Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Teori Moral Etika Keperawatan

A. Definisi

Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti adat dan kebiasaan.
Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar
perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia
tinggal. Pengertian kedua moral adalah perilaku manusia dengan menggunakan etika yang
dipertanggung jawabkan kepada tuhan. Moral pada praktek keperawatan berarti perawat bisa
memberikan jawaban bagaimana mereka meningkatkan, melindungi dan memenuhi
kebutuhan kesehatan sambil menghormati hak individu dalam menentukan pelayanan
kesehatan sendiri. Dalam keperawatan kesehatan masyarakat dimana penekanan yang
terbesar atas kelompok besar dan bukan atas individu klien akuntabilitas moral berarti bisa di
jawab bagaimana kesehatan dari orang banyak, bagaimana ditingkatkannya dilindungi dan di
penuhi kebutuhannya.
Filsafat moral yang menjadi dasar etika profesi digunakan pula untuk memecahkan
masalah yang mengandung unsur etis. Filsafat moral berarti keyakinan atau kepercayaan
kepada tuhan dari manusia untuk mempertanggung jawabkan perilakunya berdasarkan
keputusan yang telah dibuat,dengan keyakinannya tentang kebenaran dan kebaikan keputusan
tersebut.

Pengertian perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses


perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat
dan ciri-ciri yang baru (Reni Akbar Hawadi : 2001). Helden (1977) dan Richards (1971)
berpendapat moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan tindakan
dibandingkan dengan tindakan-tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap
prinsip-prinsip dan aturan-aturan.

Pengertian perkembangan moral telah kita mengetahui arti dari kedua suku kata
yaitu perkembangan dan moral maka selanjutnya yaitu kita mulai memahami arti dari
gabungan dua kata tersebut “Perkembangan Moral” Santrock (1995) Perkembangan moral
adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Perkembangan
moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan
dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial.
B. Macam-macam Konsep Moral dalam Praktik Keperawatan

Menurut Fry(dalam Suhaemi, 2002:91) mengatakan,”Praktik keperawatan


mempunyai berbagai dasar penting,seperti advokasi,akuntabilitas,loyalitas,kepedulian,rasa
haru,dan menghormati martabat manusia. Di antara berbagai pernyataan ini,yang lazim
termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu
lama adalah advokasi,responsibilitas, akuntabilitas,dan loyalitas”.

 Advokasi
Fry (dalam Suhaemi, 2002:91-93), mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif
terhadap setiap hal yang memiliki penyebab/dampak penting. Definisi ini mirip
dengan yang dinyatakan Gadow (1983) bahwa “advokasi merupakan dasar falsafah
dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu
secara bebas menentukan nasibnya sendiri”. Pada dasarnya, peran perawat sebagai
advokat klien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada klien atas
keputusan apapun yang dibuat klien,memberi informasi berarti menyediakan
penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan klien. Adapun dua bentuk bantuan
yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Dalam menjalankan peran sebagai
advokat,perawat harus menghargai klien sebagai individu yang memiliki karakteristik.
Dalam hal ini perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan nilai
manusiawi klien selama dalam keadaan sakit.
 Responsibilitas dan akuntabilitas
Responsibilitas (tanggung jawab) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat,perawat
harus bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dalam memberikannya
dengan aman dan benar,dan mengevaluasi respons klien terhadap obat tersebut.
Perawat yang selalu bertanggung jawab dalam melakukan tindakannya akan
mendapatkan kepercayaan dari klien atau dari profesi lainnya.
Akuntabilitas (tanggung gugat) dapat menjawab segalahal yang berhubungan dengan
tindakan seseorang. Perawat bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri,klien,profesi,sesama karyawan,dan masyarakat. Jika memberi dosis obat yang
salah kepada klien,perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat,oleh
dokter yang memberikan tugas delegatif,dan oleh masyarakat yang menuntut
kemampuan profesionalnya. Agar dapat bertanggung gugat,perawat harus bertindak
profesional serta berdasarkan etika dan mora; profesinya. Akuntabilitas dilakukan
untuk mengevaluasi efektivitas perawat dalam melakukan praktik keperawatan.
 Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang meliputi simpati,peduli,dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Ini berarti
pertimbangan tentnag nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai dan tujuan sendiri.
Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama,menepati
janji,menentukan masalah dan prioritas,serta mengupayakan pencapaian kepuasan
bersama (Jameton & Fry, 1984-1991). Ada empat argumen untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu masalah klien tidak boleh didiskusikan oleh klien,perawat harus
bijaksana dalam membicarakan informasi,menghindari pembicaraan yang tidak
bermanfaat,dan perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengen
berperilaku secara tepat pada saat bertugas.

Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya
bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda. Perilaku amoral atau non moral adalah perilaku
yang tidak sesuai dengan harapan sosial yang disebabkan oleh ketidakacuhan terhadap
harapan sosial (pelanggaran secara tidak sengaja terhadap standar kelompok). Sedangkan
perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial, karena tidak
setuju dengan standar sosial atau kurang memiliki rasa wajib menyesuaikan diri dengan
harapan sosial.
Perkembangan Moral menurut Lawrence Kohlberg mengemukakan teori
perkembangan moral berdasar teori Piaget, yaitu dengan pendekatan organismik (melalui
tahap-tahap perkem-bangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal). Selain
itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari perilaku moral (moral
behavior).Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral
seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan oleh
Lawrence Kohlberg. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar
dari perilaku etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia
mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti
Piaget,yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan
konstruktif. Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa proses
perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya
berlanjut selama kehidupan,walaupun ada dialog yang mempertanyakan implikasi filosofis
dari penelitiannya. Kohlberg menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam
penelitiannya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan menjustifikasi tindakan-
tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama.

Ada beberapa teori yang membahas tentang perkembangan moral, diantaranya:


a. Perkembangan moral menurut Teori Belajar Sosial
Menurut teori belajar sosial, perkembangan sosial merupakan proses yang dipelajari selama
proses interaksi sosial seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial berlangsung
melalui proses peniruan, latihan dan penguatan.
Menurut Bandura perkembangan moral berlangsung melalui interaksi seseorang dengan
lingkungan yang menyediakan konten moral. Moral seseorang akan berkembang dengan
baik, apabila berinteraksi dengan orang dewasa yang menunjukkan tingkah laku moral dalam
melakukan tindakan sehari-hari.
Oleh karena itu, interaksi yang bermoral dengan orangtua dan guru khususnya serta orang
dewasa umumnya sangat penting pengaruhnya untuk mengembangkan moral remaja.
b. Perkembangan moral menurut Teori Kognitif
Pelopor teori Kognitif adalah Jean Piaget yang menekankan bahwa perkembangan kognitif
erat kaitannya dengan perkembangan moral remaja. Oleh karena itu, perkembangan moral
remaja tergantung pada perkembangan kognitifnya. Piaget berpendapat bahwa terdapat
hubungan yang sejajar antara perkembangan kognitif dengan perkembangan moral remaja.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral ini sesungguhnya banyak
sekali yang terpenting antara lain:
1. Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang dalam masyarakat
Keyakinan agama yang didasarkan pada pengertian yang sesungguhnya dan sejalan tentang
ajaran agama yang dianutnya, kemudian diiringi dengan pelaksanaan ajaran-ajaran tersebut
merupakan benteng moral yang paling kokoh. Apabila berkeyakinan beragama itu betul-betul
telah menjadi bagian integral dari kepribadian seseorang, keyakinannya itulah yang akan
mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan perasaanya jika terjadi tarikan orang kepada
sesuatu yang tampaknya cepat berpindah meneliti apakah hal tersebut boleh atau terlarang
oleh agamanya. Andaikan yang termasuk terlarang betapapun tarikan luar itu tidak akan
diindahkannya karena takut melaksanakan yang dilarang oleh agamanya.
2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil
Faktor kedua yang ikut mempengaruhi moral masyarakat ialah kurang stabilnya keadaan,
baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Kegoncangan atau ketidakstabilan suasana
yang menyelimuti seseorang menyebabkan cemas dan gelisah, akibat tidak dapatnya
mencapai rasa aman dan ketentraman dalam hidup. Misalnya apabila keadaan ekonomi
goncang, harga barang-barang naik turun dalam batas yang tidak dapat diperkirakan lebih
dahulu oleh orang-orang dalam masyarakat, maka untuk mencari keseimbangan jiwa
