Anda di halaman 1dari 32

TIK 5

Asuhan Keperawatan Pada Anak


Diare
A.
KONSEP DASAR
B. ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
KONSEP DASAR
DIARE
1. DEFINISI
Diare adalah kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi defekasi (lebih dari 3
kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g per hari), dan perubahan
konsistensi (feses encer). (Brunner & Suddart, 2010)

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari. (DEPKES RI, 2011).
ETIOLOGI
Kemenkes RI (2011), secara klinis membagi penyebab diare dalam 4 kelompok :
1. Faktor infeksi
a. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk + Norwalk Like Agent
b. Bakteri :Shigella, Salmonella, Eschericia coli, Golongan Vibrio, Bacillus
cerecus, Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus, Camphylobacter,
Aeromanos.
c. Parasit : ) Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium
coli, Cryptosporidium 2) Cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides,
Blastissistis hominis
2. Malabsorpsi
3. Keracunan makanan
a. Keracunan bahan-bahan kimia
b. b. Keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi 1) Jasad renik 2)
Ikan 3) Buah-buahan 4) Sayur-sayuran

4. Diare terkait penggunaan antibiotik (Dta/Aad)


Diare bisa terjadi secara umum dari satu atau beberapa proses kejadian yang
saling tumpang tindih. Berdasarkan proses terjadinya diare dikenal: diare akibat
gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar
daripada kapasitas absorpsi.
2. PATOFISIOLOGI
CON’T
KLASIFIKASI
Menurut Kemenkes RI (2014) jenis-jenis diare adalah sebagai berikut:

1. Diare Akut Cair Diare akut adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 7 hari.
2. Diare bermasalah Diare bermasalah terdiri dari diare berdarah, kolera, diare
berkepanjangan (prolonged diarrhea), diare persisten/kronik dan diare dengan malnutrisi.
3. Diare berdarah Diare berdarah atau disentri adalah diare dengan darah dan lendir dalam
tinja dan dapat disertai dengan adanya tenesmus.
4. Kolera Diare terus menerus, cair seperti air cucian, tanpa sakit perut, disertai muntah dan
mual diawal penyakit.
5. Diare berkepanjangan Diare berkepanjangan (prolonged diarrhea) yaitu diare yang
berlangsung lebih dari 7 hari dan kurang dari 14 hari.
6. Diare persisten/diare kronik Diare persisten/diare kronik adalah diare dengan atau tanpa
disertai darah, dan berlangsung selama 14 hari atau lebih.
MANIFESTASI KLINIS

 Anus lecet (karena sering defekasi dan tinja makin asam akibat asal laktat )
 Muntah (gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit)
 Dehidrasi (kehilangan cairan dan elektrolit)
 Berat badan turun
 Turgor berkurang
 Mata dan ubun-ubun bayi menjadi cekung
 Selaput lender bibir dan mulut tampak kering
 Pasien cengeng, gelisah
 Suhu tubuh meningkat
 Nafsu makan berkurang atau tidak ada
 Timbul diare
 Tinja cair (disertai lender dan darah)
 Warna tinja kehijauan (karena bercampur empedu)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium yang intensif perlu dilakukan untuk mengetahui
adanya diare yang disertai kompikasi dan dehidrasi. pemeriksaan darah
perlu dilakukan untuk mengetahui Analisa Gas Darah (AGD) yang
menunjukan asidosis metabolic. Pemeriksaan feses juga dilakukan untuk
mengetahui :

Kultur feses positif terhadap


Lekosit organisme yang merugikan
polimorfonuklear

Enzyme-linked Nilai pH feses dibaah 6 dan


immunosorbent assay adanya substansi yang berkurang
(ELISA)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Cahyono (2014), terdapat beberapa pemeriksaan
laboratorium untuk penyakit diare, diantaranya :

Pemeriksaan darah rutin, LED (laju Pemeriksaan fungsi ginjal dan


endap darah), atau CPR (C-reactive elektrolit
protein).

