Dosen Pengajar :
Arifal Aris, S. Kep., Ns., M. Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Adhelia Zalfa Nabila (1902012734)
Alifia Meliana Ramadhani (1902012724)
Dianna Ika Ernawati (1902012732)
Egi Satio Subekti (1902012761)
Fajar Suci Aristanto (1902012737)
Gia Ayu Shinta (1902012725)
Ihsal Alifiyah Ma’sumah (1902012727)
Rizky Dwi Kartika (1902012723)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL USIA DEWASA”
A. Latar Belakang
Perkembangan psikososial dewasa muda (18-33 tahun) adalah tahapan
perkembangan individu mampu melakukan interaksi yang akrab dengan
orang lain, terutama lawan jenis dan mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini,
individu mencoba untuk mandiri dan mencukupi kebutuhannya dengan
bekerja. Interaksi yang dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan dan
mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat. Kegagalan dalam
berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu
menjauhi pergaulan dan merasa kesepian kemudian menyendiri (Keliat dkk,
2011). Tugas perkembangan kognitif pada tahap intimacy adalah
mengungkapkan adanya orang lain yang dekat dengan dirinya dan mampu
belajar membuat keputusan keputusan (Wade dan Tavris, 2007). Pada masa
dewasa juga disertai dengan berkembangnya intelegensi yang mempengaruhi
keyakinan dan kepercayaan yang mendasar dalam kehidupannya. Pada usia
dewasa telah memperkuat cinta sebagai kesetiaan yang matang sehingga
berdampak pada hubungan dasar antara antara pria dan wanita. Cinta
disamping bermuatan intimasi juga membutuhkan sedikit isolasi karena
masing-masing partner tetap boleh memiliki identitas yang terpisah.
Ritualisasi pada tahap ini adalah afiliasi, refleksi dari kenyataan adanya cinta,
memmpertahankan persahabatan, dan adanya ikatan kerja.
Pada tahap ini fisik dan ego harus mampu menguasai mekanisme
reaksi somatis dan berbagai konflik internal lainnya dalam upaya mengatasi
ketakutan terhadap kehilangan ego sehingga timbul situasi dari kenyataan
(self abandon). Pencegahan timbulnya situasi ini akan mengembangkan
keterbukaan dan kepuasan diri (self absorption). Intimacy vs isolation ini
segera dimulai saat tahap masih mengandung konflik tahap ke 5 yang
memberi nuansa dewasa muda masih ingin menggabungkan identitas dirinya
dengan kelompok. Mereka ingin diterima dan diakui dalam kelompok
sebayanya. Kecenderungan ini berlanjut terus sampai masa dewasa bahkan
sampai masa tua. Namun dalam tahap ini, individu harus siap untuk
memahami intimacy (hubungan antarpersonal yang sangat dekat), dan juga
isolation (kenyataan bahwa kita adalah kita, dia adalah dia, sendirian dan
terpisah dari yang lain). Kemampuan untuk menyeimbangkan
intimacyvsisolation adalah prasyarat cinta pada pasangan hidup (Keliat dkk,
2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami
peningkatan perkembangan usia dewasa.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien mampu:
a. Menyebutkan pengertian sehat jiwa
b. Menyebutkan pengertian dewasa
c. Menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan keluarga untuk
mencapai tugas perkembangan usia dewasa
d. Menyebutkan ciri penyimpangan dewasa
e. Menyebutkan hal yang dapat dilakukan keluarga jika terjadi
penyimpangan perkembangan usia dewasa
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Bahasan
a. Pokok Bahasan
Perkembangan Dewasa
b. Sub Pokok Bahasan
1) Pengertian sehat jiwa
2) Pengertian dewasa
3) Tindakan yang dilakukan keluarga untuk mencapai tugas
perkembangan usia dewasa
4) Ciri penyimpangan dewasa
5) Hal yang dapat dilakukan keluarga jika terjadi penyimpangan
perkembangan usia dewasa
2. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
3. Media dan Alat
PPT
4. Materi
Terlampir
5. Waktu dan Tempat
Tempat : Desa Plosowahyu
Hari/Tanggal : Selasa, 26 april 2022
Waktu : 09.00 WIB
6. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Egi Satio Subekti
b. Moderator : Adhelia Zalfa Nabila
c. Penyaji : Alifia Meliana Ramadhani
d. Fasilitator : Fajar Suci Aristanto
e. Observer : Ihsal Alifiyah Ma’sumah
7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
b. Moderator
Pembukaan acara, bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada
penyuluhan, mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan
diskusi.
