Step 1
- Kontrasepsi : kontra (mencegah atau melawan) dan konsepsi. Upya utk
mencegah pertemuan antra sel telur matang dg sperma. Mencegah
kehamilan (atika)
Bisa sementara / permanen. Dengan mekanis / obat/operasi (hanny)
- Griseofulvin : obat yg berfungsi sbg pembunuh jamur. Untuk indikasi
chlamidiasis. Sangat hepatotoksik, untk pemakaian jangka panjang sangat
diperhatikan. Efeknya thdp kontrasepsi : menguragi efektivitas dari
kontrasepsi. (lana)
STEP 7
1. Jelaskan tentang KB! (definisi, tujuan, manfaat, sejarah KB di indonesia,
dll)
KB : keluarga berencana. Bertujuan utk supaya tdk terjadi ledakan penduduk di satu
wilayah. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dgn menekan angka kelahiran.
Diharapkan kualitas dari pendudk terjadi peningkatan. Meningkatkan kualitas hidup,
kualitas kesehatan dan menunjang negaranya. (estika)
Usia menikah dan hamil harus > 20 th. Mengatur kehamilan. Dengan KB dapat
mnegatur interval kehamilan, program KB juga menentukan jumlah anak maksimal
dalam keluarga
Dengan program KB diatur waktu kelahiran dengan hubungan suami istri (lana)
o Kebijakan KB : utk menunda kehamilan harus usianya min.20 th.
o Sistem catur warga : ayah ibu 2 orang anak
o Sistem panca warga : ayah, ibu , 3 anak
o Besarnya keluarga hendaknya dicapai saat usia reproduksi sehat
o Utk mengakhiri kesuburan : usia 30-35 th (laily)
o Tujuan KB sekarang mewujudkan keluarga berkualitas : aman, sejahtara, sehat,
maju dan mandiri, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis,
bertakwa kepada TYME (hani)
Sejarah KB di Indonesia
Dasar Pembentukan Organisasi KB
Kasadaran manusia tentang pentingnya masalah kependudukan dimulai sejak bumi
dihuni oleh ratusan juta manusia.
Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan pemerintahan sebaiknya
direncanakan dengan pertumbuhan penduduk yang stabil sehingga terjadi
keseimbangan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Malthus (1766-1834) pada zaman industri sedang berkembang manusia jangan terlalu
banyak berhayal bahwa dengan kemampuan teknologi mereka akan dapat memenuhi
segala kebutuhan karena pertumbuhan manusia laksana deret ukur, sedangkan
pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam untuk memenuhinya berkembang
dalam deret hitung. Dengan demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk
memenuhi segala kebutuhannya karena sumber daya alam yang sangat terbatas.
Pernyataan Malthus yang merupakan kekhawatiran terhadap pertumbuhan penduduk
telah muncul ke permukaan di negara besar, seperti Cina, India dan termasuk Indonesia.
Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan
perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan
tersebut disepakati untuk menetapkan konsep Primary Health Care yang memberikan
pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan
keluarga berencana dan meningkatkan pelayanan rujukan.
Tahun 1984, Population Conference di Mexiko, menekankan arti pentingnya hubungan
antara tingginya fertilitas dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan kehidupan
ibu dan perinatal.
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju
peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan
ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia di muka bumi
tercinta ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi malalui
gerakan yang lebih intensif pada pelaksanaan keluarga berencana.
Tanpa gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada kemiskinan,
kemelaratan dan kebodohan yang merupakan malapetaka manusia yang paling dahsyat
dan mencekam. Gerakan KB yang kita kenal sekarang bermula dari kepeloporan
beberapa orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Sejak saat itulah berdirilah
perkumpulan-perkumpulan KB di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang mendirikan
PKBI (perkumpulan keluarga berencana Indonesia
Peristiwa bersejarah dalam perkembangan KB di Indonesia :
Pada bulan Januari 1967 diadakan simposium Kontrasepsi di Bandung yang diikuti
oleh masyarakat luas melalui media massa
Pada bulan Februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapkan agar
keluarga berencana sebagai program pemerintah segera dilaksanakan
Pada bulan April 1967, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menganggap bahwa sudah
waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan
menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI Jakarta Raya
Tanggal 16 Agustus 1967 gerakan keluarga berencana di Indonesia memasuki era
peralihan pidato pemimpin negara. Selama orde lama organisasi pergerakan
dilakukan oleh tenaga sukarela dan beroperasi secara diam-diam karena kepala
Negara waktu itu anti terhadap keluarga berencana maka dalam orde baru gerakan
keluarga berencana diakui dan dimasukan dalam program pemerintah.
Bulan Oktober 1968 berdiri Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
sifatnya semi pemerintah yang dalam tugasnya diawasi dan dibimbing oleh Menteri
Negara Kesejahteraan Rakyat, merupakan kristalisasi dan kesungguhan pemerintah
dalam kebijakan keluarga berencana.
Peristiwa-peristiwa bersejarah di dalam perkembangan di Negara Indonesia adalah
masuknya program keluarga berencana itu kedalam repelita I. Adanya KUHP pasal
283 yang melarang menyebarluaskan gagasan keluarga berencana sehingga kegiatan
penerangan dan pelayanan masih dilakukan secara terbatas.
Tahap-tahap Program KB Nasional
Adapun tahapan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaran Program KB Nasional di
Indonesia adalah :
a. Tahun 1970 – 1980 dikenal dengan MANAGEMENT FOR THE PEOPLE
Pemerintah lebih banyak berinisiatif
Partisipasi masyarakat rendah sekali
Terkesan kurang demokratis
Ada unsur pemaksaan
Berorientasi pada target
b. Tahun 1989 – 1990 terjadi perubahan pola menjadi MANAGEMENT WITH THE
PEOPLE
Pemaksaan dikurangi
Dimulainya Program Safari KB pada awal 1980-an
c. Tahun 1985 – 1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru, dengan
kebijakan :
Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun tetap
masih dipilihkan jenis kontrasepsinya
Dari 5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya
d. Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan Program KB
Lingkaran Emas, yaitu :
Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis
kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan
Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya
e. Tahun 1990 terjadi Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan
pendapatan keluarga (income generating)
Pada tanggal 29 Juni 1994 Presiden Suharto di Sidoardjo melaksanakan
plesterisasi/lantainisasi rumah-rumah secara gotong royong di seluruh Indonesia
untuk keluarga Pra-Sejahtera
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dpaat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen.
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.
Definisi Kontrasepsi :
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha-
usaha itu dapat bersifat sementara atau dapat juga bersifat permanen. Kontrasepsi
berasal dari kata “kontra” berarti mencegah dan melawan dan “konsepsi” berarti
pertemuan antara sel telur yang telah matang dan sperma yang mengakibatkan
kehamilan, jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma.
Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga
tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina,
krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai
dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.
b. Kontrasepsi Hormonal
Pil KB
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri
dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi
untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan
lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk Ke dalam rahim, dan
menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil
kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
Suntik KB
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3
bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi
gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian
jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.
KB Suntik 3 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang mengandung hormon Depo
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150 mg. Alat
kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 Minggu. Suntikan pertama
diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah
persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairan 1 ml atau 3 ml.
KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali.
Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7
hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat
kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).
Implan
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya
dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung
levonogestrel. Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5
tahun, kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya
sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit tembaga
(Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya hanya
berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran telur
sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap
menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi
penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista dan lilitan logam
menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%.
c. Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Tubektomi
Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara
mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke
rahim), efektivitasnya mencapai 99 %.
Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi
keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas
defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya
99%. (Suratun, 2008)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37114/4/Chapter%20II.pdf
Kelebihan dan Kekurangan :
a. Suntikan KB
Kelebihan:
Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali
subur saat
ingin dihentikan.
Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan
pembengkakan pinggul.
Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak
mempengaruhi ASI.
Kekurangan:
Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih
b. Pil
Kelebihan:
Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar
dan tidak terputus.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
Bisa digunakan wanita segala usia.
Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
Kekurangan:
Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum
pil.
Bisa merasakan sakit kepala ringan.
Berat badan bisa naik
Biasanya haid akan terhenti.
Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35
tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung
atau penggumpalan darah.
c. IUD
Kelebihan:
Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
Tidak terpengaruh obat-obatan.
Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan,
Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
Kekurangan:
Terjadi perubahan siklus haid.
Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD
harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan
kurang darah.
d. Implan
Kelebihan :
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah dilepas.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
Bebas dari pengaruh estrogen.
Tidak mengganggu hubungan seks.
Tidak menggaggu ASI
Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan jika ada keluhan
Dapat dilepas sesuai kebutuhan.
Kekurangan:
Akan timbul perasaan mual.
Bisa terjadi peningkatan atau penurunan berat badan.
Bisa menimbulkan sakit kepala.
Perubahan perasaan atau kegelisahan.
Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan pencabutan.
e. Kontrasepsi Mantap
Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan secara permanen.
Kelebihan :
Sangat efektif dan permanen.
Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana.
Tidak ada efek samping.
Konseling mutlak diperlukan.
Tidak mempengaruhi proses menyusui.
Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual.
Kekurangan:
Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat
dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi.
Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi.
Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan.
Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis.
Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
Kelebihan:
Sangat efektif dan permanen.
Tidak ada efek samping jangka panjang.
Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan.
Kekurangan:
Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan,
akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi
berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia.
f. Kondom
Kelebihan:
Efektif bila digunakan dengan benar.
Murah dan dapat dibeli secara umum.
Tidak perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan:
Efektifitas tidak terlalu tinggi.
Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
Agak mengganggu hubungan seksual.
Harus selalu tersedia.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BKBPM)
Sasaran
1. Pasangan usia subur : Semua Pasangan Usia Subur yang ingin
menunda, menjarangkan kehamilan dan mengatur jumlah anak.
2. Ibu yang mempunyai banyak anak
Dianjurkan memakai kontrasepsi untuk menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi yang disebabkan karena faktor
multiparitas (banyak melahirkan anak).
3. Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan
Ibu yang mempunyai penyakit yang bisa membahayakan keselamatan
jiwanya jika dia hamil, maka ibu tersebut dianjurkan memakai
kontrasepsi.
Keamanan
Seperti halnya bahwa semua kontrasepsi mempunyai kegagalan maka semua
kontrasepsi juga menimbulkan risiko tertentu pada pemakainya, yaitu :
Risiko yang berhubungan dengan metode itu sendiri, misalnya hospitalisasi,
histerektomi, infeksi dan lain-lain
Adanya risiko yang berpotensial dalam bentuk ketidaknyamanan (inconvinance),
misalnya senggama menjadi kurang/tidak menyenangkan, biaya yang tinggi dan lain-
lain.
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta : EGC
5. Bagaimana Mekanisme dari masing-masing kontrasepsi?
6. Apa saja jenis kontrasepsi yang tepat untuk ibu menyusui tanpa
komplikasi?
a. Pil : ada estrogen dan progesteron td dianjurkan
Gunakan pil kb yg progesteron saja
b. Kb suntik : progesteron. Efeknya lebih panjang 2-3 bln
c. Implan : efeknya lebih lama sekitar 5 th
d. AKDR :pilihan pertama. Krn bisa dilakukan setelah akhir nifas, resiko
sedikit
e. Metode kontrasepsi lain : kondom, diafragma,
Pd ibu yg tdk ingin punya anak lagi mengikat saluran rahim 24 jam stlh
melahirkan (dipotong jg bisa) (laily)
o MAL : membuat seseorang tdk bisa hamil, dengan cara menyusui yg
maksimal (lana)
Pil kontrasepsi
Pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron tidaklah
dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengurangi produksi ASI. Jika terpaksa lebih
baik memilih pil KB yang hanya mengandung turunan hormon progesteron (mini pil).
Efek kontrasepsi mini pil yang lebih lemah bisa dibantu dengan memberi ASI
eksklusif. Dan bila ibu sudah berhenti menyusui, barulah menggantinya dengan pil
kombinasi.
DM
Kontrasepsi oral yang hanya mengandung estrogen saja, tidak memiliki efek merugikan
pada metabolisme glukosa, tetapi yang mengandung progesteron menunjukkan
antagonisme dengan insulin. Formulasi kontrasepsi oral dengan progesteron dosis tinggi
menunjukkan tes toleransi glukosa yang abnormal pada pemakainya, dengan tingkat
insulin yang meningkat pada rata-rata pasien. Efeknya pada metabolisme karbohidrat,
akan menurunkan toleransi glukosa. Progesteron juga dapat menurunkan kecepatan
absorpsi karbohidrat dari sistem pencernaan makanan. Hal-hal tersebut diatas terkait
dengan potensi androgenik dari progesteron, serta tinggi rendahnya dosis progesteron.