Pemeriksaan kolonoskopi
Pemeriksaan CT scan
PENATALAKSANAAN LINTAS DIARE
01.
Pemberian
Cairan
Pemberian cairan pada pasien
diare dengan memperhatikan
02. derajat dehidrasinya dengan
Diatetik keadaan umum
03.
Pembenaan makanan dan minuman
khusus pada pasien dengan tujuan Obat-obatan
penyembuhan dan menjaga
kesehatan. Hal yang perlu Obat anti sekresi
diperhatikan seperti : Obat anti sparmolitik
• Memberikan asi Anti biotic
• Memberikan bahan makanan
mengandung kalori, protein,
vitamin dll
Prinsip tatalaksana penderita diare adalah

PENATALAKSANAAN LINTAS DIARE LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare),


yang terdiri atas (Kemenkes RI, 2011) :

01.
Berikan Oralit

Oralit bermanfaat untuk 05.


02. mengganti cairan dan elektolit
dalam tubuh Berikan Nasihat Pada
Berikan Zinc Selama 10 Hari Ibu/Pengasuh
Berturut-Turut, Berikan nasihat dan cek
pemahaman ibu/pengasuh
Pemberian Zinc mampu tentang cara pemberian oralit,
menggantikan kandungan Zinc Zinc, ASI/makanan
alami tubuh yang hilang 03. 04.
Teruskan ASI Dan Berikan Antibiotik
Pemberian Makan Secara Selektif
Komplikasi

A. Dehidrasi B. Syok Hipovolemia

C. Feses Berdarah D. Demam

Wijaya IP.  Syok hipovolemik. In Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5.  Jakarta: Interna Publishing;
2009, hlm. 242-3.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN CAIRAN
Kebutuhan Cairan Per Hari pada Anak menurut Holliday-Segar:

Berat Badan Kebutuhan Cairan dalam 24 jam


<10 kg 100 ml/KgBB
10-20 kg 1000 ml + 50 ml/KgBB
Untuk setiap Kg penambahan BB diatas 10 Kg
>20 kg 1500 ml + 20 ml/KgBB
Untuk setiap Kg penambahan BB diatas 20 Kg

Atau

• 10 KgBB pertama : 100 ml/KgBB/hari


• 10 KgBB Kedua : 50 ml/KgBB/hari
• Selebihnya : 20 ml/KgBB/hari
Contoh perhitungan kebutuhan cairan
Contoh perhitungan kebutuhan cairan harian pada anak dengan BB 21 kg:
• 10 x 100 cc = 1000 cc
• 10 x 50 cc = 500 cc
• 1 x 20 cc = 20 cc
 Jumlah kebutuhan cairan pada anak = 1520 ml/hari

Bila cairan yang diberikan secara parenteral, maka perlu memperhitungkan tetesan infus,
baik makro (factor tetes 60 tetes/menit) ataupun mikro (factor tetes 60 tetes/menit)
 
B.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS
Seorang bayi perempuan, usia 5 bulan dirawat diruang penyakit dalam karena
diare sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian : BAB cair 7-8 x/hari, mukosa
bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung. Ibu mengatakan anaknya yerlihat
sangat lemah, tidak bisa tidur dan menangis. Hasil pemeriksaan fisik: TD 80/50
mmHg, RR 30x/menit, suhu 38,5 ᵒc dan nadi 88x/menit, bising usus (+), BB
13,5 kg, TB 10 cm. Ibu tampak cemas dengan kondisi anaknya dan menanyakan
kepada perawat apakah berbahaya kondisi yang dialami anaknya.
A. Identitas Pasien
Nama : A
Umur : 5 bulan
Jenis kelamin : perempuan
Nama orang tua : Pak A dan Ibu A
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien A berumur 5 bulan sudah dua hari diare BAB cair 7-8 x/hari.
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien dibawa ke UGD dengan keluhan mencret selama 2 hari sebanyak dengan
BAB cair 7-8 x/hari, mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung
 
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
-Keadaan lemah b. Tanda-tanda Vital :
-Tidak bisa tidur Tekanan Darah : 80/50mmHg,
-Menangis Respirasi : 30x/menit,
Suhu : 38,5C
Nadi : 88x/menit
c. Antropometri : Bising usus : naik (+)
Berat Badan : 13,5 kg
Tinggi Badan : 10 cm
 
ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi

1. DS : Infeksi pada usus Diare b.d proses infeksi, inflamasi


-Klien terlihat pada usus
sangat lemah
-Klien tidak bisa
tidur
-Klien menangis
 
DO :
-BAB cair 7-8x/hari
-Bising usus (+)
-Turgor kulit buruk
Data Masalah Etiologi

2. DS : Dehidrasi Sedang Devisit volume cairan b.d Diare


-Klien terlihat
sangat lemah
-Klien tidak bisa
tidur
-Klien menangis
 
DO :
-BAB cair 7-8x/hari
-Mukosa bibir
kering
-Turgor kulit buruk
-Mata cekung
 
Tanda-Tanda Vital :
-TD 80/50mmHg
-RR 30x/menit
-Suhu 38,5C
-Nadi 88x/menit
-BB 13,5kg
-TB 10cm
Data Masalah Etiologi

3. DS : Kecemasan Cemas b.d krisis situasional,


-Klien terlihat hospitalisasi
sangat lemah
-Klien tidak bisa
tidur
-Klien menangis
-Ibu klien tampak
cemas dan
bertanya mengenai
kondisi klien
 
DO :
-Ekspresi ibu klien
nampak
Cemas
Diagnosa dan Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC :


dengan proses keperawatan 3x24 jam Diarhae Management
diharapkan Diare pada pasien - Evaluasi efek samping
infeksi, inflamasi teratasi. pengobatan terhadap
diusus NOC : gastrointestinal
- Bowel elimination - Ajarkan pasien untuk
- Fluid balance menggunakan obat anti
- Hydration diare
- Electrolyte and acid base - Evaluasi intake makanan
balance yang masuk
  - Identifikasi faktor
Kriteria hasil : penyebab dari diare
- Fases berbentuk, BAB - Monitor tanda dan gejala
sehari sekali tiga kali diare
- Menjaga daerah sekitar - Observasi turgor kulit
rectal dari iritasi secara rutin
- Tidak mengalami diare - Ukur diare/keluaran
- Menjelaskan penyebab BAB
diare dan rasional - Hubungi dokter jika ada
tindakan kenaikan bising usus
- Mempertahankan turgor - Monitor persiapan
kulit makanan yang aman
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

2. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan NIC :


volume cairan b/d keperawatan 3x24 jam Fluid management
diharapkan pasien tidak
kehilangan cairan
kekurangan cairan - Timbang popok/pembalut jika
aktif diperlukan
NOC : - Pertahankan catatan
- Fluid balance intake dan output yang
- Hydration akurat
- Nutritional Status : Food - Monitor status hidrasi
and fluid intake (kelembaban membran
mucosa, nadi adekuat,
Kriteria hasil : tekanan darah, artostatik), jika
- Mempertahankan urine diperlukan
output sesuai dengan - Monitor vital sign
usia dan BB , BJ urine - Monitor status nutrisi
normal, HT normal - Monitor memasukan
- Tekanan darah, nadi, makanan/cairan dan
suhu tubuh dalam batas hitung intake kalori harian
normal - Dorong masukan oral- Berikan
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, penggantian
elastisitas turgor kulit baik, nesogatrik sesuai output
membran mucosa - Dorong keluarga untuk
lembab, tidak ada rasa haus membantu pasien makan
yang berlebihan - Kolaborasi dengan dokter
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

