Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN

KOGNITIF DEMENSIA

DISUSUN

OLEH:

KELOMPOK 3

1. MUHAMMAD HARIST
2. NAZELLA ANAIYA
3. NURAINI
4. NURUL MAULIA
5. PUTRI BALQIS
6. RAHMAYANTI
7. REZA WIRA FONNA
8. SRI NADIA
9. SRI RIZKI ANANDA
10. TEUKU FATAHILAH
11. TRI AMALIA
12. ULLIA MAGHFIRAH
13. UMMI HAVILDA
14. WARDIA AULA
15. WILDA THUSYIFA
16. ZURATUN REIHANA

Kelas : 4 B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas keperawatan
geontrik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan
tentang “ASUHAN KEPERAWTAN LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF
DEMENSIA” Ucapan terima kasih kami haturkankepada rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu, terutama pertolongan dari Allah,sehingga makalah kami ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun,agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya
hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Sigli, 13 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Definisi ................................................................................................................... 3
B. Penyebab ................................................................................................................. 3
C. Patofisiologi ............................................................................................................ 4
D. Manifestasi Klinis ................................................................................................... 4
E. Klasifikasi ............................................................................................................... 5
F. Pencegahan ............................................................................................................. 6
G. Penatalaksanaan ...................................................................................................... 6
H. Komplikasi .............................................................................................................. 7
I. Asuhan Keperawatan Lansia .................................................................................. 7
1. Pengkajian ........................................................................................................ 7
2. Data Fokus ....................................................................................................... 18
3. Analisa Data ..................................................................................................... 19
4. Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 22
5. Intervensi keperawatan .................................................................................... 25

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 31

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 31
B. Saran ....................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kemajuan suatu bangsa dipandang dari usia harapan hidup yang
meningkat pada lansia. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah
7,49% dari data populasi , Tahun 2011 menjadi 7,69% pada tahun 2013 populasi
lansia sebesar 8,1% dari total populasi.
Dan di Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun
2050. Tahun 2050, satu dari empat penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan
lebih mudah menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita.
Lanjut usia pasti mengalami masalah kesehatan yang diawali dengan
kemunduran selsel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor
resiko terhadap penyakit pun meningkat. Masalah kesehatan yang sering dialami
lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan mendadak,
termasuk, beberapa penyakit sepeti hipertensi, gangguan pendengaran, penglihatan
dan demensia.
Prevalensi demensia terhitung mencapai 35,6 juta jiwa di dunia. Angka
kejadian ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap 20 tahun, yaitu 65,7
juta pada tahun 2030 dan 115,4 juta pada tahun 2050 (Alzheimer’s Disease
International, 2009). Peningkatan prevalensi demensia mengikuti peingkatan populasi
lanjut usia (lansia). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan
prevalensi demensia setiap 20 tahun.
Deklarasi Kyoto menyatakan tingkat prevalensi dan insidensi demensia di
Indonesia menempati urutan keempat setelah China, India, dan Jepang (Alzheimer’s
Disease International, 2006). Data demensia di Indonesia pada lanjut usia (lansia)
yang berumur 65 tahun ke atas adalah 5% dari populasi lansia (Tempo, 2011).
Demensia terjadi karena adanya gangguan fungsi kognitif. Fungsi kognitif
merupakan proses mental dalam memperoleh pengetahuan atau kemampuan
kecerdasan, yang meliputi cara berpikir, daya ingat, pengertian, serta pelaksanaan
(Santoso&Ismail, 2009). Demensia juga berdampak pada pengiriman dan penerimaan

