Anda di halaman 1dari 13

RESUME

Pendidikan Kesehatan Dengan Kasus Gangguan Endokrin, Imunologi,


Pencernaan Dan Perkemihan

DISUSUN OLEH :

Nama : Wenie
NIM : (2017.C09a.0813)

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan
kumpulanpengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi
pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama
penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel,
molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem
imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Dewasa ini, presentasi kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan
saluran pencernaan mulai mengalami peningkatan. Kecukupan nutrisi tubuh
berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan
fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal
akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan
dan penyerapan nutrisi.
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme
tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari
dalam tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi
eliminasi unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1.   Bagimana pemahaman mengenai Pendidikan Kesehatan Dengan Kasus
Gangguan Endokrin, Imunologi, Pencernaan Dan Perkemihan?
2.   Apa tujuan Pendidikan Kesehatan Dengan Kasus Gangguan Endokrin,
Imunologi, Pencernaan Dan Perkemihan?

2
C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, selaian untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah adalah :
1.   Untuk memahami Pendidikan Kesehatan Dengan Kasus Gangguan Endokrin,
Imunologi, Pencernaan Dan Perkemihan
2.   Untuk mengetahui tujuan dari Pendidikan Kesehatan Dengan Kasus Gangguan
Endokrin, Imunologi, Pencernaan Dan Perkemihan

D.    Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan resume makalah ini yaitu
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kasus Gangguan Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran, yang
menyalurkan sekresi hormonnya langsung ke dalam darah. Hormon tersebut
memberikan efeknya ke organ atau jaringan target. Beberapa hormon seperti insulin
dan tiroksin mempunyai banyak organ target. Hormon lain seperti kalsitonin dan
beberapa hormon kelenjar hipofisis, hanya memiliki satu atau beberapa organ target.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Macam-macam Kelenjar Endokrin Dan Hormon Yang dihasilkan Serta
Fungsinya
1. Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
2. Tiroid (kelenjar gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya
terdapat daerah yang tersusun berlapis seperti susunan genting pada atap rumah.

4
3. Paratiroid/kelenjar anak gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon
yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah.

4. Kelenjar adrenal/suprarenal/anak ginjal


Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian tengah (medula).
5. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans.
Bagian ini berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.

GANGGUAN FERTILITAS - WANITA


Ovulasi terjadi sekitar 14 hari menjelang haid saat mana sel telur keluar indung telur
dan berjalan di dalam tuba falopii menuju rahim.
Pada sebagian kasus, pasangan memerlukan tehnik reproduksi berbantu – assisted
reproductive technology. 40% masalah gangguan kesuburan berada di pihak wanita.
Masalah gangguan kesuburan pada wanita antara lain adalah tidak terjadinya ovulasi
dan masalah pada uterus serta saluran tuba falopii.
1. Masalah Ovulasi
Siklus haid merupakan hasil dari satu orkestra yang dimainkan oleh sejumlah
kelenjar dan hormon yang bekerja sama secara harmonis.
2. Sindroma 0varium Polikistik
Dalam proses ovarium menghasilkan sejumlah kista kecil yang disebut folikel
dam umumnya hanya satu sel telur yang dapat mencapai tahap matur dan
dilepaskan oleh indung telur (ovarium ).
3. Masalah di Tuba Falopii
Sel sperma dapat mengadakan fertilisasi terhadap sel telur yang sedang dalam
poerjalanan dalam tuba falopii menuju rahim. Tuba falopii yang buntu atau
kondisinya tidak normal akan menghambat pertemuan antara sperma dengan sel
telur atau perjalanan dari sel telur yang telah dibuahi.

5
4. Masalah rahim
Sel telur yang telah dibuahi ( hasil konsepsi ) akan tumbuh dan berkembang di
endometrium rahim.

5. Masalah servik
Pada bagian puncak dari vagina ( proksimal ) terdapat leher yang merupakamn
pintu masuk kedalam rahim dan disebut sebagai servik.
6. Endometriosis
Endometriosis adalah satu keadaan dimana sel endometrium uterus mengadakan
migrasi keluar dari rahim menuju ke organ panggul lain atau ke lokasi di luar
panggul. Keadaan ini dapat mengganggu kesuburan seorang wanita.
7. Pilihan terapi
Terapi tergantung pada penyebab, pilihan terapi antara lain :
• Terapi hormon – untuk memicu ovulasi.
• Pembedahan – untuk membebaskan perlekatan tuba falopii,

GANGGUAN FERTILITAS - PRIA


Sekurangnya sekitar 20 juta sperma per mililiter saat terjadi ejakulasi dengan
mobilitas serta kekuatan yang memadai untuk berenang menuju tuba falopii dimana
peristiwa konsepsi akan terjadi. Kemungkinan terjadinya kehamilan pada pasangan usia
reproduktif yang melakukan sanggama sekitar masa ovulasi adalah 20% setiap
bulannya. Pasangan baru akan diangap memiliki masalah fertilitas manakala sudah
melakukan usaha memperoleh kehamilan dengan ber sanggama secara teratur selama
satu tahun dan tak membuahkan hasil.
Sekitar 20% pasangan usia reproduktif mengalami masalah gangguan fertilitas
dan pada banyak kasus mereka akanterbantu dengan tehnologi reproduksi berbantu –
assisted reproductive tecchnologies. Sekitar 40% masalah gangguan fertilitas berada
pada pasangan pria. Gangguan kesuburan pada pria antara lain kualitas sperma yang
buruk atau terjadi blokade dalam sistem reproduksi.
1. Obstruksi

6
Sperma dibuat dalam testis. Saat ejakulasi, sperma keluar karena adanya kontraksi
otot yang berada sepanjang epidedimis dan bercampur dengan cairan vesica
seminalis.
2. Masalah sperma
Masalah jumlah dan kualitas sperma diduga disebabkan oleh faktor genetik.
Penelitian memperlihatkan bahwa hilangnya satu bagian kecil pada kromosome
pria akan menyebabkan terjadinya gangguan kualitas sperma.

3. Gangguan fungsi
• Impotensia – ketidak mampuan penis untuk ereksi
• Masalah pada testis – dapat disebabkan oleh cedera , infeksi atau
4. Masalah Hormonal
Kadar hormon seks diregulasi oleh sejumlah kelenjar dan hormon yang
dihasilkan.
5. Metode Diagnostik
Investigasi pada kasus yang diduga gangguan kesuburan terdiri dari sejumlah
pemeriksaan pada pria dan pasangannya.
6. Pilihan terapi
Tidak ada terapi untuk memperbaiki kualitas sperma akan tetapi terdapat sejumlah
cara untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan dengan kualitas
sperma yang sudah ada. Terapi yang diberikan tergantung penyebabnya.

B.     Imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau imunitas
terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang masuk kedalamtubuh.
Secara historisistilahini kemudian digunakan untuk menjelaskan perlindungan terhadap
penyakit infeksi. Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang dapat
membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dariagen-agen penginvasi (nonself).
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi

7
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika
sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat
jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak
bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan
menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya.
Selain itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.
Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri
sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing
yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka
terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh
dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral
terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen,
keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler
berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita.
Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari
berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta
sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan
tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru.

C.    Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang terjadi pada
bagian pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini sendiri menyebabkan gangguan
pada aktivitas yang sedang dijalankan oleh penderitanya. Hal ini disebabkan oleh rasa
mual, mulas, tak bertenaga dan sebagainya. Penyebab penyakit gangguan pencernaan
yang paling utama ini adalah pola makan yang mungkin tidak sehat. Pada manusia
sangat banyak hal yang menyangkut berbagai organ yang terkait dengan sistem

