oleh
Kelompok 2
Nurul Hidayah
NIM 162310101144
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
CRITICAL REVIEW EVIDENCE BASED NURSING (EBN)
EFEKTIFITAS TERAPI MADU UNTUK PASIEN
ULKUS KAKI DIABETIK
oleh
Kelompok 2
Nurul Hidayah
NIM 162310101144
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Evidence Based Nursing yang bertemakan
“Ulkus Kaki Diabetik”. Evidence Based Nursing yang berjudul “Efektivitas
Terapi Madu Pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik” ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan medikal pada Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka kami menerima
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... ii
PRAKATA................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 12
LAMPIRAN.................................................................................................. 14
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Diabetes Melitus termasuk penyakit yang tidak menular yang merupakan salah
satu penyakit degeneratif, disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat
kekurangan ataupun resistensi insulin yang mempengaruhi kesehatan secara fisik
serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronis (Bustan dalam Indriani R.,
Asyrofi A., dan Setianingsih., 2017). Estimasi IDF, terdapat 382 juta orang yang
hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013 pada tahun 2035 jumlah tersebut
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang dan diperkirakan dari 382 juta
orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam
berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan (IDF
dalam Infodatin 2014). Dan Indonesia sendiri menempati urutan negara ke empat
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah penderita 8,43
juta pada tahun 2010 dan jumlah ini akan mengalami peningkatan menjadi 21,26
juta pada tahun 2030 (WHO dalam Anggriani, Y, dkk., 2015).
Angka amputasi penderita ulkus kaki diabetik 30%, angka mortalitas penderita ulkus
kaki diabetik 32% dan ulkus kaki diabetik merupakan sebab perawatan rumah sakit
yang terbanyak sebesar 80% untuk diabetes mellitus (Hastuti dalam Nurhanifah, D.,
2017).
Pada ulkus kaki diabetik, kulit dan jaringan sekitar luka akan berwarna kehitaman
dan menimbulkan bau dimana kondisi ini memerlukan perawatan agar tidak terjadi
masalah yang lebih berat. Berdasarkan hasil studi empiris, telah banyak hasil alam
yang dapat dijadikan sebagai pengobatan non farmakologis penyembuhan luka
diabetik, salah satunya adalah penggunaaan madu. Madu memiliki kandungan gula
yang sangat tinggi yang dapat membantu membentuk lapisan pelindung yang
mencegah bakteri masuk sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu,
madu juga mengandung berbagai macam enzim salah satunya enzim katalase yang
memberi efek pemulihan pada luka (Hamad dan Sa’id dalam Sundari F dan Djoko
H,2014). Selain itu madu memberikan efek antibakteri, regenerasi pertumbuhan
jaringan dikulit dan sebagai anti inflamasi (Imran M, et al., 2015).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas terapi madu untuk pasien ulkus kaki diabetik
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mendapatkan gambaran mengenai ulkus kaki diabetik pada pasien Diabetes
Melitus
1.2.2.2 Mendapatkan gambaran mengenai ulkus kaki diabetik setelah dilakukan
intervensi terapi madu untuk menyembuhkan luka ulkus
3
Hasil penerapan EBN ini dapat menjadi metode yang baru yang bisa diterapkan pada
pelayanan keperawatan
Hasil penerapan EBN ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan keperawatan dan
menjadi salah satu acuan dalam penanganan masalah ulkus kaki diabetik
4
2.1.1 Problem
Hasil data yang didapatkan penulis melalui pengambilan data di Departement of
General Surgery, Sughra Shafi Medical Complex, Narowal Pakistas and Bhatti
International Trust (BIT) Hospital, Central Park Meddical College, Lahore dan
Pakistan. Awalnya didapatkan data sebanyak 610 pasien yang kemudian hanya
diambil yang ulkus kaki diabetik dengan Wagner’s grade 1 atau 2 dengan pasien
berusia diatas 18 tahun yang berjumlah 348 data dengan responden yang relevan. Hal
itu menunjukkan banyaknya pasien yang terkena ulkus kaki diabetik. Dan ulkus kaki
diabetik ini merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar dari kasus
penyakit Diabetes Melitus. Ulkus kaki diabetik ini juga menyebabkan 50% dari
pasien Diabetes Melitus harus diamputasi dan kehilangan kakinya (Imran, M., 2015).
2.1.2 Intervention
Salah satu tugas perawat sebagai edukator dan fasilitator pada penderita ulkus
kaki diabetik adalah memberikan edukasi dan pemberian fasilitas untuk
memberikan keperawatan primer pada klien ulkus kaki diabetik dalam mengatasi
ulkus kaki diabetik. Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan adalah pemberian
edukasi dan fasilitas perawatan untuk ulkus kaki diabetik dengan menggunakan
madu.
