Anda di halaman 1dari 50

MODEL DAN KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

DAN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KELUARGA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ETI JUNIA ASTUTI

NIM : 020STYC 17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1

MATARAM

2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena


atas berkat rahmat dan inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyusun Makalah keperawatan keluarga
dengan judul “Model dan Konseptual dalam Keperawatan Keluarga dan
Peran dan Fungsi Perawat Keluarga ”

Terimakasih juga kami ucapkan kepada semua yang ikut


berpartisipasi dalam penyelesaian tugas ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini,


terdapat banyak hambatan yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan
kerja keras kami serta dengan masukan dari teman- teman sehingga
Alhamdulillah segala sesuatu dapat teratasi.

Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang
hati demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 21 april 2020

Penyusun ,

ETI JUNIA ASTUTI

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….……. iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

A. PENGERTIN TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL.................................3


B. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN...............................................5
C. TEORI KEPERAWATAN DAN PERAWATAN KELUARGA..................13
D. PENERAPAN TEORI DAN MODEL DALAM KOMUNITAS..................29
E. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KELUARGA......................................31

BAB III PENUTUP....................................................................................................41

A. KESIMPULAN..............................................................................................41
B. SARAN…………………………………………………………………….. 41

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................42

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap
sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Seiring
dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan
klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator, komunikator dan pendidik
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit.
Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas
kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan
seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Secara
umum diketahui bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke
tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi
semakin tua, akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai dalam
perkembangan perspektif tugas orang tua masih harus dibuktikan dan dapat
diterima.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian Teori dan Model Konseptual ?
2. Jelaskan Model Konseptual Keperawatan ?
3. Jelaskan Teori Keperawatan dan Keperawatan Keluarga ?
4. Bagaimanakah Penerapan Teori dan Model Dalam Komunitas ?

1
5. Jelaskan Peran dan Fungsi Perawat Keluarga ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Teori dan Model Konseptual ?
2. Untuk mengetahui Model Konseptual Keperawatan ?
3. Untuk mengetahui Teori Keperawatan dan Keperawatan Keluarga ?
4. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Teori dan Model Dalam
Komunitas ?
5. Untuk mengetahui Peran perawat dan Fungsi Perawat Keluarga ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL


1. Teori
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep,
atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap
gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan
spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu
pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan
perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya
keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model. Adanya tujuan
praktek yang ingin di capai dalam memberikan pelayanan kepada
kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan san keterampilan
dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan
tujuannya.
 Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah
pola yang nyata atau pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa, atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah diobservasi
tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan
ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki
tujuan yang ingin dicapai diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-
alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan

3
keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat
untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan
keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian
berbagai masalah keperawatan.
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah
dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan
tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi
dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman
dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
2. Model konseptual
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual,
sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global
tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap
suatu ilmu dan pengembangannya.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi
dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang
individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan
menggunakan sumber yang tersedia.
Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong
orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui
penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan
abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama
mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatan
ilmiah.
Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman
intuitif seorang ilmuwan terutama terjadi dalam lingkup keilmuan
disiplin terkait. Sintesis yang terjadi dalam pengembangan skema

4
konseptual baru sering mengakibatkan suatu hasil yang unik untuk
lingkup keilmuan tersebut.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu
manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi
juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan
konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit
yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat
adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai
faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien). Model konseptual keperawatan merupakann suatu cara
untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yg melibatkan perawat
di dalamnya.
Model konseptual praktek keperawatan merupakan suatu kontruksi
yg sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dg
konsep yg diidentifikasi pada komponen yg nyata pada praktek
keperawatan.
B. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN
1. Orientasi Pada Sistem
a. Model Sistem Keperawatan Kesehatan Betty Neuman
Sistem yang digunakan dalam model sistem keperawatan
kesehatan Betty Neuman adalah sistem terbuka sehingga
menghasilkan interaksi yang dinamis, variabel interaksi mencakup
semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural,
perkembangan dan spiritual. Sistem pada teori sistem Neuman
terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Model
memandang individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara
dimensional, model fokus pada klien terhadap stress serta faktor
pemulihan (adaptasi). Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu
merupakan sistem unik dengan respon berbeda, kurang pengetahuan,