3. Cemas b.d krisis Setelah dilakukan tindakan NIC :


situasional, keperawatan 3 x 24 jam Pengurangan Ansietas
hospitalisasi diharapkan kecemasan  
dapat terkontrol • Bina hubungan saling
  percaya
NOC : • Kaji kecemasan keuarga dan
-Kontrol Kecemasan identifikasi kecemasan pada
  keluarga
Kriteria Hasil : • Jelaskan semua prosedur
  pada keluarga
Ekspresi wajah tenang • Kaji tingkat pengetahuan dan
Anak/Keluarga mau bekerja persepsi pasien dari stress
sama dalam tindakan situasional
keperawatan • Temani keluarga untuk
mengurangi ketakutan dan
memberikan keamanan
• Dengarkan keluhan pasien
• Ciptakan lingkungan yang
nyaman
• Alihkan perhatian keluarga
untuk mengurangi
kecemasan
Implementasi dan evaluasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. 1. Menganjurkan kepada S:
keluarga klien untuk -Klien mengatakan BAB masih cair dengan
memberikan obat anti frekuensi 3x sehari
diare/oralit  
2. Mengobservasi turgor O:
kulit -Feses BAB berbentuk, BAB sehari 3x
3. Penatalaksanaan -Belum mampu mempertahankan turgor kulit
pemberian medikasi  
infuse A:
-Diare (sedang)
-Kerusakan integritas kulit
-Masalah teratasi sebagian
 
P:
Intervensi masih dilanjutkan
Diagnosa Implementasi Evaluasi
2. 1. Mengobservasi turgor S:
kulit, membrane mukosa - Klien mengatakan BAB masih cair dengan
dan tanda-tanda frekuensi 3x sehari
dehidrasi  
2. Memberikan cairan O:
secara parenteral -Belum mampu mempertahankan turgor kulit
3. Memberikan cairan dan mukosa bibir menjadi lembab
secara peroral sesuai -Berkurangnya tanda-tanda dehidrasi
kebutuhan  
4. Mengkaji tanda-tanda A:
vital Kerusakan integritas kulit
-Masalah teratasi sebagian
 
P:
Intervensi masih dilanjutkan
 
Diagnosa Implementasi Evaluasi
3. 1. Mengobservasi turgor S:
Membangun hubungan -Keluarga klien mengatakan berkurang rasa
saling percaya dengan cemas
keluarga klien  
2. Menjelaskan semua O:
prosedur tindakan -Kelurga klien mampu mengatasi
keperawatan kepada rasa cemas
kelurga klien  
3. Evaluasi pengetahuan A:
dan pemahaman -Masalah teratasi sebgaian
keluarga klien
4. Mendampingi dan P:
mendorong keluarga Intervensi masih dilanjutkan 
klien untuk mengurangi
ketakutan dan
memberikan rasa
keamanan
Referensi :
• Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima Langkah Tuntaskan Diare. Jakarta: Ditjen PP dan
PL
• Fajar, S. A. Buku saku gizi Azura: Catatan ahli gizi edisi 1
• Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2015). Wong's Nursing Care of Infants and Children Ed 10th. St. Louis, Missouri:
Elsevier Mosby
• Manoppo, Jeannete I.Ch. (2016). Profil Diare Akut dengan Dehidrasi Berat di Ruang Perawatan Intensif Anak. Sari
Pediatri, Vol 12, No. 3, 157-61
• Nining, Y. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Kemenkes RI
• Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
• Tjokroprawiro, A. dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSP.
Dr.Soetomo Surabaya Ed. 2. Surabaya: Airlangga University Press(AUP)
• Zubaidah, Z., & Maria, I. (2020). Hubungan Penatalaksanaan Pemberian Cairan Dirumah Dengan Tingkat Dehidrasi
Pada Balita Yang Mengalami Diare. JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI), 5(1), 121-126.
• Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
• Kemenkes RI (2014). Buletin data dan Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia, Jakarta: Kemenkes
• Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Thank
you !!!

Anda mungkin juga menyukai