1
2

pesan. Dampak pada penerimaan pesan, antara lain: lansia mudah lupa terhadap pesan
yang baru saja diterimanya; kurang mampu membuat koordinasi dan mengaitkan
pesan dengan konteks yang menyertai; salah menangkap pesan; sulit membuat
kesimpulan. Dampak pada pengiriman pesan, antara lain: lansia kurang mampu
membuat pesan yang bersifat kompleks; bingung pada saat mengirim pesan; sering
terjadi gangguan bicara; pesan yang disampaikan salah (Nugroho, 2009).
Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencegah
penurunan fungsi kognitif pada lansia demensia yaitu dengan terapi kolaboratif
farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi kolaboratif farmakologis yaitu
donezepil, galatamine, rivastigmine, tetapi masing-masing obat tersebut memiliki efek
samping (Dewanto; Suwono; Riyanto;Turana, 2009). Terapi non farmakologis antara
lain: terapi teka teki silang; brain gym; p`uzzle; dan lain-lain. Terapi non farmakologis
ini tidak memiliki efek samping (Santoso&Ismail,2009).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar Demensia pada lansia?
2. Bagaimana Asuhuh keperawatan lansia dengan Kognitif Demensia?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar Demensia pada Lansia.
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan Lansia dengan Kognitif Demensia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi atau
keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan
interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. Demensia merupakan
sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif antara lain intelegensi,
belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi,persepsi perhatian dan
konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan bersosialisasi (Corwin, 2009).
Demensia ialah sindrom klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual &
memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.
Demensia adalah mewujudkan ketika keadaan ketika seseorang mengalami
menurunnya daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata menganggu aktivitas
sehari-hari (Nugroho, 2008).
Demensia merujuk pada sindrom klinis yang mempunyai gangguan memori
selain kemampuan mental lain seperti berfikir abstrak, penilaian, kepribadian, bahasa
dan praksis. Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga mempengaruhi aktivitas
kerja dan sosial secara bermakna (Sudoyo, 2010).

B. Penyebab

Penyebab Demensia menurut Nugroho (2009) :

1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal


kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada
system enzim, atau pada metabolism
2. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,
penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
Penyakit degenerasi spino – serebelar.
a. Sub akut leuko-eselfalitis sklerotik fan bogaert
b. Khores Hungtington.

3
4

3. Sindrome demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam


golongan ini diantranya :
a. Penyakit cerrebro kardioavaskuler
b. Penyakit Alzheimer.

B. Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia.
Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan
saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan
antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di
atas merupakan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks
serebri.
Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya,
serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak
langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme
iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah neuron
menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal.
Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses
konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi
kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian,
kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan
tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya,
karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan
memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).

C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien
dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Gejala
klinik dari demensia Nugroho (2009) menyatakan jika dilihat secara umum tanda
dan gejala demensia adalah :
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa
menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,
tahun, tempat penderita demensia berada.
5

3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,


menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau
cerita yang sama berkali-kali.
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah
drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain,
rasa takut dan gugup yang tak beralasan.
5. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut
muncul.
6. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.

D. Klasifikasi
Berdasarkan umur, perjalanan penyakit, kerusakan struktur otak,sifat
klinisnya dan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III (PPDGJ III).
1. Menurut Umur:
a. Demensia senilis (>65th)
b. Demensia prasenilis (<65th).
2. Menurut perjalanan penyakit.
a. Reversibel.
b. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural
c. hematoma, Defisiensi vitamin B.
d. Hipotiroidism, intoksikasi Pb
3. Menurut kerusakan struktur otak
a. Tipe Alzheimer.
b. Tipe non-Alzheimer
c. Demensia vaskular.
d. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia).
e. Demensia Lobus frontal-temporal.
f. Demensia terkait dengan HIV-AIDS.
g. Morbus Parkinson.
h. Morbus Huntington.
i. Morbus Pick.
j. Morbus Jakob-Creutzfeldt.
k. Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
6

E. Pencegahan
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan
fungsi otak, seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan
zat adiktif yang berlebihan.
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap
hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif, seperti
Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
4. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki
persamaan minat atau hobi.
5. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan demensia antara lain sebagai berikut :
1. Farmakoterapi
Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan; Untuk mengobati
demensia alzheimer digunakan obat - obatan antikoliesterase seperti Donepezil ,
Rivastigmine , Galantamine , Memantine. Dementia vaskuler membutuhkan obat
-obatan anti platelet seperti Aspirin , Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan
aliran darah ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif. Demensia karena
stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa
diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau
kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
2. Dukungan atau Peran Keluarga
Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap
memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding.
3. Terapi Simtomatik
Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, meliputi :
a. Latihan fisik yang sesuai
b. Terapi rekreasional dan aktifitas
7

H. Komplikasi
Komplikasi Demensia menurut Kushariyadi (2010) :
1. Peningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh yang terdiri dari;
a. Ulkus diabetikus
b. Infeksi saluran kencing
c. Pneumonia
2. Thromboemboli, infarkmiokardium:
a. Kejang
b. Kontraktur sendi
c. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
d. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan
e. Menggunakan peralatan.

I. Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Demensia


1. Pengkajian keperawatan geontrik
Hari/tanggal pengkajian : 02 - 06 Mei 2016
a. Data Biografis
Nama : Ny. C
Tempat/Tanggal Lahir : Tidak mengingat tanggal lahir
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak bersekolah
Status Perkawinan : Janda
Alamat/ No. Telpon : Klien tidak mengingat alamat rumahnya.
Sekarang klien tinggal dipanti Sosial Jakarta
Barat.

b. Riwayat Keluarga
Pasangan

Hidup Meninggal
Nama : - Tahun meninggal : -
Umur : -
Pekerjaan : - Penyebab meninggal : -
8

Status kesehatan : -

Anak

Hidup Meninggal
Lak –laki : 3 (Tiga) Laki-laki : -
Penyebab Meninggal : -
Perempuan : 2 (Dua) Perempuan : -
Penyebab Meninggal : -

c. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Saat ini klien tidak bekerja.
Pekerjaan sebelumnya : Sebelumnya klien bekerja sebagai wirausaha
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Klien tidak
mempunyai pendapatan karena klien tinggal di panti sosial, kebutuhan
sehari-hari klien di tanggung oleh pihak panti sosial.

d. Lingkungan Hidup
Dahulu klien tinggal di Karang Anyar dan memiliki rumah sendiri, klien
tinggal dirumah dengan suami dan 5 anaknya. Klien merupakan orang
yang terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapi baik dikeluarganya
maupun dengan lingkungannya. Sekarang klien tinggal dipanti sosial.

e. Rekreasi dan Hiburan


Hobi/Minat : Klien tidak memiliki hobi.
Liburan/Pekerjaan : Klien hanya diam dirumah atau dikamar saja
Hiburan :-

f. Sumber/sistem Pendukung yang digunakan


a. Keluhan utama dalam 1 (satu) tahun terakhir : Klien merasa sudah tua
dan sering kesulitan mengingat.
b. Gejala yang dirasakan : Penurunan daya ingat
c. Faktor pencetus : Usia
d. Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (√) Bertahap
e. Upaya mengatasi :
9

Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya saat ini, klien juga tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan.

g. Status Kesehatan Masa Lalu


Status kesehatan selama setahun yang lalu : klien tidak pernah memiliki
riwayat penyakit apapun. Klien juga mengatakan tidak pernah dirawat
dirumah sakit.
Status kesehatan selama 5 tahun yang lalu : -

h. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan


Obat-obatan
Nama : -
Dosis : -
Bagaimana/kapan menggunakan : -
Alergi : -
Obat-obatan : -
Makanan :-

i. Riwayat Keluarga
Riwayat Penyakit Keluarga : klien tidak mengetahui keluarga memiliki
riwayat penyakit atau tidak.
Genogram : -

j. Pola Kebiasaan
1. Pola Nutrisi
Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan : klien tidak mempunyai
diet khusus. klien makan hanya 3 x dengan 1 porsi.
Riwayat peningkatan/penurunan berat badan : selama dipanti klien
tidak tahu berat badannya naik atau turun karena tidak pernah
menimbang berat badan namun diperkirakan 50 kg.
Pola komsumsi makanan (frejuensi) :
Frekuensi makan: klien makan hanya 3 x dengan 1 porsi.
Nafsu makanan : apabila klien tidak nafsu makan klien hanya
menghabiskan setengah porsi.
10

Makanan yang tidak disukai : -


Alergi terhadap makanan: -
Pantangan makanan: -
Keluhan yang berhubungandengan makan : -

2. Pola istirahat/tidur
Kebiasaan tidur : Klien sulit tidur pada siang hari karena tidak nyaman
dengan kamar yang berisik.
Lama tidur : Klien tidur siang selama 1 – 2 jam.
Insomnia : -

k. Personal hygine / perawatan diri


Mandi
Frekuensi : 2x sehari namun terkadang tidak menggunakan
sabun
Menyikat gigi : 2x sehari
Mencuci rambut : 2x sehari namun tidak pernah menggunakan
shampoo karena sering lupa

Berpakaian / berhias
Menyisir rambut : 2x sehari
Kebersihan rambut : bersih,pendek, berwarna sebagian putih, tidak
rontok, tidak ada benjolan, dan sedikit bau.
Menggunakan bedak : -
l. Pengkajian fisik
a) Keadaan umum : Keadaan umum klien baik
b) Tanda-tanda vital

