Disusun dan ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas
Kelompok 1 :
Aprizal zarkasih
Deti damayanti
Ika nurhasanah
TANGERANG-SELATAN
2019
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan komunitas, pada semester V, ditahun ajaran 2019 dengan judul
asuhan keperawatan komunitas pada kelompok balita. Dengan membuat tugas ini, kami
diharapkan untuk lebih mengetahui tentang asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
balita. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membatu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs.H. Darsono Selaku Ketua Yayasan STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang
2. Bapak Dr.H.M. Hasan, SKM.,M.Kes Selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang
3. Ibu Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep Selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang..
4. Ns.Selvi,S.Kep.,M.kep.Selaku dosen mata kuliah keperawatan komunitas, yang telah
memberikan tugas ini
Kami menyadari, sebagai mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna untuk membuat makalah yang lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.
2
Daftar isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama.Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang samadengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana merekatinggal, kelompok
sosial yang mempunyai minat yang sama (Riyadi, 2007). Salah satukelompok khusus
dalam keperawatan komunitas adalah kelompok bayi dan anak.Masalah kesehatan bayi,
dan anak di Indonesia masih menjadi perhatian serius,karena masih tingginya angka
kematian bayi di Indonesia bila dibandingkan dengan targetRPJM 2005-2009 dan RPJM
2010-2014 dimana targetnya adalah menurunkan AngkaKematian Bayi (AKB) menjadi 23
per 1.000 kelahiran hidup, menurunkan AngkaKematian Balita (AKBal) menjadi 32 per
1.000 kelahiran hidup. Masalah utama yangmenyebabkan tingginya angka kematian bayi,
dan anak di Indonesia adalah gizi buruk.Hampir lebih dari 2 juta anak, dan bayi mengalami
gizi buruk (Atmaria, 2005). Prevalensigizi kurang dan gizi buruk berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun2007 ke 2010 untuk gizi kurang tetap 13,0 dan
untuk gizi buruk dari 5,4 menjadi 4,9. Padasaat ini masalah terbesar yang disebabkan oleh
gizi buruk yang banyak dijumpai dikalangan anak-anak Indonesia adalah penghambatan
pertumbuhan intra-uterin, malnutrisi protein energi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin
A, anemia defisiensi zat besi danobesitas (Atmaria, 2005).Diare dan pneumonia
merupakan penyebab kematian berikutnya pada bayi dananak, disamping penyakit lainnya
serta dikontribusi oleh masalah gizi. Untuk mengatasimasalah yang sering menimbulkan
kematian pada bayi, dan anak, pemerintah telahmembuat program dan kebijakan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian pada bayi dan anak, diantaranya adalah
kegiatan Posyandu, BKB (Bina Keluarga Balita), dan program PAUD. Sementara sebagai
perawat, yang dapat dilakukan di komunitas adalahmemberi penyuluhan atau pendidikan
kesehatan baik untuk topik sehat atau pun sakitseperti nutrisi, latihan, penyakit dan
pengelolaan penyakit pada balita, serta memberinformasi kepada ibu tentang pentingnya
pemberian ASI dan tahap perkembangan yangterjadi pada masa bayi
4
B. Rumusan Masalah
Focus pembahasan pada makalah ini adalah konsep dan asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok bayi dan anak.
C. Tujuan Maslah
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai asuhan keperawatan pada
kelompok khusus bayi dan anak.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
e) Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Permasalahan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan tahap
perkembangan pada anak : usia presekolah (4-6 th), usia sekolah (6-12 th)
dan adolescent (13-19 th). Kegiatan yang dilakukan adalah : skrining,
penemuan kasus, surveillance status imunisasi, pengelolaan keluhan ringan
dan pemberian obat-obatan.
f) Perawat kesehatan di rumah / hospice care
Adalah bagian dari rangkaian perawat kesehatan umum yang
disediakan bagi individu.Keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan
memulihkan kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan
meminimalkan penyakit.
b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan
langkah–langkah sebagai berikut :
1) Klasifikasi / katagori data
2) Perhitungan persentasi
3) Tabulasi data
4) Interprestasi data
11
c. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah :
1) Analisa Korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub –
variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
2) Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap sebagai
masalah
a) Insiden penyakit terbanyak
b) Keluhan yang paling banyak dirasakan
c) Pola / perilaku yang tidak sehat
d) Lingkungan yang tidak sehat
e) Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif
f) Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
g) Target / cakupan program yang kurang tercapai
3) Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya
disebut dengan etiologi.
a) Faktor budaya masyarakat
b) Pengetahuan yang kurang
c) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal
e) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
f) Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat
g) Kurang efektifnya pengorganisasian
h) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
i) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
j) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
k) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
l) Faktor finansial
m) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan yang kurang
efektif
12
2. Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat dilakukan
intervensi. Namun, masalah yangtelah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi
sekaligus. Oleh karena itu, perawat komunitas harus membuat prioritas masalah.
a. Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan diantaranya adalah:
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis
3. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat yang nyata ( aktual ), resiko / resiko tinggi, dan potensial.
1) Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor ( (utama)
sehingga masalah cukup valid untuk diangkat.
2) Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya faktor –
faktor dikomunitas yang beresiko.
3) Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat dikomunitas.
Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi komunitas yang sudah sehat tersebut dengan kegiatan
promotif dan preventif.
Komponen utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
1) Problem ( masalah )
2) Etiologi ( penyebab )
3) Sign / Siptom ( tanda / gejala )
13
b. Problem (Masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
tidak terjadi, dengan mengacu pada klasifikasi masalah menurut OMAHA, yaitu :
1) Pemilikan Lingkungan:
a) Pendapatan
b) Sanitasi
c) Pemukiman
d) Keamanan pemukiman / tempat kerja
2) Pemilikan Psikososial:
a) Komunikasi dengan sumber masyarakat
b) Kontak sosial
c) Perubahan peranan
d) Kegelisahan agama
e) Stabilitas sosial
f) Penelantaran anak / ramaja
g) Pertumbuhan dan perkembangan
3) Pemilikan Fisiologis
a) Pendengaran
b) Pengelihatan
c) Berbicara dan bahasa
d) Fungsi neuromuskuler
e) Respirasi
f) Sirkulasi
g) Digesti
4) Pemilikan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
a) Nutrisi
b) Pola istirahat
c) Aktifitas fisik
d) Kebersihan perorangan
e) Penyalahgunaan obat
f) Keluarga berencana
c. Etiologi (Penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
14
Faktor budaya masayarakat
1) Pengetahuan yang kurang
2) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
3) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
4) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
5) Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
6) Kurang efektifnya pengorganisasian
7) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
8) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
9) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
10) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
11) Faktor finansial
12) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif
d. Sign / Siptom ( tanda / gejala )
Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
1) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
2) Data – data yang menunjang timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal–hal
sebagai berikut :
1) Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat
4. Perencanaan
a. Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan ang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Jadi, perencanaan
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusunharus
mencakup elemen-elemen berikut ini.
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup :
1) Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai
2) Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan
15
3) Kriteria hasil untuk mencapai tujuan
b. Merumuskan Tujuan
1) Kriteria rumusan tujuan :
a) Berfokus kepada masyarakat
b) Jelas dan singkat
c) Dapat diukur dan diobservasi
d) Realistik
e) Waktu relative dibatasi ( jangka pendek dan jangka panjang)
f) Melibatkan peran serta masyarakat
2) Formulasi rumusan tujuan keperawatan
a) Satuan subyek masyarakat ( S= Subjek )
b) Perilaku masyarakat ( P= Predikat )
c) Satuan predikat ( kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat/ K.1=
Kondisi )
d) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan (K.2= Kriteria )
Rumus :
Formulasi : T = S + P + K.1 + K.2
Selain itu, dalam perumusan tujuan juga dibuat hal-hal berikut ini:
(1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan.
(2) Perilaku yang diharapkan berubah.
S : Specific.
M : Measurable atau dapat diukur.
A : Attainable atau dapat dicapai.
R : Relevan/realistis atau sesuai.
T : Time-Bound atau waktu tertentu.
S : Sustainable atau berkelanjutan.
c. Rencana Tindakan Keperawatan
1) Langkah – langkah dalam perencanaan
a) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
b) Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
c) Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan (MMD /
lokakarya mini).
d) Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
16
e) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masayarakat.
f) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g) Tindakan harus bersifat realistik
h) Disusun secara berurutan
2) Kriteria Hasil Untuk Mencapai Tujuan
Kriteria dalam perencanaan :
a) Memakai kata kerja yang tepat
b) Dapat dimodifikasi
c) Bersifat spesifik
(1) Siapa yang akan melakukan ?
(2) Apa yang dilakukan ?
(3) Dimana dilakukan ?
(4) Kapan dilakukan ?
(5) Bagaimana melakukan ?
(6) Frekuensi melakukan ?
