Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit
Dr. Ijun Rijwan Susanto, SKM.,M.Kes
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji keadaan
normal dan abnormal bagian tubuh pasien pada bagian sistem
1. PENGERTIAN perkemihan guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien
secara komprehensif  untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan
maupun kedokteran.
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, menginformasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan.
2. TUJUAN 3. Untuk menginformasi dan mengidentifikasi diagnose keperawatan
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan penatalaksanaannya.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
rawat.
3. KEBIJAKAN
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN ALAT
1. Baki + Alas
2. Stetoskop
3. Bengkok
4. Selimut
5. Sarung tangan
6. Pelumas
7. Masker
PERSIAPAN
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental
dan nutrisi.
LANGKAH KERJA
Cara : inspeksi
 Atur posisi pasien supinasi
 Kaji daerah abdomen kiri dan kanan perhatikan kesimetrisan
pada kedua bagian
 Kaji kebiasaan pola BAK, output/ jumlah urin 24 jam, warna,
kekeruhan dan ada/ tidaknya sedimen
 Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK adanya dysuria dan
hematuria serta riwayat ISK
 Penggunaan catheter
 Kaji riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostic yang terkait
pada sistem perkemihan

Cara : Palpasi
 Didaerah abdomen apakah tampak adanya distensi
 Palpasi ginjal kanan: posisi disebelah kanan pasien, letakkan
tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung
iliaka. Tangan kanan bagian atas.
Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan
sementara tangan kiri mendorong keatas. Pada puncak inspirasi
tekan tangan kanan dalam- dalam dibawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal diantara kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri
tekan). Pasien diminta membuang nafas dan berhenti nafas,
lepaskan tangan kanan dan rasakan bagaimana ginjal waktu
ekspirasi.
 Palpasi ginjal kiri : pindah disebelah kiri pasien, tangan kanan
untuk menyangga dan mengangkat dari belakang. Tangan kiri
diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas dilateral otot
rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi
tekan tangan kiri dalam- dalam dibawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal diantara kedua tangan (N: tidak teraba).
B)   
Cara : Perkusi
1. Ginjal
 Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa
 Letakkan telapak tangan tidak dominan pada sudut
kostovertebral (CVA), lakukan perkusi atau tumbukan diatas
telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan
dominan
 Ulangi prosedur untuk ginjal kanan
2. Kandung Kemih
 Perkusi area diatas kandung kemih, dimulai 5cm diatas
simfisis
 Untuk mendeteksi perbedaan bunyi perkusi kearah dasar
kandung kemih
 Jika berisi urin menghasilkan bunyi pekak

Cara : Auskultasi
 Gunakan stetoskop unuk mengauskultasi bagian atas sudut
kostovertebral dan kuadran atas abdomen. Jika terdengar
bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan artei renalis,
maka indikasi adanya gangguan aliran darah keginjal
(stenosis arteri ginjal)
TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
1. UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai