagnosa ..........................................................................................................
3.3 Intervensi .........................................................................................................
3.4 Implementasi ...................................................................................................
3.5 Evaluasi ...........................................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................
4.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakit dengan dianosa
medis Endokarditis secara benar dan bisa melakukan keperawatan di rumah
dengan mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
3.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang Endokarditis dan Asuhan Keperawatannya.
3.4.3.1 Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan
diagnosa medis Endokarditis melalui Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan
secara komprehensif.
Gambar 2.1.2
C. Pelapis
Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal
(Ethel, 2003: 228-229).
D. Dinding Jantung
2.1.3 Etiologi
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu
mikroorganisme yang hidup dalam saluran pernapasan bagian atas. Sebelum
ditemuklan antibiotik, maka 90-95% endokarditis infeksi disebabkan oleh
streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50%
penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab
lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang
menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus
fekalis, stapilokokus, bakteri gram negative aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan
kandida. Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain
pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik
dan radang saluran pernapasan.
2.1.4 Klasifikasi
Endokarditis diklasifikasikan secara klinis menjadi akut dan subakut.
Dalam pembagian ini dapat diketahui rentang keparahan penyakit dan temponya,
dan untuk mengetahui penyebab dari endokarditis penderita akibat virulensi
mikroorganisme penginfeksi atau akibat adanya penyakit jantung yang mendasari.
Endokarditis akut adalah infeksi berat destruktif, biasa terjadi pada katup yang
normal, disebabkan oleh organisme virulen dan dapat mengakibatkan kematian
dalam hitungan hari sampai minggu pada lebih dari 50% pasien meskipun telah
mendapatkan terapi antibiotik maupun tindakan pembedahan.
Sedangkan organisme dengan virulensi yang rendah dapat menyebabkan
infeksi pada jantung yang sebelumnya abnormal terutama pada katup yang
mengalami deformitas. Pada kasus seperti ini, penyakit endokarditis ini muncul
secara perlahan dan bahkan tanpa terapi pengobatan yang berlangsung hingga
berminggu-minggu atau beberapa bulan. Kasus seperti ini disebut dengan
endokarditis subakut dan sebagian besar akan pulih setelah mendapatkan terapi
antibotik yang sesuai (Robbins, 2009).
2.1.5 Patofisiologi
Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardium jantung, termasuk
katup. Endokarditis infeksi adalah penyakit serius dengan angka mortalitas 20%
sampai 30%. Angka ini lebih tinggi pada individu yang berusia lebih dari 60
tahun. Diagnosis yang cepat mulainya terapi yang tepat dan identifikasi dini
komplikasi adalah kunci untuk pasien yang baik. Pada masa lalu penyakit jantung
reumatik menjadi penyebab dari sebaian besar kasus endokarditis. Saat ini
endokarditis lebih ditemukan pada pasien yang memiliki katup prostetik, mereka
yang menyalahgunakan obat-obatan intravena (IV) atau pasien yang mengalami
prolaps katup mitral atau abnormalitas nonreumatik lain. Organisme infeksius
umum adalah streptokokus, enterokokus dan staphylococcus aureus.
Faktor utama
Bakteri dan jamur masuk Penyakit jantung Penyakit jantung Pada bekas luka post
Pembersihan karang gigi Ektraksi gigi Prolaps Katup Mitral Jantung Reumatik
dari tubuh degeneratif kongenital operasi
Paparan Corynebacterium
Apparan Sthapylococcus
nonenterococoal
Aureus dan Epidemis
Streptococci, fungi
Bakteri Streptococcus Tenggorokan/ Faring
Masuk ke pembuluh Katup bikuspid Syndroma Marfan Penyakit Sifilitik Ventrikel bereaksi
Viridans masuk ke
darah pembuluh darah
Abses lokal
Menjalar ke jantung
Penyempitan katup Kelainan gen Virus Sifilis
Menyerang endokard
rusak
Pembentukan fistula
Menyerang katup
Jantung menekan kuat Menyerang jantung
Permukaan endokard
tidak rata
Luka operasi membuka
Menyerang lapisan kembali
endothel
Katup aorta diserang
Mudah terinfeksi
Membentuk nodul
Katup jantung tidak
menutup sempurna
Penebalan dan
pemendekan katup
jantung
Kerusakan katup
endokardium
Timbulnya vegetasi
peradangan
Terbentuk trombus
Pirogen endogen (gumpalan trombosit &
fibrin)
Merangsang sel-sel
hipotalamus
keletihan
Tekanan aorta normal
Peningkatan derajat
ekstabilitas Terhubung ke paru-paru Ke jaringan perifer MK : Resiko
Sakit pada persendian
dan Otot Kerusakan
Integritas Jaringan
Turbulensi aliran darah MK : Intoleransi
Kecepatan irama hebat Aktivitas
Penyumbatan pembuluh
meningkat Terbentuk eksudat darah
Murmur jantung
MK : Nyeri Akut
MK : Ketidakefektifan batuk iskemia
Bersihan Jalan Nafas
MK : Penurunan
Curah Jantung
MK : Ketidakseimbangan
MK : Kerusakan MK : Ketidakefektifan MK : Gangguan Nutrisi Kurang dari
Integritas Kulit perfusi jaringan Citra Tubuh Kebutuhan Tubuh
2.1.6 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)
Gejala timbulnya dapat lebih kurang dari 2 minggu sesudah masa inkubasi.
Keluhan umum yang sering dirasa pada penderita endokarditis adalah demam
tidak terlalu tinggi, letih, lesu, banyak keringat malam, nafsu makan berkurang,
berat badan menurun, sakit kepala dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul
keluhan seperti paralisis, sakit dada, hematuria, sakit perut, buta mendadak, sakit
pada jari tangan, dan sakit pada kulit.
demam,
kelelahan,
petechiae (bintik-bintik merah)
osler nodes
janeway lesion
clubbing finger
takikardia
bradikardia
murmur jantung
splinter hemorarghies
sesak nafas
takipnea
batuk
nafsu makan menurun
2.1.7 Komplikasi
c. Pemeriksaan lain
Foto toraks dilakukan untuk mencari tanda-tanda gagal jantung kongestif
sebagai komplikasi yang sering, adanya bercak infiltrat kecil multipel pada
penyalahguna narkotika intravena, dan kalsifikasi katup.
Dapat ditemukan anemia yang bersifat hemolitik. Leukositosis tidak selalu
ditemukan, pada tipe yang akut leukositosis lebih nyata daripada yang subakut.
Pada penderita dengan glomerulonefritis dapat ditemukan hematuria dan
proteinuria. Pada penderita EI juga terjadi peningkatan CRP dan
hipergamaglobulin. Pemeriksaan radiologi berupa foto torak untuk memastikan
kardiomegali pada penderita Endokarditis Infektif dengan gagal jantung.
1) Pernapasan eksternal
Pernafasan ekternal (pernapasan plumoner) mengacu kepada keseluruhan
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum
peroses ini berlangsung dalam tiga langkah yakni:
1 Ventilasi pulmoner
Saat bernafas,udara bergatian masuk keluar melalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas anatar lingkungan ekternal
dan alvelous.proses ventilasi ini dipanaruhi oleh beberapa factor yaitu
jalan nafas yang bersih, system syraf pusat dan system penapasan
yang utuh, rongga torax yang mampu mengembang dan berkontraksi
dengan baik,serta komplins paru yang adekuat.
2 Pertukaran gas alveoral
Setelah oksigen masuk alveoral,proses-proses pernapasan
berikutnya adalah disfungsi oksigen dari alvelous ke pembuluh darah
pulmoner.
3 Transfor oksigen dan karbon dioksida
Tahap ketiga proses pernapasan adalah tranfor gas-gas
pernapasan. Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju
jaringan dan karbon dioksida diangkutdari jaringan kembali menuju
paru.
4 Pernapasan internal
Pernapasan internal (pernpasan jaringan)mengaju pada proses
metabolisme intara sel yang berlangsung dalam mitokindria, yang
menggunakan oksigendan menghasilkan CO2 selama proses
penyerapan energi melekul nutrient. Pada proses ini darah banyak
mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh sehingga mencapai
kapiler sistemetik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara
kapiler sistemetik dan sel jaringan.
2.2.3 Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menbabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi meenurut NANDA (2013), yaitu hiperventelasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri ,cemas, penurunan energy/kelelahan,
kerusakan neurumoscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif/
persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis keselahan otot pernafasan
dan adanya perubahan mambrane kapiler-alveoli.
1) faktor fisiologi
1. menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia
2. menurunnya kosentrasi O2 yang diispiransi seperti pada obstruksi
saluran pernapasan bagian atas.
3. hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen.
4. meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka dan
lain lain.
5. kondisi yang mempengaruhi pegerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas,muskulur sekeletal yang abnorma.
2) Faktor prilaku
1. Nutrisi, misalnya kurang gizi yang buruk menjadi anemia sehinnga
daya ikat oksigen berkurang.
2. Execise, akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3. Merokok ,menyebabkan vesokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Alkohol dan obat obatan akan menyebabkan intake nutrisi/Fe
mengakibatkan penurunan hemaglobin,alkohol dapat menyebabkan
depresi pusat pernapasan
5. Kecemsan dapat mengakibatkan metabolisme meningkat
2.2.4 Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan,
yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
2.2.4.1 Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
2.2.4.2 Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler dan paru
CO2, dikapiler dengan alveoli.
