Anda di halaman 1dari 3

PERAN ADVOKASI PERAWAT PADA PASIEN DIABETIC FOOT ULCER DENGAN

TINDAKAN AMPUTASI

Advokasi merupakan salah satu peran perawat dalam memberikan layanan asuhan
keperawatan. Advokasi dimaksudkan untuk melindungi orang yang tidak mampu membela
diri. Perawat advokasi berperan dalam memberi bantuan dan memberikan informasi pada
pasien mengenai keputusan apa yang diambil pasien tersebut (Priharjo, 1995). Perawat
sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka
pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami
semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan
tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)

Perawat juga berperan dalam melindungi dan mempertahankan hak-hak klien, hak-
hak tersebut dpat berupa

1. Hak mendapatkan informasi


2. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
3. Hak untuk memperoleh pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan
standar profesi keperawatan tanpa adanya diskriminasi.
4. Hak memberikan izin persetujuan atas tindakan yang dilakukan perawat atau tindakan
medis sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (inform concern).
5. Hak menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
serta perawatan atas tanggung jawab setelah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
6. Hak didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
7. Hak menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya selama tidak menggangu
pasien lainnya.
8. Hak atas keselamatan dan keamanan dirinya selama perawatan.
9. Hak mengajukan usul,saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
10. Hak untuk menerima atau menolak bimbingan moral dan spiritual.
11. Hak untuk didampingi perawat dan keluarga pada saat diperiksa dokter.
12. Hak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-data
medisnya.
13. Hak untuk mengetahui isi rekam medik.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama
dalam pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong,
2007)

1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.


2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu  peran aksi dan peran non aksi.
4. Bekerja dengan  profesi kesehatan yang lainnya dan  menjadi penengah antar profesi
kesehatan
5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain

Pada pasien diabetic foot ulcer dengan tindakan amputasi , kecemasan adalah salah
satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Hal ini bisa berkaitan dengan kebutuhan
akan informasi terhadap penyakitnya dan penanganan terhadap penyakit tersebut. Perawat
atau tim kesehatan lain seharusnya dapat memberikan saran mengenai pengobatan dan proses
kesembuhannya. Saran yang diberikan dapat mengurangi kecemasan yang dialami pasien
sehingga dapat menunjang keberhasilan pengobatan selanjutnya (Soetjiningsih, 2008).
Perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dalam memberikan
informasi kepada pasien, sehingga dapat menyampaikan informasi tentang diagnosa medis,
prosedur dan proses terapi ke dalam bahasa pasien yang mudah dipahami dan diterapkan.
Perannya sebagai advokat, perawat diharapkan mampu untuk bertanggung jawab
dalam membantu pasien dan keluarga menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan yang diperlukan untuk mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya serta mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Hal ini harus
dilakukan, karena pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan.
Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang harus
dihadapi pasien.Tindakan pembedahan adalah tindakan medis yang paling sering dilakukan
pada pasien dengan diabetic foot ulcer. Disinilah perawat berperan sebagai perawat advokasi.
Pada tahap pra operasi perawat menjadi fasilitator antara pasien dengan tim medis lainnya
dalam proses pengambilan keputusan. Perawat berkewajiban untuk membantu pasien dan
keluarga untuk memahami informasi yang diberikan oleh dokter operator mengenai penyakit
dan tindakan yang akan dilakukan. Contohnya adalah jika terdapat kendala yang terkait
bahasa pada saat penyampaian informasi, perawat yang berperan untuk menyampaikan
kembali atau menyederhanakan informasi sehingga dapat diterima dengan baik.
Jika hak pasien terhadap keselamatannya terancam, perawat harus dapat
mempertahankannya. Misalkan pada tindakan pembedahan yang beresiko tinggi terjadinya
perdarahan, perawat wajib untuk mengkonfirmasi kembali apakah diperlukan persediaan
tranfusi darah pada tahap pra operasi.
Hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi
dan hak menolak terapi. Pasien dan keluarga berhak untuk menolak tindakan yang akan
dilakukan, perawat harus menyampaikan informasi terkait resiko terhadap penolakan
tindakan tersebut. Baik resiko terhadap kondisi pasien atau resiko terkait administrasi.
Perawat juga wajib menyampai informasi yang terkait kondisi pasien kepada tim
medis lainnya. Sehingga penentuan tindakan yang akan diberikan dan pelayanan kesehatan
dapat berlanggsung dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai