Anda di halaman 1dari 18

“MEMBUAT RESUME TENTANG PERKEMBANGAN

KEPENDUDUKAN DAN KB DI INDONESIA:


Mata kuliah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga
Dosen Pengampu Siti Fatimah,SST.,M.Bmd

DISUSUN OLEH :

NAMA : Merty Dwi Sulandari


NIM : PO .71.24.3.21.041

Tingkat IIA

PRODI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

[Type text] Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Tujuan.........................................................................................................2

C. Sistematika Penulisan..................................................................................2

D. Rumusan Masalah.......................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia..........5


B. Peraturan Pemerintah No 87 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangan Keluarga Berencana………………………………………..
C. Dampak Program Keluarga Berencana (KB) terhadap pencegahan
kelahiran......................................................................................................6
D. Organisasi – organisasi KB di Indonesia....................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................10

A. KESIMPULAN...........................................................................................10

B. SARAN.......................................................................................................11

SOAL DAN PEMBAHASAN MATERI ...............................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

[Type text] Page 2


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut
politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.KB (keluarga
berencana) yaitu membatasi jumlah anak hanya dua, tiga dan lainnya. Keluarga berencana
yang dibolehkan syariat adalah suatu usaha pengaturan kelahiran atau usaha pencegahan
kehamilan sementara atas kesepakatan suami istri. KB juga merupakan suatu tindakan
perencanan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interfal
kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi
masyarakat dan Negara.
Riwayat perkembangan KB di Indonesia KB masuk di Indonesia seperti di negara
lainnya melalui pintu kesehatan, bukan pintu kependudukan ataupun isu peledakan
penduduk. Pada mulanya belum dimengerti oleh banyak pihak. Bahkan belum dimengerti
dan dihayati oleh banyak para pengambil keputusan. Masalah kependudukan adalah suatu
masalah yang dihadapi oleh semua bangsa. Masalah yang dianggap mendesak adalah
perkembangan penduduk. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang menaruh
perhatian terhadap perkembangan penduduk. Teori-teori tersebut pada hakekatnya mencari
pemecahan tentang perkembangan penduduk yang cenderung meningkat lebih cepat dari
pada kebutuhan hidup. Pada masa Orde Baru, masalah kependudukan menjadi fokus
perhatian pemerintah. Hal ini berpengaruh terhadap keluarga berencana di Indonesia. KB
diimplementasikan sebagai program pemerintah dalam waktu yang singkat.
Program KB berkaitan dengan program nasional di bidang kesehatan karena program
KB bersifat mendukung dan mempunyai sassaran yang serupa. Tujuan program KB untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yang merupakan tujuan kelima dari lima tujuan
pembangunan kesehatan. Dalam pelayanan KB bidan menggunakan alat kontrasepsi yang
lebih modern daripada cara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat pada waktu KB
sebelum menjadi program nasional .

[Type text] Page 3


BAB II
TINJAUAN TEORI

Dua inti pokok mengapa BKKBN di adakan di Indonesia adalah untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia dengan jalan Keluarga Berencana (KB). Jadi dua kata kunci :
kualitas manusia dan KB. Kualitas manusia dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan, dan
sosial-ekonomi. Pendidikan dapat secara formal di sekolah dan non formal di keluarga dan
masyarakat. Kesehatan meliputi kesehatan lahir, spiritual, dan emosional. Kesehatan lahir
tergantung pada ketersediaan pangan, sandang dan papan.

Manfaat Keluarga Berencana terhadap Pengendalian Penduduk (Bangsa dan Negara)


 Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan
kependudukan yang merupakan bagian yang terpadu dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk turut serta mencipatakan kesejahteraan ekonomi,
spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
 Manfaat Keluarga Berencana bagi kepentingan nasional adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada
umumnya.
 Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran
sehingga pertambahan penduduk sebanding dengan peningkatan produksi.

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia berpijak pada dua landasan :

1. Prinsip kepentingan nasional

2. Prinsip sukarela, demokrasi dan menghormati hak azazi manusia.

Karena berpijak pada prinsip sukarela maka usaha yang dilakukan merangsang minat
masyarakat terhadap pelaksana Keluarga Berencana. Adapun usaha-usaha yang dilakukan
antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pendekatan medis. Kegiatan penerangan dan
penyuluhan ditujukan pada masyarakat umum agar setiap anggota masyarakat memiliki
pengertian dan rasa tanggung jawab akan terciptanya keluarga sejahtera dengan menerima
norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS).\

[Type text] Page 4


A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia

1. Sosial Ekonomi

Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program
KB tidak bisa terlepas dari tingkat ekonomi masyarakat krena berkaitan erat dengan
kemampuan untuk membeli alaty kontrasepsi yang di gunakan.
Dengan suksesya program KB maka perekonomian suatu Negara akan lebih baik
krena dengan anggota kelurga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan sejahtera
dapat terjamin
2. Sosial Budaya

Sejumlah factor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode


kontrasepsi.Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai
metode, kepercayaan religious,serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko
kehamilan dan status wanita.
1. Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak saja m3mpengaruhi kerelaan menggunakan KB tetapi juga


pemilihan suatu metode.Wanita yang berpendidikan mengginkan keluarga berencana yang
efektif,tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait sebagai metode kontrasepsi.
2. Agama

Diberbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien dalam memilih


metode. Sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi kontrasepsi mereka yang
memakai KB alami. Pemimpoin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan
sebagian lainya mengijinkan. Agama Islam tidak melarang metode kontrasepsi secara
umum, akseptor wanita berpendapat pola pendarahan yang tidak teratur disebabkan metode
hormonal akan sangat menyiulitkan merreka selama haid. Masyrakat hindu dilarang
mempersiapkan makanan selama haid sehingga pola haid yang tidak teratur dapat menjadi
masalah Status Wanita-Wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka
memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi. Di daerah yang setatus wanita
nya meningkat, memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode yang lebih
mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.

[Type text] Page 5


B. PERATURAN PEMERINTAH NO 87 TENTANG PERKEMBANGAN
KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BERENCANA

Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (2), Pasal 22 ayat (3),
dan Pasal 50 ayat (4) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga perlu dietapkan
Peraturan Pemerintah tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi
Keluarga;

Mengingat : I. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indoncsia Tahun
1945;

2. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERKEMBANGAN


KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BERENCANA.

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,


pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta
lingkungan penduduk setempat.

2. Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya


terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.

3. Perkembangan Kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan


perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi

[Type text] Page 6


oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

4. Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang


hidup dalam lingkungan yang schat.

5. Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara


jumlah penduduk lahir, mati, dan mobilitas penduduk.

6. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami, istri dan anakya, atau ayah dan anakya, atau ibu dan anakya.

7. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas


perkawinan yang sah, dan bercirikan sejahtera, schat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

8. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.

9. Penyelenggaraan Program Keluarga Berencana adalah proses, cara, dan


tindakan untuk melaksanakan program Keluarga Berencana oleh pemerintah
dan pemerintah daerah.

10. Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki
keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-materil guna
hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup
harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin.

11. Norma Keluarga Kecil, Bahagia, dan Sejahtera yang selanjutnya disingkat

12. NKKBS adalah suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial
budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang
berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

13. Advokasi adalah suatu bentuk rangkaian komunikasi strategis yang dirancang
secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh
individu ataupun kelompok dengan maksud agar pembuat keputusan membuat,

[Type text] Page 7


merubah atau memperbaiki suatu kebijakan publik sehingga menguntungkan
bagi kelompok masyarakat banyak dan masyarakat marjinal.

3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi yang selanjutnya disingkat KIE adalah


kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan seta memperbaiki sikap
dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

4. Pengaturan Kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami istri


untuk membantu pasangan dalam mengambil keputusan tentang usia ideal
untuk melahirkan, jumlah ideal anak, dan jarak ideal kelahiran anak

5. Kader Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Kader adalah tenaga


sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat untuk membantu
menyelenggarakan program kependudukan dan Keluarga Berencana di
masyarakat.

6. Sistem Informasi Keluarga adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,


informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan keluarga.

7. Pendataan keluarga adalah tata cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan


pemanfaatan data demografi, data Keluarga Berencana, data keluarga sejahtera,
dan data anggota keluarga yang dilakukan ole Pemerintah dan Pemerintah
Daerah bersama masyarakat secara serentak setiap 5 (lima) tahun dan data
yang dihasilkan akurat, valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

8. Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan dan Keluarga adalah tata


cara pencatatan dan pelaporan program pengendalian penduduk dan Keluarga
Berencana.

Data dan Informasi Keluarga adalah data dan informasi hasil pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian serta penyebarluasan data berdasarkan pendataan
keluarga.

9. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden


Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

[Type text] Page 8


Republik Indonesia Tahun 1945.

10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang kesehatan.

11. Kepala Badan adalah kepala badan yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana.

12. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

Pasal 2
Pengaturan Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga dimaksudkan untuk mewujudkan konsistensi kebijakan
nasional, provinsi dan kabupaten/kota dengan tujuan:
a. mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas,
kualitas, dan persebaran penduduk dengan lingkungan hidup;
b. meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin dengan melembagakan dan membudayakan norma keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera;
c. meningkatkan upaya mengatur kelahiran anak, jarak, usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas; dan
d. menyediakan Data dan Informasi Keluarga untuk digunakan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan,
dan pembangunan.

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputi tugas dan tanggung jawab
Pemerintah dalam perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, kebijakan
Keluarga Berencana, penyelenggaraan Sistem Informasi Keluarga, pemantauan dan
pelaporan, pembinaan dan pengawasan, dan pendanaan.

[Type text] Page 9


B. Dampak Program Keluarga Berencana (KB) terhadap pencegahan kelahiran
1). Untuk ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka
manfaatnya :
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dan terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat, dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.

2). Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya:

 Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam
keadaaan sehat.
 Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang
cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan.

3). Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya:

 Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik,


karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang
tersedia dalam keluarga.
 Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan
lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk
setiap anak.Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber- sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan
hidup semata-mata.
4). Untuk ayah, memberikan kesmpatan kepadanya agar dapat:

 Memperbaiki kesehatan fisiknya.

 Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang


serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya.

5). Untuk seluruh keluarga, manfaatnya:

 Kesehatan mental, fisik, sosial setiap anggota keluarga tergantung dari

[Type text] Page 10


kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai
kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pendidikan (Handayani,
2010).

C. Organisasi – organisasi KB di Indonesia

1. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana


Indonesia)
Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri berbagai golongan,
khususnya dari kalangan kesehatan memulai prakasa kegiatan KB. Kegiatan ini
berkembang hingga berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (
PKBI ) dengan Dr. Soeharto sebagai ketuanya.
Tujuan dari PKBI adalah memperjuangkan terwujut nya keluarga sejahtera
melalui tiga macam usaha yaitu :
a. Mengatur kehamilan

b. Mengobati kemandulan

c. Member nasehat perkawinan

Pada tahun 1970 LKBN dibubar kan oleh pemerintah dan kemudian di bentuk
badan koordinasi keluarga berencana nasional ( BKKBN)

2. Organisasi pemerintah yaitu BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana


Nasional).BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertanggung jawab
penuh mengenai pelaksaan program KB di Indonesia keuntungannya yaitu
a. Memungkin kan program program melepaskan diri pendekatan klinis yang
jangkauannya terbatas.
b. Memungkin kan peranan pakar-pakar non-medis dalam mensukseskan program
KB di Indonesia melalui pendekatan kemasyarakat.
Fungsi BKKBN adalah pengkoordinasi berencana, rumus kebijaksanaan,
pengawas pelaksaan dalam evaluasi .
Dalam perkembangan selanjutnya BKKBN mengembangkan lagi kegiatannya
menjadi program nasional pendudukan dan KB yang pada waktu ini
mempunyai dua tujuan:
a. Tujuan demografis yaitu mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk

[Type text] Page 11


berupa angka fertilitas.
b. Tujuan normatif yaitu norma keluarga kecil bahagia dan sejahterah (
NKKBS ) yang pada satu waktu akan menjadi falsafah hidup masyarakat
dan bangsa Indonesia.

Struktur dan fungsi organisasi KB di Indonesia

1. BKKBN Pusat

Berfungsi untuk mempersiapkanan kebijaksanaan umum dan


mengkoordinasi pelaksanaan program KB nasional dan kependudukan
yang mendukungnya.
2. BKKBN provinsi/kabupaten/kota

Fungsinya melaksanakan program pokok mengkoordinir penyelenggaraan


KB ditingkat provinsi, kabupaten, kota, mengadakan evaluasi kegiatan
program KB
3. Tingkat kecamatan
Fungsinya yaitu:
a. Mengkoordinir penyelenggaraan KB di tingkat kecamatan

b. Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak pihak terkait

c. Mengadakan evaluasi pelaksanaan program KB berdasar laporan dan


cakupan wilayah Tingkat desa Fungsinya yaitu:
d. Memberi pelayanan kontrasespi sederhana dan pilKB ulangan pada
peserta KB
e. Membina kelestarian peserta KB

f. Memberi nasehat untuk peserta KB dari akibat efek samping

g. Memotivasi calon peserta KB BARU

4. Tingkat pelayanan terpadu


Fungsinya yaitu ;
a. Membantu petugas KB dalam pendataan peserta KB

b. Membina kelestarian peserta KB

c. Melayani kontrasepsi sederhana dan Pil ulangan

[Type text] Page 12


5. Kelompok akseptor
Fungsinya yaitu :
a. Memberikan pelayanan KIE

b. Memberikan alat kontrasespi, Pil ulang,

c. Memotivasi dan penanggulanhan akibat pemakaian alat kontrasepsi

6. Pesertra KB
Fungsinya yaitu :
a. Menerima jasa pelayanan KB

b. Meningkatkan kemandirian ber KB

[Type text] Page 13


BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
KB (Keluarga Berencana) yaitu membatasi jumlah anak hanya dua, tiga dan
lainnya. Keluarga berencana yang dibolehkan syariat adalah suatu usaha
pengaturan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas
kesepakatan suami istri. KB juga merupakan suatu tindakan perencanan suami istri
untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interfal kelahiran dan
menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi
masyarakat dan Negara.
Manfaat Keluarga Berencana terhadap Pengendalian Penduduk (Bangsa dan
Negara)
 Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan
kependudukan yang merupakan bagian yang terpadu dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta mencipatakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar
dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
 Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga
dan bangsa pada umumnya.
 Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran
sehingga pertambahan penduduk sebanding dengan peningkatan produksi.
Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia berpijak pada dua
landasan :
1. Prinsip kepentingan nasional

2. Prinsip sukarela, demokrasi dan menghormati hak azazi manusia.

Karena berpijak pada prinsip sukarela maka usaha yang dilakukan


merangsang minat masyarakat terhadap pelaksana Keluarga Berencana. Adapun
usaha-usaha yang dilakukan antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan
pendekatan medis. Kegiatan penerangan dan penyuluhan ditujukan pada
masyarakat umum agar setiap anggota masyarakat memiliki pengertian dan rasa
tanggung jawab akan terciptanya keluarga sejahtera dengan menerima norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS)

[Type text] Page 14


B. SARAN

Sebagai tenaga bidan diharapkan kita nantinya bisa membantu pemerintah


dalam menerapkan program KB demi mencapainya kesejahteraan dalam
masyarakat kita sehingga masalah ekonomi juga dapat diatasi dengan adanya
program KB ini.

[Type text] Page 15


SOAL DAN JAWABAN

SOAL PILGAN 1-4 :


1. Dimulainya program Safari KB pada tahun....

a. 1980-an
b. 1999-an
c. 1995-an
d. 1985-an
e. 1978-an

Jawabannya : a. 1980-an

2. Untuk mendapatkan pelayanan KB sesuai standar, maka diperlukan penguatan


supply dalam rangka percepatan revitalisasi program KB untuk pencapaian
target penurunan TFR yaitu,kecuali....

a. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan KB untuk mempercepat


terwujudnya revitalisasi KB
b. Memperkuat sarana pelayanan kesehatan sehingga semua calon peserta KB
mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan merata
c. Meningkatkan keikutsertaan suami dalam ber-KB
d. Memperkuat pelayanan statis dengan meningkatkan kapasitas faskes berstatus
sederhana menjadi pelayanan KB yang lengkap.
e. Semuannya benar

Jawabannya : c. Meningkatkan keikutsertaan suami dalam ber-KB

3. Pelopor pergerakan Keluarga Berencana Nasional adalah:...

a. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)


b. Kelompok Keluarga Berencana Indonesia (KKBI)

[Type text] Page 16


c. Kumpulan Keluarga Berencana Indonesia (KKBI)
d. Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
e. Peraatuan Indonesia raya merdeka maju (PIRMM)

Jawabannya : a. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)

4. Dibawah in yang merupakan tujuan Keluarga berencana adalah, kecuali…

a. Mengatur kehamilan yang dinginkan pasangan usia subur untuk membentuk generasi
penerus yang sehat dan cerdas
b. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
c. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
d. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana
e. Sebagai bentuk realisasi dari kerja BKKBN

Jawabannya : e. Sebagai bentuk realisasi dari kerja BKKBN

[Type text] Page 17


DAFTAR PUSTAKA

http://diar13-midyuin08.blogspot.com/2010/04/mkalah-kb-bu-hasniahfaktor-faktor-
yang.html
INFORMASI GERAKAN KB NASIONAL. 1994. JAKARTA. KELUARGA
SEJAHTERA
Martosewojo. Samiarti. 1992. PEDOMAN KB IBI. JAKARTA. PENGURUS
PUSAT IKATAN BIDAN INDONESIA
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/05/dampak-program-kb-terhadap-
pencegahan.html

[Type text] Page 18

Anda mungkin juga menyukai