Anda di halaman 1dari 13

Membuat Paper Mini Yang Isinya Tetang Etika Moral dan Nilai

dalam Pelayanan Kebidanan.


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi dan Perundang Undangan
Dosen pengajar Bunda JAMILA, S.Si.T.M.Kes

Disusun oleh :
NAMA : MERTY DWI SULANDARI
NIM : PO.71.24.3.21.041

Tingkat IIA

PRODI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.
Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau
salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan
dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan.
Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawabmenolong persalinan.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus
mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan
mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia,
juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan
teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini
tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian
penyimpangan etik Mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam
praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya,
mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek
mandiri menjadi pekerja yang bebas. Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penyerapan dan pembentukan nilai etika kebidanan pada bidan terhadap
masyarakat

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mendapatkan bagaimana penyerapan dan pembentukan nilai etika kebidanan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Etika


Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih
dimengerti sebagai filsafat moral.

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.
Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Kemajuan ilmu pengeahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan.

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etik berfokus pada prinsip dan
konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupanya dilandasi nilai-
nilai yang di anutnya.

Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang dapat mengerti sistem nilai-nilai
yang melekat pada dirinya sendiri. Ada 3 fase dalam klarifikasi nilai-nilai yang perlu
dipahami oleh bidan yaitu : pilihan, penghargaan, dan tindakan.
B. Pengenalan Etika Umum
A. Hati Nurani

Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan
sesuatu sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita
menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Hati
nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai esadaran. Berikut ini ada
beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani sesuai lingkup pemgalaman tugas sebagai
bidan

B. Hati Nurani

Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga pengertian
manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab
tanpa kebebasan.

Batas-batas kebebasan meliputi :

a. Faktor internal
b. Lingkungan
c. Kebebasan orang lain
d. Generasi penerus yang akan datang

Adapun Ciri-Ciri Profesional Bidan :


1. Ciri-ciri Profesional :
Menurut T. Raka Joni,1980 adalah sbb:
a. Menguasai visi yang mendasari keterampilan.
b. Mempunyai wawasan filosofi.
c. Mempunyai pertimbangan rasional
d. Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja.
Menurut CV.Good
a. memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku.
b. Memliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah dibakukan (organisasi
profesi,pemerintah).
c. Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah.
Menurut Scein EH
a. Terikat dengan pekerjaan seumur hidup.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan
kariernya dan mempunyai komitmen seumur hidup
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahun dan keterampilan khusus melalui pendidikan
dan pelatihan.
d. Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori.
e. Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien.
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif klien
g. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otomi dalam
mempertahankan tindakan
h. Membentuk perkmpulan profesi peraturan untuk profesi.
i. Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka
dianggap khusus.
j. Tidak diperbolehkan mengadakan advertensi klien.

2. Periaku Etis Profesional


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang
berkualitas bedasarjkan standar perilaku yang etis dalam praktis yang etis dalam praktik
asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan
berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal dengan teman,sejawat,
profesi lain maupun masyarakat. Dalam membantu pemecahan masalah ini bidan
mengunakan 2 pendekatan dalam asuhan kebidanan,
yaitu : pendekatan berdasarkan prinsip, pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan.
1. Pendekatan berdasarkan prinsip
Menurut Beauchamp Childres, menyatakan ada 4 pendekatan prinsip dalam etika kesehatan,
meliputi:
1) tindakan sebaiknya mengarah sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap
orang.
2) menghindarkan berbuat suatu kesalahan.
3) dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
4) keadilaan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.

2. Pendekatan Berdasarkan Asuhan


Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewjiban moral. Perspektif asuhan
memberikan arah dengan cara bagaimana bidan dapat berbagi waktu untuk duduk bersam
dengan pasien atau sejawat,merupakan suatu kebahagiaan bila didasari etika. Komitmen
utama pada asuhan kebidanan adalah bagaimana advokasi terhadap pasien dalam
memberikan asuhan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien. Sikap etis profesional berari bekerja sesuai standar
melaksanakan advokasi, menjamin keselamatan pasien menghormati terhadap ha-hak pasien.
Sehingga kualitas pelayanan kebidanan meningkat.
Ada beberapa unsur pelayanan profesional, yaitu :
a. Pelayanan yang berlandaskan sikap dan kemampuan profesional.
b. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima.
c. Pelayanan yang diberikan serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi.
d. Memberikan perlindungan bagi anggota profesi.
Bidan harus menampilkan perilaku profesional
a. Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan dan
pengalaman serta ketrampilan.
b. Bermoral tinggi.
c. Berlaku jujur
d. Tidak melakukan tindakan coba-coba
e. Tidak memberikan janji yang berlebihan
f. Tidak melakukan tindakan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan
komersial.
g. Memegang teguh etika profesi.
h. Mengenali batas-batas kemampuan.
i. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya.

3. Hak dan Kewajiban Pasien dan Bidan


1. Hak Pasien
a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis
dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tsb
k. Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi
m. Pasian berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di RS.
r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal praktek.
t. Hak untuk menentukan diri sendiri.
u. Pasien berhak melihat rekam medik.