Komponen progestogen yang digunakan sebagai bahan kontrasepsi oral kombinasi,
telah mengalami perubahan-perubahan sejak pertama kali ditemukan. Diakui bahwa
struktur kimia itu dapat memberikan efek yang merugikan maupun yang
menguntungkan. Pemikiran tersebut diatas menarik minat beberapa ahli untuk
melakukan beberapa riset, yang hasilnya ternyata masih menunjukkan adanya beberapa
perbedaan pendapat. Namun, sebagian besar dari hasil riset tersebut menyatakan
bahwa, obat-obat kontrasepsi oral generasi baru sebagian besar tidak menunjukkan
adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat. Walaupun sebagian kecil ada
gangguan, sifatnya hanya ringan saja, tidak sampai menunjukkan adanya kemaknaan
secara klinis. Gejala klinis akan timbul apabila pemakai kontrasepsi oral tersebut
sebelumnya telah memiliki faktor risiko yang mendasari.
Di Amerika Serikat, data yang disampaikan oleh Third National Health and Nutrition
Examination Survey, yang membandingkan efek samping berbagai macam kontrasepsi
oral, menunjukkan bahwa :
Pemakai kontrasepsi oral pemula, tidak menunjukkan adanya peningkatan kadar
glukosa darah, HbA1c, insulin, atau Peptida-C.
Tidak ada hubungan antara umur pemakai, usia ketika pertama kali memakai
kontrasepsi oral, dengan metabolisme karbohidrat.
Penghentian kontrasepsi oral tidak menyebabkan perubahan pada metabolisme
karbohidrat.
Riset terbaru yang dilakukan oleh Berenson dan kawan-kawan pada tahun 2011,
menunjukkan bahwa kontrasepsi oral yang mengandung desogestrel, suatu
progesteron generasi ketiga, ternyata tidak menyebabkan peningkatan kadar
glukosa maupun insulin pada pemakainya, dibandingkan dengan pamakaian
kontrasepsi suntik yang mengandung DMPA, yang ternyata meningkatkan kadar glukosa
dan insulin, walaupun hanya sedikit.
Klipping dan Marr melakukan riset dengan membandingkan efek 2 (dua) macam
kontrasepsi oral yang masing-masing mengandung progesteron jenis terbaru,
yaitu drospirenone dan desogestrel, terhadap metabolisme lipid, karbohidrat dan
parameter hemostatik. Dari hasil Tes Toleransi Glukosa, ternyata tidak menunjukkan
adanya peningkatan yang bermakna, sehingga keua jenis progesteron tersebut
disimpulkan aman untuk dipakai.
Lüdickea dan kawan-kawan melakukan riset dengan membandingkan efek 2 (dua) jenis
kontrasepsi oral yang masing-masing mengandung gestodene atau desogestrel yang
dikombinasikan dengan ethinilestradiol terhadap profil karbohidrat pemakainya. Hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kadar glukosa yang bermakna, namun tidak
ditemukan peningkatan kadar insulin dan peptida-C. Tidak ada perbedaan antara
pengaruh gestodene dan desogestrel terhadap metabolisme karbohidrat. Penelitian
yang dilakukan di Swedia pada pemakai kontrasepsi oral yang berusia antara 36 – 56
tahun menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian kontrasepsi oral
dengan timbulnya gejala prediabetes. Namun, hal tersebut tidak ditemukan pada
pemakai yang memiliki risiko rendah terhadap penyakit kardiovaskuler, memiliki Indeks
Massa Tubuh
DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita.
Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita
dengan usia di bawah 30 tahun. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan
dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
• Common Fibroadenoma
• Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
• Juvenile fibroadenoma pada remaja.
2. PENYEBAB
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil
karena produksi hormon estrogen meningkat.
3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya
ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat
disentuh kenyal seperti karet
4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma
fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).
5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan
pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau
ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa
terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan
sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan
memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma
tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis
terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
• Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan
pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja.
Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan
psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan
tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
Anatomi fisiologi
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral.
Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,
berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah
pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu.
Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila
/ puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan
oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang,
termasuk sebagai sexually responsive organ.
Fibroadenoma
terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan
meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon
estrogen meningkat.
Estrogen
adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan organ
dan sistem reproduksi wanita.
Estrogen adalah kelompok hormon steroid yang berasal dari kolesterol. Ada
tiga jenis estrogen yaitu estradiol, estrone, dan estriol. Hormon steroid
seperti estrogen dapat berdifusi bebas melalui membran plasma.
Fungsi Estrogen bertanggung jawab untuk mempercepat pertumbuhan
tubuh wanita, dan kemudian berperan mengembangkan rahim, ovarium, dan
sistem reproduksi lain sehingga tubuh siap untuk mendukung kehamilan.
Estrogen juga berperan membantu perkembangan dan pembesaran
payudara, meningkatkan timbunan lemak di lapisan subkutan, membantu
perkembangan panggul, pertumbuhan rambut ketiak dan kemaluan, serta
berbagai fungsi metabolik lainnya.
Siklus Menstruasi
Pada awal siklus, follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormon (LH) merangsang folikel dalam ovarium untuk mulai memproduksi
estrogen, yang ujungnya menghambat pelepasan FSH dan LH dari kelenjar
hipofisis.
Efek Samping Estrogen
Meskipun estrogen memberikan manfaat positif bagi wanita, bentuk-bentuk
tertentu dari kanker payudara menggunakan estrogen sebagai hormon
pertumbuhan.
Aksi pada Jaringan Payudara
Unit lobuler saluran terminal dari jaringan payudara wanita-wanita muda sangat
responsif dengan estrogen. Pada jaringan payudara, estrogen menstimulasi
pertumbuhan dan diferensiasi saluran epitelium, menginduksi aktivitas
mitotik saluran sel-sel silindris, dan menstimulasi pertumbuhan jaringan
penyambung. Estrogen juga menghasilkan efek seperti histamin pada
mikrosirkulasi payudara. Densitas reseptor estrogen pada jaringan payudara sangat
tinggi pada fase folikuler dari siklus menstruasi dan menurun setelah ovulasi.
Estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Pada wanita-
wanita postmenopause dengan kanker payudara, konsentrasi estradiol tumor tinggi,
karena aromatisasi in situ, meskipun adanya keonsentrasi estradiol serum yang
rendah
BREAST CANCER
Women with fibroadenoma, benign breast disease with epithelial hyperplasia, or a family
history of breast cancer have an increased risk of breast cancer. The risk of benign
breast disease is lower in women who use oral contraceptives compared with
nonusers. Studies have found that a slightly increased risk of breast cancer is
associated with current or recent use of oral contraceptives, but that oral contraceptive
use does not further increase risk in women with a family history of breast cancer or a
personal history of benign breast disease.
The use of oral contraceptives before age 30 and use for more than five years are
associated with an increased risk of breast cancer in women with the BRCA1 gene,
but not in those with the BRCA2 gene. Because oral contraceptive use reduces the
risk of ovarian cancer, these drugs offer significant benefits for women
with BRCA mutations.
CARRIE ARMSTRONG. ACOG Releases Guidelines on Hormonal Contraceptives in Women
with Coexisting Medical Conditions
Efektifitas
Dengan pemakaian yang benar, yaitu mengikuti aturan pakai, maka efektivitas mencapai
mencapai 99%. Yang berarti terdapat 1 dari 100 wanita yang mengkonsumsi pil selama
1 tahun akan mengalami kehamilan. Metode ini juga merupakan metode yang paling
reversible, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan
biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Tanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medis yang dimilikinya. Perhatikan
persyaratan medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu.
c. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan ibu
Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi:
efektivitas, cara kerja, efek samping dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-
upaya untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan
tersebut (termasuk sistem rujukan).
d. Bantu ibu menentukan pilihan
Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya.
Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila ingin
mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau
dirujuk pada konselor atau tenaga kesehatan yang lebih ahli.
e. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu
Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskanlah mengenai:
Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi
Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan
Cara mengenali efek samping/komplikasi
Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan ulang
bila diperlukan
Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi
Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu juga, lakukan penapisan
kehamilan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Apakah Anda mempunyai bayi yang berumur kurang dari 6 bulan DAN menyusui
secara eksklusif DAN tidak mendapat haid selama 6 bulan tersebut?
Apakah Anda pantang senggama sejak haid terakhir atau bersalin?
Apakah Anda baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu?
Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila klien ingin
menggunakan AKDR)?
Apakah Anda mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir
bila klien ingin menggunakan AKDR)?
Apakah Anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan konsisten?
Bila ada jawaban “YA” pada satu atau lebih pertanyaan di atas, metode
kontrasepsi dapat mulai digunakan. Bila semua dijawab “TIDAK”, ibu harus
melakukan tes kehamilan atau menunggu haid berikutnya.
f. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini ibu belum mendapat
informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan
kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak mampu
mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu. Berikan
pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan (kunjungan
ulang pasca pemasangan)
WHO : http://www.edukia.org/web/kbibu/9-7-1-panduan-pemilihan-kontrasepsi/
Apa fungsi konseling kontrasepsi bagi akseptor ?
Peningkatan BB
Estrogen bisa menyebabkan retensi cairan dan garam yang bisa memicu pertambahan
berat badan sedangkan progesteron bisa meningkatkan nafsu makan. Tetapi dengan
dosis rendah pil KB modern efek ini jarang terjadi.
Kenaikan berat badan terjadi karena pasien merasa aman yaitu terlindungi dari
kehamilan sehingga pola makan berubah (nafsu makan meningkat) ataupun oleh
karena faktor keturunan.
Pendarahan dapat terjadi bila pasien terlupa minum pil lebih dari 12 jam karena
turunnya kadar hormon dalam tubuh yang diartikan oleh tubuh sebagai tanda sudah
boleh menstruasi (ingat bahwa selama minum pil KB menstruasi tidak terjadi)
Efek penambahan berat badan pada kontrasepsi pil disebabkan oleh efek estrogen, yaitu
akibat dari adanya retensi cairan dan peningkatan jumlah simpanan lemak dalam jaringan
subkutan. Untuk kontrasepsi suntik disebabkan oleh efek progestin, diduga bukan karena
adanya retensi cairan. Menurut para ahli, kontrasepsi suntik merangsang pusat pengendali
nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari
biasanya.
Hormon merupakan senyawa kimia dalam darah dengan kadar sangat rendah yang
mempunyai pengaruh pengatur pada metabolisme alat atau jaringan spesifik. Hormon
disekresi langsung ke dalam darah dengan jumlah yang sangat kecil oleh sel khusus yang
sering dikelompokkan bersama dalam struktur anatomik berbeda dan disebut sebagai
kelenjar endokrin. Hormon-hormon diangkut lewat darah ke dalam jaringan spesifik yang
disebut jaringan sasaran di mana mereka melakukan pengaruh pengaturannya.
Kontrasepsi steroid yang mengandung progestin di dalam tubuh dapat berpengaruh
terhadap metabolisme nutrisi, sedangkan estrogen menyebabkan posisi dari sejumlah
besar lemak pada jaringan subkutan dan dapat menyebabkan terjadinya retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, efek ini normalnya ringan dan jarang bermakna. Kontrasepsi
oral berpengaruh terhadap kebutuhan vitamin dan mineral pada wanita. Pertambahan
berat badan disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang ada dalam pil dalam
penggunaan jangka waktu tertentu. Progesteron juga dapat menyebabkan pertambahan
berat pada penggunaan yang lama (jangka panjang) akibat terjadinya perubahan anabolik
dan stimulasi nafsu makan.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton and Hall
Hukum Ber-KB
Sebenarnya tidak ada ayat Al-Qur’an maupun Hadis Nabi yang secara tegas berbicara
tentang KB. Dengan diamnya kedua sumber ajaran islam ini, mayoritas ulama
berpendapat bahwa hukum KB harus di kembalikan kepada hukum asal sesuai dengan
kaidah fiqih yang berlaku bahwa “pada dasarnya segala sesuatu/perbuatan adalah boleh
kecuali ada dalil yang menunjukan keharamannya”. Akan tetapi sebagian ulama lain,
seperti Abu A’la Al-maududi, menolak KB karena bertentangan dengan sejumlah
ayat Al-Qur’an dan Hadis. Penolakan tersebut di dasarkan pada beberapa alasan.
a. Pertama, pengendalian jumlah anak yang di dasari oleh motivasi takut
kekurangan rezeki bertentangan dengan keimanan bahwa Allah telah
menentukan rezeki kepada semua makhluk-Nya. Di samping itu, melakukan KB
dengan motivasi ekonomi idientik dengan praktik pembunuhan anak-anak perempuan
yang dilakukan masyarakat Arab pra-islam. Hal ini jelas bertentangn dengan firman
Allah Swt.:
Artinya:
“… dan janganlah kamu membunuh anak-anakkamu karena takut kemiskinan. Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan keji, baik yang nyata maupun yang tersembunyi dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang di haramkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
suatu (sebab) yang benar. Demikian itu di perintahkan oleh tuhan-Mu kepadamu
supaya kamu memahami”.[QS. Al-An’am[6]:151]
Artinya:
“sesungguhnya Tuhan-Mu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui dan Maha Melihat akan
hamba-hambanya. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”.[QS. Al-Isra
[17]:30-31].