1 Tekanan darah 110/70 mmHg


2 Nadi 80 x/mnt
3 Respirasi 20 x/mnt
4 Temperature 36 ◦ C

c) Umum
Ya Tidak
11

1 Kelelahan √
2 Demam √
3 Keringat malam √
4 Kesulitan makan √
5 Sering pilek, infeksi √
6 Kemampuan √
untuk melakukan ADL

d) Sistem pernapasan Ya Tidak

1 Sakit kepala √
2 Kejang √
3 Sinkope/serangan jantung √
4 Paralisis √
5 Tremor √
6 Cedera kepala √

e) Sistem kardiovaskuler Ya Tidak

1 Nyeri/ketidaknyamanan √
2 Palpitasi √
3 Sesak napas √
4 Dipsnea pada aktivitas √
5 Varises √

f) Sistem gastrointestinal Ya Tidak

1 Disfagia √
2 Nyeri ulu hati √
3 Mual/muntah √
4 Hematemesis √
5 Perubahan nafsu makan √
6 Diare √
7 Konstipasi BAB 2x/hari
8 Melena √

g) Sistem Genitorinaria Ya Tidak

1 Distensi kandung kemih √


2 Disuria √
3 Hematuria √
4 Polyuria √
5 Nokturia √
6 Infeksi √
7 Inkontinensia √
12

8 Frekuensi BAK 4x/hari


9 Warna
10 Bau

h) Sistem Integument Ya Tidak

1 Perubahan pigmen √
2 Jaringan parut √
3 Keadaan kuku √
4 Keadaan rambut √
5 Luka √
6 Diafores √

i) Sistem Muskulolkeletal Ya Tidak

1 Nyeri persendian √
2 Kekakuan √
3 Pembekakan sendi √
4 Deformitas √
5 Kram √
6 Kelemahan otot √
7 Masalah cara berjalan √
8 Nyeri punggung √
9 Kekakuan otot √

j) Sistem Penglihatan
Penglihatan : Simetris, pupil anisookor, konjungtiva ananemis,
sclera anikterik, terlihat cekung dan adanya kantung mata.
Pendengaran : Sedikit kotor, tidak ada gangguan pendengaran,
tidak ada cairan.

m. Faktor Resiko Jatuh


 Kondisi Ya Tidak

1 Riwayat fraktur tulang √


2 Penggunaan alcohol dan sedative, √
pengobatan psikoaktif
3 Riwayat jatuh sebelumnya, √
gangguan keseimbangan dan
pusing.
4 Penyakit akut √
5 Kondisi patologi, serangan jatuh √
13

6 Gangguan kognitif,disorientasik √
7 Kelemahan anggota gerak bawah √
8 Abnormalitas dari keseimbangan √
dan cara berjalan
9 Masalah pada kaki √
10 Hipotensi postural √
11 Perubahan skeletal dan √
neuromuscural
12 Penyakit akut dan kronik berat √
13 Difisit sensori √
14 Kecemasan berhubungan dengan √
jatuh sebelumya

 Situasi Ya Tidak

1 Lingkungan yang berbahaya √


2 Permukaan lantai yang licin √
3 Tempat tidur dan duduk yang √
tinggi
4 Pencahayaan yang tidak adekuat √
n. Spiritual

Kegiatan keagamaan : Klien rutin melakukan ibadah

konsep keyakinan klien tentang kematian : -

harapan-harapan klien :

o. Psikososial

Identifikasi masalah emosional Ya Tidak

1 Apakah klien mengalami sukar √


tidur?
2 Apakah klien serinng merasa √
gelisah ?
3 Apakah klien sering murung √
dan menangis sendiri ?
4 Apakah klien sering was-was √
dan khawatir ?

Penkajian status Kognitif dan Afektif


14

Short portable mental status questionnaire (SPMSQ)


Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
- 1 Tanggal berapa hari ini ? Tidak tahu
+ 2 Hari apa sekarang ? Sabtu
- 3 Apa nama tempat ini ? Tidak tahu
- 4 Berapa nomor telepon anda ? Tidak tahu
+ 5 Dimana alamat anda ? Di panti
- 6 Kapan anda lahir ? Tidak tahu
- 7 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Tidak tahu
- 8 Siapa presiden Indonesia sekarang? Tidak tahu
- 9 Siapa nama kecil ibu anda ? Lupa
+ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari Bisa menghitung
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total : 6
Kesimpulan : kerusakan intelektual sedang
15

Identifikasi Aspek Kongnitif Dan Fungsi Mental Dengan Menggunakan Mini Mental
Status Exam (MMSE)