2.1.4 Outcome
Menggunakan kata kunci dan beberapa sinonimnya dari analisa PICO, peneliti
memasukkannya ke dalam search engine jurnal sebagai berikut :
a. http://www.sciencedirect.com/
b. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
c. http://e-resources.perpusnas.go.id/
Didapatkan 15 jurnal yang relevan. Kesesuaian dengan keadaan yang ada di
masyarakat membuat peneliti memilih 2 artikel pilihan untuk kemudian memilih 1
artikel sebagai rujukan dan sisanya sebagai artikel pendukung.
2.4 Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO yang digunakan untuk
digunakan sebagai rujukan
Abstrak
Hasil : hasil dari perawatan ulkus kaki diabetik menggunakan balutan madu
berhasil menyembuhkan 136 responden (75,97%) dari total jumlah responden
kelompok pertama sebanyak 179 responden dan kelompok kedua yang
menggunakan balutan cairan normal salin berhasil menyembuhkan 97
(57,39%) responden dari 169 total responden. Hal tersebut dapat
menunjukkan bahwa tingkat ke efektifan terapi menggunakan balutan madu
lebih berhasil dibandingkan dengan balutan cairan normal salin.
Abstrak
Kesimpulan : Perawatan luka yang berkala dan tetap serta penanganan yang
tepat menggunakan balutan madu cepat menyembuhkan ulkus kaki diabetik
9
Pelaksanaan EBN ini mengacu pada penelitian Imran, M. et al, (2015) dan penelitian
Tian, X. et al, (2014)
4.1 Subyek
Subyek dalam penerapan EBN ini adalah pasien Diabetes Melitus yang memiliki
Ulkus Kaki Diabetik
Kriteria inklusi: Pasien Diabetes Melitus yang memiliki Ulkus Kaki Diabetik
dengan Wagner’s grade 1 atau 2, usia diatas 18 tahun.
Penyeleksian Responden
Pengambilan responden hanya dilakukan pada partisipan yang benar-benar
mau untuk mengitkuti prosedur pengobatan terapi madu pada pasien ulkus
kaki diabetik
Sesi intervensi menggunakan pengobatan terapi madu
Responden mendapatkan pembersihan luka kemudian dilakukan
pembalutan luka dengan madu sebanyak 2 lapis oleh dokter atau perawat.
Penggantian balutan dilakukan dalam tempo waktu 2 hari sejak diberikan
balutan madu. program ini langsung di control oleh dokter atau perawat
yang menangani responden.
Pengontrolan oleh peneliti dilakukan dengan berkoordinasi dengan Unit
Bedah (dokter atau perawat) yang menangani responden tersebut.
11
BAB 4. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, R., Asyrofi A., dan Setianingsih. 2017. Studi Kejadian Ulkus Diabetikum
Dan Tingkat Stres Klien Diabetisi. Kendal : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
(Dapat di akses di http://www.stikeskendal.ac.id/journal /in
dex.php/Keperawatan/article/download/49/33/). (Diakses pada Jumat, 7
September 2018 pukul 19.58 WIB).
Marissa, N dan Ramadhan, N,. 2017. Kejadian Ulkus Berulang Pada Pasien Diabetes
Mellitus Incident Of Reccurent Ulcer In Diabetes Mellitus Patient. Aceh
Besar: Loka Litbang Biomedis Aceh. (Dapat diakses di http
13
://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/sel/article/download/8280/5537).(D
iakses pada Sabtu, 8 September 2018 pukul 10.43 WIB).
Richmon, N.A., 2013. Topical and Biologic Therapies for Diabetic Foot Ulcers.
Department of Dermatology and Cutaneous Surgery, University of Miami
Miller School of Medicine, Miami, FL, USA. (Dapat diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23992899). (Diakses pada Minggu, 9
September 2018 pukul 02.20 WIB).
Sundari, F dan Djoko, H,. 2014. Pengaruh Terapi Madu Terhadap Luka Diabetik
Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rw 011 Kelurahan Pegirian
Surabaya. (Dapat diakses di https://media.neliti.com/media/
publications/104791-ID-pengaruh-terapi-madu-terhadap-luka-diabe.pdf).
(Diakses pada Jumat, 7 September 2018 pukul 23.27 WIB).
Tian, X, et al. 2014. Effects of honey dressing for the treatment of DFUs: A
systematic review. International journal of nursing sciences 1 (2014) 224e231.
(Dapat diakses di https://www.sciencedirect.com /science/article/
pii/S2352013214000489). (Diakses pada Sabtu, 8 September 2018 pukul
01.20 WIB).
14
LAMPIRAN