Artinya:
“… barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari jalan yang tiada di sangka-sangkanya. Dan
barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar (ketentuan) bagi setiap
sesuatu”.[QS. Al-Thalaq[65]:2-3]
Artinya:
“dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi/menanggung rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis dalam kitab yang nyata (lauh
mahfuz)”. [QS. Hud [11]:6]
Pesan yang sama juga dapat ditemukan dalam QS. Al-Taqwir [81]:8-9, QS. Al-Nah
[16]:57-59 dan 72, QS Al-An’am [6]:137 dan 140, dan QS Al-Mumtahanah [60]:13
Ayat-ayat Al-Qur’an yang di jadikan dasar penolakan KB di atas di kritisi oleh
mayoritas ulama dengan argumentasi sebagai berikut :
- ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah telah menentukan rezeki
setiap makhluk-Nya memang sesuatu yang harus di yakini oleh setiap orang
yang beriman. Namun demikian, itu berarti seseorang terlepas begitu saja
tanpa berusaha (QS. Al-Rad [13]: 10) dan perencanaan jauh ke depan (QS. Al-
Qashash [28]:77 dan Al Hasyr [59]:18). Berusaha, menjaga harta dan
merencanakan masa depan bukanlah perbuatan yang dilarang agama dan tidak
pula bertentangan dengan ayat di atas, bahkan di perintahkan oleh agama (QS
Al-Isra [17]:26,27, dan 29). Oleh karena itu, dalam konteks ini KB tidak
bertentangan dengan ayat tersebut.
- larangan Al-Qur’an membunuh anak di tujukan kepada tindakan pembunuhan
anak yang sudah lahir, sebagaimana yang dipraktikan pada masyarakat pra-
islam. Selain itu, sementara KB, dalam arti pencegahan kehamilan, tidaklah
masuk dalam ayat di atas. Berdasarkan hal tersebut, tidaklah relevan jika ayat-
ayat tersebut di jadikan dasar untuk menharamkan KB.
KB, menurut ulama yang menerimanya, merupakan salah satu bentuk usaha
manusia dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia guna
menghasilkan generasi yang kuat di masa yang akan datang. KB sesungguhnya
merupakan pemenuhan dari seruan QS Al-nisa [4]:9 yang berbunyi:
Artinya:
“Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka…”
Ayat ini mengingatkan setiap orang tua untuk tidak meninggalkan keturunannya dalam
keadaan lemah sehingga menjadi beban orang lain. Salah satu cara agar dapat
meninggalkan keturunan yang kuat, orang tua harus memberikan nafkah,
perhatian dan pendidikan yang cukup. Apabila orang tua memiliki anak yang banyak
dan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, maka di khawatirkan anak-
anaknya akan terlantar dan menjadi orang lemah. Di samping itu, dalam surat Al-Kahfi
[18]:46 Allah menjelaskan bahwa harta dan anak merupakan perhiasan dunia. Suatu
perhiasan seharusnya terdiri atas yang baik dan terbaik. Apabila perhiasan itu adalah
anak, maka anak tersebut haruslah anak yang baik, bahkan terbaik dan mampu
membangun dirimya, masyarakatnya, agamanya dan negaranya. Oleh karena itu, anak
haruslah mendapat pendidikan, kesehatan, bekal materil maupun spiritual. Untuk
mewujudkan keinginan tersebut seharusnya di sesuaikan antara jumlah anak dan
kemampuan ekonomi orang tua.
Kebolehan KB dalam batas pengertian di atas sudah banyak di fatwakan, baik oleh
individu ulama maupun lembaga-lembaga keislaman tingkat nasional dan internasional,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ini sudah mendekati ijma’. Lembaga fiqih islam
(Majma Al-Fiqih Al-Islami), tempat berhimpunnya para ulama dari Negara-negara
organisasi konferensi islam, dalam surat keputusan No.39(1/5) memfatwakan kebolehan
pembatasan kelahiran sementara dengan maksud memperjarak waktu kehamilan
atau menghentikannya sementara waktu karena ada kebutuhan yang diakui syara’
sesuai dengan waktu yang dikehendaki suami-istri dan atas kesepakatan dan kerelaan
mereka berdua. Fatwa yang sama juga dikeluarkan berbagai lembaga fiqih dan ulama di
berbagai dunia islam lainnya,seperti Dar Al-Ifta Mesir, Majlis Ulama Indonesia
(MUI)juga telah mengeluarkan fatwa serupa dengan musyawarah Nasional Ulama
tentang Kependudukan, Kesehatan, dan Pembangunan tahun 1983. Betapapun secara
teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti tanzim al nasl di
atas,secara praktis KB masih memiliki persoalan hukum. Hal itu terkait dengan masalah
metode/alat kontrasepsi yang digunakannya.
Penggunaan Alat Kontrasepsi
Hukum Penggunaan Alat Kontrasepsi
Ada lima persoalan hukum yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi.
a. Pertama, masalah cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man’u al-haml) atau
menggugurkan kehamilan (isqot al-haml)?
b. Kedua, sifatnya apakah hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat
pemandulan permanent (Ta’qim).
c. Ketiga, masalah pemasangannya, bagaimana dan siapa yang memasang alat
kontrasepsi tersebut? Hal ini berkaitan dengan hukum melihat aurat orang lain.
d. Keempat, implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.
e. Kelima, masalah bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut.
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah
kehamilan (man’ual al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang
sendiri oleh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang
auratnya, tetapi dalam keadaan darurat dibolehkan. Selain itu, bahan pembuatan yang
digunakan harus berasal dari bahan yang halal serta tidak menimbulkan implikasi yang
membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.