8
pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di bagian dalam
yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh. Oleh
karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi tubuh yang
sehat.
Di antaranya beberapa macam penyakit gangguan pencernaan adalah sebagai
berikut:
1. Gastritis (suatu radang yang akut atau kronis) adalah penyakit pada sistem
pencernaan pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang yang akut dapat
disebabkan karena produksi asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi
dinding lambung. Selain itu, bisa disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan
merasa lambungnya terbakar.
2. Radang hati yang menular (Hepatitis) merupakan infeksi virus pada hati, sering
meluas melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus.
3. Diare dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh
bakteri disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang
dapat menimbulkan iritasi pada dinding usus.
4. Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara
berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Bila hal
ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang air besar pada waktu-
waktu yang normal dapat menyebabkan sembelit. Semebleit dapat juga
disebabkan emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stress.
5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung hampir sama
dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara
lain merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah
cerna) berlangsung terus menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa
gelisah sesudah makan, dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung.
6. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan
terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis.
7. Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid cenderung
berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus menerus atau pada
orang yang menderita sembelit. Hemaroid juga sering terjadi pada wanita hamil

9
dan orang-orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala hemaroid meliputi rasa gatal-
gatal, nyeri dan pendarahan.
8. Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat dalam
makanan. Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau menghasilkan racun
yang membahayakan tubuh. Geajala-gejala keracunan makanan meliputi muntah-
muntah, diare, nyeri (sakit) rongga dada dan perut serta demam.
Penyakit-penyakit gangguan pencernaan seperti yang disebutkan di atas di
antaranya bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:
a. Pola makan yang salah
b. Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing.
c. Terdapat kelainan pada sistem pencernaan itu sendiri seperti akibat tumor, infeksi
atau pelebaran pembuluhnya.

D.    Gangguan Perkemihan
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal,
Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi
utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan
mengeluarkannnya sebagai urin.
Ginjal berjumlah sepasang dan berwarna merah tua. Kedua ginjal tersebut terletak
di dalam rongga perut dekat pinggang dan berbentuk seperti kacang merah.ginjal kanan
terletak lebih rendah dari ginjal kiri. Kerja ginjal berkaitan erat dengan pembentukan
urin yang mengandung zat-zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas
major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan
secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial
untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik
urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter
mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta

10
muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita.
Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ
seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita
panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter
interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter
externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter).

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di
dalam bidang kesehatan.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif
atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi
lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak
mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang
mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Imunologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau imunitas terhadap
senyawa makromolekuler atau organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Zat
asing dapat berupaVirus, Bakteri, Protozoa atau parasit.
Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu
Sistem Imun Nonspesifik (Sistem imun alami) merupakan lini pertama sedangkan
Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi) merupakan lini
kedua dan juga berfungsi terhadap serangan berikutnya oleh mikroorganisme
patogen yang sama.
Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh rasa mual yang
terjadi, mulas, tak bertenaga dan sebagainya. Penyebab penyakit gangguan
pencernaan yang paling utama ini adalah pola makan yang mungkin tidak sehat.
Mendiagnosis tumor ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi bila
tingkatannya sudah agak lanjut. Dengan memperhatikan perubahan diplastik dari
epitel servik, penanganan yang sederhana tetapi benar akan menghindarkan wanita

12
dari kanker serviks. Bilamana deteksi dini dapat diupayakan, maka angka kematian
wanita karena kanker serviks pastinya akan berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

A.Kusumawardhani.2006. Food Addiction in Obesity. Buku kedokteran Indonesia.


Volume:56, hal.205-208
Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

A.Kusumawardhani.2006. Food Addiction in Obesity. Buku kedokteran Indonesia.


Volume:56, hal.205-208

Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Pearce Evelin C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gremedia Pustaka Utama

Irianto. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta : Yrama Widia.

Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

Dr. Lyndon saputra. 2007. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: penerbit buku
binapura aksara.

Schwartz BF, Stoller ML.: The vesical calculus. Urol Clin North Am 2000;27(2):333-
346.

Jenkin AD. Childhood urolithiasis. In : Gillenwater JY, Grayhack JT, Howards SS., eds.
Adult and pediatric urology. Philadelphia: Lippincott. 2002: 383.

13

Anda mungkin juga menyukai