2. Kewajiban Pasien

a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat yang
merawatnya.,
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan RS.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.

3. Hak Bidan

a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat/
c. Bidan erhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan.
d. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik dicemarkan baik oleh pasien.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
f. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

4. Kewajiban Bidan

a. Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.


b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghorati hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh
suami/keluarga.
e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.
f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.
i. Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
j. Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.
k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.

5. Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan teramasuk
kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan dalam pelayanan dimulai dari: pemenuhan
kebutuhan klien sesuai,sumber daya pelayanan kebidanan untuk meningkatkan pelayanan
kebidanan dan keterjangkauan tempat pelayanan. Pelayanan kebidanan meliputi aspek
biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien memerlukan bidan yang mempunyai karakter
semangat melayani, simpati,empati,ikhlas,memberi kepuasan. Kegunaan dokumentasi adalah
sbb:
Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu pengetahuan.merupakan
alat untuk mengambil keputusan, perencanaan, pengomtrolan terhadap suatu masalah.sebagai
sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara dengan baik.
Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :
1. Kepuasan mengacu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi
2. kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratanpelayanan kebidanan.

6. Pelaksanaan Etika dalamPelayanan Kebidanan


Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasidan praktik bidan.
A. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hakklien dan suami untuk merencanakan pengaturan
kelahiran mereka
1. Tujuan konseling kontrasepsi adalah:
a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan keluarga
b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan menggunakan
KB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi
Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian sbb:
a. Minat untuk menolong orang lain
b. Mampu untuk empati
c. Menjadi pendengar yang aktif dan baik
d. Mempunyai pengamatan yang tajam
e. Terbuka terhadap pendapat orang lain
f. Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan budaya
Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :
a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya
b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor
c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi
Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan menyiapkan informed
consent secara tertulis.
B. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidna seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan
dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian yang bertujuan memajukan ilmu
pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap untukmengadakan penelitian dan siap untuk
memberikan pelayanan berdasarkan hasil penelitian. Pada dasarnya penelitian bertujuan
untuk :
a. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.
b. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri.
Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus memenuhi
ketentuan :
1. Bermanfaat bagi umat manusia
2. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup
dari dukungan kepustakaan ilmiah.
3. Tidak membahayakan objek
4. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu
5. Harus selalu dibandingkan rasio untung , rugi resiko..
Adapun Etika juga bias di artikan sebagai berikut :
diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang
jernih dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah
disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak
(Jones, 1994)
ETIK adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya.
Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup
dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.
TEORI MORAL
Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan
masalah-masalah etik.
FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk,
benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara
di dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.

 HAK KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB


Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien
memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan
dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk
pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu
yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan
kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
 TUJUAN KODE ETIK
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.
Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:
1) Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi
akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode
kehormatan.
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Dalam
hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-larangan
bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota
profesi.

3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi


Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota
profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya.
Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4) Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga
mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.
5) Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik
IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.
6) KODE ETIK BIDAN
Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam
kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat
kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada
kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan
Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah,
tujuan dan bab.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih
dimengerti sebagai filsafat moral. Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui etika
serta nilai dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika kebidanan maka
dalam penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan tepat dan
tidak melenceng dari nilai serta kode etik kebidanan.

B. Saran
Diharapkan tenaga bidan memhami tentang apa itu etika kebidanan sehingga dengan mudah
menyerap dan membetuk nilai etika kebidanan. Sehingga pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat tidak mengecewakan dan tidak ada pihak yang dirugikan
DAFTAR PUSTAKA
1. By Dina Dewi Anggraini, Sulistyani Prabu Aji, Rizqy wahyuni
imran, Eulisa Fajriana, Susanti, Nur Dewi Kartikasari, Lili Purnama
Sari · 2022
2. By Niken Bayu Argaheni, Yulinda Aswan, Ninik Azizah, Dame Evalina
Simangunsong, Puji Hastuti, Cahyaning Setyo Hutomo, Fitriyani
Pulungan, Ajeng Hayuning Tiyas, Nur Hidayah, Sri Banun Titi Istiqoma ·
2022
3. By Rano Indradi Sudra, Destri Maya Rani, Nur Alim, Lakhmudien
Lakhmudien, Irma Yanti, Astri Nurdiana, Evita Aurilia Nardina, Irma
Hamdayani Pasaribu, Rina Marlina · 2021
4. By Octa Dwienda Ristica, SKM., M.Kes., Widya Juliarti, SKM., M.Kes. ·
2015
5. By Prof. Dr. dr. Eryati Darwin, PA (K), dkk
6. By Ahmad Yauri Yunus, Miswar Tumpu, Rahmat, Yoana Nurul
Asri, Andi Arfan Sahabuddin, Muhammad
Chaerul, Mansyur, Surmayanti, Sri Adrianti Muin, Parea Rusan
Rangan, Natsar Desi, Fhirawati, Arif Alauddin Umar · 2021

Anda mungkin juga menyukai