Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS TINDAKAN

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
Ayu Cahyaningtyas Oktaviani
P27220021279

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN
Analisis Sintesis Tindakan Pemberian Terapi Generalis Halusinasi Pada Ny.S di
Ruang Sambadra RSJD dr Arif Zainuddin Surakarta

Hari : Rabu
Tanggal : 16 Maret 2022
Jam : 10.00 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sekarang lebih tenang namun terkadang melihat pocong
disaat malam hari dan terkadang merasa ada yang memukul kepala pasien.
B. Diagnosa Medis
F 20.3 Skizofrenia
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
D. Data yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
- Pasien mengatakan pernah melihat pocong saat malam hari
DO :
- Pasien sering mondar-mandir
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sering melamun
E. Dasar Pemikiran
Gangguan jiwa merupakan suatu keadaan klien yang merasa dirinya tidak
diterima oleh lingkungan, gagal dalam usahanya, tidak bisa mengontrol
emosinya, dan membuat klien terganggu atau terancam dan mengubah
perilaku klien dengan ditandai adanya halusinasi, ilusi, waham, gangguan
proses pikir, kemampuan berpikir serta tingkah laku yang aneh. halusinasi
adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu. Semakin banyak tanda
dan gejala halusinasi yang muncul dan semakin tinggi frekuensi halusinasi,
dan apabila haluinasi ini mempengaruhi sikap dan perilaku pasien hal ini akan
berakibat buruk dan dapat menjurus kepada tindakan maladaptif seperti bunuh
diri, perilaku kekerasan, dan mencederai diri sendiri dan orang lain (Muharyati
et al., 2012). Oleh karena itu diperlukan intervensi untuk membantu pasien
halusinasi agar pasien dapat mengontrol dirinya. Salah satunya dengan
pemberian tindakan terapi generalis.
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
SP I
1. Identifikasi halusinasi :
a. Jenis halusinasi
b. Isi halusinasi
c. Frekuensi munculnya halusinasi
d. Waktu terjadi halusinasi
e. Situasi pencetus munculnya halusinasi
f. Perasaan saat halusanisi muncul
g. Respon yang dilakukan pasien saat tejadi halusinasi
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi :
a. Menghardik
b. Minum obat
c. Bercakap-cakap
d. Melakukan kegiatan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan hardik
Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
SP II

1. Evaluasi kegiatan menghardik, beri pujian


2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat, jelaskan 6 benar :
a. Jenis obat yang harus di minum
b. Guna obat yang diminum
c. Dosis obat yang diminum
d. Frekuensi minum obat
e. Cara minum obat
f. Kontinuitas minum obat
g. Masukan pada jadwal kegitan untuk latihan menghardik dan minum
obat
SP III

1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat, beri pujian


2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi
halusinasi
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap

SP IV
1. Evaluasi kegitan latihan menghardik, obat, bercakap-cakap dan beri pujian
2. Latihan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadwa kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap daan kegiatan harian
4. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, bercakap-cakap, dan kegiatan
harian.
G. Analisis Tindakan
Strategi pelaksanaan terapi generalis untuk pasien dengan halusinasi yaitu
dengan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,
selanjutnya mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain, mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktifitas terjadwal dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan meminum obat. Kemampuan pasien halusinasi sebelum diberikan
terapi generalis dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal, yaitu
kurangnya komunikasi antara perawat dengan pasien sehingga mengakibatkan
mekanisme koping pada diri pasien rendah dan pasien tidak mampu untuk
mengontrol halusinasi yang dialaminya. Setelah diberikan terapi, pasien sering
berkomunikasi dengan perawat, pasien memiliki kemampuan untuk
mengontrol halusinasi, meningkatkan kemapuan koping pada pasien sehingga
mampu untuk menurunkan frekuensi halusinasi yang ada pada diri pasien.
Strategi pelaksanaan komunikasi berperan penting dalam asuhan keperawatan
jiwa, dengan alasan komunikasi mampu mendukung stabilitas emosi pasien,
karena dengan komunikasi pasien mampu berhubungan dengan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan pasien juga butuh penguatan untuk
mempertahankan diri melalui komunikasi yang efektif. Keberhasilan
pemberian terapi generalis dengan pendakatan strategi pelaksanaan yang
dilakukan perawat tergantung bagaimana perawat mampu memotivasi pasien
agar dapat mengungkapkan perasaanya, dan mengungkapkan perilaku yang
diperankannya serta menilainya sesuai dengan kondisi realitas. Essensi dari
terapi individu mencakup seluruh aspek kehidupan yang menjadi beban
psikisnya. Hal ini memungkinkan dalam proses terapi individu masalah yang
terjadi pada pasien akan dieksplorasi oleh perawat sampai pada titik
permasalahan yang krusial dan didiskusikan sesuai dengan situasi, kondisi,
serta kemampuan yang dimiliki pasien (Suerni et al., 2020).
H. Bahaya Dilakukan Tindakan
Tidak ada bahaya dilakukan terapi generalis kepada pasien dengan halusinasi.
I. Tindakan Keperawatan Lain yg Dilakukan
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
J. Hasil yg Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
S : pasien mengatakan akan menghardik apabila pocong muncul kembali
O :
- Pasien kooperatif
- Pasien mampu memperagakan cara menghardik
- Pasien masih sering mondar-mandir
A : Halusinasi Penglihatan
P : lanjutkan intervensi
- Evaluasi Tindakan SP
K. Evaluasi Diri
Dalam memberikan terapi generalis kepada pasien dengan halusinasi
diperlukan kesabaran dan strategi agar pasien dapat berkooperatif.
L. Daftar Pustaka
Muharyati, W., Afriyanti, E., & Adelse. (2012). Pengaruh Terapi Individu Generalis
Dengan Pendekatan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terhadap Frekuensi
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi. Ners Jurnal Keperawatan, 1–6.
Suerni, T., Maya, A., & Nugroho, A. (2020). Peningkatan Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Melalui Terapi Generalis Halusinasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa,
2(1), 1–8.
 

Mahasiswa Praktikan Mengetahui Pembimbing Klinik/CI

(Ayu Cahyaningtyas O) ( )
NIM.P27220021279 NIP.

Anda mungkin juga menyukai