Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN CA MAMMAE


DEXTRA + EFUSI PLEURA DEXTRA DI RUANG KEMUNING 3
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners XXXVI


Stase Keperawatan Paliatif

Disusun oleh:

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Tempat Tanggal Lahir : 20 – 05- 1965
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pelaku rawat : Suami dan adik ipar
Alamat : Dusun Kedung Asem RT/RW : 08/04, Desa Mekarmaya,
Karawang Kab. Gilamaya Wetan
Dokter : Kiki Ahmad Rizki, dr.,Sp.B.Onk(K)
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Diagnosis : Efusi Pleura dextra ec malignan pada pasien IDNST mamae
dextra post radikal mastektomy dextra + kemoterapi 6 siklus
yang telah dilakukan insersi chest tube thoracostomy
Metastase :
Tanggal Pengkajian : 29 Juni 2019
Tanggal Masuk RS : 25 Juni 2019
No. Medrek : 0001689369

B. Identitas Orang Tua / Wali / Pelaku Rawat Lain

Ibu Ayah Wali/ Suami Perilaku Rawat


Pasien Lain (Anak)
1. Nama Sudah Sudah meninggal Tn.S Tn. Y
2. Usia meninggal 56 tahun 25 tahun
3. Pendidikan SD SMA
4. Pekerjaan Tani Belum bekerja
5. Agama Islam Islam
6. Alamat Karawang Karawang
7. No. Telp - -

C. Identitas saudara kandung


No. Nama Usia Hubungan Kesehatan
D. Genogram

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
X : Meninggal
: Pasien
: Hubungan perkawinan
: Hubungan keluarga
: Tinggal satu rumah

E. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran atau sesak
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 29 Juni 2019, klien terlihat lemah di tempat tidur,
klien sulit untuk diajak berkomunikasi, klien terpasang nasal canul dengan O2 4 liter/jam,
klien terpasang NGT untuk membantu makan, adanya luka CTT pada bagian dextra, tangan
kanan edema dan tidak bisa digerakan, tangan kiri dan kedua kaki masih bisa digerakan
tetapi lemas, terpasang infus RL pada tangan kiri, klien dapat membuka mata ketika
dipanggil
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut penuturan suami klien, klien mengalami keluhan adanya benjolan di bawah ketiak
pada tahun 2018 (sebelum puasa ramadhan), klien pun berobat ke dokter terdekat dan
diberikan obat. Setelah beberapa minggu kemudian klien mengatakan pada suaminya
mengalami keluhan adanya benjolan pada daerah payudara sebelah kanan dan tangan
kanannya terlihat bengkak, karena merasa khawatir klien pun dibawa oleh keluarganya ke
rumah sakit terdekat di Karawang. Pada saat itu, dokter menyarankan agar klien berobat ke
RSHS untuk dilakukan biopsi. Setelah dilakukan biopsi ternyata klien mengalami kanker
payudara dan harus dilakukan operasi. Klien dilakukan operasi pada saat puasa bulan
ramadhan pada tahun 2018. Setelah itu, klien harus melakukan kemoterapi selama 6 kali (1
bulan 2 kali pengobatan). Setelah dilakukan kemoterapi klien disarankan untuk minum obat.
Pada saat itu, klien sudah mampu untuk beraktifitas membantu pekerjaan dirumah, klien pun
menjalankan ibadah puasa pada tahun 2019, tiba – tiba pada tanggal 15 klien selalu
mengalami kejang kadang pada malam hari taupun siang hari, klien pun dibawa ke RSHS
Bandung. Klien tidak lama dirawat dan diperbolehkan untuk pulng. Setelah beberapa hari
dirumah klien sulit untuk dijak berkomunikasi oleh keluarganya, klien sering tertidur terus,
keluargapun merasa khawatir dan membawa klien ke RSHS pada tanggal 25 Juni 2019.
Menurut suami klien, klien sudah dibawa ke RSHS + 21 kali.
4. Riwayat kesehatan Keluarga
Menurut penuturan sumai kien, dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti
klien.

F. Obat – obatan sebelumnya


Tracetate Megastrol Acetate 40 mg (200cc), diminum 1 sendok/hari

G. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum: Tenang, penurunan kesadaran
2. Kesadaran: Somnolen (E=2 ,M=2 ,V=1)
3. Nyeri:
4. Tanda-tanda vital
RR : 29 x/menit
HR : 99 x/menit
TD : 160/100 mmHg
S : 360C
5. BB :
6. TB :
7. BMI :
8. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala & wajah
 Inspeksi : kepala tampak bersih, tidak terdapat massa dan lesi pada area kepala dan
wajah, bentuk dan ukuran kepala normal. Rambut lengket dan agak kotor, distribusi
rambut merata, rambut berwarna hitam, rambut mudah rontok. Bentuk wajah bulat,
wajah simetris, ekspresi wajah terlihat tenang, pasien somnolen.
 Palpasi : nyeri tekan kepala tidak terkaji karena penurunan kesadaran
2) Mata
 Inspeksi : kantung mata pasien tampak menghitam, bentuk mata simetris antara kiri
dan kanan. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, respon pupil
(+/+). Kelopak mata dalam keadaan baik, edema (-), radang (-). Iris berwarna coklat
tua. Alis dan bulu mata persebarannya merata, gerakan bola mata normal.
 Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji
3) Hidung
 Inspeksi : bentuk simetris, sekresi hidung (-), indra penciuman masih berfungsi
dengan baik, lesi (-), sekret (-), mukosa lembab, tidak terdapat pergerakan cuping
hidung, tidak ada pembengkakan atau polip, terpasang O2 nasal canule 4lpm,
terpasang NGT pada lubang hidung kanan.
 Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji
4) Mulut
 Inspeksi : bentuk mulut simetris, mukosa mulut terlihat lembab, tidak adanya
perdarahan di area mulut, sianosis (-), lesi (-). Tidak terdapat karies, tidak memakai
gigi palsu. Gusi dalam kondisi baik, tidak ada pembesaran tonsil, lidah berwarna
merah muda, jamur (-), bibir kering.
5) Telinga
 Inspeksi : posisi telinga kiri dan kanan sejajar (simetris), tidak adanya lesi atau
massa pada kedua telinga, tidak ada penumpukan serumen, tidak adanya keluaran
cairan dari telinga, pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu.
 Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji
6) Leher
 Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak terdapat luka pada area leher, reflek menelan
baik, tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid
 Palpasi : nyeri tekan tidak terkaji, teraba sedikit benjolan pada leher sebelah kanan
7) Dada, paru-paru, jantung, payudara
 Inspeksi : dada terlihat simetris. Pengembangan dada simetris, tidak tampak adanya
penggunaan otot napas tambahan, tidak tampak ictus cordis. Payudara kanan telah
dilakukan operasi mastectomy, terdapat bekas luka yang sudah kering sepanjang 15
cm, terpasang CTT di ICS 3.
 Palpasi : tactile fremitus teraba, nyeri tekan tidak terkaji
 Perkusi : saat diperkusi suara paru terdengar pekak pada paru kiri, suara jantung
terdengar dullness (ICS 2-5)
 Auskultasi : bunyi nafas paru vesikuler, terdapat suara nafas tambahan gargling, ronkhi
-/-, wheezing -/-, crackles -/-, bunyi jantung normal, murmur -/-. Bunyi jantung S1 dan
S2 murni regular.
8) Abdomen
 Inspeksi : abdomen cembung lembut, tidak terdapat distensi abdomen. Lesi (-).
 Auskultasi : bising usus 6 kali/menit
 Palpasi : tidak terkaji nyeri tekan di area abdomen, tidak teraba adanya
pembesaran hati (hepatomegali) dan limpa (splenomegali)
 Perkusi : Dullness area kanan atas. Timpani pada area kanan bawah, kiri atas, dan
kiri bawah.
9) Ekstremitas
 Inspeksi : bentuk ekstremitas simetris, tidak terdapat lesi dan edema pada area
ekstremitas, tidak adanya fraktur, kekuatan otot 5/5 pada semua ekstremitas baik
ekstremitas atas maupun bawah
 Palpasi : tidak terdapat nyeri di area ekstremitas.
10) Genitalita dan Anus
Pasien tidak memiliki keluhan terkait dengan area genitalia dan anus. Terpasang kateter
urine. Genitalia bersih, tidak ada pengeluaran cairan, lendir atau darah. Anus tidak ada
hemoroid.
11) Pemeriksaan ekstremitas/ musculoskeletal
a. Inspeksi: tidak terdapat deformitas, tidak ada lesi, kulit kering, terdapat edema
derajat 3 pada ekstremitas kanan atas, kebersihan kuku tangan dan kaki bersih, kuku
panjang, tidak ada clubbing finger, tidak sianosis
b. Palpasi : CRT 3 dtk, turgor kurang bagus, tidak ada krepitasi
c. Kekuatan otot :
12) Sistem Neurologis
Nervus I : Sulit terkaji
Nervus II : Sulit terkaji
Nervus III, IV, VI : Pupil bereaksi terhadap cahaya atau tidak, sulit atau
tidak menggerakan kedua bola matanya ke kanan dan kiri, ada
atau tidak ada penglihatan yang berbayang. Tes lapang pandang:
kanan dan kiri.
Nervus V : Reflek kornea, mampu mengedip atau tidak. Wajah
bisa atau tidak merasakan sensasi halus dan tumpul pada saat
diberikan rangsangan di ketiga titik (dahi, pipi, dagu), bisa atau
tidak menguatkan rahang, bisa atau tidak membuka dan
menutup mulut.
Nervus VII : Sulit terkaji
Nervus VIII : Fungsi pendengaran: telinga kanan dan kiri dapat
mendengar dengan baik atau tidak. Fungsi kesimbangan: baik
atau tampak lemas sehingga fungsi koordinasi sulit dikaji karena
pasien tirah baring.
Nervus IX : Refleks menelan, pengeluaran saliva normal atau
hipersaliva, dapat atau tidak membedakan rasa seperti manis,
asam dan pahit.
Nervus X : Sulit terkaji
Nervus XI : Sulit terkaji
Nervus XII : Sulit terkaji