Metode/Alat Kontrasepsi
Ada berbagai metode yang dapat dilakukan dalam ber-KB, baik dari tekhnik bersenggama
maupun dengan menggunakan alat kontrasepsi. Hingga kini, paling tidak, ada 5 macam
metode KB yang di jalankan. Berikut ini penjelasan kelima metode kontrasepsi tersebut
dan pandangan ulama fiqih mengenai hukum melakukannya
a. Metode Perintang
Metode perintang bekerja dengan cara menghalangi sperma agar tidak bertemu
dengan sel telur. Metode ini tidak mengubah cara kerja tubuh penggunanya.maupun
pasangannya. Efek sampingnya sangat sedikit dan aman digunakan, terutama bagi ibu
yang sedang menyusui. Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah kondom,
diafragma dan spermisida.
Kondom, terutama untuk laki-laki, banyak digunakan di Indonesia. Berbentuk
kantong kecil terbuat dari lateks yang membungkus alat kelamin pria. Cara kerjanya
mencegah kehamilan dan penggunaannya tidak membutuhkan orang lain. Selain itu
tidak adanya ditemukan efek samping bagi penggunaannya, bahkan dapat mencegah
penularan lewat hubungan seksual. Tidak ditemukan pendapat ulama yang
mengharamkannya.
Diafragma berbentuk seperti mangkok ceper yang terbuat dari karet lunak. Alat ini
bekerja dengan cara menutupi mulut rahim sehingga sperma, meski mungkin
masukke vagina, tak bisa meneruskan perjalanannya menuju rahim. Karena cara
kerjanya yang mencegah kehamilan, tidak ada persoalan hukum dalam
penggunaannya.
Spermisida memiliki berbagai macam bentuk, baik busa, tablet, krim ataupun jeli.
Dipakai sebelum berhubungan dengan cara dioleskan kedalam vagina. Cara kerjanya
membunuh sel sperma pria sebelum memasuki rahim. Jika tidak ada efek samping
yang membahayakan yang ditimbulkannya, maka alat kontrasepsi ini dapat
digunakan atas kerelaan istri sebagai penggunanya.
b. Metode Hormonal
Metode hormonal dilakukan dengan cara memakai obat-obatan yang mengandung dua
hormon, yaitu estrogen dan progestin. Di gunakan oleh pihak perempuan dan
kandungan dua hormon tersebut serupa dengan hormon-hormon alamiah yang
dihasilkan tubuh wanita, yaitu estrogen dan progesterone. Ada tiga jenis alat KB yang
biasa di gunakan dengan metode ini, yaitu pil pengendali kehamilan yang harus di
minum setiap hari, suntikan yang diberikan beberapa bulan sekali dan susuk yang
berbentuk enam tabung yang sangat kecil dan lunak yang dimasukan ke bawah
permukaan kulit sebelah dalam lengan. Pada umumnya jenis pil dan beberapa jenis
suntikan mengandung kedua hormon di atas. Namun ada pula pil, beberapa jenis
suntikan yang hanya mengandung hormon progestin.
Berbeda dengan metode perintang, metode hormonal merubah proses kerja tubuh.
Dengan metode hormonal indung telur (ovarium) perempuan dihalangi sehingga tidak
melepas sel telur kedalam rahim. Selain itu, metode ini juga menyebabkan lender di
mulut rahim menjadi sangat kental, sehingga menghalangi sperma untuk dapat masuk.
Dilihat dari cara kerjanya, alat kontrasepsi ini tidak bermasalah karena ini hanya
mencegah kehamilan yang bersifat sementara. Penggunaannya pun mudah dan
dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain (tenaga medis) tanpa
melihat aurat besar. Persoalannya terletak pada implikasi kesehatan dan bahan yang
digunakannya. Tidak semua perempuan dapat menggunakan metode hormonal karena
dapat membawa efek samping yang membahayakan, misalnya perempuan yang
mengidap penyakit kanker payudara. Oleh karenanya, ia baru boleh digunakan jika
mendapat rekomendasi dari tenaga medis. Persoalan lain adalah pada bahan
pembuatannya. Pada umumnya obat-obatan yang bersifat hormonal menggunakan
bahan-bahan yang diambil dari unsure hewani, meskipun ada juga yang dibuat dari
unsure kimiawi-sintetik. Sepanjang bahan yang digunakan dari unsure yang halal
dan tidak membawa dampak kesehatan yang membahayakan maka metode
hormonal dapat digunakan dengan syarat atas kesepakatan suami-istri.
c. Metode yang Dilakukan dengan Jalan Memasukan Alat ke dalam Rahim (IUD)
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah
pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya disebut spiral atau dalam bahasa
inggrisnya dikenal dengan Intra Uterine Devices (IUD). Spiral terbuat dari bahan
plastic atau plastic bercampur tembaga yang dapat digunakan sampai 10 tahun. Ia
dapat diganti atau dikeluarkan dari rahim, yang berarti termasuk dalam kategori alat
kontrasepsi sementara. Hal yang perlu di cermati dalam alat kontrasepsi ini adalah
efek sampingnya terhadap kesehatan pemakainya. Untuk itu, akseptor harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis untuk mengetahui betul kelemahan
dan efek yang di timbulkan serta keamananya jika ia menggunakan alat tersebut.
Apalagi membawa mudlarat bagi kesehatan dirinya tidak di benarkan penggunaannya
dalam hukum islam.
Terhadap penggunaan spiral/IUD, ulama dan ahli kedokteran berbeda pendapat
dalam dua aspek, yaitu cara kerja dan pemasangan alat.
Pertama, dari segi cara kerjanya. Dr.Ali Akbar, yang dikenal sebagai ahli
kedokteran dan agama, menyimpulkan bahwa cara kerja spiral/IUD tidak
bersifat contraceptive (mencegah kehamilan) melainkan abortive
(menggugurkan kehamilan). Oleh karenanya, ia haram digunakan. Pendapat
serupa juga di kemukakan Prof. Muhammad Toha yang menyimpulkan bahwa
IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur dan 94% dari
wanita pemakai IUD tidak menjadi hamil karena melalui mekanisme
kontranidasi (menghalang-halangi sel telur yang telah dibuahi menempel di
dinding rahim). Pendapat kedua ahli tersebut dibantah oleh banyak ahli
kedokteran. Prof. Dr. Muhammad Djuwari, misalnya, menolak jika kontranidasi
disebut sebagai aborsi (abortus provocatus)
Akar persoalan munculnya perbedaan pendapat ini terletak pada penentuan waktu
kapan seseorang disebut hamil, apakah ketika terjadi pertemuan sperma dengan
sel telur yang kemudian mengalami pembuahan atau ketika terjadi implantasi
(menempelnya sel telur yang sedang berbuah pada dinding rahim). Sebagian
ulama menetapkan waktu kehamilan dimulai ketika terjadi pertemuan antara sel
sperma pria dengan sel telur wanita. Namun, tampaknya pandangan ini telah
berubah. Dunia kedokteran telah menetapkan bahwa kehamilan dimulai
ketika terjadi implantasi. Pandangan ahli kedokteran ini juga telah disepakati
Komisi Fatwa MUI. Dengan begitu, dapat dipahami bahwa kontranidasi
bukan aborsi
Kedua, dari segi pemasangannya. Ulama juga berbeda pendapat dalam hal
pemakaian/pemasangan IUD kepada akseptor. MUI sendiri memiliki dua fatwa
yang “berbeda” dalam hal ini. Fatwa pertama tahun 1972 menyatakan bahwa
haram pemakaian spiral selama masih ada obat-obat dan alat kontrasepsi
lain. Keharaman ini dikarenakan pemasangan dan pengontrolan IUD oleh para
dokter ataupun tenaga medis karena harus melihat aurat besar (mughallazah)
akseptor. Pendapat ini didasarkan pada QS.Al-Nur [24] 30-31 dan Hadis Nabi
Saw. Yang berbunyi: “tidak boleh laki-laki melihat aurat laki-laki lain dan tidak
boleh perempuan melihat aurat perempuan lainnya dan janganlah bersentuhan
laki-laki dalam satu kain dan jangan pula perempuan dengan perempuan lain”.
Fatwa kedua MUI dikeluarkan dalam musyawarah nasional ulama tahun 1983
yang menyatakan: “penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dalam
pelaksanaan KB dapat dibenarkan jika pemasanngan dan pengontrolannya
dilakukan oleh tenaga medis dan/atau tenaga medis wanita atau jika
terpaksa dapat dilakukan oleh tenaga medis pria dengan didampingi suami
atau wanita lain”
Dalam kajian fiqih, perubahan fatwa semacam itu sangat mungkin terjadi, jika
illat hukum (alasan yang menjadi dasar penetapan hukum) berubah karena adanya
perubahan zaman, waktu, situasi, dan kondisi. Kaidah fiqih menyatakan:
“hukum itu berputar (bergantung) pada ada atau tidak adanya illat”
“hukum itu berubah karena perubahan zaman, tempat, dan keadaan”
Terhadap perbedaan ulama (ijtihad) dalam masalah IUD, umat islam dapat memilih
diantara kedua pendapat tersebut, yang menurut mereka lebih kuat dan lebih
mashlahat. Kedua pendapat yang berbeda itu tidaklah salaing membatalkan karena
kaidah fiqih mengatakan bahwa “sebuah ijtihad tidak dapat dibatalkan dengan ijtihad
yang lain”
d. Metode KB Alamiah
Metode alamiah adalah metode yang tidak menggunakan alat, bahan kimia, maupun
obat-obatan, ada berbagai cara yang dipakai dalam metode ini:
Memberi ASI selama 6 bulan. Ini sejalan dengan QS.Al-Baqarah [2]:233, Al-
Ahqaf [46]:15 dan luqman [31]:14
Metode pengecekan lender atau metode pengamatan irama, biasanya disebut
dengan metode/system kalender, yaitu metode berpantang hubungan (atau
memakai metode perintang) pada hari-hari subur istri. Cara mengetahui masa
subur istri dengan menghitung siklus bulanan istri atau dengan mengecek lender
(cairan)dari vagina istri setiap hari.
‘Azl/coitus interruptus (senggama terputus).senggama terputus merupakan metode
kontrasepsi yang telah dikenal umat manusia sejak berabad-abad yang lampau.
e. Metode Permanen
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang bersifat permanent lewat jalan operasi
tubuh, laki-laki atau perempuan, agar steril dan tidak bisa lagi memiliki anak untuk
selamanya (mandul). Meski menjalani operasi, sterilisasi tidak mempengaruhi
kemampuan seksual kedua pasangan. Ada dua cara yang digunakan, vasektomi dan
tubektomi.
Vasektomi adalah sterilisasi untuk laki-laki yang dilakukan dengan cara operasi untuk
memotong saluran pembawasperma dari kantongnya (zakar) ke penis. Sementara
tubektomi adalah sterilisasi pada perempuan yang dilakukan lewat operasi dengan
cara membuat dua irisan kecil dibawah perut, lalu saluran telurnya di ikat atau
dipotong supaya sel telur tidak bisa menju rahim.
Para ulama, sebagaimana telah dijelaskan di atas, sepakat mengharamkan metode
yang berdampak terjadinya pemandulan yang permanent (Ta’qim), vasektomi
maupun tubektomi, kecuali dalam keadaan darurat (emergency), seperti
terancamnya jiwa ibu apabila ia hamil atau melahirkan.
f. Metode Darurat
Metode darurat adalah metode menghindari kehamilan setelah terlanjur terjadinya
hubungan suamiistri tanpa pelindung. Metode ini mengupayakan agar sel telur
yang telah dibuahi oleh sperma jangan sampai menempel ke dinding rahim dan
berkembang menjadi janin. Caranya dengan meminum pil KB darurat yang
mengandung hormon estrogene dan progestin, seperti pil mifepristone, segera setelah
terjadinya hubungan. Pil ini hanya memiliki pengaruh jika diminum dalam waktu 48
jam setelah terjadinya hubungan.
Jika mengacu pada pendapat dunia kedokteran kontemporer dan komisi fatwa
MUI bahwa kehamilan baru dimulai setelah terjadinya implantasi
(menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim) maka cara kerja
kontanidasi seperti pada pil KB darurat ini tidaklah termasuk dalam kategori
aborsi. Namun, suatu hal yang perlu dicermati adalah bahan yang digunakan untuk
pembuatannya karena ia bersifat hormonal, yang padaumumnya di ambil dari unsur
hewani.
Mahjuddin. 2003. Masailul Fiqhiyah. Jakarta : Kalam Mulia
Umran, Abd Al-Rahim. 1997. Islam dan KB. Jakarta : Lentera
Yakub, Aminudin. 2003. KB dalam Polemik: Melacak Pesan Substantif Islam. Jakarta :
PBB UIN
“Artinya : Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku
berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat yang lain di hari kiamat dalam
riwayat yang lain : dengan para nabi di hari kiamat)”. [Hadits Shahih diriwayatkan oleh
Abu Daud 1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu Hibban no. 1229, Hakim 2/162 (lihat takhrijnya dalam
Al-Insyirah hal.29 Adazbuz Zifaf hal 60) ; Baihaqi 781, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 3/61-
62]
Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada
Allah, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin -dengan ijin Allah-, dan Allah
akan menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka.
Maka wajib untuk meninggalkan perkara ini (membatasi kelahiran), tidak
membolehkannya dan tidak menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan
darurat maka tidak mengapa, seperti :
Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya atau anggota badan yang lain,
sehingga berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil
tersebut) untuk keperluan ini.
Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan
jika hamil lagi, maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalam
waktu tertentu, seperti setahun atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga
ia merasa ringan untuk kembali hamil, sehingga ia bisa mendidik dengan
selayaknya.
Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau
supaya hidup senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang
dilakukan kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh”.
[Fatawa Mar'ah, dikumpulkan oleh Muhammad Al-Musnad, Darul Wathan, cetakan
pertama 1412H]
Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : “Ada seorang wanita berusia kurang
lebih 29 tahun, telah memiliki 10 orang anak. Ketika ia telah melahirkan anak terakhir
ia harus melakukan operasi dan ia meminta ijin kepada suaminya sebelum operasi
untuk melaksanakan tubektomi (mengikat rahim) supaya tidak bisa melahirkan lagi,dan
disamping itu juga disebabkan masalah kesehatan, yaitu jika ia memakai pil-pil pencegah
kehamilan akan berpengaruh terhadap kesehatannya. Dan suaminya telah mengijinkan
untuk melakukan operasi tersebut. Maka apakah si istri dan suami mendapatkan dosa
karena hal itu ?”
Jawaban.
Tidak mengapa ia melakukan operasi/pembedahan jika para dokter (terpercaya)
menyatakan bahwa jika melahirkan lagi bisa membahayakannya, setelah
mendapatkan ijin dari suaminya.
[Fatawa Mar'ah Muslimah Juz 2 hal. 978, Maktabah Aadh-Waus Salaf, cet ke 2. 1416H]
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Seorang ikhwan bertanya hukum KB
tanpa udzur dan adakah Udzur yang membolehkannya?”
Jawaban.
Para ulama telah menegaskan bahwa memutuskan keturunan sama sekali adalah
haram, karena hal tersebut bertentangan dengan maksud Nabi mensyari’atkan
pernikahan kepada umatnya dan hal tersebut merupakan salah satu sebab kehinaan
kaum muslimin. Karena jika kaum muslimin berjumlah banyak, (maka hal itu) akan
menimbulkan kemuliaan dan kewibawaaan bagi mereka. Karena jumlah umat yang
banyak merupakan salah satu nikmat Allah kepada Bani Israil.
“Artinya : Dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar” [Al-Isra : 6]
“Artinya : Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah
memperbanyak jumlah kamu’ [Al-A'raf : 86]
Kenyataanpun mennguatkan pernyataan di atas, karena umat yang banyak tidak
membutuhkan umat yang lain, serta memiliki kekuasaan dan kehebatan di depan
musuh-musuhnya. Maka seseorang tidak boleh melakukan sebab/usaha yang
memutuskan keturunan sama sekali. Allahumma, kecuali dikarenakan darurat, seperti :
Seorang Ibu jika hamil dikhawatirkan akan binasa atau meninggal dunia, maka
dalam keadaan seperti inilah yang disebut darurat dan tidak mengapa jika si
wanita melakukan usaha untuk mencegah keturunan. Inilah dia udzur yang
membolehkan mencegah keturunan.
Juga seperti wanita tertimpa penyakit di rahimnya dan ditakutkan penyakitnya
akan menjalar sehingga akan menyebabkan kematian, sehingga rahimnya harus
diangkat, maka tidak mengapa.
[Fatawa Al-Mar'ah Al-Muslimah Juz 2 hal. 974-975]
Jawaban.
Seyogyanya bagi kaum msulimin untuk memperbanyak keturunan sebanyak mungkin,
karena hal itu adalah perkara yang diarahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam sabdanya.
“Artinya : Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak anak karena aku akan
berlomba dalam banyak jumlahnya umat” [Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud
1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu Hibban no. 1229, Hakim 2/162, Baihaqi 781, Abu Nu'aim dalam
Al-Hilyah 3/61-62]
Adapun pertanyaan ketiga yang berkaitan dengan ‘azal ketika berjima’ tanpa adanya
sebab, maka pendapat para ahli ilmu yang benar adalah tidak mengapa karena hadits
dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu.
“Artinya : Kami melakukan ‘azal sedangkan Al-Qur’an masih turun (yakni dimasa nabi
Shallallahu ‘alihi wa sallam)” [Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud 1/320 ; Nasa'i 2/71,
Ibnu Hibban no. 1229, Hakim 2/162, Baihaqi 781, Abu nu'aim dalam Al-hilyah 3/61-62]
Seandainya perbuatan itu haram pasti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
melarangnya. Akan tetapi para ahli ilmu mengatakan bahwa tidak boleh ber’azal
terhadap wanita merdeka (bukan budak) kecuali dengan ijinya, yakni seorang suami
tidak boleh ber’azal terhadap istri, karena sang istri memiliki hak dalam masalah
keturunan. Dan ber’azal tanpa ijin istri mengurangi rasa nikmat seorang wanita, karena
kenikmatan seorang wanita tidaklah sempurna kecuali sesudah tumpahnya air mani
suami.
Berdasarkan keterangan ini maka ‘azal tanpa ijin berarti menghilangkan kesempurnaan
rasa nikmat yang dirasakan seorang istri dan juga menghilangkan adanya kemungkinan
untuk mendapatkan keturunan. Karena ini kami menysaratkan adanya ijin dari sang
istri”.
[Fatawa Syaikh ibnu Utsaimin Juj 2 hal. 764 dinukil dari Fatawa Li'umumil Ummah]
“Dan janganlah kamu bunuh anak-anak kamu karena takut miskin. Kami memberi
kamu rizki dan juga mereka.” (Al An’am: 151)
Hal ini terutama dimana terjadi seorang muslim meyakini bahwa anak itu menjadi
tanggungannya. Sedangkan sebenarnya adalah bahwa rizki si anak sudah ditentukan
semenjak dia berada di kandungan ibunya, seperti yang diterangkan oleh sunnah. Maka
KB seperti ini adalah sangat dilarang. Dan untuk alasan yang tak berdasar dan salah yang
diucapkan sebagian orang untuk membolehkannya, maka itu tidak ada tempatnya dalam
agama. (Majalah Al Salah edisi ke-2)