2.2.4.3 Tranportasi Gas
Tranportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.
2.2.5 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersulur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan napas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari aveoli ke jaringan) yang ventilasi, difusi, maka
kerusakan pada transportasi seperti perubahn volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontaktilitis miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
( Brunner & Suddarth 2014)
2.2.7 Komplikasi
2.2.7.1 Penurunan kesadaran.
2.2.7.2 Hipoksia.
2.2.7.3 Cemas dan gelisah.
5) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Elektrokardiografi
6) Analisa Data
Proses analisa data adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan
konsep, teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi klien.
3 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor BB setiap hari 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 1x7 2. Monitor status nutrisi. perkembangan BB pasien
ketidakmampuan jam, maka diharapkan 3. Pertahankan kebersihan 2. Memberikan rasa nyaman
jika mulut bersih
makan nafsu makan klien mulut sebelum dan sesudah
3. Untuk mengetahui keadaan
meningkat dengan Kriteria makan umum pasien.
Hasil : 4. Colaborasi dengan ahli gizi.
4. Mengetahui jumlah
1. Peningkatan berat
makanan yang masuk.
badan .
5. Untuk mengonsultasikan
2. Peningkatan
status gizi
masukan oral
3. Ttv dalam batas
normal
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana
tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implemmentasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
dismaping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal,intelekutual, teknikal
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi,
dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan
bagaimana respon pasien.
I. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Suku/Bangsa : Dayak , Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Sarjana
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. PT Permai
Tgl MRS : 19 Mei 2020
Diagnosa Medis : Endokarditis
B. Riwayat Kesehatan /Perawatan
1. Keluhan Utama :
Klien mengatakan sesak napas saat beraktivitas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 19 Mei 2020 pukul 14:05 WIB, Ny. K mengatakan sesak
napas saat beraktivitas, lalu keluarga Ny. K memutuskan untuk langsung
mebawa Ny. K ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Di IGD
Ny. K diberikan nebulizer combivent serta mendapatkan pemasangan O2
masker 3 Lpm, serta terpasang infus NaCL 0,9% 10 tpm 1 tetes/ 6 detik
ditangan sebelah kiri klien. Dan di berikan posisi berbaring semi fowler
Setelah mendapatkan terapi, klien dianjurkan Dokter untuk di rawat inap.
Genogram Keluarga
Keterangan :
1. Meninggal dunia
2. Klien
3. Perempuan
4. Laki-laki
5. Tinggal Serumah
C. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum :
Klien tampak sakit sedang, kesadaran compos menthis, ekpresi wajah klien
meringis, posisi berbaring semi fowler, terpasang O2 masker 2 Lpm, serta
terpasang infus NaCL 0,9% 10 tpm 1 tetes/ 6 detik ditangan sebelah kiri
klien.
2. Status Mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, ekpresi wajah klien tampak
meringis, bentuk badan klien simetris, posisi berbaring semi fowler, klien
berbicara kurang jelas, suasana hati klien sedih, penampilan klien cukup
rapi, klien mengetahui waktu pagi, siang dan malam dapat membedakan
antara perawat dan keluarga serta mengetahui dirinya sedang dirawat di
rumah sakit, insigt klien baik, dan mekanisme pertahanan diri klien adaptif.
3. Tanda-tanda Vital :
Saat pengkajian TTV klien tanggal 25 Mei 2020 pukul 11:00 WIB, suhu
tubuh pasien/S = 36,7 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi/HR =78 x/menit,
pernapasan/RR = 22 x/menit dan tekanan darah/TD = 140/90 mmHg.
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada klien teraba simetris, klien mengatakan sesak nafas saat
respirasi dan saat aktivitas, type pernapasanan kusmaul, irama pernapasan
tidak teratur, dan suara nafas klien vesikuler serta suara nafas tambahan
wheezing.
Masalah Keperawatan :
Intoleransi Aktivitas
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Klien mengatakan Nyeri bagian dada, klien tampak lemah capillary refill
klien saat ditekan dan dilepaskan kembali <2 detik, vena jugulasir tidak
mengalami peningkatan, dan suara jantung klien terdengar murmur
Masalah Keperawatan :
Risiko penurunan curah jantung
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E = 4 (membuka mata spontan), V = 5 (komunikasi verbal
baik), M = 6 (mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal), kesadaran
klien tampak normal, pupil isokor, reflex cahaya kanan positif dan kiri
positif.
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I (Olvaktori) :
Klien dapat membedakan bau-bauan seperti : minyak kayu putih atau
alkohol.
