Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL REVIEW EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

EFEKTIFITAS TERAPI MADU UNTUK PASIEN


ULKUS KAKI DIABETIK

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL

oleh
Kelompok 2
Nurul Hidayah

NIM 162310101144

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
CRITICAL REVIEW EVIDENCE BASED NURSING (EBN)
EFEKTIFITAS TERAPI MADU UNTUK PASIEN
ULKUS KAKI DIABETIK

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL

disusun guna menyelesaikan tugas matakuliah Keperawatan Medikal dengan


dosen pengampu Ns. Nur Widayati, M.N

oleh
Kelompok 2
Nurul Hidayah

NIM 162310101144

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

ii
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Evidence Based Nursing yang bertemakan
“Ulkus Kaki Diabetik”. Evidence Based Nursing yang berjudul “Efektivitas
Terapi Madu Pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik” ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan medikal pada Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


keperawatan medikal yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih pula kepada teman-teman
yang secara ikhlas mengerjakan tugas ini dengan semangat dan kerja sama yang
baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka kami menerima
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.

Jember, September 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... ii

PRAKATA................................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................ iv

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Tujuan ...................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................... 3

BAB 2. METODOLOGI PENCARIAN .................................................... 4


2.1 PICO......................................................................................... 4
2.2 Pertanyaan Klinis.................................................................... 5
2.3 Metode Penelusuran Jurnal ................................................... 5
2.4 Jurnal Database Yang Digunakan ....................................... 6
2.5 Temuan Artikel ....................................................................... 6

BAB 3. PROSEDUR APLIKASI EVIDENCE BASED NURSING ...... 9


3.1 Subjek....................................................................................................... 9
3.2 Prosedur Pelaksanaan Evidence Based Practice................................... 9

BAB 4. PEMBAHASAN .............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 12
LAMPIRAN.................................................................................................. 14

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus termasuk penyakit yang tidak menular yang merupakan salah
satu penyakit degeneratif, disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat
kekurangan ataupun resistensi insulin yang mempengaruhi kesehatan secara fisik
serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronis (Bustan dalam Indriani R.,
Asyrofi A., dan Setianingsih., 2017). Estimasi IDF, terdapat 382 juta orang yang
hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013 pada tahun 2035 jumlah tersebut
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang dan diperkirakan dari 382 juta
orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam
berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan (IDF
dalam Infodatin 2014). Dan Indonesia sendiri menempati urutan negara ke empat
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah penderita 8,43
juta pada tahun 2010 dan jumlah ini akan mengalami peningkatan menjadi 21,26
juta pada tahun 2030 (WHO dalam Anggriani, Y, dkk., 2015).

Dan apabila penyakit diabetes semakin parah dapat menyebabkan komplikasi


salah satunya adalah terjadinya ulkus pada kaki atau sering disebut sebagai kaki
diabetik. Menurut Brunner dan Suddarth’s (2008), risiko infeksi pada kaki pasien
diabetes mellitus meliputi durasi diabetes lebih dari 10 tahun, usia lebih dari 40
tahun, riwayat merokok, penurunan denyut nadi perifer, penurunan sensasi,
deformitas anatomi atau area tekan misalnya bunion, callus, hammer toes (Kuswandi
dalam Nurhanifah, D,. 2017). Ulkus diabetikum merupakan kejadian luka yang
timbul pada penderita Diabetes Melitus akibat kerusakan neuropati perifer yang
menyebabkan hilangnya sensasi di daerah distal kaki, sehingga menyebabkan
timbulnya ulkus pada kaki (Marissa, N dan Ramadhan, N,. 2017). Prevalensi
penderita diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetik di Indonesia sekitar 15%.
2

Angka amputasi penderita ulkus kaki diabetik 30%, angka mortalitas penderita ulkus
kaki diabetik 32% dan ulkus kaki diabetik merupakan sebab perawatan rumah sakit
yang terbanyak sebesar 80% untuk diabetes mellitus (Hastuti dalam Nurhanifah, D.,
2017).

