Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK BALITA

Disusun dan ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas

Kelompok 1 :

Aprizal zarkasih

Deti damayanti

Ika nurhasanah

Yayu istiqomatul fitri

DOSEN MATERI KULIAH : Ns.Selvi,S.Kep.,M.kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TANGERANG-SELATAN

2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan komunitas, pada semester V, ditahun ajaran 2019 dengan judul
asuhan keperawatan komunitas pada kelompok balita. Dengan membuat tugas ini, kami
diharapkan untuk lebih mengetahui tentang asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
balita. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membatu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs.H. Darsono Selaku Ketua Yayasan STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang
2. Bapak Dr.H.M. Hasan, SKM.,M.Kes Selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang
3. Ibu Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep Selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang..
4. Ns.Selvi,S.Kep.,M.kep.Selaku dosen mata kuliah keperawatan komunitas, yang telah
memberikan tugas ini

5. Orang Tua/Wali Murid S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang


yang telah memberikan dukungan moral, material, dan spiritual
6. Teman-teman S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang yang
memberikan dorongan dan semangat

Kami menyadari, sebagai mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna untuk membuat makalah yang lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.

2
Daftar isi

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama.Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang samadengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana merekatinggal, kelompok
sosial yang mempunyai minat yang sama (Riyadi, 2007). Salah satukelompok khusus
dalam keperawatan komunitas adalah kelompok bayi dan anak.Masalah kesehatan bayi,
dan anak di Indonesia masih menjadi perhatian serius,karena masih tingginya angka
kematian bayi di Indonesia bila dibandingkan dengan targetRPJM 2005-2009 dan RPJM
2010-2014 dimana targetnya adalah menurunkan AngkaKematian Bayi (AKB) menjadi 23
per 1.000 kelahiran hidup, menurunkan AngkaKematian Balita (AKBal) menjadi 32 per
1.000 kelahiran hidup. Masalah utama yangmenyebabkan tingginya angka kematian bayi,
dan anak di Indonesia adalah gizi buruk.Hampir lebih dari 2 juta anak, dan bayi mengalami
gizi buruk (Atmaria, 2005). Prevalensigizi kurang dan gizi buruk berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun2007 ke 2010 untuk gizi kurang tetap 13,0 dan
untuk gizi buruk dari 5,4 menjadi 4,9. Padasaat ini masalah terbesar yang disebabkan oleh
gizi buruk yang banyak dijumpai dikalangan anak-anak Indonesia adalah penghambatan
pertumbuhan intra-uterin, malnutrisi protein energi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin
A, anemia defisiensi zat besi danobesitas (Atmaria, 2005).Diare dan pneumonia
merupakan penyebab kematian berikutnya pada bayi dananak, disamping penyakit lainnya
serta dikontribusi oleh masalah gizi. Untuk mengatasimasalah yang sering menimbulkan
kematian pada bayi, dan anak, pemerintah telahmembuat program dan kebijakan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian pada bayi dan anak, diantaranya adalah
kegiatan Posyandu, BKB (Bina Keluarga Balita), dan program PAUD. Sementara sebagai
perawat, yang dapat dilakukan di komunitas adalahmemberi penyuluhan atau pendidikan
kesehatan baik untuk topik sehat atau pun sakitseperti nutrisi, latihan, penyakit dan
pengelolaan penyakit pada balita, serta memberinformasi kepada ibu tentang pentingnya
pemberian ASI dan tahap perkembangan yangterjadi pada masa bayi

4
B. Rumusan Masalah
Focus pembahasan pada makalah ini adalah konsep dan asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok bayi dan anak.
C. Tujuan Maslah
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai asuhan keperawatan pada
kelompok khusus bayi dan anak.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran, Fungsi Dan Etika Perawat Dalam Keperawatan Komunitas


1. Peran perawat komunitas
Bagi perawat kesehatan masyarakat ada 2 istilah yang harus dipahami didalam
perawatan kesehatan masyarakat yaitu: Public Health Nursing (PHN) dan Community
Health Nursing (CHN).
Kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu perawwatan kesehatan
masyarakat. Ruth. B. Freeman dalam bukunya: Public Health Nursing Practice 1961,
tetapi pada tahun 1981, beliau menulis dalam bukunya: Community Health Nursing
Practice. Jadi istilah PHN adalah istilah lama sedangkan mulai tahun 1981 dipakai
istilah Community Health Nursing, perubahan istilah tersebut dikarenakan PHN
mengandung pengertian yang sangat luas, tidak terbatas, misalnya Masyarakat
Indonesia, Masyarakat Gresik, Masyarakat Lamongan, Masyarakat Eropa dan lain
sebagainya.
1) Peran Perawat Komunitas
Banyak peran yang dapat dilaksanakan oleh seorang perawat dalam
keperawatan di komunitas, namun secara garis besar peran yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Peran perawat pada individu atau keluarga
Adapun peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagi
berikut:
a) Peran sebagai pelaksana kesehatan
Yaitu seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan
team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam system
pelayanan kesehatan.(Nasrul Effendi, 1998:23).Clinical nurse specialist
attau perawat spesialis klinik, yaitu memberikan pelayanan pada tingkat
individu, keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung jawab pada peran
ini adalah melalui upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat menggunnakan
pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses kkeperawatan, dan
dalamhal ini perawat bertindak selaku comforter atau pemberi rasa
6
nyaman, protector dan advocate yaitu pelindung dan pembela,
commnunicator, mediator dan rehabilitas.
b) Peran sebagai pendidik
Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di
masyarakat dilakukan secara teroganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran ini
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat komunitas) dan anggota
profesi lain dalam bentuk formal ataupun non formal. Pengajaran yang di
lakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningakatkan kesehatan
masyarakat. Focus pengajaran dapat berbentuk, penanaman perilaku sehat,
peningkatan nutrisi dan pengaturan diet, olah raga, pengelolaan Stress,
pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang
berkelanjutan, pendidikan tentang penggunaan obat, pendidikan tentang
perawatan mandiri.
c) Peran sebagai konseling
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan sebagai tempat bertanya
oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang
dihadapai yang pada akhirnya dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
d) Peran menajerial sebagai konsultan dan advocator
Manajemen berarti: suatu proses yang merupakan rangkaian kegiatan-
kegiatan yang sistematik, manajemen adalah alat dari administrasi untuk
mencapai tujuan. Tugas-tugas manajer adalah sebagai:
1). Pengambilan keputusan
2). Pemikul tanggung jawab
3). Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
4). Pemikiran konseptual
5). Bekerjasama denagan dan melalui orang lain
6). Mediator, politikus dan diplomat.

7
e) Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Permasalahan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan tahap
perkembangan pada anak : usia presekolah (4-6 th), usia sekolah (6-12 th)
dan adolescent (13-19 th). Kegiatan yang dilakukan adalah : skrining,
penemuan kasus, surveillance status imunisasi, pengelolaan keluhan ringan
dan pemberian obat-obatan.
f) Perawat kesehatan di rumah / hospice care
Adalah bagian dari rangkaian perawat kesehatan umum yang
disediakan bagi individu.Keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan
memulihkan kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan
meminimalkan penyakit.

2. Fungsi perawat komunitas


Definisi fungsi
Suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat
berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain.
a. Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya
Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya antara lain fungsi independent,
fungsi dependent dan fungsi interindependent.
a). Fungsi independent
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara sendiri, tidak
tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya. Perawaat harus dapat
memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia baik bio, psiko, sosio/cultural maupun spiritual,
mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai
pada tingkat masyarakat, dan juga mencerminkan pada tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai molecular.
Kegiaatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat serta
bertanggung gugat atas rencana dan keputusannya.
b). Fungsi dependent
Kegiaatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas
instruksi dari tim kesehatan lainnya ( dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya ).
c). Fungsi interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik
dalam perawatan maupun kesehatan.
8
3. Etik keperawatan kesehatan komunitas
a. Definisi
Etik atau ethics berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata ethos yang berarti
kebiasaan, adat, perilaku atau karakter. Sedangkan berdasarkan kamus Webster
etik adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Maka dari pengertian diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar yaitu baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab. Jadi, etika
adalah berhubungan dengan pertimbangan membuat keputusan terhadap suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan apa
yang harus dilakukan moral. Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur
perilaku moral dalam keperwatan.Keputusan berdasarkan kode etik vsebagai
standar yang diukur dan dievaluasi perilaku moral perawat.
Etika keperawatan kesehatan komunitas : etika adalah pengambilan keputusan
berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien dan bertanggung jawab profesi.
Hak klien atas kesehatannnya adalah merupakan hak yang bersifat alami dimana
tiap masyarakat berhak memperoleh derajat kesehaatan yang seoptimal mungkin.
Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak untuk mendapatkan pelayanan atas
barang dan jasa kesehatan yang berupa :
a) Hak untuk mendapatkan pelayanan yang terhormat
b) Memperoleh informasi pengobatan yang lengkap
c) Informasi untuk suatu persetujuan
d) Penolakan pengobatan
e) Minta dilayani
f) Penolakan partisipasi riset
g) Kesinambungan pelayanan
h) Informasi tentang peraturan
b. Prinsip etika dalam keperawatan kesehatan komunitas
a) Prinsip kebaikan
Yaitu mempertimbangkan bahaya dengan keuntungan dan analisa kebutuhan
biaya dalam penentuan dampak terhadap populasi.
b) Prinsip autonomi
Yaitu menghormat pada orang karena tiap individu mempunyai hak untuk
menentukan rencana hidupnya, menyiapkan persetujuan informasi, bebas
9
memilih dan menolak tindakan serta perlindungan terhadap autonomi yang
hilang.Individu mempunyai kebebasan untuk menentukan tindakan atau
keputusan berdasarkan rencana yang mreka pilih. Masalah yang muncul dari
penerapan prinsip otonomi adalah adanya variasi kemampuan klien yang
dipengaruhi banyak hal:
1. Tingkatan kesadaran
2. Usia
3. Penyakit
4. Lingkungan rumah sakit
5. Ekonomi
6. Tersedianya informasi dan lain-lain (vatch dan fry, 1987)
7. Kejujuran atau veracity

