TINDAKAN AMPUTASI
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dalam memberikan layanan asuhan
keperawatan. Advokasi dimaksudkan untuk melindungi orang yang tidak mampu membela
diri. Perawat advokasi berperan dalam memberi bantuan dan memberikan informasi pada
pasien mengenai keputusan apa yang diambil pasien tersebut (Priharjo, 1995). Perawat
sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka
pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami
semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan
tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
Perawat juga berperan dalam melindungi dan mempertahankan hak-hak klien, hak-
hak tersebut dpat berupa
Pada pasien diabetic foot ulcer dengan tindakan amputasi , kecemasan adalah salah
satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Hal ini bisa berkaitan dengan kebutuhan
akan informasi terhadap penyakitnya dan penanganan terhadap penyakit tersebut. Perawat
atau tim kesehatan lain seharusnya dapat memberikan saran mengenai pengobatan dan proses
kesembuhannya. Saran yang diberikan dapat mengurangi kecemasan yang dialami pasien
sehingga dapat menunjang keberhasilan pengobatan selanjutnya (Soetjiningsih, 2008).
Perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dalam memberikan
informasi kepada pasien, sehingga dapat menyampaikan informasi tentang diagnosa medis,
prosedur dan proses terapi ke dalam bahasa pasien yang mudah dipahami dan diterapkan.
Perannya sebagai advokat, perawat diharapkan mampu untuk bertanggung jawab
dalam membantu pasien dan keluarga menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan yang diperlukan untuk mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya serta mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Hal ini harus
dilakukan, karena pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan.
Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang harus
dihadapi pasien.Tindakan pembedahan adalah tindakan medis yang paling sering dilakukan
pada pasien dengan diabetic foot ulcer. Disinilah perawat berperan sebagai perawat advokasi.
Pada tahap pra operasi perawat menjadi fasilitator antara pasien dengan tim medis lainnya
dalam proses pengambilan keputusan. Perawat berkewajiban untuk membantu pasien dan
keluarga untuk memahami informasi yang diberikan oleh dokter operator mengenai penyakit
dan tindakan yang akan dilakukan. Contohnya adalah jika terdapat kendala yang terkait
bahasa pada saat penyampaian informasi, perawat yang berperan untuk menyampaikan
kembali atau menyederhanakan informasi sehingga dapat diterima dengan baik.
Jika hak pasien terhadap keselamatannya terancam, perawat harus dapat
mempertahankannya. Misalkan pada tindakan pembedahan yang beresiko tinggi terjadinya
perdarahan, perawat wajib untuk mengkonfirmasi kembali apakah diperlukan persediaan
tranfusi darah pada tahap pra operasi.
Hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi
dan hak menolak terapi. Pasien dan keluarga berhak untuk menolak tindakan yang akan
dilakukan, perawat harus menyampaikan informasi terkait resiko terhadap penolakan
tindakan tersebut. Baik resiko terhadap kondisi pasien atau resiko terkait administrasi.
Perawat juga wajib menyampai informasi yang terkait kondisi pasien kepada tim
medis lainnya. Sehingga penentuan tindakan yang akan diberikan dan pelayanan kesehatan
dapat berlanggsung dengan baik.