H. Kebutuhan Dasar (Makan, Minum, Eliminasi, Tidur, Aktifitas)


a. Makan
Pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari pasien selama di rumah sakit, biasanya kurang dari 1
porsi bahkan hanya 1 atau 2 gelas diet cair yang diberikan melalui NGT. Keluarga mengatan
pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien mengalami penurunan nafsu makan, namun pasien
sedikit sedikit pasien mencoba makan buah, seperti pisang, melon.
b. Minum
Saat ini pasien kurang mengonsumsi air putih.
c. BAB dan BAK
Pasien belum BAB sejak masuk RS dan BAK melalui kateter urine.
d. Istirahat / Tidur
Pasien mengalami penurunan kesadaran.

I. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


Ekspresi wajah : datar, terjadi penurunan kesadaran
Kemampuan Bicara : pasien penurunan kesadaran, namun menurut penuturan keluarga,
sebelum ke RS pasien mampu berkomunikasi seperti biasa
Mekanisme Koping : menurut keluarga, saat pasien mengalami masalah atau musibah pasien
berkomunikasi dengan keluarga terutama suami untuk meminta bantuan
untuk menyelesaikan masalah tsb, suami mengatakan bahwa pasien tidak
pernah terlihat sedih atau menangis jika ada masalah, pasien selalu
berpikiran positif dan mencoba untuk menyelesaikan hal tsb
Agama : Islam
Perubahan pola Ibadah setelah sakit: menurut suami, pasien saat didiagnosa menderita kanker
payudara tidak mengalami penurunan ibadah, pasien tetap
berdoa kepada Allah SWT agar diberi kesembuhan, hanya
saja ketika sedang dirawat di rumah sakit, pasien tidak
melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, saat ini karena
penurunan kesadaran pasien tidak menjalani ibadah apapun,
hanya keluarga yang berdoa saja
Respon akibat sakit : menurut suami, respon pasien akibat sakit yang dialami yaitu pasrah
dan menganggap bahwa ini cobaan dari Allah SWT, sehingga pasien
walaupun sedang sedih akan selalu mencoba untuk berpikir positif dan
terus beribadah
Tanggapan terhadap diri setelah sakit : tidak terkaji
Dukungan lingkungan :
a. Konsep Diri
 Gambaran Diri
 Identitas Diri
 Peran Diri
 Harga Diri
 Ideal Diri
 Mekanisme Koping
b. Riwayat Aktivitas Sosial
c. Riwayat Aktivitas Spiritual
Pasien mengatakan terdapat perubahan pada pola ibadah pasien, selama di Rumah Sakit pasien
tidak melakukan solat 5 waktu karena pasien mengalami penurunan kesadaran.
d. Status Ekonomi
Keluarga pasien mengatakan bahwa selama pasien dirawat di rumah sakit, sudah banyak biaya
yang keluar. Selama itulah untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang menunggui pasien (bekal
selama di Bandung). Saat ini, keluarga hanya berharap segera di beri kesembuhan untuk pasien.
e. Pengetahuan tentang penyakit
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah mengetahui sedikit tentang peyakitnya. Pasien
menyadari bahwa saat ini pasien menderita penyakit kanker payudara dan namun tidak
mengetahui kalau kanker sudah menjalar ke anggota tubuh lainnya. Keluarga pasien menyadari
bahwa penyakit yang pasien alami saat ini sulit untuk disembuhkan namun keluarga yakin dan
mau berusaha menjalani pengobatan sampai sembuh.

K. Skrining Nutrisi
No Resiko Nilai Skor
1 Apakah pasienmengalami penurunan BB yang tidak direncanakan?*
 Tidak (tidak terjadi penurunan BB dalam 6 bulan terakhir) 0
 Tidak yakin (tanyakan apakah baju/celana terasa longgar?) 2
2
 Ya, berapa penurunan BB (kg)?
o 1-5 1
o 6-10 2
o 11-15 3
o >15 4
o Tidak yakin 2

2 Apakah asupan makanan pasienburuk akibat nafsu makan menurun (misalnya asupan
makanan hanya ¾ dari biasanya)**
 Tidak 0
 Ya 1 1
3 Sakit berat ?***
 Tidak 0
 Ya 2 2
Total Skor 5
Kesimpulan dan tindak lanjut
 Total skor ≥ 2 rujuk ke dietisien untuk assassement gizi
 Totalskor < 2 skrining ulang 7 hari
Keterangan :
 Total skor ≥ 2 : resiko maksimal
 *Malnutrisi yang dimaksud dalam hal ini adalah kekurangan gizi
 **Asupan makanan yang buruk juga dapat terjadi karena gangguan mengunyah atau menelan
 Penurunan berat badan yang tidak direncanakan pada pasiendengan kelebihan berat badan atau obesitas dapat beresiko
terjadinya malnutrisi
 ***Penyakit yang beresiko terjadinya gangguan gizi diantaranya: dirawat di HCU/ICU, penurunan kesadaran,
kegawatan abdomen (perdarahan, ileus, peritonitis, asites massif, tumor intraabdomen besar, post operasi), gangguan
pernafasan berat, keganasan dengan komplikasi, gagal jantung, gagal ginjal kronik, gagal hati, diabetes mellitus, atau
kondisi sakit berat lain

L. Skrining Resiko Dekubitus


Aspek 1 2 3 4 Skor
Persepsi Keterbatasan Sangat terbatas Keterbatasan Tidak ada
1
Sensori penuh ringan keterbatasan
Kelembapan Lembab terus - Sangat lembab Kadang-kadang Tidak ada
4
menerus lembab lembab
Aktivitas Di tempat tidur Diatas kursi Kadang-kadang Sering berjalan
1
berjalan
Mobilisasi Tidak dapat Pergerakan Keterbatasan Tidak ada
1
bergerak sangat terbatas ringan keterbatasan
Status Nutrisi Sangat buruk Tidak adekuat Adekuat Baik sekali
2
Friksi/ Bermasalah Potensi Tidak ada
2
Gesekan bermasalah masalah
Total skor 11
 < 10 = resiko sangat tinggi
Definisi resiko :  15- 18 = beresiko
 10 -12 = resiko tinggi  ≥19 = resiko rendah / tidak beresiko
 13 – 14 = resiko sedang
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori resiko
M. Skrining Resiko Jatuh (Morse Falls)

No Resiko Nilai Skor


1 Riwayat jatuh, yang baru atau dalam 1 bulan terakhir Tidak 0 0
Ya 25
2 Diagnosa medis sekunder >1 Tidak 0 15
Ya 15
3 Alat bantu jalan :
 Bed rest/ dibantu perawat 0
 Penopang, tongkat/ walker 15 0
 Furniture 30
4 Memakai terapi heparin lock / IV Tidak 0
Ya 20 20
5 Cara berpindah/ berjalan:
 Normal/bedrest/immobilisasi 0
 Lemah 10 0
 Terganggu 20
6 Status mental :
 Orientasi sesuai kemampuan diri 0 15
 Lupa keterbatasan diri 15

Total Skor 55

Definisi resiko :
 0–24 = pasien tidak beresiko  25 -45 = resiko rendah >45 = resiko tinggi
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori resiko

