Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

Disusun dan diketik untuk memenuhi tugas mata kulih Keperawatan Medikal Bedah III

Oleh :

Deti Damayanti

171030100146

5H Keperawatan
Dosen Mata Kuliah : Ns. NI BODRO ARDI, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TANGERANG SELATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

I. Konsep Medis
A. Definisi
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan
kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal. Sel-sel kulit yang
sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan
sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul
dirasakan tidak begitu menganggu, sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita.
Daerah yang  sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering
terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah
(Mangan,2005).

B. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa faktor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit
yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari
maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta
ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti
matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit
daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan
jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar
melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit
meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini
dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak
kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan
kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir
seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan
karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap
munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota
keluarga yang lain juga akan meningkat.

C. Manifestasi Klinis
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya
mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin
lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras
kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian
tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan
mudah berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan
dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang
di sektarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah
diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah
berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah
lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin
lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal,
dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak
kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam
keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal.
Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas
permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

D. Klasifikasi Kanker Kulit


1. Karsinoma sel basal (KSB)
a. Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker
kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel
rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran
(metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat
berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit
sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang
paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi Klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya
diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada
lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu –
abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena
trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar
menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak
ada ulkus (Siregar, 2005).
c. Terapi dan Pengobatan :
Tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau
pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau pula
dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap
dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, leser, disuntikkan
(kemoterapi).

2. Karsinoma sel skuamosa


a. Definisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang
timbul dari dalam epidermis. Meskipun biasanya muncul pada
kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula
timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena
sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system
limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian akibat
dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi Klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya
pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran
mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada
orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan
ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di
daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan
dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan
(Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau
ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula
berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan
mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi
meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran
getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
3. Melanoma maligna
a. Definisi
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit
yang paling ganas dan berasal dari system melanositik kulit.
Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang
singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi
juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat
menyebakan kematian (Marwali, 2000).
b. Manifestasi Klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan
dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita
melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau
tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
1. Perubahan dalam warna
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi
berpigmen
Kanker ini dapat dicurugai dengan ABCD yaitu :
A : Asimetris bentuknya tak beraturan.
B : Border atau pinggirannya juga tidak rata
C : Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area
lainnya, bisa kecoklatan sampai hitam.bahkan dalam kasus
tertentu ditemukan berwarna putih, merah, biru.
D : Diameternya lebih besar dari 6mm.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan
melanoma maligna dalam 5 stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in
situ)

2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen
dermis

5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan,
pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung
butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada
dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.

c. Terapi dan Pengobatan :


Melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling
ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa.
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah
pengangkatan secara komlik jaringan kanker dengan jalan
pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka
dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan disekitarnya.
Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau
tidak mau kelenjarnya juga diangkat.

E. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas
jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali
tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma
dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan
kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi
kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan
kira-kira 70-80%.
Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami
kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling
melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi
paling sdikit 2-3cm.
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan
penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, elektron, tau sumber-
sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel
melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya
adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara
langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil
atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini
meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang
dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik.
Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien
dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang
pada penyakit yang menyebar secara luas.
3. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja
baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan
mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk
umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus
calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin, dan
antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang
diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk
menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi
stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa
bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul
subkutan dapat menyebabkan regresi lesi
b. Penatalaksanaan perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran
perawat adalah :
- Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
- Pemberian analgetik yang tepat.
- Meredakan ansietas
- Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker
kulit atau penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa.
Metode pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara melakukan anamnesis
riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan mole yang
kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dapat juga dilakukan diangnosis
dengan laser. Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia
dan struktur yang telah berlangsung dibawah permukaan kulit manusia.
Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5
cm.
a. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang
memungkinkan dalam evaluasi warna dan struktur epidermis secara
mikro (histologis) yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur histologis dapat
membedakan apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada lesi
kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan adalah ABCDE (asymmetry,
irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion),
bila hal tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi
tersebut bersifat ganas (karsinoma).
b. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk
pemeriksaan histologis, untuk membantu menetapkan diagnosis, serta
staging tumor (menentukan keganasan). Waktu pelaksanaan biopsy
sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis
yang dipergunakan pada staging. Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat
setelah dilakukan biopsy, maka akan Nampak perdarahan pada jaringan
lunak yang memberikan kesan gambaran suatu keganasan pada jaringan
lunak. Dikenal dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu :
1. Biopsi Tertutup
Dengan menggunakan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi) untuk
melakukan sitodiagnosis.merupakan salah satu cara biopsy melakukan
diagnosis pada tumor.
2. Biopsi terbuka melalui tindakan operatif.
Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk
pemeriksaan histologikdan pemeriksaan ultramilkroskopik, mengurangi
kesalahan pengambilan jaringan dan mengurangi kecenderungan
perbedaan diagnostik tumor jinak atau ganas seperti antara enkodroma
dan kondrosarkoma, osteoblastoma, dan osteosarcoma. Biopsiterbuka
tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitanpada prosedur
operasi berikutnya, missal pada reseksi en-block

G. Pencegahan
a. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna
coklat kekuningan jika kulit anda mudah terbakar.
b. Hindari pejanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya
ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 wib –
15.00 wib.
c. Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV.
d. Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika anda harus berjemur
bawah terik matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar
matahari yang berbahaya. Oleskan preparat tabir surya kembali
sesudah terkena terik matahari dalam waktu yang lama.
e. Gunakan pelembab bibir ata ligloss yang mengandung reparat tabir
surya dengan angka SPF tinggi.
f. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya:topi, kemeja
tangan panjang).
g. Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna
cokelat kekuningan
H. Komplikasi
Kecacatan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut
kambuh ada wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas
dibutuhkan seperti halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi
metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan
masih mungkin di lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri
berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.

I. Patofisiologi
Sel skuamosa terbentuk di lapisan atas atau sel terluar. Mereka
memiliki bentuk datar dan ketika mereka mengelupas maka akan terbentuk
sel-sel baru. Bagian bawah epidermis ada sel basal.

Sel-sel basal bergerak ke atas, dan ketika mereka membelah akan menjadi
sel-sel skuamosa. Melanosit adalah sel-sel produsen pigmen coklat yang
disebut melanin. Melanin memberi warna cokelat atau hitam pada kulit.
Semakin banyak melanin, semakin hitam kulit seseorang. Dikatakan orang
berkulit putih, karena melanosit memproduksi sedikit melanin.
Ketika kulit terkena sinar matahari, sel-sel ini membuat lebih banyak
melanin. Membran basalis memisahkan epidermis dari lapisan kulit yang
lebih dalam dermis dan subkutis.
Karsinoma Sel Basal jenis kanker kulit yang paling umum adalah
karsinoma sel basal (BCC: basal cell carcinoma). BCC sering berkembang
pada bagian-bagian tubuh yang mendapatkan paparan sinar matahari paling
banyak. Secara khusus, 85% BCC ditemukan di kepala atau leher. Hidung
adalah tempat yang sangat umum untuk BCC. Sekitar seperempat dari tumor
BCC terjadi di sana. Sinar ultraviolet (UV) dari matahari atau tempat tidur
tanning (tanning bed) dapat merusak DNA di dalam sel-sel kulit. Perubahan
DNA, atau mutasi genetik, dapat menyebabkan pertumbuhan sel liar tidak
terkontrol. Perubahan genetik terpenting dalam karsinoma sel basal adalah:
- PTCH1
- TP53
- SMO

PTCH1 dikenal sebagai “agen supresor tumor.” Ini seperti saklar “off
switch” yang bekerja membantu sel-sel untuk tumbuh pada tingkat normal.
Jika PTCH1 bermutasi , sakelar mati tidak berfungsi lagi. Hasilnya adalah
pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

TP53 adalah gen penekan tumor lain yang bermutasi pada hampir 40%
tumor BCC. Mutasi lain yang cukup umum di BCC terjadi pada gen SMO.
SMO dikenal sebagai “proto-onkogen” atau sejenis gen yang membantu sel
tumbuh, membelah, dan tetap hidup. Ketika SMO bermutasi, ia terus “aktif.”
SMO bermutasi sekitar 12% untuk pengembangan kanker kulit karsinoma
sel basal.

