Anda di halaman 1dari 4

Teori Culture care Leininger

Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality,atau yang kini lebih
dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger memfokuskan pada pentingnya sifat caring
dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori cultural diversity and universality yang
semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang berbeda.
Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan
penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :

1. Culture

Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara hidup dari
kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat keputusan, serta motif
tindakan yang diambil.

2. Culture care

Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai yang diwariskan,
kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi atau memampukan individu atau
kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki kondisi kesehatan, menangani
penyakit, cacat, atau kematian.

3. Diversity

Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan, serta asuhan
keperawatan.

4. Universality

Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan asuhan
keperawatan.

5. Worldview

Cara seseorang memandang dunianya

6. Ethnohistory

Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga, terutama
sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah budaya dalam jangka waktu
tertentu.

Tujuan Teori Madeleine Leininger

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan Pohon keilmuan yang
humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan Yang spesifik dan universal
(Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Dalam Hal ini, kebudayaan yang spesifik
merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh Kelompok tertentu. Misalnya kebudayaan Suku Anak
Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang
umumnya dipegang oleh Masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
merupakan Perilaku yang baik, untuk meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme Ketika
makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya universal yang dipegang Oleh klien, maka
praktik keperawatan dapat dilakukan secara maksimal.

Kelebihan Teori Madeleine Leininger

a.Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak kaku Memandang proses
keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat patut Diperhatikan dalam memberikan asuhan.

b.Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem, Virginia Henderson, dan
Neuman.

c.Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien dalam Mengambil
keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.

d.Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan saat Melakukan asuhan
keperawatan.

Kelemahan Teori Madeleine Leininger

Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mencakup proses asuhan Keperawatan

TEORI GIGER

Menurut Giger dan Davidhizar teori transcultural assessment model mengembangkan aspek pengkajian
dan intervensi. Konteks model budaya dalam keperawatan dipandang sebagai bidang praktik budaya
yang kompeten berpusat pada klien dan berfokus pada penelitian keperawatan. Walaupun berpusat
pada klien namun penting bagi perawat untuk mengetahui tentang budaya yang dimiliki setiap klien,
karena budaya dapat mempengaruhi bagaimana seorang klien dipandang dan bagaimana perawatan
dapat diberikan. Salah satu transcultural assessment model menurut Giger dan Davidhizar(2004), adalah
Nursing assessment yaitu Culturally Diverse Nursing yang mencakup didalammnya enam fenomena
budaya yang berbeda menurut aplikasi dan penggunaan namun jelas dalam semua kelompok budaya
yaitu;1) Komunikasi, 2)Jarak interaksi, 3) Sosial organisasi/aktifitas, 4) Waktu 5)Lingkungan 6) Variasi

Unsur Dasar Perkembangan Teori

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai
dengan latar belakang budaya klien. Langkah penilaian proses keperawatan sangat penting dalam
hubungan antara pasien dan perawat. Untuk mengumpulkan data tentang pasien dari budaya yang
berbeda perawat harus melihat pasien dalam konteks dimana ia berada mulai dari aspek
komunikasi, ruang, variasi biologi, pengendalian lingkungan, waktu dan organisasi sosial hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan dalam Assessment Model  oleh Giger dan Davidhizar (1995).

Kronologis Perkembangan Teori

Paradigma Keperawatan ada empat yaitu, manusia, sehat-sakit, lingkungan, keperawatan

1. Manusia

Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia
berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

 2. Sehat

Kesehatan merupakan suatu keyakinan nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya, yang digunakan
untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-
hari

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,


kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien
dengan budayanya saling berinteraksi. Secara umum lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

Kelebihan dan Kekurangan Teori

KELEBIHAN

1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik


2. Teori ini sangat berguna untuk memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori
Orem, King, Roy, dll).
3. Dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien, staf
keperawatan dan terhadap rumah sakit.
4. Dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam memberikan
asuhan keperawatan.
banyak  digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan
KEKURANGAN

1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga  tidak bisa berdiri sendiri dan  hanya  digunakan


sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://docshare04.docshare.tips/files/28157/281572534.pdf&ved=2ahUK
Ewjz7pbrrartAhUPfisKHRQeAw0QFjACegQIAhAF&usg=AOvVaw2tDCJUO0rmBJ8_1eWz7H6e

https://id.scribd.com/presentation/433723431/The-Giger-and-Davidhizhar-Transcultural-Assessment-
Model

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://cdn.stikesmucis.ac.id/JURNAL_JK.pdf&ved=2ahUKEwip3sO7uqrtAh
UelEsFHS1BDDEQFjALegQIBRAB&usg=AOvVaw2gUXmmXkNLsPQEHtPPdgwR

Anda mungkin juga menyukai