Pada ulkus kaki diabetik, kulit dan jaringan sekitar luka akan berwarna kehitaman
dan menimbulkan bau dimana kondisi ini memerlukan perawatan agar tidak terjadi
masalah yang lebih berat. Berdasarkan hasil studi empiris, telah banyak hasil alam
yang dapat dijadikan sebagai pengobatan non farmakologis penyembuhan luka
diabetik, salah satunya adalah penggunaaan madu. Madu memiliki kandungan gula
yang sangat tinggi yang dapat membantu membentuk lapisan pelindung yang
mencegah bakteri masuk sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu,
madu juga mengandung berbagai macam enzim salah satunya enzim katalase yang
memberi efek pemulihan pada luka (Hamad dan Sa’id dalam Sundari F dan Djoko
H,2014). Selain itu madu memberikan efek antibakteri, regenerasi pertumbuhan
jaringan dikulit dan sebagai anti inflamasi (Imran M, et al., 2015).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas terapi madu untuk pasien ulkus kaki diabetik
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mendapatkan gambaran mengenai ulkus kaki diabetik pada pasien Diabetes
Melitus
1.2.2.2 Mendapatkan gambaran mengenai ulkus kaki diabetik setelah dilakukan
intervensi terapi madu untuk menyembuhkan luka ulkus
3

1.3 Manfaat Penerapan EBN


1.3.1 Bagi Pasien
Memberikan gambaran baru bagi pasien dalam menangani ulkus diabetes pada kaki
yang merupakan salah satu terapi yang efektif untuk penyembuhan luka.
1.3.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penerapan EBN ini dapat menjadi metode yang baru yang bisa diterapkan pada
pelayanan keperawatan

1.3.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penerapan EBN ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan keperawatan dan
menjadi salah satu acuan dalam penanganan masalah ulkus kaki diabetik
4

BAB 2. METODOLOGI PENCARIAN

2.1 PICO (Problem, Intervention, Comparative, Outcome)

2.1.1 Problem
Hasil data yang didapatkan penulis melalui pengambilan data di Departement of
General Surgery, Sughra Shafi Medical Complex, Narowal Pakistas and Bhatti
International Trust (BIT) Hospital, Central Park Meddical College, Lahore dan
Pakistan. Awalnya didapatkan data sebanyak 610 pasien yang kemudian hanya
diambil yang ulkus kaki diabetik dengan Wagner’s grade 1 atau 2 dengan pasien
berusia diatas 18 tahun yang berjumlah 348 data dengan responden yang relevan. Hal
itu menunjukkan banyaknya pasien yang terkena ulkus kaki diabetik. Dan ulkus kaki
diabetik ini merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar dari kasus
penyakit Diabetes Melitus. Ulkus kaki diabetik ini juga menyebabkan 50% dari
pasien Diabetes Melitus harus diamputasi dan kehilangan kakinya (Imran, M., 2015).

2.1.2 Intervention

Salah satu tugas perawat sebagai edukator dan fasilitator pada penderita ulkus
kaki diabetik adalah memberikan edukasi dan pemberian fasilitas untuk
memberikan keperawatan primer pada klien ulkus kaki diabetik dalam mengatasi
ulkus kaki diabetik. Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan adalah pemberian
edukasi dan fasilitas perawatan untuk ulkus kaki diabetik dengan menggunakan
madu.

2.1.3 Comparasion intervention

Perbandingan penggunaan terapi madu untuk menyembuhkan ulkus kaki diabetik


dengan penggunaan terapi yang lain.
5

2.1.4 Outcome

Dengan pemberian edukasi dan fasilitas perawatan luka dengan madu


diharapkan dapat meningkatkan tingkat penyembuhan ulkus kaki diabetik sehingga
menurunkan tingkat kematian utama dari penyakit Diabetes Melitus dan turunnya
tingkat pengamputasian pada kaki.

2.1.5 Pertanyaan klinis

Apakah penerapan edukasi dan fasilitas pengobatan ulkus kaki diabetik


menggunakan madu dapat meningkatkan tingkat penyembuhan ulkus dibandingkan
dengan pengobatan dengan variabel yang lain seperti normal salin?

2.2 Metode penelusuran jurnal

Unsur Analisis Kata kunci


PICO
(Terapi)
P Banyaknya pasien yang belum menerima diabetic/diabetic foot
penanganan ulkus kaki diabetic dengan ulcer/non pharmacology
tepat teraphy
I Pengobatan ulkus kaki diabetik Wound /educator
menggunakan madu
C Melakukan pengobatan ulkus kaki diabetic method/educator/diabetic
dengan variabel pengobatan yang berbeda
O Meningkatkan penyembuhan luka pada wound/diabetic/diabetic
pasien ulkus kaki diabetic foot ulcer
6

2.3 Jurnal Database yang digunakan

Menggunakan kata kunci dan beberapa sinonimnya dari analisa PICO, peneliti
memasukkannya ke dalam search engine jurnal sebagai berikut :

a. http://www.sciencedirect.com/
b. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
c. http://e-resources.perpusnas.go.id/
Didapatkan 15 jurnal yang relevan. Kesesuaian dengan keadaan yang ada di
masyarakat membuat peneliti memilih 2 artikel pilihan untuk kemudian memilih 1
artikel sebagai rujukan dan sisanya sebagai artikel pendukung.

2.4 Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO yang digunakan untuk
digunakan sebagai rujukan

2.4.1 A Randomized, Controlled Clinical Trial of Honey-Impregnated

Dressing for Treating Diabetic Foot Ulcer

 Penjelasan jurnal utama pelaksanaan EBN.

Efektifitas terapi menggunakan madu pada pasien ulkus kaki diabetik

Abstrak

Tujuan: untuk meneliti efektifitas terapi menggunakan balutan madu


dibandingkan dengan menggunakan balutan cairan normal saline.

Metode: Desain penelitian menggunakan randomized controlled trial pada


348 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pertama
dengan jumlah responden 179 menggunakan terapi pengobatan balutan madu
dan kelompok kedua yang berjumlah 169 responden menggunakan terapi
balutan cairan normal salin. Responden sebelumnya telah diberikan masing-
masing balutan madu dan balutan cairan normal salin.
7

Hasil : hasil dari perawatan ulkus kaki diabetik menggunakan balutan madu
berhasil menyembuhkan 136 responden (75,97%) dari total jumlah responden
kelompok pertama sebanyak 179 responden dan kelompok kedua yang
menggunakan balutan cairan normal salin berhasil menyembuhkan 97
(57,39%) responden dari 169 total responden. Hal tersebut dapat
menunjukkan bahwa tingkat ke efektifan terapi menggunakan balutan madu
lebih berhasil dibandingkan dengan balutan cairan normal salin.

Kesimpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa terapi madu merupakan


perawatan luka ulkus kaki diabetik yang tepat dan efektif dalam pengelolaan
luka pasien.

2.4.2 Effects of honey dressing for the treatment of DFUs: A systematic


review

 Penjelasan artikel pendukung

Pengaruh terapi menggunakan balutan madu bagi pasien ulkus kaki


diabetik

Abstrak

Tujuan: penelitian dilakukan untuk membuktikan terapi menggunakan madu


merupakan terapi yang efektif untuk penyembuhan ulkus kaki diabetik

Metode : Desain penelitian menggunakan randomized controlled trial pada


258 responden yang dibagi menjadi 4 kelompok. 4 kelompok masing-masing
menggunakan kelompok penelitian dan kelompok kontrol. Pada sub
kelompok penelitian dari kelompok 1 sampai 4 menggunakan variabel balutan
madu sedangkan pada sub kelompok kontrol dari kelompok 1 sampai 4
menggunakan variabel yang berbeda yaitu menggunakan balutan fungsional,
balutan povidone iodine, balutan tradisional dan balutan placebo.
8

Hasil : Hasil dari penelitian menggunakan randomized controlled trial pada


258 responden menyatakan bahwa kelompok belajar yang menggunakan
variabel tetap lebih berhasil daripada menggunakan varabel yang berganti-
ganti di kelompok kontrol. Hal itu pula yang menunjukkan hasil dari balutan
madu memang efektif untuk ulkus kaki diabetic.

Kesimpulan : Perawatan luka yang berkala dan tetap serta penanganan yang
tepat menggunakan balutan madu cepat menyembuhkan ulkus kaki diabetik
9

BAB 3. PROSEDUR APLIKASI EVIDENCE BASED NURSING

Pelaksanaan EBN ini mengacu pada penelitian Imran, M. et al, (2015) dan penelitian
Tian, X. et al, (2014)

4.1 Subyek
Subyek dalam penerapan EBN ini adalah pasien Diabetes Melitus yang memiliki
Ulkus Kaki Diabetik
Kriteria inklusi: Pasien Diabetes Melitus yang memiliki Ulkus Kaki Diabetik
dengan Wagner’s grade 1 atau 2, usia diatas 18 tahun.

Kriteria eksklusi: Pasien yang tidak memiliki komplikasi penyakit lain

4.2 Prosedur Pelaksanaan Evidence Based Practice


Prosedur pelaksanaan evidence based practice ini meliputi prosedur teknis. Adapun
prosedur tersebut adalah sebagai berikut
4.4.1 Prosedur Teknis
a. Prosedur Pelaksanaan
- Menjelaskan pada pasien tujuan dan cara pengisian lembar pengkajian awal
- Meminta persetujuan pasien dengan informed concent
- Menjelaskan setiap sesi yang akan diikuti pada program terapi pengobatan madu
dan dengan pengobatan yang lain (seperti normal salin ataupun povidone iodine)
dan manfaatnya, selanjutnya menyeleksi pasien yang benar-benar mau untuk
menjalani terapi pengobatan madu. Selanjutnya sesi edukasi dan pemberian
fasilitas dibantu oleh Unit Bedah.
 Penjelasan pengobatan madu dan manfaatnya
Pada sesi ini dijelaskan apa saja manfaat dalam madu dan kandungan-
kandungan apa yang ada di dalam madu sehingga dapat menyembuhkan
ulkus kaki diabetik. Diberikan penjelasan yang lengkap pada pasien perihal
pengobatan terapi dengan madu supaya pasien percaya akan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan.
10

 Penyeleksian Responden
Pengambilan responden hanya dilakukan pada partisipan yang benar-benar
mau untuk mengitkuti prosedur pengobatan terapi madu pada pasien ulkus
kaki diabetik
 Sesi intervensi menggunakan pengobatan terapi madu
Responden mendapatkan pembersihan luka kemudian dilakukan
pembalutan luka dengan madu sebanyak 2 lapis oleh dokter atau perawat.
Penggantian balutan dilakukan dalam tempo waktu 2 hari sejak diberikan
balutan madu. program ini langsung di control oleh dokter atau perawat
yang menangani responden.
 Pengontrolan oleh peneliti dilakukan dengan berkoordinasi dengan Unit
Bedah (dokter atau perawat) yang menangani responden tersebut.
11

BAB 4. PEMBAHASAN

Ulkus kaki diabetik diakibatkan oleh kerusakan jaringan neuro perifer.


Perawatan luka yang tepat dipadu dengan terapi non farmakologis diharapkan
mampu untuk menyembuhkan luka ulkus. Telah ditemukan terapi non
farmakologis untuk ulkus kaki diabetik menggunakan terapi madu. Sudah
lama madu dikenal sebagai obat untuk menyembuhkan luka. Madu memiliki
kandungan gula yang sangat tinggi yang dapat membantu membentuk lapisan
pelindung yang mencegah bakteri masuk sekaligus menghambat
pertumbuhan bakteri. Selain itu, madu juga mengandung berbagai macam
enzim salah satunya enzim katalase yang memberi efek pemulihan pada luka.
Pada penelitian ini menunjukkan tingkat efektivitas terapi balutan
menggunakan madu untuk pengobatan pada ulkus kaki diabetik lebih efektif
75, 97 % (136 pasien) daripada menggunakan balutan yang lain, misalnya
cairan normal salin atau povidone iodine 57,39% (97 pasien). Selisih kurang
lebih 20% menunjukkan bahwasanya lebih efektif menggunakan terapi madu
dibandingkan terapi normal salin atau povidone iodine. Meskipun terapi madu
dinilai cukup efektif dalam menyembuhkan ulkus kaki diabetik namun belum
ada produk bentuk salep atau gel yang dijual untuk ulkus kaki diabetik
sehingga masih menggunakan madu asli yang dibalutkan pada luka.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anggriani ,Y,dkk,.2015. Clinical Outcomes Penggunaan Antibiotik pada Pasien


