serah terima pasien di ruang transit. Perawat OT (Operating Theatre) kemudian memindahkan
pasien ke ruang Pre-Op (Pre Operation), di situ seharusnya perawat OT melakukan pengkajian,
merumuskan diagnosa pre-op, melakukan perencanaan atau intervensi, dan melakukan
implementasi kepada pasien tersebut. Namun, dengan terbatasnya tenaga dan waktu yang ada,
pasien di ruangan pre-op tersebut dibiarkan sampai saat giliran pasien tersebut harus dioperasi.
Banyaknya kendala dalam melakukan proses caring terhadap pasien di ruangan OT biasanya
dikarenakan terbatasnya waktu untuk melakukan proses keperawatan tersebut seperti tindakan
operasi yang banyak, minimnya tenaga, tuntutan dari rumah sakit untuk segera melakukan
tindakan operasi, tuntutan dokter yang ingin cepat melakukan operasi dan lain hal.
Bukan berarti kita sebagai perawat mengabaikan pasien dan kesembuhan mereka, di sisi
lain banyak hal lainnya merupakan tindakan caring perawat kepada pasien. Seperti contoh
sebelumnya, sebelum tindakan operasi, perawat OT biasanya menghormati privasi pasien seperti
berkomunikasi terlebih dahulu untuk melepas pakaian atau saat akan memasang kateter pada
pasien spinal anastesi, melakukan dressing luka yang rapi, menjelaskan tindakan post-op dengan
keluarga pasien, dan mash banyak lagi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan
Dwidiyanti (2007) yaitu caring merupakan manifestasi dari perhatian kepada orang lain,
berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegeah
terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen, empati, dan penghargaan dan
menyenangkan.
Oleh karena itu, rasa caring dan semangat caring harus tumbuh dalam diri setiap perawat
dan berasal dari hati perawat itu sendiri. Tanpa caring, perawat tidak akan diakui karena caring
memperlihatkan siapa perawat itu, merupakan landasan kita berprofesi dan bertindak, fondasi
awal dan terkuat profesi kita, tanpa caring, perawat Indonesia akan kalah bersaing dengan
perawat lain dari luar negeri karena adanya pasar bebas. Dengan demikian, perilaku caring harus
kita tumbuhkan secara seksama dan bertahap dengan ilmu yang tinggi, lalu kita implementasikan
perilaku caring tersebut kepada pasien, dan kemudian kita pertahankan dan kuatkan perilaku
caring kita dalam melakukan pelayanan kesehatan.
REFERENCES