Prinsip dalam pengertian memberikan asuhan keperawatan tindakan yang


dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan kapasitas komunitas.Atau
menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak melakukan kebohongan.Kejujuran
harus dimiliki oleh perawat saat berhubungan dengan klien.Kejujuran
merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat klien.

B. Proses Keperawatan komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
a. Pengumpulan Data
Tujuan:
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan
analisa untuk pemecahan masalah.
Pengumpulan data meliputi :
10
1) Data Inti
a) Riwayat / sejarah perkembangan desa
Data ini dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal  dan informal
dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
data umum mengenai lokasi daerah binaan ( yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas ), luas wilayah, iklim, tipe komunitas ( masyarakat
rural atau urbal ), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas, dan pola perubahan komunitas.
b) Data demografi – penduduk
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan umur, Sekolah, ras atau suku,
jenis kelamin, tipe keluarga, status perkawinan, bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, dan pekerjaan.
c) Vital statistikJabarkan atau uraikan data mengenai angka kelahiran, angka
kematian atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota.
d) Keadaan geografi
e) Luas wilayah
f) Nilai, kepercayaan, dan Agama
g) Derajat kesehatan masyarakat (disajikan dalam bentuk tabeldistribusi
frekuensi).
data yang dikaji antara lain  mulai dari angka mortalitas, morbiditas, IMR,
MMR, dan cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas di
kelompokkan berdasarkan kelompok berikut ini:
(1) Kelompok usia. Mulai dari bayi , balita, usia sekolah, remaja dal lansia
(2) Kelompok khusus di masyarakat. Mulai dari ibu hamil, pekerja
industri, kelompok penyakit kronis, dan penyakit menular.

b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan
langkah–langkah sebagai berikut :
1) Klasifikasi / katagori data
2) Perhitungan persentasi
3) Tabulasi data
4) Interprestasi data

11
c.  Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah :
1) Analisa Korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub –
variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
2) Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap sebagai
masalah
a) Insiden penyakit terbanyak
b) Keluhan yang paling banyak dirasakan
c) Pola / perilaku yang tidak sehat
d) Lingkungan yang tidak sehat
e) Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif
f) Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
g) Target / cakupan program yang kurang tercapai
3) Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya
disebut dengan etiologi.
a) Faktor budaya masyarakat
b) Pengetahuan yang kurang
c)  Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal
e) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
f) Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat
g) Kurang efektifnya pengorganisasian 
h) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i)  Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l) Faktor finansial
m) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan yang kurang
efektif

12
2. Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat dilakukan
intervensi. Namun, masalah yangtelah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi
sekaligus. Oleh karena itu, perawat komunitas harus membuat prioritas masalah.
a. Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan diantaranya adalah:
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

3. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat yang nyata ( aktual ), resiko / resiko tinggi, dan potensial.
1) Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor      ( (utama)
sehingga masalah cukup valid untuk diangkat.
2) Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor –
faktor dikomunitas yang beresiko.
3) Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat dikomunitas.
Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan kegiatan
promotif dan preventif.
Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
1) Problem ( masalah )
2) Etiologi ( penyebab )
3) Sign / Siptom ( tanda / gejala )

13
b. Problem (Masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
tidak terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah menurut OMAHA, yaitu :
1) Pemilikan Lingkungan:
a) Pendapatan
b) Sanitasi
c) Pemukiman
d) Keamanan pemukiman / tempat kerja
2) Pemilikan Psikososial:
a) Komunikasi dengan sumber masyarakat
b) Kontak sosial
c) Perubahan peranan
d) Kegelisahan agama
e)  Stabilitas sosial
f)  Penelantaran anak / ramaja
g)  Pertumbuhan dan perkembangan
3) Pemilikan Fisiologis
a) Pendengaran
b) Pengelihatan
c) Berbicara dan bahasa
d) Fungsi neuromuskuler
e) Respirasi
f) Sirkulasi
g) Digesti
4) Pemilikan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
a) Nutrisi
b) Pola istirahat
c) Aktifitas fisik
d) Kebersihan perorangan
e) Penyalahgunaan obat
f) Keluarga berencana
c. Etiologi (Penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :

14
Faktor budaya masayarakat
1) Pengetahuan yang kurang
2) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
3) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
4) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
5) Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
6) Kurang efektifnya pengorganisasian
7) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
8) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
9) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
10) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
11) Faktor finansial
12) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif
d. Sign / Siptom ( tanda / gejala )
Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
1) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
2) Data – data yang menunjang timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal–hal
sebagai  berikut :
1) Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat
4. Perencanaan
a. Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan ang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Jadi, perencanaan
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusunharus
mencakup elemen-elemen berikut ini.
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup :
1) Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai
2) Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan
15
3) Kriteria hasil untuk mencapai tujuan

b. Merumuskan Tujuan
1) Kriteria rumusan tujuan :
a) Berfokus kepada masyarakat
b) Jelas dan singkat
c) Dapat diukur dan diobservasi
d) Realistik
e) Waktu relative dibatasi ( jangka pendek dan jangka panjang)
f) Melibatkan peran serta masyarakat
2) Formulasi rumusan tujuan keperawatan
a) Satuan subyek masyarakat  ( S= Subjek )
b) Perilaku masyarakat  ( P= Predikat )
c)  Satuan predikat ( kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat/ K.1=
Kondisi  )
d) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan (K.2= Kriteria )
Rumus :
Formulasi : T = S + P + K.1 + K.2
Selain itu, dalam perumusan tujuan juga dibuat hal-hal berikut ini:
(1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan.
(2) Perilaku yang diharapkan berubah.
S    : Specific.
M   : Measurable atau dapat diukur.
A    : Attainable atau dapat dicapai.
R   : Relevan/realistis atau sesuai.
T    : Time-Bound atau waktu tertentu.
S    : Sustainable atau berkelanjutan.
c. Rencana Tindakan Keperawatan
1) Langkah – langkah dalam perencanaan
a) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
b) Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
c) Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan (MMD /
lokakarya mini).
d) Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.

16
e) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat  memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masayarakat.
f) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g) Tindakan harus bersifat realistik
h) Disusun secara berurutan
2) Kriteria Hasil Untuk Mencapai Tujuan
Kriteria dalam perencanaan :
a) Memakai kata kerja yang tepat
b) Dapat dimodifikasi
c) Bersifat spesifik
(1) Siapa yang akan melakukan ?
(2) Apa yang dilakukan ?
(3) Dimana dilakukan ?
(4) Kapan dilakukan ?
(5) Bagaimana melakukan ?
(6) Frekuensi melakukan ?
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok – kelompok
yang ada di masyarakat, Puskesmas / Dinas Kesehatan atau sektor terkait lainnya,
yang meliputi kegiatan :
a. Promotif
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan
3) Standarisasi nutrisi yang baik
4) Penyediaan perumahan
5) Tempat – tempat rekreasi
6) Konseling perkawinan
7) Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika
8) Pemeriksaan kesehatan secara periodik
b. Preventif
1) Keselamatan dan kesehatan kerja
2) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
3) Pemberian nutrisi khusus
4) Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
17
5) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
6) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
7) Personal higiene dan kesehatan lingkungan
8) Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
9) Menghindari dari sumber energi
c. Pelayanan Kesehatan Langsung
1) Pelayanan kesehatan di Posyandu balita dan lansia
2) Home care
3) Rujukan
4) Pembinaan pada kelompok – kelompok masyarakat
a) Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan keperawatan:
(1) Berdasarkan respon masyarakat
(2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
(3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungan
(4) Bekerja sama dengan profesi lain
(5) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
(6)  Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat
secara esensial
(7) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
(8) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
b) Prinsip- prinsip lain yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated,
rasional, mampu dan mandiri, serta ugem (yakin atau percaya pada
kemampuannya).
(1) novatif :Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) serta berdasarkan pada iman dan
taqwa (IMTAQ).
(2) Integrasi :Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama
dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan.

18
(3) Rasional :Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional, demi
tercapainya rencana program yang telah disusun.
(4) Mampu dan mandiri :Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten dibidangnya.
(5) Ugem :Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Fokus implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah program kesehatan komunitas dengan
strategi community organization dan parthnerships in community
(model for nursing parthnerships).
c) Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan
(1) Keterlibatan petugas kesehatan non keperawatan, kader, tokoh
masyarakat dalam rangka alih peran
(2) Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan
(3) Keterpaduan ( tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana
dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lain.
(4) Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada
catatan yang disediakan.
6. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses  dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dibandingkan dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
prilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang telah ditetapkan atau diluruskan sebelumnya.
a. Macam-macam evaluasi
1) Formatif dan sumatif
2) input, proses, output
b. Fokus evaluasi :
1) Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru?
2) Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan? Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?

19
3) Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa keuntungan dari
program tersebut?
4) Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah fokus pada
formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
5)  Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada perubahan
prilaku dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan? Dan apakah status
kesehatan masyarakat meningkat?
c. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
1) Membandigkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
disediakan
2)  Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan tahap pelaksanaan
3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Kegunaan penilaian
1) Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan
2) Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan
yang diberikan
3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses keperawatan.
e. Hasil evaluasI :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu :
1) Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara maksimal
sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali, bahkan timbul masalah
baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam apakah terdapat problem dalam
data, analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai
dan menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

C. Standar Praktik keperawatan Komunitas


20
Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah :
1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu

D. Program Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi
Pada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan
suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh
lebih baik. Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat ke depan daripada melihat
kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan diarahkan pada upaya peningkatan kesempatan
demi keberhasilan program (Yusuf, 2000:2).
Evaluasi adalah tindakan intelektual untk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan
pelaksanaannya sudah berhasil di capai.
2. Tujuan
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini bisa di laksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan ( Klien telah mencapai tujuan yang di
tetapkan )
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan ( Klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (Klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan )
3. Tahapan
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)

21
a. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
1) Tekanan darah normal 120/80
2) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
3) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam
berdarah
b. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan olak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah 100/60,
klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu
menyebut satu cara pencegahan demam berdarah.
c. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
1) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.
4. Manfaat
a. Evaluasi program berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan
dari program yang dilaksanakan.
b. Menghentikan program, karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya,
atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
c. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan
(terdapat kesalahan tapi hanya sedikit).
d. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala
sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang
bermanfaat.
e. Menyebarluaskan program, karena program tersebut berhasil dengan baik maka
sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
5. Metode/alat
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
a. Observasi langsung
b. Wawancara
c. Memeriksa laporan
d. Latihan simulasi (Setiadi, 2008)

E. Proses Belajar Mengajar Dikomunitas


22
Secara umum belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan,
dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan sikap dan perilaku tertentu, ketika
menghadapi suatu keadaan. Perubahan perilaku yang terjadi disebabkan proses belajar
sehingga relative menetap (Azwar,1983:38).
Mengajar adalah suatu proses mengajak orang lain untuk memilki pengetahuan,
pandangan, keterampilan tertentu yang diajukan dalam suatu sikap dan perilaku tertentu
yang direncanakan sebelumnya (Azwar, 1983). Seorang promoter kesehatan dalam
melakukan tugasnya penting memiliki kemampuan mengajar agar mampu mengajak orang
lain untuk berperilaku sehat.
1. Proses Belajar
a. Latihan
Merupakan penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan mengulang-ulang
aktivitas tersebut. Proses ini menghasilkan tindakan yang tanpa disadari, cepat dan
tepat. Dalam kegiatan itu, tampak adanya gerakan berulang-ulang untuk
mencapaikesempurnaaan.
b. Menambah atau Memperoleh Tingkah Laku Baru
Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam
tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan
aktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh
sesuatu yang baru, yang dulu belum ada sekarang menjadi ada, yang belum
diketahuimenjadidiketahui.
kemampuan masyarakat dalam menerima pesan kesehatan tersebut.
Metode pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan besarnya kelompok masyarakat,
tingkat pendidikan masyarakat, dan tujuan pendidikan kesehatan.Pada sasaran
kelompok dan masyarakat, perawat komunitas dapat menggunakan metode
ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat (brain storning), dan demonstrasi.
2. Metode pembelajaran
a. Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi oleh perawat
komunitas kepada masyarakat untuk menjelaskan ide, pengertian, atau pesan
kesehatan disertai diskusi dan tnya jawab secara langsung. Tujuan penyampaian
cermah adalah menyajikan satu pandangan tentang masalah yang menarik, secara
langsung dan logis, menyajikan satu masalah untuk dibahas melalui diskusi umum
sehingga merangsang masyarakat untuk berpikir dan belajar lebih lanjut tentang
suatu masalah.
23
Keuntungan penggunaan metode ceramah, yaitu dapat diterapkan pada
sekelompok besar orang dewasa, tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu,
mudah diselenggarakan, dan dapat dilakukan pada masyarakat.
Perawat komunitas harus menguasai pokok pembicaraan dan harus dapat
memanfaatkan pendengarannya dengan menilai reaksi masyarakat baik verbal
maupun non verbal.Pandangan perawat harus tertuju pada semua sasaran
masyarakat dan perawat harus menggunakan suara yang cukup jelas dan
menunjukan performa yang menyakinkan serta menguasai seluruh topik materi
yang disampaikan.
b. DiskusiKelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan bila peserta diskusi kurang dari 15 orang. Agar
semua peserta diskusi dapat berpartisipasi, diperlukan tata letak duduk berhadapan
dan saling memandang satu sama lain, seperti saat melakukan refleksi diskusi
kasus (RDK). Melalui diskusi, diharapkan terjadi keterbukaan dan kebebasan
mengeluarkan pendapat. Dengan demikian, diperlukan peran fasilator
ataupemimpin diskusi untuk mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga
semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan
pendapatnya tanpa ada dominasi diantara mereka.
Keuntungan diskusi kelompok, yaitu dapat mendorong rasa kesatuan dan
menciptakan rasa kepemimpinan bersama dengan saling memberi dan menerima
pendapat. Kerungian diskusi kelompok adalah tidak dapat digunakan pada
kelompok besar karena dianggap kurang efektif dan dapat berlarut- larut, terutama
bila didominasi oleh orang- orang tertentu saja dan pemimpin diskusi tidak dapat
mengarahkan jalannya diskusi.
c. CurahPendapat
Curah pendapat (brain storrning) merupakan proses pemecahan masalah melalui
penyampaian usul semua kemungkinan pemecaha masalah oleh anggota, tanpa
krtik dan evaluasi atas pendapat tersebut. Curah pendapat dapat dilakukan pada
saat focus group discussion (FGD). Prinsip pelaksanaan curah pendapat sama
dengan diskusi kelompok, memerlukan pemimpin diskusi untuk memancing satu
masalah yang menarik untuk dibahas bersama dan menjadi kebutuhan masyarakat.
Curah pendapat bertujuan menciptakan suasana menyenangkan bagi peserta
diskusi, dengan menggembangkan daya kreatif untuk berpikir dan menggali
pendapat masyarakat dengan merangsang partisipasi semua peserta diskusi.
Keuntungan curah pendapat, yaitu dapat digunakan pada kelompok besar maupun
24
kecil dengan membangkitkan dan merangsang pendapat baru tanpa memberikan
evaluasi atas pendapat yang disampaikan, merangsang semua peserta untuk
berbicara dan mengeluarkan pendapat, dan tidak menyita banyak waktu.
Sedangkan kekuranga curah pendapat, yaitu sangat sulit membuat anggota
mengerti bahwa semua pendapatnya dapat diterima dan ada kecendrungan peserta
mengadakan evaluasi segera setelah pendapat diajukan, bahkan terkadang diskusi
“ lepas kendali”, terutama bila pemimpin diskusi atau fasilator kurang mampu
mengarahkan.
d. Demonstrasi
Demonstasi merupakan cara penyampaian ide yang dipersiapkan dengan teliti
untuk mengevaluasi perubahan psikomotor dengan memperlihatkan cara
melaksanakan suatu tindakan atau prosedur dengan alat peraga dan tanya jawab.
Demosntasi biasanya dilakukan oleh perawat komunitas untuk memberikan
gambaran tentang prosedur atau langkah- langkah pelaksanaan terapi modalitas
dan terapi pelengkap (terapi alternative) di masyarakat.
Tujuan demonstasi  adalah mengajarkan cara melaksanakan dan memperagakan
satu teknik baru, dengan menyakinkan masyarakat bahwa prosedur baru tersebut
telah terbukti bermanfaat. Selain itu, demonstrasi juga bertujuan meningkatkan
minat belajar dengan mencoba sendiri prosedur yang di demonstrasikan.

F. Terapi Tradisional
1. Jenis-Jenis Terapi Komplementer
Jenis-jenis terapi Komplementer sesuai PERMENKES
No:1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain:
a. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif  meliputi: akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, Ayurveda
c. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
d. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro
nutrient, mikro nutrient
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik,
EECP

25
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional, yaitu sebagai berikut :
a. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah
satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak
berperan pada sistem tubuh.
b. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2–3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan
oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
c. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik
pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya.
Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yaitu:
1) Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
2) Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
3) Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah
mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan
dilakukan pemantauan terus – menerus.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan
lainnya karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri –
sendiri.Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien

26
dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian
tubuh.Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara,
terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem
imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta
menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari
pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan
neuropati.
1. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum dan
menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan ringan,
pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih baik dan beradaptasi
dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses
keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan
stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses
relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke
otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk
mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan mereka.
Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
1) Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan, mempertahankan
perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan ringan untuk
periode yang lama).
2) Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang
tidak berguna).
3) Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang
tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya
secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan
melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.

b. Meditasi dan Pernapasan


Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan
perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap (Rakel dan

27
Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik
yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson,
komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang, (2) posisi
yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian. Praktik meditasi
tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari prosesnya dari
buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian besar
teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam,
relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai, menurunkan
konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta
menghasilkan laporan penurunan kecemasan.
Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kecemasan atau suasana yang menegangkan
2) Rasa kehilangan yang kronis
3) Sindroma kelelahan kronis
4) Rasa nyeri kronis
5) Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
6) Hipertensi
7) Kegelisahan
8) Harga diri rendah atau menyalahkan diri
9) Depresi ringan
10) Gangguan tidur
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit
psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai
contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat
menerima meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak
untuk mempelajari teknik tersebut.

c. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk
menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh,
memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya imajinasi
dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang memfasilitasi efek dari
teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri, di mana individu
menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing, dimana
selama seorang praktisi memimpin individu melalui skenario tertentu.

28
Imajinasi akan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat seperti
perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik imajinasi
melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga melibatkan indera pendengaran,
proprioseptif, pengecap, dan penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk
imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan tubuh-
pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien. Imajinasi telah
digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah dihancurkan oleh sel sistem
imun, untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri, dan untuk mencapai
ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan kondisi
kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih, sindrom prementasi
dan menstruasi, gangguan gastrointestinal ulceratif colotis, dan rheumatoid
arthritis.

29
CONTOH ASKEP KOMUNITAS PADA KELOMPOK BALITA

A. Penerapan Kasus
Di  kelurahan simomulyo posyandu pelangi III terdapat 66 balita yang terdiri diri dari :
0-12 bulan = 21, 13- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan = 30. Berdasarkan informasi dari kader
posyandu Balita yang gizi buruk 3 orang, Balita yang diare karena tidak cocok dengan
susu formula 6 orang, Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan
balita yang berada digaris kuning  dan digaris merah ) 5 orang. Sebagian besar ibunya
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik
sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan. Antar rumah saling berdekatan
sehingga jika terjadi kebaran sangat sulit buat petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air di bendung dan
tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di
depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan,
mayoritas warga beragama islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1 paud , 1
TK, 1 Atap SDN simomulyo, untuk beraktivitas warga menggunakan sepeda  motor
untuk alat transportasi. Biasanya  ibu- ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka
warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan
biaya Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita,
sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang pintu
gerbang jalan tol surabaya – malang dekat kampung warga.

1. PENGKAJIAN
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III
1. DATA INTI
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi terdapat 66 balita
Umur            : 0-12 bulan = 21
: 13- 36 bulan = 15
: 37- 60 bulan = 30

30
Pekerjaan      : sebagian besar ibu yang memiliki balita bekerja sebagai ibu
rumah tangga sedangkan kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai
buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan
Agama          : mayoritas islam
Data statistik:   Berdasarkan informasi dari kader setempat
- Balita yang gizi buruk 3 orang,
- Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang
- Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan balita yang
berada digaris kuning  dan digaris merah ) 5 orang

2. DATA  SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen,
pembangunan gorong- gorong di sungai sehingga air di bendung dan tidak
mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat,
jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di
buang sembarangan
b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas
c. Kebiasaan: balita yang berumur 36 – 60 bulan sering mengkonsumsi
makanan ringan  (snack) yang biasa di beli di warung- warung terdekat.
Serta sering mengkonsumsi mie instant
d. Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki
sedangkan untuk beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor
e. Pusat pelayanan:  terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
f. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
g. Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
2. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga perbulan
Rp. 900.000- 1.500.000.
4. Keamanan Dan Transportasi
Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk
masuk di pemukiman warga karena jarak antar rumah berdekatan dan gangnya

31
sangat sempit. Mayoritas warga menggunakan alat transportasi sepeda motor
untuk pergi beraktivitas.
5. Pemerintahan
Posyandu pelangi III merupakan RT 03 dan RW 09 di kelurahan
simomulyo.Kader yang dimiliki sebanyak 5 orang.

6. Politik
Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk
mengajarkan kepada ibu balita, agar segera memberikan oralit pada balitanya
yang terkena diare dan lansung di bawa ke puskesmas untuk tindakan lebih
lanjut.
7. Komunikasi
Komunikasi ibu yang dilakukan pada balitanya dengan komuniaksi
verbal maupun non verbal. Informasi dari RT/RW setempat dialkuakn dengan
menggunakan pengeras suara melalui siaran di masjid.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua balita 20 orang lulusan  SD,18 orang
SMP dan selebihnya SMA/ SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN
simomulyo.
9. Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka
warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung
dengan biaya Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang
memilki balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan
yang ada di sepanjang pintu gerbang jalan tol surabaya – malang dekat kampung
warga.                    
3. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
.

1. - Data dari kader terdapat 6 Sanitasi lingkungan Risiko terjadinya


balita yang diare akibat yang kurang baik peningkatan penyakit
pemberian susu formula. akibat lingkungan
yang kurang bersih
- pembangunan  gorong- (Diare) di kelurahan
gorong di sungi, sehingga Simomulyo.
air di bendung dan tidak
mengalir lancar, selokan di
32
depan rumah warga
banyak yang ttersumbat,
jalan di depan rumah
kotor, banyak kardus basah
sisa sampah banjir yang di
buang sembarangan.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih
(Diare) di Kelurahan Simomulyo berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
terhadap sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Diagnosa Pentingnya Perubahan (+) Penyelesaian Total score


keperawatan penyelesaian untuk untuk
komunitas masalah penyelesaian di peningkatan
1. R komunitas kualitas hidup
1. Tidak ada 1. Tidak ada
endah
2. Rendah 2. Rendah
2. S
3. Sedang 3. Sedang
edang
4. Tinggi 4. Tinggi
3. T
inggi
Risiko 2 2 2 6
terjadinya
peningkatan
penyakit akibat
lingkungan yang
kurang bersih
(Diare) di
Kelurahan
Simomulyo
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan
terhadap sanitasi
lingkungan yang
kurang baik.