Infeksi Kaki Diabetik. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(2), 111-121. (Dapat
diakses di http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id /index.php/jsfk /article
/viewFile/144/117). (Diakses pada Jumat, 7 September 2018 20.02 WIB).

Imran, M, et al,.2015. A Randomized, Controlled Clinical Trial of Honey


Impregnated Dressing for Treating Diabetic Foot Ulcer. Journal of the College
of Physicians and Surgeons Pakistan 2015, Vol. 25 (10): 721-725. (Dapat
diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26454386). (Diakses pada
Sabtu, 8 September 2018 pukul 04.00 WIB)

Indriani, R., Asyrofi A., dan Setianingsih. 2017. Studi Kejadian Ulkus Diabetikum
Dan Tingkat Stres Klien Diabetisi. Kendal : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
(Dapat di akses di http://www.stikeskendal.ac.id/journal /in
dex.php/Keperawatan/article/download/49/33/). (Diakses pada Jumat, 7
September 2018 pukul 19.58 WIB).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. InfoDatin.(Dapat diakses di


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf). (Diakses pada Sabtu, 8 September pukul 05.10 WIB).

Marissa, N dan Ramadhan, N,. 2017. Kejadian Ulkus Berulang Pada Pasien Diabetes
Mellitus Incident Of Reccurent Ulcer In Diabetes Mellitus Patient. Aceh
Besar: Loka Litbang Biomedis Aceh. (Dapat diakses di http
13

://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/sel/article/download/8280/5537).(D
iakses pada Sabtu, 8 September 2018 pukul 10.43 WIB).

Nurhanifah, D. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ulkus Kaki Diabetik


Di Poliklinik Kaki Diabetik (Factors Related To Diabetic Ulcers Legs In
Policlinic Of Diabetic Leg). Banjarmasin : Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan. (Dapat diakses di https://journal.umbjm .ac.id /index.
php/healthy/article/download/67/57/). (Diakses pada Jumat, 7 September 2018
pukul 18.58 WIB).

Richmon, N.A., 2013. Topical and Biologic Therapies for Diabetic Foot Ulcers.
Department of Dermatology and Cutaneous Surgery, University of Miami
Miller School of Medicine, Miami, FL, USA. (Dapat diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23992899). (Diakses pada Minggu, 9
September 2018 pukul 02.20 WIB).

Sundari, F dan Djoko, H,. 2014. Pengaruh Terapi Madu Terhadap Luka Diabetik
Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rw 011 Kelurahan Pegirian
Surabaya. (Dapat diakses di https://media.neliti.com/media/
publications/104791-ID-pengaruh-terapi-madu-terhadap-luka-diabe.pdf).
(Diakses pada Jumat, 7 September 2018 pukul 23.27 WIB).

Tian, X, et al. 2014. Effects of honey dressing for the treatment of DFUs: A
systematic review. International journal of nursing sciences 1 (2014) 224e231.
(Dapat diakses di https://www.sciencedirect.com /science/article/
pii/S2352013214000489). (Diakses pada Sabtu, 8 September 2018 pukul
01.20 WIB).
14

LAMPIRAN

1. Apakah penggunaan madu dalam terapi tidak berpengaruh pada gula


darah pasien ulkus kaki diabetic karena pasien ulkus kaki diabetic adalah
pasein diabetes mellitus juga ? (Penanya : Anisa Kirnawati 16-186)
Jawaban : tidak, karena madu digunakan sebagai balutan luka pada ulkus
kaki diabetic bukan diminum sehingga tidak berpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai