Anda di halaman 1dari 15

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

LEGAL ETIS

OLEH : ISS KELOMPOK 8


PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL ETIS

Ketika orang yang mengambil keputusan adalah klien, fungsi


perawat adalah suportif.

perawat membagi pengetahuan dan


keahlian kasus mereka dengan
klien agar memungkinkan mereka
mengambil keputusan berdasarkan
informasi.
DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTSAN
LEGAL ETIS
 Pengambilan keputusan legal etis merupakan suatu tindakan yang
melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara
matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan
pada tatanan klinik. (Sumijatun. 2011. Membudidayakan Etik Dalam
Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.)

 Menurut James A. F. Atroner pengamabilan keputusan legal etis adalah


proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara
pemecahan masalah

 Menurut george R. Terry pengambilan keputusan legal etis merupakan


pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada
TEORI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN

T. TALEOLOGI

T. DEONTOLOGI
 Teleologi adalah menilai baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

Teori berbasis taleologi, melihat konsekuensi tindakan untuk menilai


apakah tindakan tersebut benar atau salah.
Memandang tindakan baik sebagai sesuatu yang membawa
manfaat sebesar mungkin dan bahayanya sekecil mungkin bagi
banyak orang, hal ini disebut manfaat.
(kozier, vol 1)

Contoh :
Misalnya bayi yang lahir tanpa tulang tengkorak lebih baik diijinkan
meninggal daripada sepanjang hidupnya menderita.

BACK
 Teori deontologis (berbasis pada prinsil) menekankan pada
hak, tugas, dan kewajiban individu. Moralitas satu tindakan
ditentukan bukan berdasarkan konsekuensi yang ditimbulkan
melainkan dilakukan sesuai prinsip objektif dan adil.

Contoh dengan mematuhi aturan “jangan berbohong”,


perawat menyakini bahwa ia harus berkata jujur kepada klien
yang sedang sekarat walaupun dokter tidak membenarkan
hal tersebut.
(kozier vol 1)
Contoh 1:
Seorang perawat yang yakin bahwa pasien harus diberitahu tentang
apa yang sebenarnya terjadi, walaupun kenyataan tersebut sangat
menyakitkan.

Contoh 2:
Seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena
keyakinan agamanya yang melarang tindakan membunuh.
Kerangka Pengambilan Keputusan Legal Etis

(Suhaemi.2002)
(Fry.1991)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan
Keputusan Etik

Faktor ilmu pengetahuan


Faktor Agama dan Adat dan teknologi
Istiadat
Faktor legislasi dan
keputusan yuridis

Faktor dana / keuangan


Faktor pekerjaan

Faktor tingkat pendidikan


A. Faktor Agama dan Adat-Istiadat
Berbagai latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam
membuat keputusan etis.Setiap perawat disarankan memahami nilai yang
diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya.

B. Faktor Tingkat Pendidikan


Rhodes (1985) berependapat bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan
perawat akan membantu perawat untuk membuat suatu keputusan etis.

C. Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup
serta mampu memperpanjang usia manusia dengan ditemukkannya berbagai
mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru, dan bahan/obat baru.

BACK
D. Faktor Legislasi dan Yuridis
Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak
tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu konflik (Ellis, Hartley, 1990).
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah etika
kesehatan sedang menjadi topik yang sedang dibicarakan. Oleh karena itu,
diperlukan undang-undang praktik keperawatan dan keputusan menteri
kesehatan yang mengatur registrasi dan praktik perawat.

E. Faktor Pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan, perawat perlu mempertimbangkan
posisi pekerjaannya.Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga
yang praktek sendiri, tetapi bekerja dirumah sakit, dokter praktek swasta,
atau institusi kesehatan lainnya

BACK
F. Faktor Dana/ keuangan
Dana/ keuangan tuk membiayai
pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik. Untuk
meningkatkan status kesehatan
masyarakat, pemerintah telah
banyak berupaya dengan
mengadakan berbagai program
yang dibiayai pemerintah.

BACK
Referensi
Sumijatun. 2011. Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Dini Iswandari, Hargianti., dkk. (2015). Modul Konsep Dasar Keperawatan I. Di
unduh pada http://stikeswh.ac.id/psik/files/MODUL%20KONSEP
%20%20DASAR%20KEPERAWATAN%20(Windy).docx
Ngesti W Utami, dkk.2016. Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional.
Jakarta Selatan : Pusdiknakes. Di unduh pada
https://drive.google.com/file/d/18NrrRcSAgs7cklGePfuZ8-rDLfI01iFf/view?
usp=drivesdk
Suhaemi, Mimin Emi.2002.Etika Keperawatan: Aplikasi pada Praktik.Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai