PENDAHULUAN
Bab ini memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat menguasai tentang
konsep dasar kependudukan. Mahasiswa memiliki kompetensi untuk memberikan asuhan
kebidanan pada keluarga berencana sehingga mahasiswa harus memahami konsep
tentang kependudukan, laju pertumbuhan penduduk. Adanya sasaran dan program yang
akan dilakukan sebagai salah satu bentuk keterkaitan antara penduduk dengan program
keluarga berencana. Dengan menguasai Bab ini mahasiswa dapat mengetahui konsep
dasar kependudukan dan keluarga berencana.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan penduduk yang cepat tanpa di imbangi dengan pertumbuhan
ekonomi yang memadai akan menyebabkan akan terjadinya pertambahan angka
pengangguran, menurunnya mutu modal manusia dan bahkan akan mengancam
ketahanan nasional. Masalah kependudukan ini telah dipikirkan oleh pemerintah
dengan neberapkan kebijakan tentang keluarga berencana untuk menekan laju
pertumbuhan. Hal ini dilakukan agar berusaha menjawab bagaimana kualitas
pelayanan yang di berikan oleh pemerintah khususnya yang berkaitan dengan
pelayanan keluarga berencana.
Adapun dampak dari keluarga berencana(kb) yaitu dampak negative yaitu perubahan
berat badan, sehingga dapat mnengurangi gairah seksualitas suami terhadap istri.
1.2 Rumusan Masalah
A. Sejarah KB di Indonesia
1. Sosial
Ekonomi Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk Indonesia
dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan
program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan dengan
kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Dengan suksesnya program
KB maka perekonomian suatu negara akan lebih baik karena dengan anggota keluarga yang
sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.
2. Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode kontrasepsi,
faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakat mengenai berbagai metode,
kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan
dan status wanita.
3. Pendidikan
Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan
oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita berpendidikan
menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko
yang terkait sebagai metode kontrasepsi.
4. Agama
Para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa perdarahan yang tidak teratur yang
disebabkan sebagian metode hormonal akan sangat menyulitkan mereka. Selama haid
mereka dilarang bersembahyang. Di sebagian masyarakat, wanita hindu dilarang
mempersiapkan makanan selama haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah.
5. Status Wanita
Status wanita dalam masyarakat dapat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh
dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi di daerah-daerah yang status wanitanya
meningkat, sebagian wanita memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-
metode yang lebih mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.
Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin hanya dapat sedikit pembatasan
dalam memperoleh berbagai metode. Misalnya, peraturan yang mengharuskan persetujuan
suami sebelum layanan KB dapat diperoleh.
D. Pelayanan KB Di Indonesia
Pelayanan Keluarga Berencana Peran bidan sebagai konselorKeluarga Berencana
Bidan merupakan satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
sangat mulia, memberi semangat, mendampingi serta menolong ibu yang akan
melahirkan. Bidan sebagai konselor memiliki kemampuan teknik konseling, pengetahuan
tentang alat kontrasepsi dan yang berkaitan dengan pemakaiannya. Calon pemakai
kontrasepsi untuk menggunakan salah satu alat KB adalah pilihan calon sendiri, setelah
mereka memahami manfaat dari setiap alat kontrasepsi. Dan pemilihan alat kontrasepsi
oleh bidan dan keluarganya merupakan hak calon dan keluarganya untuk dapat
merencanakan dengan baik tentang pengaturan kelahiran mereka.Salah satu tugas mandiri
bidan yaitu memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana dimana mencakup:
1. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS
2. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
3. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien
4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
5. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama
7. Membuat pencatan dan pelaporan
Bidan yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang kebidanan khususnya
akan dapat berperan sebagai konselor, salah satunya konselor KB. Dalam tugasnya
sebagai konselor KB, bidan memberikan peyuluhan pertama tentang pemanfaatan
kontrasepsi kemudian menjelsakan macam – macam alkon serta keutungan dan kerugian
dari masing-masing KB. Peran bidan sebagai konselor keluarga berencana ini tidak hanya
diperuntukan untuk wanita saja tapi pria juga. Dikarenakan alat kontrasepsi tidak hanya
digunakan keluarga berencana.Konsep Dasar Keluarga Berencana
oleh wanita saja namun pria juga mempunyai alat kontrasepsi tersendiri. Konseling
keluarga berencana pascapersalinan yang diberikan oleh bidan tidak hanya diberikan
pada ibu sendiri tapi pada saat berlangsungnya konseling diikuti oleh suami istri.
MANFAAT MAKALAH