Karsinoma sel skuamosa (SCC:Squamous cell carcinoma) juga sering


ditemukan pada bagian tubuh yang sering terpapar matahari. Secara khusus,
SCC ditemukan di tangan, lengan bawah, wajah, dan leher. SCC biasanya
dimulai sebagai keratosis aktinik. Keratosis aktinik adalah bercak bersisik
yang berkembang ketika sinar UV merusak lapisan kulit atas. Diperkirakan
6% hingga 10% keratosis aktinik akan menyebar ke lapisan dermis, menjadi
karsinoma sel skuamosa. Sinar UV yang merusak DNA berkontribusi pada
kanker kulit karsinoma sel skuamosa. Mutasi spesifik untuk beberapa kasus
SCC adalah bidang penelitian yang sedang berlangsung. Para ilmuwan
berharap bahwa penelitian ini akan mengarah pada pengobatan baru untuk
menargetkan mutasi tertentu.

Melanoma mutasi gen juga tampaknya memainkan peran dalam banyak


kasus melanoma. Tipe mutasi gen yang paling umum adalah:

- BRAF
- NRAS

Mutasi ini mungkin menjelaskan mengapa faktor-faktor risiko tertentu


menyebabkan melanoma pada beberapa orang tetapi tidak untuk yang lain.
Sebagai contoh, sebagian besar tahi lalat tidak berubah menjadi melanoma,
tetapi beberapa terjadi pada orang tertentu.

Frekuensi setiap mutasi itu bisa berbeda dalam kasus melanoma. Sebagai
contoh, mutasi BRAF ditemukan pada 10% melanoma yang berkembang
pada kulit yang terpapar sinar matahari, dan 50% melanoma terjadi pada
kulit yang tidak terpapar.

Bagaimana melanoma menyebar? Penyebaran sel kanker dari tumor kulit


asli ke bagian tubuh lainnya disebut metastasis. Sel melanoma menyebar
melalui sistem limfatik. Getah bening adalah cairan yang mengandung sel-
sel darah putih. Getah bening bergerak melalui tubuh melalui pembuluh
getah bening. Kelenjar getah bening adalah kelompok sel yang menyaring
getah bening, menghilangkan bakteri dan membuang zat berbahaya lainnya.
Setelah melanoma tumbuh di lapisan dermis, ia bisa masuk ke pembuluh
getah bening
J. Pathway

Pemutih kulit (alergen)

Sebagai antigen

Penolakan antibody (IgE)


Integument dengan antigen

Reaktivitas kulit

Perubahan reseptor histamine

Gatal-gatal

permeabilitas vaskuler krusakan kapiler


dan jaringan

permeabilitas vaskuler perubahan aliran


Dan jaringan sekitar darah

v
faktor pruiritagenik inflamasi jaringan
sekitar
garukan (mekanik)
saraf nocireseptor

berdarah/luka lesi kulit dan kapiler robek hipotalamus

Resiko Infeksi Kerusakan Integritas Kulit

Nyeri
K. Asuhan Keperawatan Kanker Kulit
a. Kasus
Nn. Dee (23tahun), seorang mahasiswa rajin menggunakan produk
pemutih kulit untuk memutihkan wajah dan badannya. Sudah 1 bulan ini
mengalami masalah dengan kulitnya, tahi lalat yang ada di wajahnya
yaitu pipi sebelah kanan makin lama makin membesar, warnanya makin
menghitam, terasa gatal dan nyeri jika ditekan, serta berdarah bila di
garuk. Setelah dilakukan tindakan biopsy oleh dokter Nn.Dee mengalami
gatal dibagian luka sayatan.
b. Pengkajian
Nama : Nn.Dee
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : pelajar/mahasiswa
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Terdapat tahi lalat diwajahnya yaitu pipi sebelah kanan makin lama
makin membesar, warnanya makin menghitam, terasa gatal dan nyeri,
serta berdarah bila digaruk, pasien merasa malu dan tidak mau berangkat
kuliah.
d. Pengkajian Fisik
1. Inspeksi
Terdapat tahi lalat di pipi sebelah kanan, warnanya makin lama
makin menghitam, pasien terliahat malu.
2. Palpasi
Luka berdarah makin membesar, warna tahi lalat makin menghitam,
Dan nyeri jika ditekan.
e. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan biopsi terhadap kulit, kulit mengalami
hipersensitivitas dan mengalami perubanhan dari segi warna serta
bentuk.
f. Analisa data