No Aspek kognitif Nilai Nilai Kriteria


maksimal klien
1 Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2 Orientai 5 4 Dimana kita sekarang
 Negara Indonesia
 Jawa Tengah
 Semarang
 Mangunsari
3 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek 1 detik
untuk mengatakan masing-
masing objek. Kemudian
tanyakan kepada klien objek tadi.
 Objek (Bola )
 Objek (Melati)
 Objek (Kursi)
4 Perhatian dan kalkulasi 5 3 Minta klien untuk memulai dari
angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali tingkat
 93
 86
 79
 72
 65
5 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi
ketiga objek pada no. 2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
poin untuk masing-masing objek
16

6 Bahasa 2 2 Tunjukan pada klien suatu benda


dan tanyakan namanya pada
klien
 Jam tangan
 Pensil

3 3 Minta klien untuk mengikuti


perinyah berikut yang terdiri dari
3 langkah
“ ambil kertas ketangan anda,
lipat dua dan taruh dilantai”

Perintahkan pada klien untuk


membaca dan mengikuti kalimat
berikut
1 1 “ TUTUP MATA ANDA”
1 1 Gambar kembali objek berikut

TOTAL NILAI : 18

Interpretasi : Kerusakan aspek fungsi mental ringan


17

2. Data Fokus
No Data Subjektif Data Objektif
ANALISIS DATA - Klien tampak mudah
1. - Klien mengatakan
lupa
sudah tua dan sudah
- Klien tampak sering
tidak menginat umur,
mengulang pertanyaan
tempat, tanggal lahir,
- Klien tidak mengenal
alamat rumah, jam
waktu, tempat dan orang
berapa, hari apa,
(disorientasi waktu)
sedang apa, sedang
- Score MMSE : 18
dimana, suka mondar-
- Perubahn respons
mandir, kadang
terhadap stimulus normal
melamun
seperti lupa, bingung
- Klien mengatakan
- Antroponmetri : TB : ±
makanan habis 1 porsi
149 cm, BB : ± 50 Kg
setiap makan,kadang
IMT : 22,5 (18,5-24,9)
½ porsi
BB : 41,65 (41,65-56, 35).
- Klien mengatakan
- Biochemical Data : tidak
terkadang sulit tidur
ada
pada malam hari dan
- Clinical Sign
siang hari tidur ± 1-
a) Rambut : bersih, pendek,
2 jam/hari kamar
berwarna sebagian putih,
bau dan tidak
tidak rontok, tidak ada
nyaman.dan sering
benjolan, sedikit bau.
kebangunan pada
b) Mata : simentris, pupil
malam hari dan
isokor, konjungtiva
tidak bisa tidur lagi
ananemis, adanya kantong
- Klien mengatakan
mata
mandi 2 kali sehari
c) Mukosa muulut lembab,
tidak menggunakan
turgo kulit tidak elastis
shampo karena
d) Abdomen : lunak,
sering lupa.
terdengar bising usus,
hepar tidak ada distensi
abdomen
18

- Diit : tidak ada pantangan


makanan dan diit.
- Mata terlihat cekung
- Adanya kantong mata
- Terlihat lesu
- Klien sering terlihat tidur
pada siang hari
- Klien terlihat rapih dan
bersih namun badan masih
tercium bau karena mandi
terkadang tidak
menggunakan sabun.
- Kuku klien tidak panjang,
mulut bersih, tidak ada
sariawan
- Klien tercium bau amis
setiap makan tidak pernah
mencuci tangan, cuci
tangan tidak pernah
menggunakan sabun
- Kamar terlihat kotor lantai
terlihat ada kerak dan bau.

3. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan Etiologi
Ds : Perubahan Pola Fikir Kehilangan memori
- Klien mengatakan sudah ingatan
tua dan
sudah tidak mengingat
identitas
sendiri, hari apa, tanggal
berapa,
sedang apa.
19

Do :
- Terlihat sering lupa
- Sering mengulang
pertanyaan
- Tidak mengenal waktu,
tempat dan sekitarnya
- Score MMSE 18
- Perubahan yang terjadi
lupa dan bingung.

Ds : Resiko perubahan Intake yang tidak


- Klien mengatakan jika lagi nutrisi adekuat
malas makan hanya
menghabiskan makanannya
½ porsi, jika jika lagi focus
makan bisa menghabiskan 1
porsi setiap makan.

Do :
- Klien tanmpak
menghabiskan 1 porsi
makananya
- Klien tampak mengunyah
makanan sangat lambat
- TB 149 cm BB : 50 kg
- IMT : 22,5 (18,5 – 24,9)
- BBI : 41,65 (41,65 –
56,35)
- Hasil LAB tidak ada
- Rambut : Bersih, tidak
ada rontok
- Mata : simetris, pupil
isokar
- Mukosa mulut lembab,
20

turgor kulit tidak jelas


elastis
- Abdomen : Lunak, tidak
ada pantangan makanan dan
diit.

Ds : Perubahan pola tidur Perubahan lingkungan


- Klien mengatakan sulit
tidur pada malam hari dan
siang hari tidur hanya 1-2
jam/sehari karena kamar
berisik dan menganggu
kenyamanan.

Do :
- Klien tampak tertidur di
siang hari 1-2 jam/hari
- Klien tampak setelah
bangun tidur selalu
melamun dan menyendiri
Ds : Kurang perawatan diri Penurunan kognitif
- Klien mengatakan mandi
2x sehari namun terkadang
tidak menggunakan sabun,
rambut dicuci 2x sehari
tidak pernah menggunakan
sampo karena sering lupa.
Tidak pernah menggosok
gigi.

Do :
- Klien terlihat rapih dan
bersih namun badan masih
tercium bau karena mandi
21

terkadang tidak
menggunakan sabun.
- Kuku klien tidak panjang,
mukur bersih, tidak ada
sariawan
- Klien tercium tangan bau
amis setiap makan tidak
pernah mencuci tangan, cuci
tangan tidak pernah
menggunakan sabun
- Kamar terlihat kotor lantai
terlihat ada kerak dan bau.

4. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal


ditemuka teratasi
n
1. Perubahan proses pikir berhubungan dengan 03 Mei 06 Mei 2017
kehilangan memori/ingat yang ditandai 2017
dengan:
Ds:
Klien mengatakan sudah tua,tidak tau
identitas diri,lupa umur,tanggal
lahir,tempat,hari apa,sedang dimana,senang
menyendiri/melamun.

Do:
-Terlihat sering mudah lupa,
-Sering mengulang pertanyaan,
-Tidak mengenal waktu,tempat dan orang
yang ada di dekatnya(disorientasi waktu),
score MMSE :18 perubahan respons terhadap
stimulasi normal seperti lupa dan binggung.
22

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari 03 Mei 06 Mei 2017


kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake 2017
yang tidak adekuat.Ditandai dengan :
Ds:
Klien mengatakan makan kadang sering habis
1 porsi ,jika tidak nafsu makan hanya
menghabisik ½ porsi setiap makan

Do:
Antropometri :TB 149cm,BB 5- Kg IMT :
22,5(18,5-24,9), BBI :41,65(41,65-56-
35)kg.Biochemical data :
Tidak ada hasil LAB

Clinical Sign:
-Rambut :bersih,pendek berwarna putih,tidak
ada rontok,tidak ada benjolan,sedikit bau,
Mata : simesti,pupil isokorkonjungtiva an-
ikterik,terlihat cekung dan adanya kantung
mata,terlihat mukosa mulut lembab,turgor
kulit tidak elatis,
Abdomen : lunak,tidak ada distensi hepar
tidak teraba,
-Dietrory history : tidak ada pantangan
makanan.
3. Perubahan pola tidur berhubungan dengan 03 mei 06 mei 2017
perubahan lingkungan ditandai dengan: 2017
Ds:
Klien mengatakan sulit tidur pada malam hari
dan siang hari tidur hanya 1-2 jam /hari
karena kamar berisik dan menganggu
kenyamanan .

Do:
23

-Klien tampak tertidur disiang hari 1-2 jam /


hari.
-Klien tampak setelah bangun tidur selalu
melamun /menyendiri.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan 03 mei
perubahan kognitif 2017
Ds :
-Klien mengatakan mandi 2x sehari namun
terkadang tidak menggunakan sabun,rambut
di cuci 2x sehari tidak pernah menggunalan
sampo karena sering lupa,tidak pernah
mengosok gigi.

Do:
Klien terlihat rapid an bersih namun badan
masih tercium bau karena mandi terkadang
tidak menggunakan sabun.
Kuku klien tidak panjang,mulut bersih,tidak
ada sariawan.Klien tercium tangan bau amis
setiap makan tidak pernah mencuci
tangan,cuci tangan pernah menggunakan
sabun.Kamar terlihat kotor lantai terlihat ada
kerak ada bau.

5. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Perubahan proses Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan proses 1. Untuk mengetahui
pikir berhubungan tindakan keparawatan pola pikir klien keadaan proses pikir
dengan kepada Ny. C selama dengan menanyakan klien menurun atau
24

kehilangan 3x24 jam, diharapkan hari dan jam meningkat


memori/ingatan klien mampu mengenali 2. Lakukan pendekatan 2. Membina hubungan
yang ditandai perubahan dalam pada klien secara terapeutik
dengan : berpikir dengan kriteria verbal 3. Untuk membantu
hasil : 3. Lakukan review kemampuan kognitif
Ds : 1. Klien mampu angka/huruf klien
Klien mengatakan mempertahankan 4. Perkenalkan nama 4. Mengasah daya ingat
sudah tua dan fungsi ingatan perawat yang ada dan klien
sudah lupa umur, 2. Menunjukan mengevaluasi setiap 5. Meningkatkan
tempat tanggal orientasi optimal harinya orientasi terhadap
lahir, alamat terhadap waktu, 5. Berikan isyarat waktu, tempat dan
rumah, jam tempat, dan orang. lingkungan, waktu lingkungan
berapa, hari apa, dan tempat 6. Mengasah daya ingat
dan sedang 6. Lakukan brain gym jangka pendek
dimana, senang
menyendiri dan
melamun.

Do :
a) Terlihat
sering mudah
lupa
b) Sering
mengulang
pertanyaan
c) Tidak
mengenal
waktu,
tempat, dan
orang yang
ada di
dekatnya
(disorientasi
waktu)
25

d) Score
MMSE : 18
e) Perubahan
respons
terhadap
simulasi
normal,
seperti :
disorientasi
spasial,
bingung.
2. Resiko perubahan Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi 1. Untuk mengetahui
nutrisi: kurang tindakan keperawatan makanan adanya alergi atau
dari kepada Ny. C selama 2. Monitor adanya tidak
kebutuhantubuh 3x24 jam diharapkan penurunan BB 2. Untuk mengetahui
berhubungan kebutuhan nutrisi 3. Monitor adanya adanya penurunan
dengan intake terpenuhi tanda-tanda BB atau tidak
yang tidak kekurangan nutrisi 3. Untuk melihat
adekuat ditandai Dengan kriteria hasil : 4. Monitor intake keadaan klien
dengan: 1. BB klien tetap nutrisi klien 4. Untuk mengetahui
dalam batas 5. Beri informasi perkembangan nafsu
Ds : normal pada klien makan klien
Klien mengatakan 2. Nafsu makan pentingnya nutrisi 5. Agar klien
makan kadang klien bertambah 6. Anjurkan pada mengetahui
habis 1 porsi, jika klien untuk pentingnya nutrisi
tidak nafsu makan memenuhi untuk tubuh
hanya kebutuhan nutrisi 6. Agar asupan nutrisi
menghabiskan ½ dengan klien terpenuhi
porsi setiap menghabiskan
makan. makan porsinya

Do :
- Antropomerti :
TB : ± 149cm,
26

BB: ±45 kg,


IMT : 22,5
(18,5-24,4),
BBI : 41,65-
56,35 kg.
- Biochemical
data : tidak
ada hasil lab
- Clinical Sign :
a) Rambut :
bersih, pendek
berwarna
putih, tidak
ada
rintok,tidak
ada benjolan,
sedikit bau
b) Mata :
simetris, pupil
isokor,
konjungtiva
ananemis,
sclera an-
ikretik, terlihat
cekung dan
adanya
kantung mata,
terlihat lesu
c) Mukosa
mulut
lembab,
turgor kulit
tidak elastis
d) Abdomen :
27

lunak, tidak
ada distensi,
hepar tidak
teraba
- Dietary
history :
tidak ada
pantangan
makanan.
3. perubahan pola setelah dilakukan 1. kaji pola tidur 1. Untuk mengetahui
tidur berhubungan tindakan keperawatan 2. Observasi tanda-tanda adanya perubahan
dengan perubahan kepada Ny. C selama vital/ hari pola tidur pada klien
lingkungan 3x24 jam diharapakan 3. Jelaskan pentingnya 2. Untuk memonitor
ditandai dengan : masalah pola tidur tidur yang adekuat tanda-tanda vital
Ds : teratasi dengan kriteria 4. Ciptakan linggkungan klien/ harinya
klien mengatakan hasil: yang nyaman 3. Agar klien
sulit tidur pada 1. Jumlah jam 5. Buat jadwal tidur mengetahui
malam hari dan tidur dalam secara teratur. pentingnya tidur
siang hari tidur batas normal yang adekuat
hanya 2. Pola tidur dan 4. Untuk meningkatkan
± 1−2 jam/¿hari kualitas tidur pola tidur klien.
karena kamar dalam batas
berisik dan normal.
mengganggu
kenyamanan
Do:
- Klien
tampak
tertidur di
sinag hari
± 1−2 jam/hari
- Klien
tampak
setelah
28