5
perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan, spiritual). Individu dalam
memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap
stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat merupakan
penyebab stress, untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor
dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri.
b. Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu
mengidentifikasi faktor resiko dan membantu masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan.
Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika
terjadi masalah, perawat berperan sebagai Early Case Finding,
pengobatan setelah pasien terdiagnosa mengidap suatu penyakit.
c. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan kesehatan, perawat
membantu dengan adaptasi dan reduksi untuk mencegah komplikasi,
asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi
reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan
tersier. Pola pengembangan ilmu keperawatan menurut teori sistem
Neuman bertujuan untuk stabilitas system, hal itu dapat dilukiskan
sebagai cincin dengan satu pusat yang mengelilingi inti, cincin
paling dalam mewakili garis pertahanan untuk melawan stressor
seperti sistem pertahanan tubuh dan mekanisme pertahanan, cincin
terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili keadaan normal
pasien, mekanisme pertahanan tersebut adalah mekanisme bertahan
koping.
2. Orientasi Perkembangan
Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah
modelself care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu,
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit

6
(keluarga, kelompok dan komunitas). Selfcare merupakan suatu
pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat
maupun sakit (Orem's, 1980) Pada dasarnya diyakini bahwa semua
manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila
tidak mampu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan
dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan
ke dalam tiga teori yaitu :
1) Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal
yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara
continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan
aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi.
Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu :
persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan
kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :
a) Pemeliharaan intake udara;
b) Pemeliharaan intake air;
c) Pemeliharaan intake makanan;
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi
dan eksresi;
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi
sosial

7
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia
h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan
i) Potensinya
2) Self Care Deficit(Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak
adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari.
Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat
keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain
dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk,
memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang.
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system
ditentukan atau direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care". Orem
mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System:
a) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya
dan berespon terhadap rangsangan.
b) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
d) Metode bantuan

8
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
(1)      Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
(2)      Mengajarkan klien;
(3)      Mengarahkan klien;
(4)     Mensupport klien.
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu:
1) Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada
pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan
proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia.
Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a) Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b) Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c) Pemeliharaan kecukupan makanan;
d) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan
dan kesejahteraan manusia;
f) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses
eliminasi;
g) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan
ke dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang,
keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi
normal.
2) Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan
tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang
atau tingkat siklus kehidupan.
3)      Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang
tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata
karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan
dalam perilaku self care.

9
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
a) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
b) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
c) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model
orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas
adalah sebagai berikut:
a) Aspek interpersonal: hubungan didalam kelurga;
b) Aspek sosial: hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
c) Aspek prosedural: melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;
d) Aspek tehnis: mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar
yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres
secara benar.
3. Orientasi Sistem dan Interaksi
Friedmann
Menurut friedman struktur keluarga:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang
tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam
komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan
dan penerima.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status
sebagai istri/suami atau anak.
1) Peranan ayah: pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa
aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

10
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota
kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
perilaku orang lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan:
1) Legitimate power atau authority (hak untuk mengontrol, seperti
orang tua terhadap anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang
akan diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses
persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual).
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem

11
nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku
yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
Menurut friedman fungsi keluarga, Friedman (2010)
menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk
mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi
diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik,
pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung.
Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan
pemecahan masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (2010)
adalah:
1) Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan
mempertahankan saat terjadi stress.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,
dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan
petunjuk dalam pemecahan masalah.
3) Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4) Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat
5) Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

12
C. TEORI KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Teori Keperawatan
a. Definisi
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens
(1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan.
Teori keperawatan berperan dalam membedakan
keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan yang dilakukan.
Teori keperawatan menurut Barnum 1990
merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
b. Tujuan teori keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian
kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan
yang ingin dicapai, diantaranya:
1) Adanya teori keperawatan diharapkan dapat
memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan , baik bentuk tindakan atau bentuk
model praktek keperawatan sehingga berbagai
permasalahan dapat teratasi.
2) Adanya teori keperawatan membantu para
anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan
keperawatan kemudian dapat memberikan dasar
dalam menyelesaikan berbagai masalah
keperawatan .

13
3) Adanya teori keperawatan membantu proses
penyelesain masalah dalam keperawatan dengan
memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangkan.
4) Adanya teori keperawatan juga dapat
memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan
pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
terus bertambah dan berkembang.
c. Karakteristik Teori Keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983)
menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori
keperawatan :
1) Teori keperawatan mengidentifikasikan dan
mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik
dari konsep-konsep keperawata seperti hubungan
antara konsep manusia, konsep sehat-sakit,
konsep lingkungan dan keperawatan.
2) Teori keperawata bersifat ilmiah, artinya teori
keperawatan digunakan dengan alasan atau
rasional yang jelas dan dikembangkan dengan
menggunakan cara berpikir yang logis.
3) Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum,
artinya teori keperawatan dapat digunakan pada
masalah sederhana maupun masalah kesehatan
yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan.
4) Teori keperawatan berperan dalam memperkaya
body of knowledge keperawatan yang dilakukan
melalui penelitian.

14
5) Teori keperawatan menjadi pedoman dan
berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Keperawatan
1) Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang
meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang
melalui filosofi keperawatan yaitu dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan
teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat
standar pada pendidikan keperawatan serta
standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efesien.Beliau juga membedakan praktek
keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang
sehat.
2) Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam
perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa
dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan
perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam
proses telah berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan sebagai profesi yang
mandiri, demikian juga yang dahulu budaya
perawat dibawah pengawasan langsung dokter,
dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan

15
sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat
dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung
akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam
menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3) Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan
besar dalam perkembangan teori keperawatan .
Dahulu pendidikan keperawatan belum
mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan
yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan
telah memiliki sistem pendidikan keperawatan
yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit sehingga teori-teori keperawatan juga
berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan .
4) Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai
dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan
dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu
keperawatan komunitas yang merupakan cabang
ilmu keperawatan yang terus berkembang dan
tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun
yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi
yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan
sehingga teori-teori keperawata dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau
lingkup bidang ilmu keperawatan
e. Pandangan Beberapa Ahli Tentang Teori dan Model
Konsep Keperawatan
1) Teori Florance Nicghtingale

16
Teori Nicghtingale (1860) ini memposisikan
lingkungan sebagai fokus asuhankeperawatan,
dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit model konsep inidalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberianasuhan
keperawatan atau tindakan keperawatan
lebihketenangan, dan nutrisi yang
adequate,dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan
semata,upaya teori tersebut dalam rangka perawat
mampu menjalankan praktek keperawatan
mandiritanpa tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit hanya sibuk dengan masalahpemberian
obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, lampu,kenyamanan
lingkungan, kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi
yang adekuat (Ninghtingale, 1860;Torres,1986).
Torres (1986) mencatat bahannightangle
memberikan konsep dan penawaran yangdapat
divalidasi dan digunakan untuk menjalankan
praktik keperawatan
2) Teori Peplau
Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada
individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau,
1952) ; yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres,1986; Marriner-
Tomey,1994). Berdasarkan teori ini klein adalah
individu dengankebutuhan prasaan,dan
keperawatan dalam proses interpersonal dan
terapeutik. Oleh sebab itu perawat berupaya

17
mengembangkan hubungan antara perawat dan
klien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor, dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di
mana hubungan kolaborasi perawat danklien
membentuk suatu “kekuatan mendewasakan”
melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam
membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber,
Anderson dan Sills,1990). Hubungan interpersonal
perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang
saling tumpangtindih seperti berikut ini : Orientasi,
identifikasi, penjelasan, dan resolusi ( Chinn dan
Jacobs,1995).
3) Teori Henderson
Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer
dan Henderson, 1955) mencakupseluruh
kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson
(1964) mendefinisikan
keperawatansebagai:Membantu individu yang sakit
dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas
yangmemiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya... dimana individu tersebutakan
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia
memiliki kekuatan, kemauan, danpengetahuan
yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan
cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Kebutuhan
berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan
dasar Henderson, memberikan kerangka kerja
dalam melakukan asuhan keperawatan
(Henderson, 1966):
a) Bernafas secara normal

18
b) Makan dan minum cukup
c) Eliminasi
d) Bergerak dan mempertahankan posisi yang
dikehendaki
e) Istirahat dan tidur
f) Memilih cara berpakaian; berpakaian dan
melepaskan pakaian
g) Mempertahankan temperatur tubuh dalam
rentang normal
h) Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
i) Menghindari bahaya dari lingkungan
j) Berkomunikasi dengan orang lain
k) Beribadah menurut keyakinan
l) Bekerja yang menjanjikan prestasi
m) Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai
bentuk rekreasi
n) Belajar, menggali atau memuaskan rasa
keingin tahuan yang mengacu pada
perkembangandan kesehatan normal
4) Teori Rogers
Martha E. rogers Keperawatan adalah
pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit,
perawatan rehabilitasi penderita sakit serta
penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada
proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan
seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan
hidup manusia dan pola pertumbuhan dan
perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori
rogers tentang manusia, Manusia adalah kesatuan
yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu

19
dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia
adalah sesuatu yang unik . tidak ada dua hal
didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan
cara yang samadi bawah keadaan yang sama
jalan hidup seseorang berbeda dengan yang
lain.
Perkembangan manusia dapat dinilai dari
tingkah lakunya. Manusia diciptakan
dengankarakteristik dan keunikan tersendiri
misalnya dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya
Rogersmemandang keperawatan sebagai ilmu dan
m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh
sebab itu keperawatan menggembangkan
pengetahuan dar ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,
begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
Ilmu keperawatan bertujuan untuk
mengembangkan penelitian ilmia dan analisis logis
dan kemampuan menerapkanya dalam praktik
keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan
merupakan hasil penemuan terbaru keperawatan.
Keperawatan merupakan ilmu tentang humanispik.
5) Teori Orem
Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah
sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan
untuk menolong orang secara keseluruhan ketika
mereka atau orang yang bertanggung jawab atas
perawatan mereka tidak mampu memberikan
perawatan kepadamereka. Keperawatan
merupakan salah satu daya atau usaha manusia
untuk membantu manusia lain dengan melakukan
atau memberikan pelayanan yang professional dan
tindakan untuk membawa manusia pada situasi

20
yang saling menyayangi antara manusia dengan
bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia
seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan
dengan keyakinan bahwa setiap orang
memperlajari kemampuan untuk merawat diri
sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan Perawatan
Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit
membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas
self care mereka. Orem mengklasifikasikan self
care dalam 3 syarat :
a) Syarat universal : fisiologi danpsikososial
termasuk kebutuhan udara, air, makanan,
eliminasi, aktivitas dan istirahat,
sosial,pencegahan bahaya.
b) Syarat pengembangan : untuk meningkatkan
proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
c) Penyimpangan kesehatan berhubungan
dengan kerusakan atau penyimpangan cara,
struktur norma dan integritas yang dapat
mengganggu kemampuan seseorang untuk
melakukan self care. Asuhan keperawatan
mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantungan atau kebutuhan
pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena
itu ada tiga tingkatan dalam asuhan
keperawatan mandiri. Perawat memberi
keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat

21
ketergantungan pasien yang tinggi (system
pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien
saling berkolaborasi dalam tindakan
keperawatan (system pengganti sebagian)
Pasien merawat dirisendiri dengan bimbingan
perawat (system dukungan/pendidikan)
6) Teori King
Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene
King (1971, 1981, 1987) berfokus pada interaksi
tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal,
dan sistem sosial. Ketiganya membentuk
hubungan personal antara perawat dan klien.
Hubungan perawat dan klien merupakan sarana
dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan
oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku
satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem
asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981).
Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi
untuk membantu klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.
7) Teori Roy
Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan
melalui proses analisa dan tindakan yang
berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau
yang kurang sehat. Sebagai ilmu pengetahuan
keperawatan metode yang digunakan adalah
terapeutik, scientik dan knowledge dalam
memberikan pelayanan yang esensial untuk
meningkatkan dan mempengaruhi derajat
kesehatan.

22
Roy menggambarkan metode adaptasi dalam
keperawatan. Individu adalah makhluk bio,
psikososial sebagai satu kesatuan yang utuh.
Seseorang dikatakan sehat jikamampu berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis
dan sosial.seluruh individu harus beradaptasi
terhadap kebutuhan berikut :
a) Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar.
b) Pengembangan konsep diri positif.
c) Penampilan peran sosial.
d) Pencapaian keseimbangan antara
kemandirian dan ketergantungan
8) Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan
seksual, kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi,dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean

23
Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai
macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan
meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan
fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
9) Teori Leininger
Teori Leininger adalah untuk menyediakan
langkah-langkah perawatan yang selaras dengan
individu atau kelompok budaya kepercayaan,
praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun 1960-an dia
menciptakan budaya kongruen perawatan jangka
panjang, yang merupakan tujuan utama
transkultural keperawatan praktek. Budaya
perawatan sebangun adalah mungkin bila
tindakan terjadi dalam hubungan perawat-
klien (Leininger, 1981).
2. Teori Keperawatan Keluarga
a. Konsep Keluarga
1) Definisi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) yang dikutip
oleh Herawati (2000:2) keluarga adalah dua atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang

24
lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Duvall dan Logan (1986) yang dikutip
oleh Herawati (2000:2) keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan
mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga.
2) Struktur Keluarga
a) Elemen struktur keluarga menurut Friedman
1. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing
anggota keluarga baik didalam keluarganya
sendiri maupun peran dilingkungan
masyarakat.
2. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang
dipelajari dan diyakini dalam keluarga
3. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola
komunikasi diantara orang tua, orang tua
dan anak, diantara anggota keluarga
ataupun dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Menggamgarkan kemampuan anggota
keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan
perilaku ke arah positif.
3) Ciri – ciri struktur keluarga
1. Terorganisasi

25
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana
masing-masing anggota keluarga memiliki peran
dan pungsi masing-masing sehingga tujuan
keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik
ditandai dengan adanya hubungan yang kuat
antara anggota sebagai bentuk saling
ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota
keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi
setiap anggota tidak semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh
tanggung jawab masing-masing anggota
keluarga.
3. Perbedaan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga
menunjukan masing-masing anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan
khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-
anak.
4. Dominasi
4) Tipe / Bentuk Keluarga
1. The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
2. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3. Keluarga usila

26
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan
diri.
4. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5. The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah,seperti
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan
6. The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah
atau ibu) dengan anak.
5 hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan)
a) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat
”weekend”
b) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
c) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling

27
menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
d) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
e) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang
hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(perceraian atau ditinggal mati).
5) Peranan Keluarga
a) Peran – peran formal
Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap
kandungan struktur peran kelurga. Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-
anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,
ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan

28
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3. Peran Anak
Anak-anak melaksanakan peranan
psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual.
b) Peran – peran informal
Peran - peran informal bersifat implisit
biasanya tidak tampak ke permukaan dan
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan -
kebutuhan emosional individu dan atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga
misalnya: pendorong, penguat, pendamai,
pengharmonis.
6) Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal
100, didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi
dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang
paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga adalah ;
a) Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan
kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian
kaum dewasa, memenuhi kebutuhan –
kebutuhan para anggota keluarga.
b) Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk
sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan
untuk membuat mereka menjadi anggota
masyarakat yang produktif, dan juga sebagai
penganugrahan status anggota keluarga.