kembali, orang terpaksa berusaha keras. jika ia gagal dalam usahanya yang sehat, disinilah
terjadi penyelewengan.
3. Banyaknya tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral
Suatu hal yang belakangan ini kurang mendapat perhatian kita ialah tulisan-tulisan, bacaan-
bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, kesenian-kesenian dan permainan-permainan yang
seolah-olah mendorong anak-anak muda untuk mengikuti arus mudanya. Segi moral dan
mental kurang mendapat perhatian, hasil-hasil seni itu sekedar ungkapan dari keinginan dan
kebutuhan yang sesungguhnya tidak dapat dipenuhi begitu saja. Lalu digambarkan dengan
sangat realistis, sehingga semua yang tersimpan di dalam hati anak-anak muda diungkap dan
realisasinya terlihat dalam cerita lukisan atau permainan tersebut. Ini pun mendorong anak-
anak muda ke jurang kemerosotan moral.
4. Tidak terlaksananya pendidikan moral yang baik
Faktor keempat yang juga penting, adalah tidak terlaksananya pendidikan moral yang baik,
dalam rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Pembinaan moral, seharusnya dilaksanakan
sejak si anak kecil, sesuai dengan kemampuan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum
mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan
moral yang berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap-sikap yang
dianggap baik buat pertumbuhan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral
itu. juga perlu diingatkan bahwa pengertian moral, belum dapat menjamin tindakan moral.
Pada dasarnya moral bukanlah suatu pelajaran atau ilmu pengetahuan yang dapat dicapai
dengan mempelajari, tanpa membiasakan hidup bermoral dari kecil dan moral itu tumbuh
dari tindakan kepada pengertian, tidak sebaliknya.
5. Kurangnya kasadaran orang tua akan pentingnya pendidikan moral dasar sejak
dini
Moral adalah salah satu buah iman oleh karena itu maka agar anak mempunyai moral yang
bagus harus dilandasi dengan iman dan terdidik untuk selalu ingat pasrah kapada-Nya,
dengan begitu anak akan memiliki bekal pengetahuan untuk terbiasa mulia, sebab benteng
religi sudah mengakar di dalam hatinya.
6. Banyaknya orang melalaikan budi pekerti
Budi pekerti adalah mengatakan atau melakukan sesuatu yang terpuji atau perangai yang
baik. Penanaman budi pekerti dalam jiwa anak sangat penting apabila dilihat dari hadits Nabi:
“Seorang bapak yang mendidik anaknya adalah lebih baik dari pada bersedekah sebanyak
satu sha”. “Tidak ada pemberian seorang bapak kepada anaknya yang lebih baik dari pada
budi pekerti”. Namun sebagian orang tua melalaikan kepentingan pembinaan budi pekerti dan
sopan santun anak. Para orang tua yang malang itu tidak sadar, bahwa ia telah
menjerumuskan anaknya sendiri ke jurang, padahal pembinaan budi pekerti adalah hak anak
atas orang tuanya seperti hak makan, minum serta nafkah.
7. Suasana rumah tangga yang kurang baik
Faktor yang terlihat dalam masyarakat sekarang ialah kerukunan hidup dalam rumah tangga
kurang terjamin. Tidak tampak adanya saling pengertian, saling menerima, saling
menghargai, saling mencintai diantara suami istri. Tidak rukunnya ibu bapak menyebabkan
gelisahnya anak-anak mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan berada di tengah-tengah
orang tua yang tidak rukun. Anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada
perbuatan-perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya mengganggu
ketentraman orang lain.
8. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang
Suatu faktor yang telah ikut juga memudahkan rusaknya moral anak-anak muda, ialah
kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu luang, dengan cara yang baik dan sehat. Pada
rentang usia dini akhir adalah usia dimana anak suka berkhayal, melamunkan hal yang jauh
atau sulit dijangkau. Kalau mereka dibiarkan tanpa bimbingan dalam mengisi waktu luang
maka akan banyak lamunan yang kurang sehat timbul dari mereka.
9. Kurangnya tempat layanan bimbingan
Terakhir perlu dicatat, bahwa kurangnya tempat layanan bimbingan dan penyuluhan yang
akan menampung dan menyalurkan anak-anak ke arah mental yang sehat. Dengan kurangnya
atau tidak adanya tempat kembali bagi anak-anak yang gelisah dan butuh bimbingan itu,
maka pergilah mereka berkelompok dan bergabung kepada anak-anak yang juga gelisah. Dari
sinilah akan keluar model kelakuan anak yang kurang menyenangkan.
D. Hubungan Etika dengan Moral, Norma danNilai