Nervus Kranial II (Optik) :
Klien dapat melihat dengan jelas orang yang ada disekitarnya.
Nervus Kranial III (Okulomotor) :
Pupil klien dapat berkontraksi saat melihat cahaya.
Nervus Kranial IV (Trokeal) :
Klien dapat menggerakan bola matanya ke atas dan ke bawah.
Nervus Kranial V (Trigeminal) :
Klien dapat mengunyah makanan seperti : nasi, kue, buah.
Nervus Kranial VI (Abdusen) :
Klien dapat melihat kesamping kiri ataupun kanan.
Nervus Kranial VII (Fasial) :
Klien dapat tersenyum.
Nervus Kranial VIII (Auditor) :
Pasien dapat perkataaan dokter, perawat dan keluarganya.
Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) :
Klien dapat membedakan rasa pahit dan manis.
Nervus Kranial X (Vagus) :
Klien dapat berbicara dengan jelas.
Nervus Kranial XI (Asesori) :
klien dapat mengangkat bahunya.
Nervus Kranial XII (Hipoglosol) :
Klien dapat menjulurkan lidahnya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas klien dapat menggerakan jari kejari dan jari kehidung.
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki,
kestabilan tubuh klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik
skala 1, trisep kanan dan kiri klien baik skla 1, brakioradialis kanan dan kiri
klien baik skla 1, patella kanan kiri klien baik skla 1, dan akhiles kanan dan
kiri klien baik skla 1, serta reflek babinski kanan dan kiri klien baik skla 1.
4. Kognitif
Klien tampak dapat menerima keadaan yang dialaminya dan klien
mengatakan “ Saya ingin cepat sembuh dari penyakit yang saya alami dan
saya ingin cepat kembali bekerja seperti biasa”
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
Klien mengatakan “ saya tidak senang dengan keadaan yang saya alami saat
ini, saya ingin cepat sembuh dari penyakit ini, saya adalah seorang Ibu, saya
tidak malu dengan keadaan saya sekarang, saya adalah Ibu rumah tangga ”.
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit klien dapat beraktivitas secara mandiri namun sesudah sakit
aktivitas di batasi keluarga.
Masalah Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien meyakini dirinya akan sembuh. Klien dan keluarganya “mengatakan
bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan yang
dianut”.
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dapat menceritakan
keluhan yang dirasakan kepada perawat dan dokter.
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Dayak dan bahasa
Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga baik, dibuktikan dengan kelurga setiap
saat selalu memperhatikan dan mendampingi Ny. K selama diarawat di
rumah sakit.
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien sangat kooperatif saat pengobatan, klien juga dapat bekerja sama
dengan petugas kesehatan serta dapat berkomunikasi juga dengan anggota
keluarga.
5. Orang berarti/terdekat :
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah keluarga, terutama
bapak dan anak klien.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Sebelum sakit biasanya digunakan klien untuk bekerja dan meluangkan
waktu untuk keluarga, sesudah sakit aktivitas klien dibatasi.
7. Kegiatan beribadah :
Sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadah di Masjid.
Mahasiswa
( Yoga Pratama )
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
Keletihan
Intoleransi aktivitas
Risiko Penurunan
DS : pasien mengatakan dalam
Stenosis aorta Curah Jantung
aktivitasnya pemenuhan kebutuhan
tidak bisa dilakukan sendiri dan nyeri
di bagian dada Darah dari dalam ventrikel kiri
DO :
- Badan pasien tampak lemas Aorta mengalami hambatan
- Pasien tampak cemas dengan
penyakit yang di deritanya Resistensi meningkat
- Suara nafas tambahan murmur
TTV Tekanan ventrikel kiri
TD : 140/90 mmhg meningkat
RR : 22x/menit
N : 78x/menit Tekanan aorta normal
Suhu : 36,7°C
Turbulensi aliran darah hebat
Murmur jantung
Mual muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
PRIORITAS MASALAH
P = Lanjutkan Intervensi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan jantung.
Endokarditis bisa bersifat endokarditis infeksi dan endokarditis rematik. Penyebab
terjadinya endokarditis rematik disakibatkan langsung oleh demam rematik yang
merupakan penyakit sistemik karena infeksi streptokokus. Sedangkan endokarditis
infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau jenis organisme lain, sehingga menyebabkan deformitas
bilah katup.
Endokarditis tidak dapat dideteksi secara dini, penyakit ini sering terdeteksi
pada level yang lebih parah. Intervensi yang dapat dilakukan dengan pengobatan
Daptomycin untuk mencegah perkembangan bakteri streptococcus untuk
menghindari vegetasi yang lebih parah.
4.2 Saran