29
c) Fungsi Reproduksi : untuk menjaga
kelangsungan keturunan/generasi dan
menambah sumber daya manusia, juga untuk
kelangsungan hidup masyarakat.
d) Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber -
sumber ekonomi yang memadai dan
mengalokasikan sumber - sumber tersebut
secara efektif.
e) Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan
kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang,
papan dan perawatan kesehatan.
7) Tugas – tugas Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul
effendy,1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
a) Mengenal masalah kesehatan.
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat.
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit.
d) Mempertahankan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat
e) Mempertahankan hubungan dengan
(menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.
b. Konsep Kesehatan Keperawatan Keluarga
1) Keluarga Sebagai Unit Analisis dalam Keperawatan
Alasan keluarga sebagai Unit Pelayanan (Ruth B
Freeman, 1981)
a) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.

30
b) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, megabaikan, atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan
dalam kelompoknya.
c) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan, dan apabila salah satu
anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya.
d) Dalam memelihara kesehatan anggota
keluarga sebagai individu (pasien), keluarga
tetap berperan sebagi pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan keluarganya.
e) Keluarga merupakan perantara yang efektif
dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan
masyarakat.
2) Siklus Penyakit dan Kemiskinan Keluarga.
Dalam memberikan asuhan perawatan
terhadap keluarga, lebih ditekankan pada keluarga-
keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang
rendah. Keadaan social ekonomi yang rendah pada
umunya berkaitan erat dengan berbagai masalah
kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena
ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam
mengatasi berbagai masalah yang meraka hadapi.
Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi
kemampuan keluarga utuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga terhadap kebutuhan gizi,
perumahan dan lingkungan sehat, pendidikan dan
kebutuhan lainnya. Jelas kesemuannya itu dengan
mudah meyababkan suatu peyakit.
3) Peran Perawat dalam Askep Keluarga

31
Dalam memberikan asuhan perawatan
keluarga, ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain:
a) Pemberian asuhan perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit.
b) Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan
kesehatan keluarga.
c) Coordinator pelayanan kesehatan dan
keperawatan kesehatan keluarga.
d) Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu
mudah dijangkau dan perawat mudah dapat
menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahannya.
e) Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan
sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku yang sehat
4) Prinsip – Prinsip Keperawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yangperlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
a) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan
dalam pelayanan kesehatan.
b) Dalam memberikan asuhan perawatan
kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan
utama.
c) Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai
sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d) Dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga, perawat melibatkan peran serta

32
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan
e) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang
bersifat promotif dan prefentif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.
f) Dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga memanfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g) Sasaran asuhan perawatan kesehatan
keluarga adalah keluarga keseluruhan.
h) Pendekatan yang dipergunakan dalam
memberikan asuhan kesehatan keluarga
adalah pendekatan pemecahan masalah
dalam menggunakan proses keperawatan.
i) Kegiatan utama dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan
kesehatan dasar/perawatan dirumah.
j) Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk
resiko tinggi.
D. PENERAPAN MODEL DAN TEORI DALAM KOMUNITAS
Beberapa teori dan Model yang dapat digunakan di
dalam praktik keperawatan komunitas :
1. Teori lingkungan oleh Nightingale (Nightingale’s theory
of environment), Nightingale’s Theory of Environment :
a. Cokus dari teori lingkungan ini adalah : pelayanan
pencegahan pada populasi.
b. Pada Masa Perang Crime dijelaskan bahwa
lingkungan yang buruk meningkatkan angka kejadian
penyakit infeksi dan kesehatan dapat ditingkatkan

33
dengan menyediakan ventilasi, air bersih,
kehangatan, pencahayaan dan kebersihan yg cukup.
c. Jika lingkungan kotor maka kesehatan akan menjadi
buruk/sakit dan begitu juga sebaliknya.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk
meningkatkan kesehatan komunitas:
a. Kenapa pelayanan tersebut kita ciptakan
b. Siapa yang mendapatkan keuntungan dari pelayanan
tersebut
c. Siapa yang membayar pelayanan tersebut
d. Berapa harga yang harus dibebankan pada penerima
pelayanan
e. Bagaimana persepsi publik terhadap pelayanan
tersebut
2. SelfH care model
Model ini dapat digunakan untuk keperawatan
keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga
adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya
kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan
keluarga yaitu : mengenal masalah, mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah, merawat anggota
keluarga yang emngalami gangguan kesehatan,
memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
kesehatan dan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan dengan cara tepat. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan untuk meningkatkan kesehatan
komunitas:
a. Kenapa pelayanan tersebut kita ciptakan
b. Siapa yang mendapatkan keuntungan dari pelayanan
tersebut
c. Siapa yang membayar pelayanan tersebut

34
d. Berapa harga yang harus dibebankan pada penerima
pelayanan
e. Bagaimana persepsi publik terhadap pelayanan
tersebut
Ada tiga tipe Kebutuhan Self-Care :
a. Niversal yaitu umum untuk semua manusia, aktifitas
Self-Care yang penting untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis dan psikologis
b. Developmental yaitu aktifitas penting untuk
membantu seseorang untuk kemajuan
perkembangan
c. Deviasi kesehatan : aktifitas yang dibutuhkan untuk
membantu seseorang mengatasi kemunduran
tingkat sehat (wellness).
3. Adaptation model
Penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibelI
normal dan resisten. Sehat adalah suatu keseimbangan
bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis
pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.
Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan
tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu :
Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan
rehabilitatif.
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan
komunikasi tujuannya adalah untuk mempertahankan
perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada
komunitas. Adapun upaya pelayanan keperawatan yang
dilakukan adalah untuk meningkatkan kesehatan dengan
cara mempertahankan perilaku adaptif. Model ini
digunakan sebagai pedoman dalam memberikan

35
perawatan pada anak-anak, lansia dan di komunitas dan
lebih menekankan pada faktor psikologis
4. Health care system model
Aplikasi model neuman pada komunitas sesuai
dengan teori neuman, kelompok atau komunitas dilihat
sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan penggunaan
proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri
dari 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
E. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
1. DEFINISI PERAN DAN FUNGSI
a. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu
system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan
aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu
individu dan keluarga untuk menghadapi penyakit dan disabilitas
kronik dengan meluangkan sebgaian waktu bekerja di rumah pasien
d/an bersama keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan
pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga
merupakan subyek.
b. Fungsi

36
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan
keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi.
2. PERAN PERAWAT
a. Secara Umum
1) Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu
klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses
penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi
asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien
dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain
itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
2) Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik
keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif,
perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses
keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik
dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan
mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan
menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat

37
keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.
Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan
berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan professional
lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3) Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan
lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien
dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu
tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat
sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak
memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi
melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat
sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia
dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan
hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan
informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat
juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum
dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien.
Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari
pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan
dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4) Manager Kasus

38
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat
mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya,
misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien.
Berkembangnya model praktik memberikan perawat
kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat
memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau
sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer
(Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan
dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi
tenaga kesehatan lainnya.
5) Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke
tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian
yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien
mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan
membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan
keadaan tersebut.
6) Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan
keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan
sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan
dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien
sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang
unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat
membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan
memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7) Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan
keluarga, antar sesame perawat dan profesi kesehatan lainnya,

39
sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan
yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas
komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam
memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8) Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien
konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan
prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien
memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan
dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta
melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam
pengajaran yang direncanakannya.
9) Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli
gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10) Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11) Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12) Pembaharu

40
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
b. Peran Perawat Keluarga
Peran perawat keluarga menurut WHO Europe tahun 2000 adalah:
1) Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)
2) Coordinator (Conector) mengatur perencanaan program-
program atau merancang intervensi yang akan dilaksanakan.
Contoh merencanakan klien untuk dirujuk ke tim medis lain.
3)  Provider / caregiver  memberikan pelayanan kesehatan secara
langsung.
4) Health Promotion (home care & home visit)
5)  Penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klien
6)  Collaborator berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan
kesembuhan klien.
7)  Fasilitator  contohnya memfasilitasi keluarga yang kurang
mampu untuk memperoleh jamkesmas.
8)  Case founder penemu kasus.
9) Memodifikasi lingkungan baik berupa fisik, psikis, maupun
perilaku dan gaya hidup.
Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan
saran tentang gaya hidup, perilaku beresiko. dengan pengkajian
dapat mendeteksi awal penyakit sehingga dapat memberikan
intervensi terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor
sosial ekonomi yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga
agar dapat memberikan intervensi yang tepat. Perawat bertindak
sebagai lynchpin yaitu terlibat bersama keluarga, tidak terbatas
merawat, tetap juga tahu masalah keluarga dan harus menempatkan
diri sebagai anggota keluarga sehingga dapat menghubungkan
keluarga dengan tim kesehatan lain.
c. Peran Perawat Komunitas

41
1) Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)
Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan
keperawatan masyarakat yang utuh (holistic) serta
berkesinambungan (komprehensif). Asuhan keperawatan dapat
diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung pada
berbagai tatanan kesehatan meliputi puskesmas, ruang rawat
inap puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling
sekolah, panti, posyandu, dan keluarga.
2) Peran Sebagai Pendidik (Educator)
Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
optimal. Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus
mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu kepada individu,
keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu
penyakit, menyusun program penyuluhan atau pendidikan
kesehatan baik sehat maupun sakit. Misalnya penyuluhan
tentang nutrisi, senam lansia, manajemen stress, terapi relaksasi,
gaya hidup bahkan penyuluhan mengenai proses terjadinya
suatu penyakit.
Membimbing pasien membaca Al-Quran. Membimbing
pasien dengan membaca Al-Quran terutama dengan ayat-ayat
dengan orang sakit, rahmat allah dan karunia Allah, dengan
begitu pasien akan termotivasi untuk sembuh. Dan memberikan
pengertian bagi pasien supaya membaca Al-Quran daripada
mengeluh atas penyakit yang dideritanya.
3) Peran sebagai konselor (Counselor)
Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan
sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian

42
konseling dapat dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
4) Peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat
menjalankan fungsinya melalui pelayanan social yang ada pada
masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-
hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi
dan melindungi hak-hak klien.
5) Peran sebagai kolaborsi/koordinator
Peran dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan
tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi,
dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain
pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
6) Peran sebagai Fasilitator
Perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan, diharapkan perawat dapat
memberi solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
7) Peran sebagai Peneliti
Melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat yang dapat dipengaruhi pada penurunan kesehatan
bahkan mengaancam kesehatan, selanjutnya penelitian
dilaksanakan dalam kaitannya menemukan faktor yang menjadi
pencetus penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui
kegiatan penelitian dan hasil dari penelitiaan diaplikasikan
dalam peraktik keperawatan.
3. FUNGSI PERAWAT
1) Fungsi Independen

43
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2) Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya
atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai
tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya
silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3) Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat
terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim
dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.
Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan
juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.

44
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan seorang perawat.
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem
atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang
keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu
dan pengembangannya.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas
perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya

45
yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas
dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik
professional.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan
keluarga untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan
meluangkan sebgaian waktu bekerja di rumah pasien d/an bersama
keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan pada kinerja perawat
bersama dengan keluarga karena keluarga merupakan subyek.
B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan seklai kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bailon,S.G. & Maglaya ,A. 1978.perawatan kesehatan keluarga :suatu pendekatan


proses (terjemahan ).jakarta : pusd Iknakes.

Gunarso,Y. singgihD.1988. psikologis untuk keluarga . Jakarta:PT BPK Gunung


mulia.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta: EGC

Ali, H.Zaidin.2010.Pengantar Keperwatan Keluarga.Jakarta : EGC

46
47

Anda mungkin juga menyukai