N. PENAPISAN PASIENPALIATIVE CARE


1 Penyakit Dasar Skor Jumlah Skor
a. Kanker 2 2
b. PPOK 2
c. Stroke (dengan penurunan fungsional > 50%) 2
d. Penyakit Ginjal Kronis 2
e. Penyakit Jantung berat 2
f. HIV/ AIDS 2
2 Penyakit Ko Morbiditas Skor Jumlah Skor
a. Penyakit hati kronis 1
b. Penyakit ginjal moderat 1
c. PPOK Moderat 1
d. Gagal jantung kongestif 1
e. Kondisi/ komplikasi lain: Efusi Pleura 1 1
3 Status fungsional pasien Menggunakan status perfoma ECOG Skor Jumlah Skor
0. = Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti sebelum 0
ada penyakit
1. = Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi dapat melakukan 0
pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor yang ringa, rawat
jalan.
2. = Rawat jalan, dpat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan 1
semua aktifitas, lebih dari 50% jam bangun.
3. = Dapat mengurus ddiri sendiri secara terbatas, lebih banyak waktunya di 2
tempat tidur atau dikursi roda dengan waktu
4. = Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat tidur, 3 3
kondisi berat/cacat.
4 Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan pasien Skor Jumlah Skor
a. Tidak akan menjalani perngobatan kuratif 1
b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi 1
c. Nyeri tidak terbatas lebih dari 24 jam 1
d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual, muntah) : sesak 1
e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian 1 1
f. Sering berkunjung ke unit gawat/darurat di rumah sakit 1 1
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 30 hari 1
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna 1
i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan 1
j. Memiliki prognosis yang jelek 1 1
Total Skor 9
Keterangan:
Total Skor = 9 Perlu Intervensi Paliatif

O. PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIENPALIATIF & END OF LIFE


► ASSESMENT SISTEMATIK
KRITERIA YA TIDAK KETERANGAN
GENERAL
Lelah √
Gangguan Tidur √
Nyeri
Gangguan Mobilisasi √
SISTEM SARAF PUSAT
Sakit kepala
Pusing
Pingsan
Kelemahan Tungkai
Penurunan Kesadaran √
Kebingungan
Hilang memori √
Halusinasi
Mimpi buruk
RESPIRASI
Sesak napas √
Batuk
Sputum
Hemoptosis
SALURAN CERNA
Nafsu Makan Hilang √
Gaangguan oral √
Penurunan berat badan
Disfagia √
Mual √
Muntah √
Konstipasi √
Diare
Hematemesis
Melena

SALURAN KEMIH
Gangguan kemih √
Gangguan kandungan √
Kateter √
INTEGUMEN
Gatal
Kemerahan √
PSIKOLOGIS
Sedih
Depresi
Cemas
LAINNYA
► PERAWATAN TERINTEGRASI
Pasien Keluarga
Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
Wawasan Mengetahui diagnosis √
Mengetahui prognosis √
Mengetahui tujuan perawatan √
Kebutuhan akan dukungan spiritual pada pasien √
Keagamaan/kebutuhan spiritual pada keluarga/lainnya √
Dukungan
Kecemasan pasien/kerabat terhadap diri sendiri atau orang lain √
Spiritual
Dukungan dari tim secara keseluruhan √
Identifikasi tradisi keagamaan
Masalah psikologis : Cemas meninggalkan anak-anak

Kualitas Hidup (WHOQOL-BREF)


Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal
lain dalam hidup anda. Saya akan membacakan setiap pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan
pilihan jawaban. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang
jawaban yang akan anda berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada
benak anda seringkali merupakan jawaban yang terbaik. Camkanlah dalam pikiran anda segala standar
hidup, harapan, kesenangan dan perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang
kehidupan anda pada empat minggu terakhir.

