OLEH
KELOMPOK 4
A11-A
C. PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin).
Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin,
atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang
rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap
asam klorida.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan
makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus
peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring
mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus.
Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong
adalah iritan yang signifikan.
2. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi
dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan
sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3. Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon(dianggap menjadi
gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan
mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus
ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam
hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena
mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan
usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan
luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan
pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian
kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.
Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini
adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh
sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah
suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi
epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena
satu dari dua factor ini : 1. hipersekresi asam pepsin
2. kelemahan barier mukosa lambung
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak
mukosa lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid
lain, alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.
Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang
dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis
standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah
lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90%
tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus
koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas.
Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui.
Pasien ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan
karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama
adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi
mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh
stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan
trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi
fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung,
setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus
meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.
Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah
mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia,
asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus
stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain
dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak.
Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya
lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat
kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau
beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa
penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan
20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang
mendahului.
Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan
makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali,
namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali
timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan
tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.
Pirosis(nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat
menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan
jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami
inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului
oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi
kandungan asam lambung.
Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang
dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan
gejala setelahnya.
E. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau
distensi abdominal. Bising usus mungkin tidak ada. Pemeriksaan dengan barium
terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus, namun endoskopi adalah
prosedur diagnostic pilihan. Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi
perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara
langsung dilihat dan biopsy didapatkan. Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi
beberapa lesi yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau
lokasinya. Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah
negatif terhadap darah samar. Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang
menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam hdroklorida dalam
getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan
atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya
ulkus. Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui
kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. Ada juga tes pernafasan
yang mendeteksi H. Pylori, serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H.
Pylori.
F. PENATALAKSANAAN
Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk
perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan.
Penurunan stress dan istirahat.
Penghentian merokok
Modifikasi diet
Obat-obatan
Intervensi bedah
G. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat pasien bertindak sebagai dasar yang penting untuk diagnosis.
Pasien diminta untuk menggambarkan nyeri dan metode yang digunakan untuk
menghilangkannya (tekanan, antacid). Nyeri ulkus peptikum biasanya
digambarkan sebagai rasa terbakar atau menggerogoti dan terjadi kira-kira terjadi
setelah 2 jam sesudah makan. Nyeri ini dering membangunkan pasien tengah
malam dan jam 3 pagi. Pasien hanya menyatakan bahwa nyeri dihilangkan
dengan antasida, makan makanan atau dengan muntah. Pasien ditanya kapan
muntah terjadi. Bila terjadi, seberapa banyak? Apakah muntahan merah terang
atau warna kopi. Apakah pasien mengalami defekasi disertai feses berdarah?
Selama pengambilan riwayat, perawat meminta pasien untuk menuliskan
masukan makanan, biasanya periode 72 jam dan memasukkan semua kebiasaan
makan ( kecepatan makan, makanan regular, kesukaan pada makanan pedas,
penggunaan bumbu, penggunaan minuman yang mengandung kafein ).
Tingkat ketegangan dan kegugupan pasien dikaji. Apakah pasien
merokok? Bila ya, seberapa banyak? Bagaimana pasien mengekspresikan marah,
terutama dalam konteks kerja dan kehidupan keluarga? Adakah stress pekerjaan
atau adakah masalah dengan keluarga? Adakah riwayat keluarga dengan penyakit
ulkus?
Tanda vital dikaji untuk indicator anemia ( takikardi, hipotensi ), feses
diperiksa terhadap darah samar. Pemeriksaan fisik dilakukan dan abdomen
dipalpasi untuk melokalisasi nyeri tekan.
2. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan :
Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan
kondisi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
Tujuan :
Klien mendapatkan pengetahuan tentang pencegahan dan
penatalaksanaan.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari klien.
R/ : Keinginan untuk belajar tergantung pada kondisi fisik klien,
tingkat ansietas dan kesiapan mental.
2) Ajarkan informasi yang diperlukan : Gunakan kata-kata yang sesuai
dengan tingkat pengetahuan klien. Pilih waktu kapan klien paling
nyaman dan berminat. Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau
kurang.
R/ : Individualisasi penyuluhan meningkatkan pembelajaran.
3) Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat diatasi.
R/ : Memberikan keyakinan dapat memberikan pengaruh positif pada
perubahan perilaku.
b. Diagnosa keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme otot.
Tujuan : Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
1) Berikan terapi obat-obatan sesuai dengan program :
Antagonis histamine, R/ : Mempengaruhi sekresi asam lambung
Garam antibiotic/ Bismuth, R/ : Antibiotik diberikan bersamaan
dengan garam Bismuth mematikan H.Pylori
Agen sitoprotektif, R/ : Agen sitoprotektik melindungi mukosa
lambung
Inhibitor pompa proton, R/ : Inhibitor pompa proton
menurunkan asam lambung
Antasida, R/ : Menetralisir asam lambung
Antikolinergik, R/ : Menghambat pelepasan asam lambung
2) Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas terutama yang
mengandung salisilat.
R/ : Obat-obatan yang mengandung salisilat dapat mengiritasi mukosa
lambung.
3) Anjurkan klien untuk menghindari makanan/ minuman yang
mengiritasi mukosa lambung : kafein dan alcohol.
R/ : Dapat merangsang sekresi asam hidroklorida.
4) Anjurkan klien untuk menggunakan makanan dan kudapan pada
interval yang teratur.
R/ : Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel
makanan dalam lambung yang membantu menetralisir keasaman
sekresi lambung.
5) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
R/ : Merokok dapat merangsang kekambuhan ulkus
c. Diagnosa keperawatan :
Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka
panjang.
Tujuan : Penurunan ansietas.
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan
ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan.
R/ : Komunikasi terbuka membantu klien mengembangkan hubungan
saling percaya yang membantu mengurangi ansietas dan stress.
2) Jelaskan alasan untuk mentaati jadwal pemngobatan yang
direncanakan :
farmakoterapi
Pembatasan diet
Modifikasi tingkat aktifitas
Mengurangi atau menghentikan rokok
R/ : Pengetahuan mengurangi ansietas yang tampak sebagai rasa
takut akibat ketidaktahuan. Pengetahuan dapat mempunyai pengaruh
positif pada perubahan perilaku.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
ansietas.
R/ : Stresor perlu diidentifikasi sebelum dapat diatasi.
4) Ajarkan strategi penatalaksanaan stress : misalnya obat-obatan,
distraksi dan imajinasi.
R/ : Penurunan ansietas menurunkan sekresi asam hidroklorida.
d. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nyeri yang
berkaitan dengan makanan.
Tujuan : Mendapatkan nutrisi yang optimal.
Intervensi :
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi.
R/ : Makanan dan minuman yang tidak mengiritasi dapat membantu
mengurangi nyeri epigastrik.
2) Anjurkan makan dengan jadwal yang teratur, hindari kudapan
sebelum waktu tidur.
R/ : Makan teratur membantu menetralisasi sekresi asam lambung;
kudapan sebelum tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
3) Anjurkan makan makanan pada lingkungan yang rileks
R/ : Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas.
Menurunnya ansietas membantu menurunkan sekresi asam
hidroklorida.
1. Pengkajian Khusus ( Format Terlampir )
Keterangan :
a. Salah 0-3 Fungsi Intelektual Utuh
b. Salah 4-5 Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 Kerusakan intelektual berat
Mandiri Tergantung
No Aktivitas
( nilai 1 ) (0)
1. Mandi dikamar mandi ( manggosok,
membersikan, dan mengeringkan badan )
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan
mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah disiapkan
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan
diri ( menyisir rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi, mencukur kumis )
5. Buang air besar di WC ( membersikan dan
mengeringkan daerah bokong )
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)
7. Buang air kecil dikamar mandi ( membersikan
dan membersikan daerah kemaluan )
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau
keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan
. kepercayaan yang di anut
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti :
. merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak, dan membersikan ruangan.
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
. kebutuhan keluarga
13 Mengelolah keuangan ( menyimpan dan
. menggunakan uang sendiri )
14 Menggunakan sarana transportasi umum untuk
. berpergian
15 menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan
. aturan ( takaran obat dan waktu minum obat
tepat )
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
. kepentingan keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas social yang dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan
. keagamaan, social, rekreasi, oloaraga,dan
menyalurka hobi).
JUMLAH POIN MANDIRI
Analisa hasil :
Point 13-17 : Mandiri
Point 0-12 : Ketergantungan
MMSE
MMSE ( Mini Mental Status Exam) adalah pemeriksaan kognitif yang menjadi
bagian rutin
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis.
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS PASIEN
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun √
Musim (kemarau) √
Tanggal √
Hari √
Bulan √
Keterangan :
a. >23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
b. 18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
c. <17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
APGAR keluarga merupakan kuisioner skrining singkat yang dirancang untuk
merefleksikan kepuasan anggota keluarga.
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK
- PERNAH
(2) KADANG (0)
(1)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga ( teman-teman ) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga ( teman-
teman ) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
saya.
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-
teman ) saya menerima & mendukung
keinginan saya untuk melakukan aktifitas
atau arah baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga ( teman-
teman ) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai.
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH :
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Analisa hasil :
Terganggu nilai 1
Normal nilai 0
Nilai6-15 : Depresi Ringan Sampai Sedang
Nilai 16-30 : Depresi Berat
Nilai0-5 :Normal
Screening Fall
Patient : Time : 30
dtk
The Timed Up and Go (TUG)
Test Tujuan: untuk mengkaji
Mobilitas peralatan :
Stopwatch
Petunjuk : lansia menggunakan alas kaki yang biasa digunakan dan dapat
menggunakan alat bantu jalan bila diperlukan. Diawali dengan lansia duduk
bersandar di kursi yang berlengan dan menghadap garis lurus sepanjang
jarak 3 meter di lantai
Instruksi untuk Lansia :
3. Berbalik
Waktu.....................Detik
INTERPRETASI :
• < 10 DETIK : MOBILITAS BEBAS
• < 20 DETIK : MOSTLY INDEPENDENT
• 20 – 29 DETIK : VARIABLE MOBILITY
• > 30 DETIK : GANGGUAN MOBILITAS
SKOR NORTON
(untuk menilai potensi dekubitus)
Nama penderita : Skor
Kondisi Fisik Umum :
- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran :
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktifitas :
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas :
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bisa bergerak 1
Inkontines :
- Tidak 4
- Kadang-kadang 3
- Sering inkontinensia urine 2
- Inkontinensia Alvi&Urine 1
Skor Total :
Kategori Skor : 15-20 = Kecil sekali/tak terjadi
12-15 = Kemungkinan kecil terjadi
Kerusakan mukosa
Produksi asam meningkat
Ulkus peptikum
PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Data Biografis Klien
Nama : Tn. A
No. Rm : 22149971
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Gianyar, 3 Maret 1955
Umur : 65 thn
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Gianyar, Blahbatuh
Orang yang dekat dihubungi : Ny.S
Hubungan dengan klien : Anak
Tanggal masuk ke RS : 12 November 2020
B. Keluhan utama
Pasien merasa sakit/nyeri pada ulu hati, merasa tidak enak dan kurang
berselera terhadap makanan, perasaan selalu kenyang dan kadang disertai
dengan muntah.
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Sejak tadi sore pasien merasa tidak enak, merasa mual dan nyeri yang
dirasakan semakin lama semakin tidak dapat ditahan dan semakin sering
timbul sehingga pasien dan keluarganya memutuskan untuk masuk rumah
sakit.
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sejak kecil klien tidak pernah mengalami penyakit akut maupun kronis,
namun kadang- kadang pasien tersebut kadang-kadang flu, demam dan batuk-
batuk ringan. Klien tersebut pernah dirawat dengan penyakit gastritis sebanyak
1 kali dan pernah juga dirawat dengan Ulkus peptikum sebanyak dua kali di
Rsud Sanjiwani Gianyar. Selama menderita penyakit tersebut, Tn. A rajin
kontrol setiap bulannya ke rumah sakit. Riwayat penyakit gastritis sudah
dialami sejak berumur 45 tahun, namun masih dapat ditahan sampai umur 50
tahun. Dan pada akhirnya klien tersebut mengalami Ulkus peptikum. Klien
tidak pernah dioperasi dan tidak mengalami alergi terhadap makanan atau obat
tertentu.