bangun
tidur
selalu
melamun/
menyendir
i.
4. kurang perawatan setelah dilakukan 1. Monitor kemampuan 1. Untuk mengetahui
diri berhubungan tindakan keperawatan klien untuk perawatan kemampuan klien
dengan penurunan Ny. C selama 3xd24 diri yang mandiri melakukan
kognitif. Ditandai jam diharapkan 2. Berikut informasi pearwatan diri secara
dengan: kebutuhan perawatan kepada klien mandiri
Ds : diri terpenuhi. Dengan pentingnya perawatan 2. Agar klien
klien mengatakan kriteria hasil : diri mengetahui
mandi 2x sehari - Mampu 3. Bantu klien membuat pentingnya
namun terkadang melakukan lingkungan yang perawatan diri
tidak aktivitas nyaman 3. Agar klien nyaman
menggunakan perawtan diri dengan lingkungan
sabun, rambut di sesuai denagn yang bersih.
keramas 2x sehari tingkat
tidak kemampuan
menggunakan
shampoo karena
sering lupa
Do :
- Klien terlihat
rapih dan
bersih namun
badan masih
tercium bau
karena mandi
terkadang
tidak
menggunakan
sabun.
29

- Kuku
klienterlihat
tidak panjang,
mulut bersih
tidak ada
sariawan.
- Klien tercium
tangan bau
amis setiap
makan tidak
pernah
mencuci
tangan, cuci
tangan tidak
pernah
menggunakan
sabun.
- Kamar terlihat
kotor lantai
terlihat ada
kerak dan bau
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi atau
keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan
interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. Proses menua tidak
dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan menyebabkan
terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat
otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70
tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-
30

kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri. Gejala klinis
demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien dengan keluarga tidak
menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Hal yang dapat kita lakukan
untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya adalah menjaga
ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak.
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat profesional harus
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses
pemecahan masalah yang mengarah perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pengkajian langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi
pengumpulan data, analisa data dan menghasilkan diagnosa keperawatan. Hasil
analisa data pada klien ditemukan diagnosa keperawatan utama yaitu : Perubahan
proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori/ingat, Resiko perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan, dan
Kurang perawatan diri berhubungan dengan perubahan kognitif. Pada Intervensi
keperawatan untuk mengatasi diagnosa gangguan kognitif (kerusakan memori) ,
peneliti harus melakukan terapi : Memori Training (Pelatihan Memori) dan
Stimulasi Kognitif (Cognitive Stimulator).

B. Saran
1. Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih tinggi dan
menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional berwawasan global.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Lansia dengan Kognitif Dimensia.
3. Tim Perawat dan Klinik di Pantai Sosial
Di harapkan dapat membuat strategi dalam memberikan pemenuhan kebutuhan
pada lansia dengan demensia untuk melatih memori serta mengkaji lebih lanjut
pada lansia dengan demensia terutama pada diagnostiknya, dan memperhatikan
penatalaksanaan terapi farmakologi dan non farmakologi, serta melengkapi
dokumentasi.
4. Untuk Penulis
31

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam


memberikan pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan demensia sesuai dengan
kondisi lansia tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Boedhi - Darmajo. (2009). Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Jakarta: FKUI.

Bulechek, G Dkk. (2013). Nursing Intervensinya Classification (NIC) 6th Ed. Missouri:
Elsevier Mosby.

Corwin, J. Elizabeth. (2009). Buku Saku: Patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC.

Kushariyadi. (2010). Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Selemba Medika.

Nugroho, H. Wahjudi. (2008). Keperawatan Geontrik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.

Nugroho, H. Wahjudi. (2009). Keperawatan Geontrik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta.

Sudoyo, A. W. Setiyo jadi, B. Dkk. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing.

Word Health Organiz

32

Anda mungkin juga menyukai