Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau
buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang
baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan
buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial
budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi
berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada
prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut
suara hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan pola
pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu
pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang
kuat dangan basis etik dan moral yang baik.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai ?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai personal ?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai luhur profesi ?
4. Apa saja kebijakan dan nilai-nilai yang terkandung?
5. Apa saja pertimbangan nilai-nilai ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari nilai.
2. Mengetahui pengertian nilai personal.
3. Mengetahui pengertian luhur profesi.
4. Mengetahui kebijakan dan nilai-nilai yang terkandung.
5. Mengetahui pertimbangan nilai.
 
 
 

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Nilai

      Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap penting dan sering diartikan
sebagai perilaku personal.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah–langkah yang seharusnya
dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di peroleh seseorang
sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang mendapat perhatian
khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran menjadikan
mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain.

Klarifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan
kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki juga diperkuat oleh nilai
yang ada didalam diri mereka.

 Penyerapan / Pembentukan Nilai


1. Pengertian Dasar Etika
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi
kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan.
Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti sebagai filsafat moral.

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk
tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan  tingkah laku manusia, adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak kata etha mempunyai
arti adat kebiasaan. Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai
untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika
berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

2. Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan
dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk
melakukan sesuatu sekarang dan disini. Ketikakita tidak mengikuti hati nurani berarti
kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam
kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai
kesadaran.

2
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga
pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu
bertanggung jawab tanpa kebebasan.

Batas-batas kebebasan meliputi :

 Faktor internal
 Lingkungan
 Kebebasan orang lain.
 Generasi penerus yang akan datang

3. Nilai dan Norma


Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan.
Sedangkan Norma adalah aturan-aturan yang menyertai nilai.

4. Hak dan Kewajiban


Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum
objek.

5. Amoral dan Immoral


Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of
spere of moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedangkan Immoral berarti opposed
to morality, morally evil, yang berarti bertentangan dengan moralitas yang baik,
secara moral buruk, tidak etis.

6. Moral dan Agama


Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting dari tingkah laku
moral adalah agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan,
dasarnya adalah agama melarang untuk melakukannya. Agama mengatur bagaimana
cara kita hdup. Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi
setiap penganutnya. Dalam agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut
filsafat moral, kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis. Bagi penganut agama,
Tuhan adalah jaminan berlakunya tatanan moral.

B. Kode Etik Kebidanan

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/


Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan
Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan

3
pernyataan komprehensifsuatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.

Berikut merupakan kode etik Kebidanan :

1. Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik Kebidanan


Kemajuan ilmu pngetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan
profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan
pelayanan berkualitas.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman
tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam
memberikan asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien.

Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip
dan konsep yang membimbang manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya
dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.

2. Perilaku Etis Profesional Bidan


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan kebidanan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada
forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal dengan teman, sejawat, profesi
lain maupun masyarakat. Salah satu perilaku etis adalah bila bidan menampilkan prilaku
pengambilan keputusan yang etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam
membantu memecahkan masalah ini bidan menggunakan dua pedekatan dalam asuhan
kebidanan, yaitu :

3. Pendekatan berdasarkan prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika kedokteran atau kesehatan
untuk menawarkan bimbingan tindakan khusus.

4
4. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral. Hubungan bidan
dengan pasien merupakan pusat pedekataan berdasarkan asuhan, dimana memberikan
perhatian khusus kepada pasien.

C. Nilai Personal Dan Nilai Luhur Profesi


a. Pengertian nilai profesi
Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang,
nilai tersebut membentuk dasar perilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang
konsisten dan menjadi control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen
intelektual dan emosional dari seseorang.

b. Pengertian nilai luhur


Nilai luhur Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap
orang, dimana sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang
berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.

Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika
profesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan
pelayananpada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh
agar tercipta hubungan yang baik antara bidan dan klien.