E. Genogram
Keterangan:
: perempuan meninggal : laki-laki
: laki-laki meninggal : Serumah
: klien
: perempuan
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit tersebut (Ulkus peptikum).
G. Riwayat Pekerjaan
Klien mengatakan bekerja sebagai buruh
H. Riwayat Lingkungan Hidup
Klien di lingkungannya bergabung dengan masyarakat lainnya.
I. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan jika bosan hanya melakukan jalan-jalan di halaman rumah
J. Sistem Pendukung
Klien mengatakan merasa senang karena anak-anak sering berkunjung ke RS
K. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan Ibadah
Klien rajin melakukan persembahyangan di merajan
2. Keyakinan Tentang Kesehatan
Klien mengatakan bahwa menjaga kesehatan itu merupakan hal yang paling
penting.
L. Pemeriksaan Fisik
Tinjauan Sistem
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Tingkat Kesadaran : composmentis
3. Gcs : verbal : 5, psikomotor :6, mata : 4
4. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu : 36,5
b. Nadi : 140x/menit
c. Tekanan Darah : 130/70mmHg
d. Pernafasan : 22x/mnt
5. Tinggi Badan : 170 cm
6. Berat Badan :60 kg
7. IMT
8. Sistem Kardiovaskular
Tekanan darah selama ini teratur, frekuensi jantung normal tidak ad tanda-tanda
kelainan.
9. Sistem Pernafasan
Dada
- Paru-Paru:
I: = dada Nampak simetris
P: = tidak ada nyeri tekan
P: = suara perkusi sonor
A: = suara napas vesikuler
- Jantung :
I = dada simetris ictus cordis terlihat pada ICS V midline clavicula
P = iktus cordis teraba pada midline clavicula ICS V seperti hentakan kuat yg
dirasakan pada diameter 2
P = suara jantung midline clavicula ICS 3-5 ( dullnes )
A = suara jantung S1 S2 tunggal regular tidak ada tambahan
10. Sistem Integumen
I= tidak adanya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
P= tidak ada nyeri tekan
11. Sistem Perkemihan
Abdomen :
I : perut tampak simetris
A : bising usus +
P : tidak ada pembesaran kelenjar prostat
P : adanya nyeri tekan di epigastrium
12. Sistem Musculoskeletal
Nyeri sendi kadang-kadang dialami klien bila cuaca terlalu dingin,
kelemahan otot
(+), kekakuan otot dan sendi (-), tonus otot sedang, atropi otot (-),
edema (-).
N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
3 DS : Nyeri Ansietas
- Klien
sering memikirkan Perubahan status kesehatan
penyakitnya dan sering
bertanya tenteng Koping individu inefektif
penyakitnya
- Klien kecemasan
selalu memikirkan
pekerjaan yang
terbengkalai karna ia
sakit
DO :
- Ekspresi
wajah nampak tegang
- Frekuensi
nadi meningkat
Nadi : 140x/menit,
Suhu : 36,5 °C TD:
130/70mmHg, RR :
22x/menit.
N
MASALAH/DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI
O
1 Nyeri akut b/d agen pencedera 21 November 2020
fisiologis d/d nyeri perut bagian
atas, nyeri terasa panas, pasien
tampak meringis dan gelisah, saat
pengkajian terdapat nyeri tekan pada
epigastrium. Nadi : 140x/menit,
Suhu : 36,5 °C TD: 130/70mmHg,
RR : 22x/menit.
Keterangan :
e. Salah 0-3 Fungsi Intelektual Utuh
f. Salah 4-5 Kerusakan intelektual ringan
g. Salah 6-8 Kerusakan intelektual sedang
h. Salah 9-10 Kerusakan intelektual berat
Mandiri Tergantung
No Aktivitas (0)
( nilai 1 )
1. Mandi dikamar mandi ( manggosok, membersikan,
1
dan mengeringkan badan )
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan
1
mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah disiapkan 1
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
( menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok 1
gigi, mencukur kumis )
5. Buang air besar di WC ( membersikan dan 0
mengeringkan daerah bokong )
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) 1
7. Buang air kecil dikamar mandi ( membersikan dan
1
membersikan daerah kemaluan )
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1
9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar 0
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
1
. yang di anut
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapikan 0
. tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersikan ruangan.
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan 0
. keluarga
13 Mengelolah keuangan ( menyimpan dan 0
. menggunakan uang sendiri )
14 Menggunakan sarana transportasi umum untuk 0
. berpergian
15 menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan 0
. aturan ( takaran obat dan waktu minum obat tepat )
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
. kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
1
aktivitas social yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 0
. keagamaan, social, rekreasi, oloaraga,dan
menyalurka hobi).
JUMLAH POIN MANDIRI 9 Ketergantungan
Analisa hasil :
Point 13-17 : Mandiri
Point 0-12 : Ketergantungan
MMSE
MMSE ( Mini Mental Status Exam) adalah pemeriksaan kognitif yang menjadi
bagian rutin
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis.
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS PASIEN
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
Tahun √
Musim (kemarau) √
Tanggal √
Hari √
Bulan √
Keterangan :
d. >23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
e. 18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
f. <17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Analisa hasil :
Terganggu nilai 1
Normal nilai 0
Nilai6-15 : Depresi Ringan Sampai Sedang
Nilai 16-30 : Depresi Berat
Nilai0-5 :Normal
Screening Fall
Petunjuk : lansia menggunakan alas kaki yang biasa digunakan dan dapat
menggunakan alat bantu jalan bila diperlukan. Diawali dengan lansia duduk
bersandar di kursi yang berlengan dan menghadap garis lurus sepanjang
jarak 3 meter di lantai
Instruksi untuk Lansia :
8. Berbalik
Waktu.....................Detik
INTERPRETASI :
• < 10 DETIK : MOBILITAS BEBAS
• < 20 DETIK : MOSTLY INDEPENDENT
• 20 – 29 DETIK : VARIABLE MOBILITY
• > 30 DETIK : GANGGUAN MOBILITAS
SKOR NORTON
(untuk menilai potensi dekubitus)
Nama penderita : Skor
Kondisi Fisik Umum :
- Baik 4
- Lumayan √ 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran :
- Komposmentis √ 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktifitas :
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan √ 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas :
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas √ 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bisa bergerak 1
Inkontines :
- Tidak √ 4
- Kadang-kadang 3
- Sering inkontinensia urine 2
- Inkontinensia Alvi&Urine 1
Skor Total : 17
Kategori Skor : 15-20 = Kecil sekali/tak terjadi
12-15 = Kemungkinan kecil terjadi
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi terpenuhi 1. Anjurkan klien makan dalam membantu mempertahankan
kebutuhan nutrisi kurang dengan criteria; porsi kecil tapi sering. partikel makanan dalam
dari kebutuhan B/D - mual tidak ada lambung yang dapat
intake yang tidak - porsi makan habis membantu menetralisir asam
adekuat ditandai ; lambung.
DS :
- Klien mengeluh 2. Anjurkan pemberian makanan merangsang nafsu makan
mual, nafsu yang bervariasi menurut klien
makan menurun, dietnya sajikan dalam keadaan
perasaan lemah. hangat.
DO :
- Porsi makan 3. Anjurkan untuk tidak mencegah terjadinya refleks
tidak dihabiskan berbaring setelah makan. asam lambung yang dapat
- TB : 170 Cm menyebabkan perasaan tidak
BB : 60 Kg nyaman pada mulut
sehingga bisa terjadi
muntah.
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TGL N.DX JAM EVALUASI/SOAP PARAF
Senin, 1. 14.00 S : - Klien masih mengeluh kadang-
23-11-2020 kadang mual, napsu makan masih belum
ada, badan klien masih terasa lemah.
O : - Porsi makan tidak habis
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
Selasa,
24-11-2020 1. 14.00 S:
- Klen mengatakan mualnya sudah
hilang.
- Klien mengatakan napsu makan
masih kurang dan badan masih
terasa lemah.
2. S:-
O:-
A : Masalah teratasi sebagaian.
P : Lanjutkan intervensi 4.
Kamis, 13.15
25-11-2020 1. wita S : napsu makan tidak ada
O : Porsi makan tidak dihabiskan
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 5
13.30
2. Wita S:-
O : Nyeri tekan (+)
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Lanjutkan intervensi 4
DAFTAR PUSTAKA