5.INTERVENSI
33
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti 1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi
pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang oleh kesiapan fisik dan mental serta
penyakit dan perawatan anaknya. latar belakang pengetahuan sebelumnya.
2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, 2. Pemahaman tentang masalah ini penting
penyebab dan akibatnya terhadap gangguan untuk meningkatkan partisipasi
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas keluarga klien dan keluarga dalam
sehari-hari. proses perawatan klien
3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, 3. Meningkatkan pemahaman dan
frekuensi dan cara pemberian serta efek partisipasi keluarga klien dalam
samping yang mungkin timbul pengobatan.
4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan 4. Meningkatkan kemandirian dan kontrol
perineal setelah defekasi keluarga klien terhadap kebutuhan
perawatan diri anaknya
5. Anjurkan pada ibu-ibu untuk melakukan 5. Untuk menghindari terjadinya
pemilihan makanan dari segi kesehatan penyebaran kuman/bakteri pada
makanan yang tidak sehat
6. Berikan penyuluhan pada warga untuk 6. Supaya lingkungan bersih dan sanitasi
melakukan kerja bakti pada lingkungan rumah lingkungan menjadi lebih baik
dan desa

34
6.PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat PJ Sumber
keperawatan dana

Risiko 1.Tujuan umum : 1. Penyuluhan Warga Komunika 8 Kantor Lintang Mahasisw


terjadinya Kebutuhan tentang food Kelurahan si dan Agustu Posyandu B a
peningkatan cairan dan hygiene Simomulyo informasi s 2014 Pelangi III
penyakit akibat elektrolit (Lobi)
lingkungan terpenuhi pada
yang kurang balita di
bersih (Diare) posyandu
di Kelurahan pelangi III
Simomulyo b. Tujuan
2. Demonstrasikan
berhubungan khusus : Ibu-ibu Balai
pemberian oralit
dengan - Ibu-ibu yang Ceramah, Posyandu
kurangnya mengetahui memiliki tanya 11 Pelangi III
Agustu Indah
pengetahuan cara balita jawab,
s 2014 Agustin
terhadap menanggul diskusi
a
sanitasi angi
lingkungan gangguan
yang kurang keseimbang 3. Pemberian info
Balai
baik, an cairan mengenai alergi
Ibu-ibu Posyandu
dan susu sapi pada
yang Praktik Pelangi III
yang elektrolit balita dan hygiene
memiliki langsung
dimanifestasik yang harus 11
pada balita balita Fitria
an dengan Data dipenuhi Agustu
s 2014 Andini
dari kader
terdapat 6
balita yang 4. Anjurkan kepada
diare akibat ibu-ibu untuk Rumah
pemberian membawa masing-
susu formula balitanya jika Ibu-ibu

35
dan terjadi gejala diare yang Komunika masing
pembangunan memiliki si dan
gorong-gorong balita yang observasi 11 Retno
di sungai mengalami Agustu
sehingga air c. Evaluasi keluarga/rujukan diare s 2014
dibendung dan ibu mengenai
tidak lancar. penanggulangan diare
Posyandu
Ibu-ibu
Pelangi III
yang
memiliki
1. Lakukan pendekatan Ceramah,
tokoh masyarakat Balita
tanya
kelurahan Simomulyo 11 Mita
jawab,
Agustu Nur L.
diskusi
s 2014
Balai
- Masyarakat Kelurahan
dapat Keluarga/ib
Simomulyo
mengaplika 2. Kerja bakti bersama u kelompok
sikan warga Kelurahan balita yang
Ceramah,
sanitasi Simomulyo terkena
tanya Indah
yang baik diare
jawab, Agustin
di 13
diskusi a
lingkungan Agustu
s 2014

Kantor
Kelurahan
Warga Simomulyo
masyarakat
RT 03, RW Masjid,
09, Siaran papan
Kelurahan lewat pengumuma

36
Simomulyo masjid, n, rumah Retno
atau masing-
3. Penyuluhan tentang pamflet 15 masing
pemilihan makanan dari Agustu warga
segi kesehatan dan segi s 2014
ekonomi

Lingkungan
Semua
RT 03, RW
warga
09,
masyarakat
Kelurahan
RT 03, RW
Sidomulyo
09,
Kelurahan
4. Evaluasi Kerja Bakti Simomulyo
Praktik
langsung
Gebyar

18 Lingkungan
Semua RT 03, RW
Agustu
warga 09,
s 2014
masyarakat Kelurahan
RT 03, RW Sidomulyo
09,
Kelurahan
Simomulyo

20
Agustu Toni
s 2014
Observasi
Trisca

37
Daftar Pustaka

https://donnybenjolan.blogspot.com/2011/03/peran-fungsi-dan-etika-dalam-keperawan.html

https://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/proses-keperawatan-komunitas.html

https://fujihusada.blogspot.com/p/standar-praktik-keperawatan-komunitas.html

https://andinurrahmad.wordpress.com/category/standar-praktik-keperawatan-komunitas/

http://aldoariefta1998.blogspot.com/2017/10/proses-belajar-mengajar-dikomunitas.html

38

Anda mungkin juga menyukai