 
KebijakanNilai-Nilai

1. Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan


2. Pengertian
Issue adalah suatu berita yang tidak belum tentu benar kerjasamanya, dimana berita itu bisa
benar atau salah. Issue dapat menimbulkan pro dan kontra terhadap suatu hal, yang masing-
masing memiliki argumentasi/issue merupakan topic yang menarik untuk didiskusikan,
argumentasi yang timbul akan bervariasi, issue muncul karena adanya perbedaan nilai-nilai
dan kepercayaan.Isu merupakan gosip atau kabar yang belum pasti, bukan merupakan
kenyataan dan lebih kearah negatif.

Etik atau Etika berasal dari bahasa yunani dari kata “Ethos” yang berarti kebiasaan –
kebiasaan atau tingkah laku manusia.dalam bahasa inggris disebut “Ethis”yang mempunyai
pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau peri laku manusia yang baik,yakni tindakan yang
tepat,yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya. Istilah etik yang
kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah,dan moral yaitu
mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu
tertentu,sesuai dengan perubahan / perkembangan norma/nilai dikatakan kurun waktu

5
tertentu,karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu. Etik sebagai kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

Pertimbangan nilai-nilai

ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI 


Pengertian:
• Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
• Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata
dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan
bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak
yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya
dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.
• Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam
suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai
perilaku personal.
• Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan
praktek profesional

NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI


Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan
profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan
kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain
termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan
hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan
sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat
terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan,
pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk

6
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan dan reflektifitas yang rasional.

PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI


Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan
hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat
tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai
tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh, dimana individu
belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat,
teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2) Moralitas diperoleh
dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang
dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang
berbeda; (3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan
sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu
tersebut; (4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi
atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik; (5) Tanggung jawab untuk
memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan
bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya
sendiri.

KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)


Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-
nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan
seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang
dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis
secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon, 1983).
Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan
dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh
perawat dan bidan.
Pilihan:
(1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu;
(2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan
mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.

7
(3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
Penghargaan:
(1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang bila
mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau
supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan;
(2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya. 
Tindakan
(1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari;
(2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan pribadi
dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat
atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang
kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat
manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh
karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan
serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk
menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.

PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai
dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan bisa menjadi sangat frustrasi bila
membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan
perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang
memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah
berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat
sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali
dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi
perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga
perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha
mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi
kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya
dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya,
“Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?”
Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.

8
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai
berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya
stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya,
maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia
memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan nilai-
nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan
anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta
mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang
konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan
suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang
perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan
cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi
kesehatan anda”.

PERILAKU ETIS PROFESIONAL


Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan, dan berlanjut
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis
mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan
keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat
atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip
dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan /kebidanan.

Pendekatan Berdasarkan Prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat
pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1) Sebaiknya mengarah langsung
untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang: (2)
Menghindarkan berbuat suatu kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati memberikan
sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang
manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam
bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi
bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati
kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk
tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak

9
masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih
memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan
karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip
mana yang lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan.
Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih
membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu
yang penting dalam etika.

Pendekatan Berdasarkan Asuhan


Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik
mengarahkan banyak perawat atau bidan untuk memandang “care” atau asuhan sebagai
fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat/bidan dengan pasen merupakan pusat
pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus 
kepada pasen, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat atau bidan.
Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat/bidan dapat membagi
waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu kewajaran
yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik perspektif dari
asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan; (2) Meningkatkan
penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasen sebagai manusia; (3) Mau
mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang mengarah pada
tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi
kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima
kenyataan. (Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah satu peran yang
sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan.
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen.
Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat atau bidan, dalam menemukan
kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan
prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan yang memiliki komitmen tinggi dalam
mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb: (1)
Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya
terhadap pasen; (2) berikan prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya;
(3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam
kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan
informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil
keputusan.

10
BAB III
PENUTUP
 
 Kesimpulan
      Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan /
kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis
profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan
advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen,
penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas
asuhan keperawatan atau kebidanan.
 Kritik dan Saran
Demikian Makalah   ini kami buat. Dukungan, bantuan, serta partisipasi dari semua pihak
sangat kami harapkan demi kebaikan, kebenaran, serta kelengkapan.

Kami, selaku penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan yang kami lakukan.
Dan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas segala bentuk kerjasama yang terjalin.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat bagi kita semua. Amin.

11

Anda mungkin juga menyukai