No Data Fokus Problem Etiologi


1, Ds: Nyeri Agen – agen cidera
1. Pasien mengatakan nyeri biologis
disentuh/tekan (pembesaran jaringan)
P : pasien mengatakan nyeri jika
disentuh/tekan
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : maksilaris
S : skala 6
T : kadang-kadang
2. Pasien tampak gelisah
Do : pasien tampak menahan
nyeri
2. Ds : Pasien mengatakan gatal. Gangguan Integritas Kerusakan jaringan
Do : Kulit pasien berdarah saat kulit
digaruk
3. Ds : - Resiko infeksi Organ yang diambil
Do: Ps terlihat menggaruk kulit stampelnya
bekas luka sayatan

g. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen sidera biologis
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan krusakan jaringan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan organ yang diambil stampelnya

h. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. keperawatn
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Berikan
dengan agen sidera tindakan keperawatan lingkungan yang
biologis selama 1x24jam klien tenang dan
mengatakan nyeri tunjukkan
berkurang dengan perhatian yang
kriteria hasil : tulus kepada
1. Tampak rileks klien.
2. skala nyeri 2. Ajarkan teknik
berkurang, relaksasi distraksi
3. klien dapat 3. Pantau nyeri
istirahat (karakteristik,
4. klien mampu lokasi, intensitas,
menggunaan durasi), catat
metode distraksi setiap respon
verbal/non
verbal.
4. Kolaborasi
pemberian
histamine
2. Gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Cegah adanya
kulit berhubungan tindakan keperawatan gesekan pada
dengan krusakan selama 2x24jam dapat kulit.
jaringan meningkatkan 2. Jaga agar kulit
penyembuhan luka tetap kering.
dengan kriteria hasil : 3. Kaji luka pada
1. Kulit terlihat fase akut:
utuh perubahan warna,
2. Terbebas dari kulit, membran
adanya lesi mukosa dan
jaringan kuku.
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Tempatkan pada
berhubungan dengan tindakan keperawatan ruangan yang
organ yang diambil selama 2x24jam infeksi khusus.
sayatannya pada klien tidak terjadi 2. Cuci tangan
lagi dengan kriteria untuk semua
hasil : petugas dan
1. Klien terbebas pengunjung.
dari resiko 3. Berikan periode
infeksi istirahat tanpa
2. Menunjukan gangguan
kemampuan 4. Kolaborasi
untuk mrncegah dengan tim medis
terjadinya dalam pemberian
infeksi obat sesuai
3. Gatal hilang indikasi
mengenai
antibiotic

i. Implementasi keperawatan

No Dx Implemetasi SOAP
. Keperawata
n
1. Nyeri 1. Memberikan S:
berhubungan lingkungan yang - klien mengatakan
dengan agen tenang dan nyeri berkurang
sidera tunjukkan perhatian - Skala nyeri 4
biologis yang tulus kepada - Klien mengatakan
klien. sudah mengerti
2. Mengajarkan teknik tentang teknik
relaksasi distraksi relaksasi distraksi
3. memantau nyeri O :
(karakteristik, - Klien tampak tenang
lokasi, intensitas, dari sebelumnya
durasi), catat setiap - Klien tampak sudah
respon verbal/non bias melakukan
verbal. teknik relaksasi
4. Berkolaborasi distraksiKlien dapat
pemberian histamine istirahat
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

2. Gangguan 1. Mencegah adanya S : Klien mengatakan gatal


integritas gesekan pada kulit. berkurang
kulit 2. Menjaga agar kulit O :
berhubungan tetap kering. - Kulit Klien Tampak
dengan 3. Mengkaji luka pada utuh
krusakan fase akut: perubahan - Klien Tampak
jaringan warna, kulit, terbebas dari adanya
membran mukosa lesi jaringan
dan kuku. A : Intervensi teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Resiko infeksi 1. Menempatkan pada S : -
berhubungan ruangan yang O :
dengan organ khusus. - Pasien terlihat
yang diambil 2. Mencuci tangan tampak tidak
sayatannya untuk semua petugas menggaruk kulit
dan pengunjung. wajahnya
3. Memberikan periode - Klien terlihat
istirahat tanpa infeksinya
gangguan berkurang
4. Berkolaborasi A : Intervensi teratasi
dengan tim medis P : intervensi dihentikan
dalam pemberian
obat sesuai indikasi
mengenai antibiotic

DAFTAR PUSTAKA

https://akhlisnurse.blogspot.com/2018/03/makalah-kanker-kulit.html

https://klinikhijau.com/penyakit/kanker-kulit/patofisiologi-kanker-kulit/
https://klinikhijau.com/penyakit/kanker-kulit/patofisiologi-kanker-kulit/

Anda mungkin juga menyukai