Nilai dan norma selalu berkaitan dengan moral dan etika. Etika, moral, norma dan
nilai langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup erat, karena masing-
masing akan menentukan etika seseorang. Hubungan diantaranya dapat diringkas sebagai
berikut.
1. Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin).
a. Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh
manusia.
b. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan dan segala sesuatu pertimbangan
batiniah manusia.
c. Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek dan bersifat obyektif bila melekat
pada sesuatu yang terlepas dari penilaian manusia.
2. Norma merupakan wujud konkrit dari nilai yang menuntun sikap dan tingkah laku
manusia. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
3. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap
dan tingkah lakunya. Norma menjadi panutan penuntun sikap dan tingkah laku manusia.
4. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas
tentang prinsip-prinsip moralitas. Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai
macam apa yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

E. Prinsip Moral yang sering di gunakan dalam keperawatan ( Johnstone, 1989, Baird et,at
1991 )

1. Autonomi (Otonomi)
2. Beneficience (berbuat baik)
3. Justice (keadilan)
4. Confidentiality (kerahasiaan)
5. Veracity(kejujuran)
6. Avoiding Killing (tidak merugikan)
7. Fidelity (menepati janji)
8. Akuntabilitas
A.“Antonomy” (otonomi)
Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri, berarti
menghargai manusia sehingga memperlakukan mereka sebagai seseorang yang mempunyai
harga diri dan martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Melibatkan pasien
dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan
Beberapa tindakan yang tidak mempertahankan otonomi
 Melakukan tindakan tanpa informasi sebelumnya.
 Melakukan sesuatu tanpa informasi yang relevan yang penting di ketahui pasien
dalam membuat suatu pilihan.
 Tidak memmberikan referensi yang lengkap walaupun pasien menghendaki informasi
tersebut.
 Memaksa pasien memberi informasi.
Tugas perawat berkaitan dengan upaya menghargai otonomi adalah :
1. Membantu dan membangkitkan kemampuan pasien dalam mengambil
keputusan
2. Mengsupport hak pasien Informed Concend
3. Arahan yang sifatnya Advance
4. Dukungan keputusan pasien yang baik
Hambatan Pelaksanaan Otonomi Pasien
 Perawat/tim bukan profesional
 Perawat/tim dominan dalam mengambil keputusan
 Pasien tidak tahu haknya.
B. “Beneficience”
Prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain (kemurahan hati)
Prinsip kemurahan hati adalah :
 Menghilangkan kondisi-kondisi yang sangat merugikan
 Mencegah kerugian/kerusakan/kesalahan.
 Berbuat baik.
 Normale aficence Tindakan menghindarkan kerusakan/kerugian/kejahatan.
 Mengindikasikan bahwa individu secara moral di haruskan untuk menghindari yang
merugikan orang lain. Tanpa memberikan kerusakan
C.“Justice” (Keadilan)
Prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu à setiap individu mendapat tindakan
yang sama/konstribusi yang sama
Agar Justice tetap dilaksanakan, perlu :
1. Kontrak dengan klien
2. Kebutuhan individu
3. Upaya/usaha individu
4. Kemapuan membayar pasien
5. Konstribusi sosial.
D. Veracity
Merupakan suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak
membohongi orang lain/pasien :
Kebenaran adalah hal yang sangat pundamental dalam membangun hubungan dengan orang
lain. Informasi tidak menyenangkan membuat depresi & ketakutan. oleh karena itu seorang
Perawat mempersiapkan dengan baik untuk mengantisipasi reaksi pasien. Pasien yang
mengalami kanker pun ingin diberitahukan yang sebenarnya tentang kondisinya ( Yeatch
Dalam Baird 1991 )
E. “Avoiding Killing”
Menekankan kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan manusia, tidak membunuh atau
mengakhiri kehidupan.
- Bila Kewajiban perawat melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi pasien
(Beneficience) haruslah perawat membantu pasien mengatasi penderitaannya atau
mempercepat kematian.
- Perawat menghargai eksistensi kemanusiaan, mempunyai konsekwensi untuk melindungi
dan mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara.
F. “Fidelity”
Menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya.
Kewajiban mempertahankan hubungan salin percaya antara perawat dan pasien:
* Menepati janji
* Menyimpan rahasia
* Caring sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan diri.
“Caring” dalam askep :
 Menjalin hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien
 Memberi Penghargaan pada pasien
 Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah bagi pasien.
 Memberi kebebasan melakukan ibadah
 Membuat pasien sejahtera
G.“Confidenciality”
Upaya merahasiakan informasi yang sifatnya rahasia bagi pasien untuk menjaga privasi
pasien àmerupakan prinsip etik yang mendasar.
Misal : Data – Pasien . Menghindarkan diri mendiskusikan kondisi pasien dengan orang yang
tidak terkait.
H. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali
Sumber :

 http://gitayulia.blogspot.co.id/2011/04/teori-perkembangan-moral.html(blog)
 https://id.scribd.com/doc/314274369/Perkembangan-Moral-Kohlberg(scribd)
 https://www.google.co.id/search?q=macam+macam+perkembangan+moral+dalam+kepera
watan&oq=macam+macam+perkembangan+moral+dalam+keperawatan&aqs=chrome..69i5
7.34136j0j8&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8#
 http://djeriafriansyah25.blogspot.co.id/2014/03/perkembangan-moral-menurut-
lawrence.html
 https://www.google.co.id/search?ei=ZihtWu4FyK3xBYqvitgF&q=makalah+moral+k
eperawatan&oq=makalah+moral+keperawatan&gs_l=psy-
ab.12..0i7i30k1j0j0i7i30k1j0i8i30k1l7.96438.96438.0.99448.1.1.0.0.0.0.183.183.0j1.
1.0....0...1c.1.64.psy-ab..0.1.167....0.dS0KshM9Lkw#
 https://zulhasni.wordpress.com/2012/09/23/perkembangan-moral/
 staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../f-perkembangan-moral-kuliah-pp1-0509.pdf
 buku etika keperawatan:aplikasi pada praktik oleh Dra.Hj.Mimin Emi Suhaemi:editor,
monica ester.—Jakarta:EGC,2002. Hal. 11,91-94
 buku etika keperawatan:praktik asuhan holistik oleh Anne Bishop,John Scudder,
jakarta:EGC,2001 Hal. 41-44

Anda mungkin juga menyukai