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok – kelompok
yang ada di masyarakat, Puskesmas / Dinas Kesehatan atau sektor terkait lainnya,
yang meliputi kegiatan :
a. Promotif
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan / pendidikan kesehatan
3) Standarisasi nutrisi yang baik
4) Penyediaan perumahan
5) Tempat – tempat rekreasi
6) Konseling perkawinan
7) Pendidikan seks dan masalah – masalah genetika
8) Pemeriksaan kesehatan secara periodik
b. Preventif
1) Keselamatan dan kesehatan kerja
2) Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
3) Pemberian nutrisi khusus
4) Pengamanan atau penyimpanan barang, bahan yang berbahaya
17
5) Pemeriksaan kesehatan secara berkala
6) Imunisasi khusus pada kelompok khusus
7) Personal higiene dan kesehatan lingkungan
8) Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerja
9) Menghindari dari sumber energi
c. Pelayanan Kesehatan Langsung
1) Pelayanan kesehatan di Posyandu balita dan lansia
2) Home care
3) Rujukan
4) Pembinaan pada kelompok – kelompok masyarakat
a) Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan keperawatan:
(1) Berdasarkan respon masyarakat
(2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
(3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungan
(4) Bekerja sama dengan profesi lain
(5) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
(6) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat
secara esensial
(7) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
(8) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
b) Prinsip- prinsip lain yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated,
rasional, mampu dan mandiri, serta ugem (yakin atau percaya pada
kemampuannya).
(1) novatif :Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) serta berdasarkan pada iman dan
taqwa (IMTAQ).
(2) Integrasi :Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama
dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan.
18
(3) Rasional :Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional, demi
tercapainya rencana program yang telah disusun.
(4) Mampu dan mandiri :Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten dibidangnya.
(5) Ugem :Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Fokus implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah program kesehatan komunitas dengan
strategi community organization dan parthnerships in community
(model for nursing parthnerships).
c) Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan
(1) Keterlibatan petugas kesehatan non keperawatan, kader, tokoh
masyarakat dalam rangka alih peran
(2) Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan
(3) Keterpaduan ( tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana
dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lain.
(4) Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada
catatan yang disediakan.
6. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dibandingkan dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
prilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang telah ditetapkan atau diluruskan sebelumnya.
a. Macam-macam evaluasi
1) Formatif dan sumatif
2) input, proses, output
b. Fokus evaluasi :
1) Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau baru?
2) Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan? Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?
19
3) Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa keuntungan dari
program tersebut?
4) Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah fokus pada
formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
5) Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada perubahan
prilaku dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke depan? Dan apakah status
kesehatan masyarakat meningkat?
c. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
1) Membandigkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
disediakan
2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan tahap pelaksanaan
3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Kegunaan penilaian
1) Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan
2) Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan
yang diberikan
3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses keperawatan.
e. Hasil evaluasI :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu :
1) Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara maksimal
sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali, bahkan timbul masalah
baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam apakah terdapat problem dalam
data, analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai
dan menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
D. Program Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Pada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan
suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh
lebih baik. Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat ke depan daripada melihat
kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan diarahkan pada upaya peningkatan kesempatan
demi keberhasilan program (Yusuf, 2000:2).
Evaluasi adalah tindakan intelektual untk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan
pelaksanaannya sudah berhasil di capai.
2. Tujuan
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini bisa di laksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan ( Klien telah mencapai tujuan yang di
tetapkan )
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan ( Klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (Klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan )
3. Tahapan
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)
21
a. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
1) Tekanan darah normal 120/80
2) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
3) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam
berdarah
b. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan olak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah 100/60,
klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu
menyebut satu cara pencegahan demam berdarah.
c. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
1) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.
4. Manfaat
a. Evaluasi program berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan
dari program yang dilaksanakan.
b. Menghentikan program, karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya,
atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
c. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan
(terdapat kesalahan tapi hanya sedikit).
d. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala
sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang
bermanfaat.
e. Menyebarluaskan program, karena program tersebut berhasil dengan baik maka
sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
5. Metode/alat
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
a. Observasi langsung
b. Wawancara
c. Memeriksa laporan
d. Latihan simulasi (Setiadi, 2008)
F. Terapi Tradisional
1. Jenis-Jenis Terapi Komplementer
Jenis-jenis terapi Komplementer sesuai PERMENKES
No:1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain:
a. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, Ayurveda
c. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
d. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro
nutrient, mikro nutrient
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik,
EECP
25
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional, yaitu sebagai berikut :
a. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah
satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak
berperan pada sistem tubuh.
b. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2–3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan
oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
c. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik
pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya.
Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yaitu:
1) Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
2) Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
3) Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah
mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan
dilakukan pemantauan terus – menerus.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan
lainnya karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri –
sendiri.Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien
26
dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian
tubuh.Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara,
terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem
imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta
menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari
pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan
neuropati.
1. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum dan
menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan ringan,
pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih baik dan beradaptasi
dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses
keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan
stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses
relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke
otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk
mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan mereka.
Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
1) Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan, mempertahankan
perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan ringan untuk
periode yang lama).
2) Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang
tidak berguna).
3) Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang
tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya
secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan
melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.
27
Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik
yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson,
komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang, (2) posisi
yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian. Praktik meditasi
tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari prosesnya dari
buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian besar
teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam,
relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai, menurunkan
konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta
menghasilkan laporan penurunan kecemasan.
Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kecemasan atau suasana yang menegangkan
2) Rasa kehilangan yang kronis
3) Sindroma kelelahan kronis
4) Rasa nyeri kronis
5) Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
6) Hipertensi
7) Kegelisahan
8) Harga diri rendah atau menyalahkan diri
9) Depresi ringan
10) Gangguan tidur
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit
psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai
contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat
menerima meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak
untuk mempelajari teknik tersebut.
c. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk
menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh,
memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya imajinasi
dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang memfasilitasi efek dari
teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri, di mana individu
menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing, dimana
selama seorang praktisi memimpin individu melalui skenario tertentu.
28
Imajinasi akan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat seperti
perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik imajinasi
melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga melibatkan indera pendengaran,
proprioseptif, pengecap, dan penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk
imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan tubuh-
pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien. Imajinasi telah
digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah dihancurkan oleh sel sistem
imun, untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri, dan untuk mencapai
ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan kondisi
kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih, sindrom prementasi
dan menstruasi, gangguan gastrointestinal ulceratif colotis, dan rheumatoid
arthritis.
29
CONTOH ASKEP KOMUNITAS PADA KELOMPOK BALITA
A. Penerapan Kasus
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III terdapat 66 balita yang terdiri diri dari :
0-12 bulan = 21, 13- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan = 30. Berdasarkan informasi dari kader
posyandu Balita yang gizi buruk 3 orang, Balita yang diare karena tidak cocok dengan
susu formula 6 orang, Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan
balita yang berada digaris kuning dan digaris merah ) 5 orang. Sebagian besar ibunya
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik
sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan. Antar rumah saling berdekatan
sehingga jika terjadi kebaran sangat sulit buat petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air di bendung dan
tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di
depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan,
mayoritas warga beragama islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1 paud , 1
TK, 1 Atap SDN simomulyo, untuk beraktivitas warga menggunakan sepeda motor
untuk alat transportasi. Biasanya ibu- ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka
warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan
biaya Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita,
sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang pintu
gerbang jalan tol surabaya – malang dekat kampung warga.
1. PENGKAJIAN
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III
1. DATA INTI
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi terdapat 66 balita
Umur : 0-12 bulan = 21
: 13- 36 bulan = 15
: 37- 60 bulan = 30
30
Pekerjaan : sebagian besar ibu yang memiliki balita bekerja sebagai ibu
rumah tangga sedangkan kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai
buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan
Agama : mayoritas islam
Data statistik: Berdasarkan informasi dari kader setempat
- Balita yang gizi buruk 3 orang,
- Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang
- Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan balita yang
berada digaris kuning dan digaris merah ) 5 orang
2. DATA SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen,
pembangunan gorong- gorong di sungai sehingga air di bendung dan tidak
mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat,
jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di
buang sembarangan
b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas
c. Kebiasaan: balita yang berumur 36 – 60 bulan sering mengkonsumsi
makanan ringan (snack) yang biasa di beli di warung- warung terdekat.
Serta sering mengkonsumsi mie instant
d. Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki
sedangkan untuk beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor
e. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
f. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
g. Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
2. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga perbulan
Rp. 900.000- 1.500.000.
4. Keamanan Dan Transportasi
Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk
masuk di pemukiman warga karena jarak antar rumah berdekatan dan gangnya
31
sangat sempit. Mayoritas warga menggunakan alat transportasi sepeda motor
untuk pergi beraktivitas.
5. Pemerintahan
Posyandu pelangi III merupakan RT 03 dan RW 09 di kelurahan
simomulyo.Kader yang dimiliki sebanyak 5 orang.
6. Politik
Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk
mengajarkan kepada ibu balita, agar segera memberikan oralit pada balitanya
yang terkena diare dan lansung di bawa ke puskesmas untuk tindakan lebih
lanjut.
7. Komunikasi
Komunikasi ibu yang dilakukan pada balitanya dengan komuniaksi
verbal maupun non verbal. Informasi dari RT/RW setempat dialkuakn dengan
menggunakan pengeras suara melalui siaran di masjid.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua balita 20 orang lulusan SD,18 orang
SMP dan selebihnya SMA/ SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN
simomulyo.
9. Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka
warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung
dengan biaya Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang
memilki balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan
yang ada di sepanjang pintu gerbang jalan tol surabaya – malang dekat kampung
warga.
3. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih
(Diare) di Kelurahan Simomulyo berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
terhadap sanitasi lingkungan yang kurang baik.
5.INTERVENSI
33
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti 1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi
pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang oleh kesiapan fisik dan mental serta
penyakit dan perawatan anaknya. latar belakang pengetahuan sebelumnya.
2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, 2. Pemahaman tentang masalah ini penting
penyebab dan akibatnya terhadap gangguan untuk meningkatkan partisipasi
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas keluarga klien dan keluarga dalam
sehari-hari. proses perawatan klien
3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, 3. Meningkatkan pemahaman dan
frekuensi dan cara pemberian serta efek partisipasi keluarga klien dalam
samping yang mungkin timbul pengobatan.
4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan 4. Meningkatkan kemandirian dan kontrol
perineal setelah defekasi keluarga klien terhadap kebutuhan
perawatan diri anaknya
5. Anjurkan pada ibu-ibu untuk melakukan 5. Untuk menghindari terjadinya
pemilihan makanan dari segi kesehatan penyebaran kuman/bakteri pada
makanan yang tidak sehat
6. Berikan penyuluhan pada warga untuk 6. Supaya lingkungan bersih dan sanitasi
melakukan kerja bakti pada lingkungan rumah lingkungan menjadi lebih baik
dan desa
34
6.PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat PJ Sumber
keperawatan dana
35
dan terjadi gejala diare yang Komunika masing
pembangunan memiliki si dan
gorong-gorong balita yang observasi 11 Retno
di sungai mengalami Agustu
sehingga air c. Evaluasi keluarga/rujukan diare s 2014
dibendung dan ibu mengenai
tidak lancar. penanggulangan diare
Posyandu
Ibu-ibu
Pelangi III
yang
memiliki
1. Lakukan pendekatan Ceramah,
tokoh masyarakat Balita
tanya
kelurahan Simomulyo 11 Mita
jawab,
Agustu Nur L.
diskusi
s 2014
Balai
- Masyarakat Kelurahan
dapat Keluarga/ib
Simomulyo
mengaplika 2. Kerja bakti bersama u kelompok
sikan warga Kelurahan balita yang
Ceramah,
sanitasi Simomulyo terkena
tanya Indah
yang baik diare
jawab, Agustin
di 13
diskusi a
lingkungan Agustu
s 2014
Kantor
Kelurahan
Warga Simomulyo
masyarakat
RT 03, RW Masjid,
09, Siaran papan
Kelurahan lewat pengumuma
36
Simomulyo masjid, n, rumah Retno
atau masing-
3. Penyuluhan tentang pamflet 15 masing
pemilihan makanan dari Agustu warga
segi kesehatan dan segi s 2014
ekonomi
Lingkungan
Semua
RT 03, RW
warga
09,
masyarakat
Kelurahan
RT 03, RW
Sidomulyo
09,
Kelurahan
4. Evaluasi Kerja Bakti Simomulyo
Praktik
langsung
Gebyar
18 Lingkungan
Semua RT 03, RW
Agustu
warga 09,
s 2014
masyarakat Kelurahan
RT 03, RW Sidomulyo
09,
Kelurahan
Simomulyo
20
Agustu Toni
s 2014
Observasi
Trisca
37
Daftar Pustaka
https://donnybenjolan.blogspot.com/2011/03/peran-fungsi-dan-etika-dalam-keperawan.html
https://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/proses-keperawatan-komunitas.html
https://fujihusada.blogspot.com/p/standar-praktik-keperawatan-komunitas.html
https://andinurrahmad.wordpress.com/category/standar-praktik-keperawatan-komunitas/
http://aldoariefta1998.blogspot.com/2017/10/proses-belajar-mengajar-dikomunitas.html
38