Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS

“BRONCHIOLITIS”

Disusun Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Mata Ajar : Etik Pratiwi, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelas 2C

1. Anastasia Lingtang Anjani P. (3020193525)

2. Meyka Wulandari (3020193553)

3. Ratih Handayani (3020193562)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
karunia-NYA, sehingga pembuatan makalah Asuhan Keperawatan Pada Kasus
Bronchiolitis ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini telah kami susun
semaksimal mungkin. Dan harapan kita semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kita selaku penyusun
makalah, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 04 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4

A. Latar Belakang........................................................................................... 4

B. Tujuan.........................................................................................................5

BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT.................................................................6

A. Definis........................................................................................................ 6

B. Etiologi....................................................................................................... 6

C. Patofisiologi................................................................................................7

D. Pathway...................................................................................................... 8

E. Manifestasi Klinis....................................................................................... 9

F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................. 9

G. Penatalaksanaan........................................................................................10

H. Pengkajian Teori.......................................................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................14

A. Nursing Care Plane...................................................................................14

BAB IVANTICIPATORY GUIDANCE.............................................................. 17

BAB V PENUTUP................................................................................................18

A. Kesimpulan...............................................................................................18

B. Saran......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang


disebabkan oleh virus pada bronkiolus yang menyebabkan obstruksi akut
jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. Penyakit ini
biasanya lebih berat pada bayi muda usia 2 sampai 12 bulan terutama
selama musim dingin awal dan awal musim semi. Walaupun demikian
pada kondisi yang terbatas seringkali tidak memerluhkan pengobatan.
Pada jumlah yang sedikit anak mendapatkan pengobatan penanganan
utama termasuk pemberian oksigen dan cairan yang adekuat dan
pengawasan hati-hati untuk mendeteksi sebagian anak yang mungkin
memerluhkan intervensi lebih.
Penyakit dinfeksi saluran pernafasaan akut masih menjadi masalah
kesehatan di dunia dan di Indonesia danterjadi epidemik setiap tahun dan
ditandai dengan nafas cepat, retraksi dinding dada, adanya obstruksi
saluran pernafasan dan suara nafas tambahan wheezing. Penyebab yang
paling sering adalah Respiratory syncytial virus,kira-kira 45-55 % dari
total kasus. Sedangkan virus lain seperti Parainfluenza, Rhinovirus,
Adenovirus dan Enterovirus sekitar 20 %.
Infeksi oleh respiratory synctial virus ( RSV) memeliki morbiditas
dan mortalitas yang tinggi terutama pada anak dengan resiko tinggi dan
imunokompromise. Oleh karena itu langkah preventif dilakukan dengan
pemberian imunisasi aktif dan pasif. Saat ini juga sedang dikembangkan
vaksin virus. Usaha untuk mengembangkan hambatan karena
imunogenositas yang rendah dan kecenderungan virus untuk berubah
kembali menjadi per liar (Manwi & Sarwo Prayogi,2017).

4
Bronkhiolitis yang disebabkan oleh virus jarang terjadi pada masa
neonatus. Hal ini karena antibodi neutralizing dan ibu masih tinggi pada
4-6 minggi kehidupan akan menurun. Antibodi tersebut mempunyai daya
proteksi terhadap infeksi salauran nafas bawah terutama virus.
Prognosis dari bronkhiolitis tergantung berat ringannya
penyakit,cepat lambatnya penanganannya dan penyakit latar belakang
(penyakit jantung,defisiensi imun dari prematuritas).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan bronchiolitis.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui konsep pengertian dari bronchiolitis
b) Untuk mengetahui penyebab dari bronchiolitis
c) Untuk mengetahui perjalanan penyakit dari bronchiolitis
d) Untuk mengetahui dan lebih mudah memahami
bronchiolitis dengan pathway
e) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari bronchiolitis
f) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan dalam kasus bronchiolititis
g) Untuk mengetahui penatalaksanaan yang tepat pada kasus
bronchiolitis

5
BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI

Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang


disebabkan oleh virus pada bronkiolus yang menyebabkan obstruksi akut
jalan nafas dan penurunan pertukaran gasdalam alveoli. Penyakit ini
biasanya lebih berat pada bayi muda dan terjadi epidemik setiap tahun dan
ditandai dengan nafas cepat, retraksi dinding dada, adanya obstruksi
saluran pernafasan dan suara nafas tambahan wheezing. Penyebab yang
paling sering adalah Respiratory syncytial virus.

B. ETIOLOGI
1. Penyebab terbanyak disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus
( RSV) .
2. Infeksi virus lainya adalah parainfluenza, rhinovirus, adenovirus
influenza, dan mycoplasma pneumoniae dan metapneumovirus
3. Inhalasi gas toksik, karbon tetraklorida, asam klorida,gas klorida,
amonia dan sulfur dioksida
4. Penyakit jaringan ikat
5. Faktor idiopatik

6
C. PATOFISIOLOGI

RSV ( respiratory syncytial virus ) adalah kausa utama bronkiolitis.


MPV juga merupakan kausa signifikan bronkiolitis pada bayi. Virus
parainfluenza dan adenovirus lebih jarang menyebabkan penyakit ini.
RSV adalah suatu virus RNA dalam genus Pneumovirus dari fanili
Paramyxovirida, dinamai demikian karena efek sinopatik khas
( pembentukan sinstitium) yang terlihat bebrapa hari setelah inokulasi
bahan terinfeksi menuju biakan sel. Gen RSV menyandi paling sedikit 10
polipeptida,termasuk protein selubung F dan G protein fusi (F)
mempermudah penetrasi sel serta penyebaran sel-sel disaluran
nafas,protein G membantu perlekatan virus ke residu asam sialat di sel
epitel pernafasan. RSV, dibagi dalam tipe A dan B berdasarkan perbedaan
dalam protein G, melekat dan menginfeksi sel epitel pernafasan.
Poliferasi virus epitel pernafasan menyebabkan edema dan nekrosis
lapisan saluran nafas,terlepasnya sel bersilia dan pembentukan sumbat
mucus. Terjadi poliferasi limfositik peribronkus yang intens hal ini
mengakibatkan adanya sumbatan saluran nafas distal yang menyebabkan
ketidakcocokan ventilasi-perfusi,hiperinflasi,atelectasis,hipoksia,gagal
nafas,dan dapat menyebabkan kematian.
Tingginya kadar antibody penetrasi fungsional dalam serum terhadap
protein F dan G RSV berkolerasi dengan proteksi terhadap penyakit.
Kadar antibodi penetrasi meternal yang rendah berkaitan dengan penyakit
yang lebih parah pada bayi. Munculnya IgA sekretorik spesifik- RSV
bersamaan denganterhentinya pengeluaran (sheedding) RSV ( Berstein &
P. Shelov,2016).

7
D. PATHWAY

Faktor penyebab polusi, virus, bakteri

Penetrasi patogen pada


Mukosa saluran pernafasan

Infeksi saluran pernafasan atas

Peradangan bronkhiolus

Hipertrofi kelenjar Infiltrasi sel radang Edema Hospitalisasi


Mukosa dan bronkus dibronkiolus

Aktivitas silia dan Kerusakan sel Penurunan kapasitas Cemas


Fagositosis lambat vital paru

Peningkatan sekresi Aktivasi dan ketidakseimbangan


Bronkiolus pelepasan pirogen ventilasi dan perfusi
Endogen jaringan terganggu

Penumpukan mukus Perangsangan pusat Hiposekmia Kurang


Termoregulasi di
Hipotalamus

Bersihan jalan Hipertermi Gangguan Kurang


Nafas tidak efektif pertukaran gas Pengetahuan

8
E. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam ringan
2. Nafas cepat
3. Sianosis
4. Wheezing
5. Batuk-batuk
6. Iritabel
7. Mengalami gangguan tidur
8. Sering bersin dan banyak secret atau lendir
9. Retraksi atau tarikan pada dinding dada ( suprasternal,incostal dan
subcostal saat insporasi
10. Mengalami gangguan kecemasan (Suriadi & Yuliani,2006)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan rontgen : foto toraks dan CT menunjukan infiltrasi
yang biasanya multifokal. Pada toraks menunjukan paru-paru
dalam keadaan hipererasi dan diameter anterior-posterior
membesar pada fotp lateral. Selain itu akan dotemukan
bercak-bercak konsolidasi tersebar disebabkan atelectasis atau
radang(Ngastiyah,2005).
2. Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah tepi dalam batas
normal darah menunjukan gambaran asidosis respiratorik maupun
metabolic. Usapan nasofaring menunjukan flora bakteri normal
(Ngastiyah,2005).

9
G. PENATALAKSANAAN

Berikut tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien bronkhiolitis :

1. Oksigenasi 1-2 liter/menit dengan nasal kanul

2. Cairan dan kalori cukup

3. Koreksi asam basa yang timbul pada pemeriksaan BGA

4. Antibiotik

a. Community acquired :

- Ampisilin 100mg/kgBB/hari dalam 4x pemberian

- Kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dalam 4x pemberian

b. Hospital acquired :

- Diberikan sefotaksim 100mg/kgBB/hari dalam 2x


pemberian selama 7-10 hari atau sampai 4-5 hari bebas
demam.

5. Bronkodilator

Kerja konstriktor β-adrenergik sebagai dekongestan mukosa,


membatasi absorbsinya, dan mengatur aliran darah pulmoner,
dengan sedikit efek pada ventilation-perfusion matching.

a. Relaksasi otot bronkus karena efek β-adrenergik

b. Kerja β-adrenergik menekan pelepasan mediator


kimiawi

c. Efek fisiologis antihistamin yang melawan efek


histamine seperti edema

d. Mengurangi sekresi kataral

10
e. Pada pasien bronkhiolitis dapat diberikan normalsaline
atau β-agonis untuk memperbaiki bersihan mukosilier.

6. Antiinflamasi

Kortikosteroid yang dapat digunkan untuk terapi


bronhiolitis adalah prednisone, prednisolon, methilprednisolone,
hirdrokortison, dan dexsamtasone. Namun penggunakan
kortikosteroid ini masih perlu dipertibangkan karena hasilnya
tidak berbeda secara signifikan dibangdingkan dengan
pemberian tanpa kortikosteroid.

7. Antivirus

Ribavirin merupakan pilihan yang digunakan akan tetapi tidak


menunjukan hasil resolusi yang signifikan.

H. PENGKAJIAN TEORI

1. Biodata pasien

Biodata pasien setidaknya berisi tentang nama, umur, jenis


kelamin, pekerjaan, dan pendidikan. Umur pasien dapat
menunjukan taahap perkembangan baik pasien secara fisik
maupun psikologis. Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji
untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah atau penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien masalah atau
penyakitnya (muttaqin,2014)

2. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan yang perlu dikaji meliputi data saat ini


dan masalah yang lalu. Perawat mengkaji klien atau keluarga

11
dan berfokus pada manifestasi klinik dari keluhan utama,
kejadian yang membuat kondisi sekarang ini, riwayat kesehatan
masalalu, daan riwayat kesehatan keluarga (muttaqin,2014).

3. Keluhan utama

Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan


mengkaji pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini.
Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien bronkhiolitis
adalah sering bersin dengan lendir, demam, serta tidak dapat
makan dan tidur terganggu (Suryadi & Yuliani, 2006)

4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang difokuskan menurut (Doenges &


Marilynn E, 2000) adalah sebagai berikut :

a.Pernafasan

Gejala : nafas pendek, batuk menetap disertai


produksi seputum tiap hari minimal selama 3
bulan, terpajan pada produksi kimia (rokok,
debu, asap).

Tanda : menggunakan otot bantu pernafasan, nafas


cuping hidung, bibir dan dasar kuku sianosis,
krekles lembab.

b. Sirkulasi

Gejala : pembengkakan pada extremitas bawah.

Tanda : penigkatan tekanan darah, takikardia,


disritmia, edema, bunyi jantung gerdup,
warna kulit/ membran mucosa sianosis.

12
c.Makanan/Cairan

Gejala : mual / muntah, nafsu makan menurun,


ketidakmampuan untuk makan karena distress
pernafasan, peningkatan berat badan akibat
edema.

Tanda : turgor kulit buruk, berkeringat.

d.Aktivitas/ Istirahat

Gejala : kelelahan, malaise, aktivitas menurun,


ketidakmampuan untuk tidur, dispenea.

Tanda : keletihan, gelisah, kelemahan.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. NURSING CARE PLANE

NO DIAGNOSIS PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
(NOC) (NIC)
1. Ketidakefekti NOC: Status NIC : Manajemen a. Melakukan
fan Bersihan pernafasan: Jalan Nafas (3140) batuk efektf
jalan napas kepatenan jalan b. Memberikan
1. Intrusikan
berhubungan nafas (0410) posisi yang
pasien agar
dengan nyaman
Setelah dilakukan bisa
penumpukan c. Mengetahui
keperawatan selama melakukan
sekresi status
3x24 jam batuk efektif
pernafasan dan
ketidakefektifan 2. Posisikan
oksigenasi
bersihan jalan napas untuk
pasien
berhubungan dengan meringankan
penumpukan sekresi sesak nafas
teratasi dengan 3. Monitor status
kriteria hasil: pernafasan dan
oksigenasi
1. Irama
4. Buang sekret
pernafasan
dengan
pasien
memotivasi
normal
pasien untuk
2. Frekuensi
melakukan
pernafasan
batuk atau
pasien
menyedot
normal

14
3. Pasien lendir
mampu
mengeluarka
n sekret.

2. Hipertermia Termoregulasi Perawatan 1. Mengetahui


berhubungan (0800) Hipertermia tanda-tanda vital
dengan proses Setelah dilakukan (3786) pasien terutama
penyakit tindakan suhu dan warna
keperawatan 3x24 1. Monitor kulit
jam, diharapkan tanda-tand 2. membantu pasien
hipertermi a vital dan cara yang tepat
berhubungan dengan warna kulit untuk kompres
proses penyakit pada 2. Berikan hangat
pasien teratasi cairan IV 3. memberikan obat
dengan kriteria sesuai sesuai dengan
hasil : kebutuhan keluhan yang
1. Peningkatan 3. Berikan dirasakan
suhu kulit kompres 4. memberiakan
dari skala hangat perawatan yang
(2-4) 4. Kolaborasi sesuai dengan
2. Hipertermia pemberian diagnose pasien
skala (2-4) antipiretik
dengan
dokter
3. Ansietas Setelah dilakukan Pengurangan 1. klien dapat
berhubungan keperawatan selama kecemasan (5820) mengungkapkan
dengan 3x24 jam Ansietas 1. gunakan kecemasanya
penyakit berhubungan pendekatan yang 2. dukungan
penyakit dengan tenang dan keluarga dapat
meyakinkan memperkuat

15
dengan kriteria hasil: 2. kaji tanda mekanisme koping
verbal dan klien sehingga
1. monitor intensitas
nonverbal tingkat ansietasnya
kecemasan
kecemasan pada berkurang
2. menurunkan pasien 3. perawat dapat
stimulus lingkungan 3. bantu klien mengetahui tingkat
ketika cemas mengidentifikasi kecemasan yang
situasi yang dialami
3. menggunakan
memicu 4. memberikan
teknik relaksasi
kecemasan teknik relaksasi
untuk mengurangi
4. berikan yang tepat untuk
stress
informasi factual mengurangi ansietas
4. tidak ada terkait diagnose,
manifestasi perilaku perawatan dan
kecemasan prognosis tentang
penyakit yang
dialami anaknya
saat ini
5. instruksikan
klien untuk
menggunakan
teknik relaksasi
nafas dalam
mengurangi
kecemasan

16
BAB IV

ANTICIPATORY GUIDANCE

Anticipatory guidance yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun


pengasuh anak untuk menghindari kecelakan pada anak dalam kasus penyakit
broncholitis yaitu :

1. Orang tua dapa menjauhkan anak pada asap rokok, debu, maupun asap yang
dapat menganggu saluran pernafasan.

2. Pastikan anak selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum makan atau
sesudah bermain.

3. Berikan nutrisi yang cukup dan seimbang pada anak agar sistem kekebalan
tubuh dapat bekerja secara optimal.

4. Jauhkan anak pada penderita bronkitis agar tidak tertular.

5. Berikan anak vaksinasi sesuai jadwal imunisasi sebagai upaya mencegah


penyakit.

17
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bronkhiolotis merupakan penyakit saluran pernafasan bawah akut


yang sering terjadi pada bayi dan anak. Penyebab tersering dari
bronchiolitis adalah respirstory syncytial viruses (RSV), mekanisme yang
mendasari bronkiolitis adalah terjadinya inflamasi pada bronkhiolus, yang
menyebabkan obstruksi bronkhiolus akibat edema , sekresi mokus dan
timbunan debris seluler sel-sel mti yang terlupas. Manifestasi klinis
didahului dengan adanya batuk, pilek, demam kemudian berlanjut dengan
keluhan yang lebih berat seperti sesak nafas, timbulnya wheezing, dan
kesulitan bernafas atau muculnya usaha pernafasan saat ekspirasi.
Diperkirakan, sebagaian kecil dari bayi yang pernah mengalami
bronchiolitis akan diperkirakan akan berkembang menjadi asma pada usia
3 tahun.

B. SARAN

Bagi Perawat :

1.Perawat harus berperan aktif dalam promosi kesehatan tentang


bronchiolitis pada anak
2.Melanjutkan asuhan keperawatan yang sudah dikelola,yang bertujuan
untuk pemulihan kesehatan pasien.
3.Rawatlah pasien anda dengan baik. Jangan pernah meremehkan tingkat
keparahan penyekit bronchilitis yang diderita oleh pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2005. “ At a Glance Medicine “,


https://books.google.co.id/books?id=wzIGJflmD4gC&dq=at+a+glance+medici
ne+p&hl=id&source=gbs_navlinks_s, diakses pada tahun 2005.

Djojodibroto, Darmanto.2009. Respirologi (Respiratory Medicine), Jakarta :


EGC

Udin, Muchammad Fahrul. 2019. “Buku Praktis Penyakit Respirasi pada Anak
untuk Dokter Umum”,
https://books.google.co.id/books?id=z8iPDwAAQBAJ&dq=buku+praktis+pen
yakit+respirasi+pada+anak+untuk+dokter+umum&hl=id&source=gbs_navlink
s_s, diakses pada tanggal 31 Januari 2019.

19

Anda mungkin juga menyukai