Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN


PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Oleh :

NI KADEK ERNI WIDJAYANTI


NIM. 17.321.2683

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis dari berbagai keadaan

psikopatologis yang sangat mengganggu yang melibatkan proses pikir,

emosi, persepsi dan tingkah laku. Pasien skizofrenia seringkali memerlukan

rawat inap di rumah sakit dengan berbagai alasan. Perawatan kembali pasien

dengan skizofrenia lebih tinggi bila dibandingkan dengan pasien gangguan

mental berat lainnya (Kusumawardhani, 2015). Data World Health

Organization (WHO) tahun 2018 memperkirakan bahwa 1 % populasi

penduduk dunia menderita skizofrenia atau sekitar 21 juta orang (Kemenkes

RI, 2018). Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan

data prevalensi skizofrenia di Indonesia mencapai sekitar 14 juta orang.

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan Provinsi Bali memiliki prevalensi

skizofrenia tertinggi di Indonesia sebanyak 11 per 1.000 atau sekitar 24 ribu

orang (Kemenkes RI, 2018). Jumlah pasien Skizofrenia yang dirawat di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tahun 2018 sebanyak 7119 orang terdiri

dari 3497 pasien rawat inap dan 3622 pasien yang menjalani rawat jalan.

Kontinuitas pengobatan dalam penatalaksanaan skizofrenia

merupakan salah satu faktor utama keberhasilan terapi. Lamanya penyakit

akan memberikan efek negatif terhadap kepatuhan pasien. Pasien yang tidak

patuh pada pengobatan akan memiliki resiko kekambuhan lebih tinggi

dibandingkan dengan pasien yang patuh pada pengobatan. Ketidakpatuhan


berobat ini yang merupakan alasan pasien kembali dirawat di rumah sakit

(Rasmun, 2013).

Penanganan pasien skizofreni membutuhkan kepatuhan dan ketekenun

dari pasien dalam pengobatan untuk mencegah kekambuhan. Pasien yang

tidak patuh pada pengobatan akan memiliki resiko kekambuhan lebih tinggi

dibandingkan dengan pasien yang patuh pada pengobatan (Aswin, 2015).

Angka kekambuhan pasien skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada

tahun pertama, 70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah

pulang dari rumah sakit jiwa (Yosep, 2014).

Dampak yang dapat terjadi akibat pasien skizofrenia tidak patuh

minum obat akan menyebabkan kekambuhan sehingga membutuhkan waktu

lebih lama untuk dirawat dan dengan kekambuhan yang berulang, kondisi

penderita bisa semakin memburuk (Aswin, 2015). Kekambuhan pasien

skizofrenia dapat menimbulkan beban bagi keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan skizofrenia (Sirait, 2015). Beban keluarga dalam

merawat pasien skizofrenia dibuktikan oleh penelitian Wardani (2016)

menemukan bahwa keluarga merasa terbebani dengan finansial dimana

klien sering rawat ulang, merasakan sedih, malu dan bosan dalam merawat

anggota keluarga dengan skizofrenia.

Faktor penyebab terjadinya kekambuhan klien gangguan jiwa adalah

kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga

yang menderita penyakit tersebut (Nurdiana, 2016). Keluarga berperan

dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan pasien di rumah.


Keberhasilan perawatan di rumah sakit jiwa akan sia-sia jika tidak

diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan pasien harus di rawat

kembali (kambuh). Peran keluarga sejak awal perawatan di rumah sakit jiwa

akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat pasien di rumah,

sehingga kemungkinan kembuh dapat dicegah (Puspitasari, 2016).

Sedangkan menurut Oktavianingsih (2016), kepatuhan minum obat

merupakan salah satu cara mencegah kekambuhan skizofrenia yang

selanjutnya pasien bisa disembuhkan. Dalam minum obat, peran keluarga

harus diikutsertakan mengingat pasien skizofrenia sangat ketergantungan

dalam merawat diri. Melalui dukungan pengobatan, keluarga juga bisa

membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan secara maksimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianingsih (2016) menunjukkan

ada hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada

pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Gandusari

Trenggalek (p=0,024). Penelitian Syafwani (2015) menunjukkan ada

hubungan peran keluarga dengan tingkat kekambuhan pasien skizofrenia di

RSJD Much Ansyari Saleh Banjarmasin (p=0,002 <0,05).

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan peran keluarga dengan kekambuhan

pada pasien skizofrenia.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan peran keluarga

dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan peran keluarga dengan kekambuhan pada

pasien skizofrenia.

2. Khusus

1. Mengidentifikasi peran keluarga.

2. Mengidentifikasi kekambuhan penderita skizofrenia

3. Menganalisis hubungan peran keluarga dengan kekambuhan pada

pasien skizofrenia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Sumber bahan pertimbangan untuk membuat program sebagai upaya

meningaktkan peran serta keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia

sehingga kekambuhan dapat dicegah

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang peran keluarga dalam

perawatan pasien skizofrenia untuk mencegah kekambuhan.


2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan bermanfaat untuk memperkaya

body of knowledge dari ilmu kesehatan jiwa untuk mengetahui hubungan

kekambuhan pasien skizofrenia dengan keputusan keluarga melakukan

pemasungan pada pasien skizofrenia

3. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi

pengembangan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan hubungan

kekambuhan pasien skizofrenia dengan keputusan keluarga melakukan

pemasungan pada pasien skizofrenia.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Syafwani (2015) tentang hubungan peran

serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan pasien skizofrenia di RSJD

Much Ansyari Saleh Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional. Pengambilan sampel

dengan consecutive sampling sebanyak 30 orang. Data dikumpulkan

menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson

Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan

pasien skizofrenia (p=0,011). Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada

tehnik sampling sebelumnya menggunakan consecutive sampling

sampling sedangkan peneliti menggunakan purposive sampling, jumlah

sampel dimana penelitian sebelumnya sebanyak 30 sedangkan pada


penelitian ini sebanyak 60 orang dan analisa data dimana penelitian

sebelumnya menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment

sedangkan pada penelitian ini menggunakan uji koleasi Rank Spearman

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suaida (2016) tentang hubungan peran

keluarga dengan kejadian kekambuhan pada pasien skizofrenia di RSJ.

Radjiman Wediodiningrat Lawang. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional, jumlah sampel

sebanyak 21 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu Acidental

Sampling dengan menyebarkan kuisioner dan analisa data yang digunakan

Chi Square. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada tehnik sampling

sebelumnya menggunakan Acidental Sampling sedangkan peneliti

menggunakan purposive sampling, jumlah sampel dimana penelitian

sebelumnya sebanyak 21 sedangkan pada penelitian ini sebanyak 60 orang

dan analisa data dimana penelitian sebelumnya menggunakan uji Chi

Square sedangkan pada penelitian ini menggunakan uji koleasi Rank

Spearman

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurjamil (2017) tentang hubungan antara

peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di

poliklinik jiwa RSAU dr. M. Salamun. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional, jumlah sampel

sebanyak 47 orang. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling.

Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan

uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan


yang signifikan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat

pasien skizofrenia (p=0,001). Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada

tehnik sampling sebelumnya menggunakan consecutive sampling

sedangkan peneliti menggunakan purposive sampling, variebel terikat

penelitian sebelumnya adalah kepatuhan minum obat sedangkan pada

penelitian ini kekambuhan, jumlah sampel dimana penelitian sebelumnya

sebanyak 47 sedangkan pada penelitian ini sebanyak 60 orang dan analisa

data dimana penelitian sebelumnya menggunakan uji Chi Square

sedangkan pada penelitian ini menggunakan uji koleasi Rank Spearman

Anda mungkin juga menyukai