c. Penyaji
Bertanggung jawab dalam memberikan penyuluhan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta penyuluhan
d. Fasilitator
Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam diskusi, baik
dalam mengajukan usulan, pertanyaan, ataupun memberi jawaban.
e. Observer
Mengamati jalannya kegiatan pertemuan, membuat catatan kecil
tentang hal-hal yang penting dari kegiatan tersebut dan mengevaluasi
hasil pelaksanaan penyuluhan
D. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan :
Memberikan salam Menjawab
Memperkenalkan diri salam
dewasa memperhatikan
penyimpangan Mendengarkan
dewasa memperhatikan
Moderator memberi
kesempatan peserta untuk Memberikan
bertanya pertanyaan
Memberikan
Mendengarkan
reinforcement pada
dan
peserta yang mengajukan
memperhatikan
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan
3. Penutup : 10 menit
Moderator melakukan Menjawab
evaluasi pertanyaan
Observer Menyimpulkan Menyimpulkan
hasil diskusi materi
Observer menyampaikan Mendengarakan
pesan untuk keluarga dan
Moderator mengucapkan memperhatikan
salam Menjawab
salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Mahasiswa dan audiens sudah berada pada posisi yang direncanakan
b. Tempat dan alat sesuai dengan perencanaan
c. Preplanning telah disetujui
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 70% Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
d. 70% Audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a. Audiens Mampu Menyebutkan sehat jiwa
b. Audiens Mampu Menyebutkan Pengertian dewasa
c. Audiens Mampu Menyebutkan Tindakan yang dapat dilakukan
keluarga untuk mencapai tugas perkembangan usia dewasa
d. Audiens Mampu Menyebutkan Ciri Penyimpangan Dewasa
e. Audiens Mampu Menyebutkan Hal yang dapat dilakukan keluarga
jika terjadi penyimpangan perkembangan usia dewasa
Lampiran Materi
B. Pengertian Dewasa
Menurut Dariyo (2008), masa dewasa adalah usia 18 sampai dengan
59 tahun, termasuk dewasa muda (22-28 tahun) dan usia dewasa transisi 30-
an (28-33 tahun). Masa ini disebut sebagai masa emerging adulthood (Arnett,
2000). Menurut Townsend (2009), tujuan perkembangan usia ini membentuk
hubungan yang intens, dan berkomitmen dengan orang lain, lembaga, atau
pekerjaan. Pada masa dewasa seseorang sudah mampu memberikan rasa cinta
dan rasa hormat antara dua orang dan kemampuan individu untuk berjanji
saling komitmen secara total. Keintiman tidak hanya berupa kontak seksual
antara dua orang, tetapi menggambarkan suatu komitmen pengorbanan
pribadi yang dibuat untuk orang lain.
Perkembangan usia dewasa :
1. Gaya hidup personal berkembang.
2. Membina hubungan dengan orang lain.
3. Ada komitmen dan kompetensi.
4. Membuat keputusan tentang karier, pernikahan, dan peran sebagi orang
tua.
5. Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir
rasional meningkat.
6. Pengalaman pendidikan, pengalaman hidup, dan kesempatan dalam
pekerjaan meningkat.
7. Implikasi keperawatan: menerima gaya hidup yang mereka pilih,
membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan
kompetensi mereka, serta mendukung perubahan yang penting untuk
kesehatan
D. Penyimpangan Dewasa
Masalah-masalah kesehatan munurut Friedman (2010) pada tahap
perkembangan keluarga dewasa awal adalah :
1. Komunikasi isu antar orang tua dan anak dewasa
2. Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
3. Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
4. Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
5. Perhatian terhadap menopause.
6. Efek yang berkaitan dengan mimum alcohol, merokok, dan praktek diet
yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang.
E. Hal Yang Dapat Dilakukan Keluarga Jika Terjadi Penyimpangan
Perkembangan Usia Dewasa Muda
1. Mengajak anak usia dewasa untuk berdiskusi
2. Keluarga membangun hubungan sosial yang akrab dirumah
3. Memfasilitasi dalam berinteraksi dengan orang lain
4. Memberi pujian yang positif terhadap penampilan yang positif
5. Melakukan kegiatan bersama
6. Tidak memarahi karena tampak malas dan tidak bersemangat Jika cara
tersebut telah dilakukan dan masalah tidak teratasi, segera kunjungi
puskesmas.