Sangat buruk Buruk Biasa-biasa saja Baik Sangat baik


1. Bagaimana menurut anda kualitas hidup anda?

Sangat tidak Tidak Biasa- Memuaskan Sangat


memuaskan memuaskan biasa saja memuaskan
2. Seberapa puas anda terhadap
kesehatan anda?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam
empat minggu terakhir.
Tidak Sedikit Dalam Sangat Dalam jumlah
sama jumlah sering berlebihan
sekali sedang
3. Seberapa jauh rasa sakit fisik anda mencegah
anda dalam beraktivitas sesuai kebutuhan anda?
4. Seberapa sering anda membutuhkan terapi medis
untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-
hari anda?
5. Seberapa jauh anda menikmati hidup anda?
6. Seberapa jauh anda merasa hidup anda berarti?
7. Seberapa jauh anda mampu berkonsentrasi?
8. Secara umum, seberapa aman anda rasakan
dalam kehidupan anda sehari-hari?
9. Seberapa sehat lingkungan dimana anda tinggal
(berkaitan dengan sarana dan prasarana)

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam 4 minggu
terakhir?
Tidak sama Sedikit Sedang Seringkali Sepenuhnya
sekali dialami
10. Apakah anda memiliki vitalitas yang cukup
untuk beraktivitas sehari-hari?
11. Apakah anda dapat menerima
penampilan tubuh anda?
12. Apakah anda memiliki cukup uang untuk
memenuhi kebutuhan anda?
13. Seberapa jauh ketersediaan
informasi bagi kehidupan anda dari hari ke
hari?
14. Seberapa sering anda memiliki
kesempatan untuk bersenang-senang /
rekreasi?

Sangat buruk Buruk Biasa-biasa saja Baik Sangat baik


15. Seberapa baik kemampuan anda dalam bergaul?

Sangat tidak Tidak Biasa-biasa Memuask Sangat


memuaskan memuaskan saja an memuask
an
16. Seberapa puaskah anda dengan tidur anda?
17. Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda
untuk menampilkan aktivitas kehidupan anda sehari-
hari?
18. Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda
untuk bekerja?
19. Seberapa puaskah anda terhadap diri anda?
20. Seberapa puaskah anda dengan hubungan personal /
sosial anda?
21. Seberapa puaskah anda dengan kehidupan seksual
anda?
22. Seberapa puaskah anda dengan dukungan yang anda
peroleh dari teman anda?
23. Seberapa puaskah anda dengan kondisi tempat anda
tinggal saat ini?
24. Seberapa puaskah anda dengan akses anda pada
layanan kesehatan?
25. Seberapa puaskah anda dengan transportasi yang
harus anda jalani?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut
dalam empat minggu terakhir.
Tidak Jarang Cukup Sangat Selalu
pernah sering sering
26. Seberapa sering anda memiliki
perasaan negatif seperti ‘feeling blue’ (kesepian),
putus asa, cemas dan depresi

DOMAIN Equations for computing Raw score Transformed Keterangan


domain scores scores* 0-100
(6-Q3) + (6-Q4) + Q10 + 12 25 Kualitas Hidup Buruk
DOMAIN 1 Q15 + Q16 + Q17 + Q18
Q5 + Q6 + Q7 + Q11 + 14 41 Kualitas Hidup Sedang
DOMAIN 2 Q19 + (6-Q26)
Q20 + Q21 + Q22 9 58 Kualitas Hidup Sedang
DOMAIN 3
Q8 + Q9 + Q12 + Q13 + 20 37,5 Kualitas Hidup Buruk
DOMAIN 4 Q14 + Q23 + Q24 + Q25

Pada setiap jawaban pertanya an dikonversikan dalam skala 0 -100 untuk interpretasi standar :
► (1 = 0) ; (2 = 25) ; (3= 50) ; (4= 75) ; (5 = 100)
Nilai total dihitung dengan menjumlahkan nilai pertanyaan yang mendapat jawaban dibagi dengan
jumlah pertanyaan yang dijawab pada semua bidang. Hasil dipersentasikan dengan cara pemberian skor
dan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
► 0-20 = Kualitas Hidup Sangat Buruk
► 21-40 = Kualitas Hidup Buruk
► 41-60 = Kualitas Hidup Sedang
► 61-80 = Kualitas Hidup Baik
► 81-100 = Kualitas Hidup Sangat Baik
(Anastasi & Urbina, 1997) dalam (Nofitri, 2009)

5. TES DASS (DEPRESSION, ANXIETY & STRESS SCALE)


0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-
4 engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik
sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya
9 merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini
berakhir.
10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami
14
penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan berkeringat),
19 padahal temperatur tidak panas atau tidak melakukan aktivitas fisik
sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang saya
24
lakukan.
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis
25 melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung meningkat
atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya kesal.
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang
30
tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang
32
sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya untuk
35
menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin menjadi
40
panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan
42
sesuatu.
Kesimpulan:
a. Depresi :
b. Kecemasan :
c. Stres :
6. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 29/06/2019
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Glukosa sewaktu 108 <140 mg/dL N
Protein total 5.9 6.4-8.2 g/dL L
Albumin 2.77 3.4-5.0 g/dL L
Globulin 3.1
Asam laktat 2.5 0.7-2.5 mmol/L N
Ureum 70.0 15.0-39 mg/dL H
Kreatinin 0.65 0.6-1.0 mg/dL N
Natrium (Na) 135 135-145 mEq/L N
Kalium (K) 3.7 3.5-5.1 mEq/L N
Kalsium ion 4.94 4.5-5.6 mg/dL N
Magnesium 2.0 1.8-2.4 mg/dL N
Rasio Albumin / 0.89 1.1-1.5 L
Globulin
Analisa gas darah
vena
Nilai gas darah
pH 7.425 7.31-7.41 H
pCO2 33 41-51 mmHg L
pO2 110.8 24.0-39.0 mmHg H
Status asam basa
HCO3 22 21-28 mmol/L N
tCO2 23 22-29 mmol/L N
Saturasi O2 98.1 70-80 % H

7. Terapi Farmakologi
No Nama Obat Dosis Rute Keterangan
1. Ceftriaxone 1x2gr IV Ceftriaxone adalah antibiotik yang digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit infeksi bakteri.
Ceftriaxone adalah antibiotik golongan cephalosporin
generasi ketiga yang bekerjadengan cara mengikat satu
atau lebih penicillin-binding proteins (PBP) yang
menghambat transpeptidasi tahap terakhir dari sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga
menghambat biosintesis dan mencegah pembentukan
dinding sel yang mengakibatkan kematian sel bakteri.
2. Paracetamol 3x500g PO Paracetamol mengurangi rasa sakit dengan cara
menurunkan produksi zat dalam tubuh yang disebut
prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang
dilepaskan tubuh sebagai reaksi terhadap kerusakan
jaringan atau infeksi, yang memicu terjadinya
peradangan, demam, dan rasa nyeri. Paracetamol
menghalangi produksi prostaglandin, sehingga rasa
sakit dan demam berkurang.
3. Ranitidine 2x50mg IV H2 antagonis adalah inhibitor kompetitif histamin pada
reseptor H2 sel parietal. Mereka menekan sekresi asam
normal (alami) oleh sel parietal dan sekresi asam yang
dirangsang makan. Mereka melakukannya dengan dua
mekanisme: histamin yang dilepaskan oleh sel-sel ECL
dalam perut diblokir dari pengikatan dengan reseptor
H2 sel parietal yang merangsang sekresi asam, dan zat
lain yang meningkatkan sekresi asam (seperti gastrin
dan asetilkolin) efek yang dimiliki pada sel parietal
dikurangi ketika reseptor H2 diblokir
4. NAC 3x200mg PO Fungsi N-Asetil Sistein adalah memanfaatkan gugus
sulfidril yang dapat mengurangi ikatan dari disulfida
pada lendir pernapasan, sehingga dapat menurunkan
kekentalan dan mengencerkan dahak.
5. Combivent 3x1 Inh Combivent adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi penyakit saluran pernapasan,
seperti PPOK atau asma. Obat ini juga diindikasikan
untuk perawatan penyumbatan hidung, radang selaput
lendir dan bronkospasme. Obat ini memiliki kandungan
albuterol atau salbutamol sulfat dan ipratropium
bromida. Combivent memiliki cara kerja dengan
membuka saluran udara ke paru-paru serta melakukan
relaksasi atau mengendurkan otot-otot pada saluran
napas.
6. Ringer Lactat 1500ml/24j IV Ringer laktat merupakan cairan elektrolit isotonik
am golongan kristaloid yang sering digunakan untuk
resusitasi cairan dan terapi cairan rumatan, misalnya
pada pasien syok, luka bakar, atau gangguan
keseimbangan elektrolit. Ringer laktat juga sering kali
disebut campuran natrium laktat (compound sodium
lactate), atau RL. Nama kimia cairan ringer laktat
adalah C3H6CaCl4KNa2O3. Efek terapi ringer laktat
antara lain adalah ekspansi volume intravaskular,
sehingga menaikkan preload dan memperbaiki perfusi.
Efek terapi lain adalah memberikan kandungan natrium
laktat sehingga menurunkan kematian sel akibat
iskemia.

Anda mungkin juga menyukai