Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROGRAM KB INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING : WAHIDA, S.Pd M.KES

DI SUSUN OLEH

NAMA :

NURUL APRILIA NINGSIH

YAYASAN STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES YAHYA BIMA


TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Pengertian program kb

KEGIATAN PELAYANAN KB

A. Kegiatan pelayanan kb ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah peserta kb atas kesadaran dan
tanggung jawab, membina peserta kb aktif, penurunan tingkat kelahiran, menciptakan keluarga kecil
sejahtra melalui pengendalian pertumbuhan.

B. Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Pengertian KB menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan


pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia
agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.Karena Keluarga
Berencana adalah suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara
kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu program KB ini diharapkan menerima Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang
seimbang.Perlu diketahui, bahwa Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah dianggap
masyarakat dunia sebagai program yang berhasil menurunkan angka kelahiran yang
bermakna.Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan yaitu dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya.

2. Tujuan program kb

Tujuan Program Keluarga Berencana


Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana, di antaranya:

 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
 Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
 Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu
tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
 Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah
penduduk di Indonesia.
Dalam penerapannya, BKKBN selaku badan pengelola program keluarga berencana mendorong
masyarakat untuk memakai alat kontrasepsi guna mencegah atau menunda kehamilan hingga
saat yang tepat. Beberapa jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan meliputi kondom, pil KB,
suntik KB, implan, IUD, vasektomi, dan tubektomi.

Manfaat Program Keluarga Berencana


Berikut ini adalah beberapa manfaat program keluarga berencana yang penting untuk diterapkan
pada setiap keluarga:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi


Program kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan dampak baik
bagi kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, program KB juga memberikan pengarahan mengenai
langkah-langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik sebelum maupun setelah
melahirkan.

2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak
Dengan program KB, suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat. Hal ini erat
kaitannya dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Idealnya, jarak anak pertama dan kedua
antara 3–5 tahun.
Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI dengan maksimal, yaitu
dari ASI eksklusif dan ASI hingga 2 tahun. Tidak hanya itu, anak juga jadi bisa mendapatkan
perhatian penuh dari orang tuanya selama masa perkembangannya. Kedua hal ini tentu akan
sangat berdampak positif untuknya.

3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan


Suami dan istri yang tidak menjalankan program KB berisiko mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan. Misalnya, perempuan di atas 35 tahun dan belum menopause yang melakukan
hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil. Namun kehamilan ini berisiko tinggi dan
bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi.
Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Misalnya, seorang wanita
bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun. Pada kondisi ini, ibu
tidak mendapatkan pemulihan yang utuh setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini bisa
berdampak pada kesehatan fisik maupun mental ibu.

4. Mencegah penyakit menular seksual


Meski dilakukan antar suami istri, hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit
menular seksual, seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. Namun, hal ini bisa dicegah dengan
penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.
5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Manfaat program keluarga berencana lainnya adalah untuk menurunkan risiko kematian ibu dan
bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, terutama pada kehamilan yang berisiko
tinggi mengalami komplikasi, seperti pada wanita berusia lebih 35 tahun, wanita yang memiliki
penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru saja melahirkan.

6. Membentuk keluarga yang berkualitas


Semua yang direncanakan dengan baik juga bisa berbuah baik. Dalam hal ini, merencanakan
kehamilan dan jumlah anak bukan cuma masalah waktu, tapi juga soal eknomi, pendidikan anak,
dan pola asuh.
Jika semua itu direncanakan dengan baik, peluang menciptakan keluarga berkualitas pun akan
semakin besar.
Dari tujuan dan manfaat program keluarga berencana di atas, Anda bisa melihat bahwa program
KB tidak ada kaitannya dengan menolak kehadiran anak. Program KB justru dibuat untuk
menyehatkan dan menyejahterakan keluarga Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita
ikut menyukseskan program keluarga berencana.

3. Sejarah program kb
ejarah singkat Program Keluarga Berencana (KB) Nasional

Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia dirintis oleh para ahli kandungan sejak tahun 1950-an dengan
maksud untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi yang tinggi pada waktu itu.

Pada tahun 1957, terbentuklah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang merupakan
organisasi sosial yang bergerak dalam bidang KB. Namun, aktivitasnya banyak mendapat hambatan, terutama
dengan adanya KUHP nomor 283 yang melarang penyebarluasan gagasan mengenai keluarga berencana.

Pada tahun 1967, akhirnya PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen Kehakiman. Dalam Kongres
Nasional I PKBI di Jakarta, diambil keputusan bahwa dalam usahanya mengembangkan dan memperluas
program KB, PKBI akan bekerjasama dengan instansi pemerintah. Pada tahun itu juga, Presiden Soeharto
menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia yang berisi kesadaran pentingnya merencanakan jumlah anak
dan menjarangkan kelahiran sebagai hak asasi manusia

Setelah urun rembuk dengan para menteri serta tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha KB, pada tanggal
17 Oktober 1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan status sebagai Lembaga
Semi Pemerintah. Kemudian pada tahun 1970, ditetapkanlah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dengan dr. Suwardjo Suryaningrat sebagai kepalanya. Pada tahun 1972, lembaga ini resmi menjadi
Lembaga Pemerintah Non-departemen yang berkedudukan langsung di bawah Presiden.

Kejayaan di masa Orde Baru

Di era Orde Baru, program KB sangat berjaya karena mendapat dukungan langsung dari Presiden Soeharto.
Pada waktu itu, seluruh jajaran Departemen/Kementerian hingga Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan
Lurah, serta TNI sangat berkomitmen dalam melaksanakan program keluarga berencana.
Tak hanya dukungan dari dalam negeri, dukungan dana dari luar negeri dan Bank Dunia sangat besar. Selama
masa itu, promosi program KB berhasil menggugah seluruh masyarakat hingga ke pelosok-pelosok Indonesia.

Pada tahun 1970 hingga 1980, penyelenggaraan program KB Nasional dikenal dengan sebutan “Management
for the People”. Pada periode ini, pemerintah lebih banyak berinisiatif dan partisipasi masyarakat sangat
rendah. Pasalnya, program ini sangat berorientasi target dan implementasinya sehingga terkesan kurang
demokratis dengan hadirnya TNI dan Polisi pada pelaksanaan kegiatan seperti KB massal.

Seiring berjalannya waktu, implementasi program yang bersifat “top-down approach” ini berubah menjadi
Gerakan Keluarga Berencana di tahun 1980-an. Pola kebijakan program KB Nasional berubah menjadi
“Management with the People”. Unsur pemaksaan dikurangi dan masyarakat dibebaskan untuk memilih
kontrasepsi yang ingin dipakainya.

Program KB di era Orde Baru ini berhasil mencapai target nasional. Keberhasilannya juga diakui oleh dunia
internasional dengan diperolehnya penghargaan United Nation (UN) Population Award oleh UNFPA pada
tahun 1989.

Stagnasi target program KB Nasional

Sejak program KB Nasional diakui dunia internasional, banyak negara berkembang menjadikan Indonesia
sebagai model untuk membangun program KB Nasional yang kuat. Alasannya jelas dan terukur, sebab selama
bertahun-tahun, Indonesia memiliki gerakan keluarga berencana yang terkuat dan tersukses di dunia. Jumlah
pengguna kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) meningkat dua kali lipat hingga mencapai 60%
antara tahun 1976 dan 2002. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) berkurang hingga setengahnya,
dari 5.6 menjadi 2.6 anak per wanita. Prestasi ini menjadi dasar bagi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang cukup stabil, yaitu sebesar 5% per tahun sejak tahun 1980.

Namun, kemajuan yang sangat baik ini mengalami stagnasi (kemacetan). Hasil Survei Dasar Kesehatan
Indonesia (SDKI) sejak tahun 2002-2012 memperlihatkan angka kelahiran total Indonesia masih 2.6 anak per
wanita. Jumlah pengguna kontrasepsi hanya meningkat sedikit, yaitu 1.5% per tahun dan angka kematian ibu
masih tinggi di 190 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Salah satu hal yang berperan besar dalam stagnasi ini adalah adanya desentralisasi program KB dari tingkat
nasional ke daerah, yang sering kali mengakibatkan kebingungan peran dan tanggung jawab di antara
pelaksananya hingga tidak dilaksanakan kegiatan sama sekali.

Revitalisasi program KB Nasional

Kurangnya dana dan komitmen dari pemerintah memperlambat kemajuan program selama 15 tahun terakhir.
Dengan bergabungnya Indonesia di London Summit pada tanggal 11 Juli 2012, diharapkan program KB
Nasional bisa bangkit kembali.

Forum ini merupakan sebuah komunitas global yang berkomitmen menyukseskan program KB Nasional.
Tujuan utamanya adalah mengurangi angka kelahiran total melalui peningkatan pengguna kontrasepsi.

Pada awal 2016, Presiden Joko Widodo meresmikan kampung KB di salah satu desa di Jawa Barat. Pelayanan
KB diberikan secara gratis melalui program jaminan kesehatan nasional. Fasilitas dan tenaga kesehatan juga
ditingkatkan kualitasnya agar target program tercapai.

Upaya ini juga didukung oleh alokasi dana yang jauh lebih besar. Dana yang disediakan untuk program KB
nasional meningkat 5 kali lipat, dari 700 M pada tahun 2006 menjadi 3,8 T Rupiah pada tahun 2016. Alokasi
dana ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia untuk program keluarga berencana.
Revitalisasi ini sudah mulai terlihat hasilnya di mana survey internal BKKBN pada tahun 2015 menunjukkan
penurunan angka kelahiran total Indonesia menjadi 2.3 anak per wanita dan jumlah pengguna kontrasepsi
sebanyak 60.2%.  Diharapkan angka ini terus membaik hingga mencapai targetnya, yaitu 2.1 anak per wanita
dan cakupan pengguna kontrasepsi menjadi 66.3%.

Untuk mencapai target, perlu adanya peningkatan akses infromasi dan promosi program KB. Namun
kenyataannya saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menyadari bahwa program KB ini ada
sekalipun mereka tinggal di daerah perkotaan. Survey internal BKKBN pun menunjukkan bahwa di antara
wanita yang menggunakan kontrasepsi, hanya 29.3% yang mendapat cukup informasi.

Tantangan dan harapan

Direktur Bill & Melinda Gates Institution, Jose Oying Rimon, menyatakan bahwa jumlah anak yang lebih
sedikit akan meningkatkan jumlah usia produktif dan membuat pembangunan suatu negara lebih berkelanjutan.

Bank Dunia memperkirakan bahwa antara tahun 2010 dan 2030, Indonesia akan memiliki lebih banyak warga
yang berusia produktif – yang disebut dengan bonus demografi. Bonus demografi ini merupakan prestasi emas
BKKBN yang sudah berkarya sejak 45 tahun lalu.

Dengan lebih sedikitnya jumlah warga yang ditanggung – anak-anak dan lansia yang tidak bisa bekerja –
pemerintah berkesempatan untuk berinvestasi sebesar-besarnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan
kebersihan lingkungan. Ini merupakan kesempatan besar bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang sehat,
stabil, dan sejahtera.

Selain itu, pemerintah juga harus membuka peluang kerja yang ada sebanyak-banyaknya agar dapat menyerap
kelebihan tenaga kerja. Bila serapan tidak maksimal, masalah lain akan muncul, yaitu meningkatnya jumlah
penggangguran terbuka.

4. Strategi penduduk dan cara operasional

Empat tujuan strategis dalam Strategi KB Berbasis Hak meliputi:


Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB merata dan
berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk
menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan
reproduksi mereka.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern
yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan strategis 3: Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang
pelayanan serta lingkungan yang mendukung untuk
program KB yang efektif, adil, dan berkelanjutan pada sektor
publik dan swasta untuk memungkinkan semua pihak
memenuhi tujuan-tujuan reproduksi mereka
Tujuan strategis 4: Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas program, dan
berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.

Tujuan-tujuan strategis di atas disusun dengan mengacu kepada arah kebijakan


RPJMN. Kegiatan, output dan dampak strategi KB yang berbasis hak
mengintegrasikan prinsip hak asasi manusia dan pendekatan berbasis kesehatan
masyarakat yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan mencapai tujuan
demografis. Hubungan antara RPJMN dan strategi Keluarga Berencana berbasis
hak dapat di lihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Hubungan antara RPJMN dan Strategy KB Berbasis Hak


8 PRINSIP HAK DAN KESEHATAN STRATEGI KB BERBASIS HAK
MASYARAKAT: Tujuan Strategis 1
Hak akses terhadap informasi dan pelayanan Tersedianya sistem penyediaan pelayanan KB yang adil dan
Hak keadilan akses berkualitas di sektor publik dan swasta untuk memungkinkan
Sistem kesehatan terintegrasi semua pihak memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Berbasis bukti
Transparansi dan akuntabilitas Tujuan Strategis 2
Sensitif gender Meningkatnya permintaan atas metode kontrasespsi modern yang
Sensitif budaya terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Kemitraan
ARAH KEBIJAKAN RPJMN KKB: Tujuan Strategis 3
Pelayanan KB Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang
Advokasi KIE pelayanan serta lingkungan yang mendukung untuk program KB
Pembinaan remaja yang efektif, adil, dan berkelanjutan pada sektor publik dan swasta
Pembinaan keluarga untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan- tujuan
reproduksi mereka.
RPJMN

Manajemen (data/informasi,
kajian/riset, regulasi,
kelembagaan) Tujuan Strategis 4
Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk
ARAH KEBIJAKAN RPJMN
meningkatkan efesiensi dan efektifitas program dan berbagi
KESEHATAN
pengalaman melalui kerjasama selatan-selatan.
1. Pelayanan kesehatan ibu, anak, RENCANA AKSI
remaja dan lansia
ouTPuT, KEgIATAn, SuB-KEgIATAn
B. CARA OPERASIONAL PROGRAM PELAYANAN KB.
Cara operasional program pelayanan KB meliputi :
1.      Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan
konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media
cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
2.      Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau
ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk
mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi
reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi
serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antar anggota dan antara keluarga  dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan
gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga
sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana
Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3.      Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4.      Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter  berupa
pelatihan konseling dan keterampilan.

5. Dampak program kb terhadap pengaruh kelahiran

Dampak Positif Program Keluarga Berencana (KB)


Penurunan Angka Kepadatan Penduduk
Ada hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan
penduduk, yaitu melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau massal sehingga
dapat mengurangi jumlah angka kelahiran, dan menunda masa perkawinan agar
dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk, yaitu
penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan
pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program
transmit grasi, dan meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian
dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar.
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk
suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang berkurang berarti jumlah penduduk yang ada
pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal.
Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan
penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan
penduduk dari dalam ke luar. Upaya dari pemerintah dalam melakukan program
KB telah mendapatkan respon yang baik dari masyarakat desa Bangun Mulya
dengan adanya dukungan terhadap penyelenggaraan program KB tersebut
Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi
Salah satu tujuan dari program KB yaitu mengatur jarak kelahiran anak.
Semakin berkurangnya jumlah ibu melahirkan pertahunnya maka kesehatan
reproduksinya lebih terjaga. Karena apabila ibu sering melahirkan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi seperti pendarahan, munculnya
penyakit pada rahim, kesehatan pada anak yang dilahirkan akan terganggu,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan anak. Sangat penting mengatur
jarak kelahiran agar kesehatan reproduksi pada ibu dapat terjaga dan anak yang
lahir dapat keluar secara normal. Maka dari itu pemerintah menjalankan
programnya seperti program KB, selain itu juga dapat mengatasi pertumbuhan
yang sangat pesat.
Jumlah pengikut KB merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat
seberapa besar antusias masyarakat dalam mengikuti program KB yang
dilaksanakan. Jika dilihat dari jumlah pengikut KB dari tahun ke tahun yang
secara terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini banyak dipengaruhi oleh
kesadaran masyarakat akan pentingnya mensejahterakan keluarga serta adanya
pula pengaruh dari pemerintah dalam bentuk sosialisasi program KB dengan
demikian masyarakat semakin yakin akan dampak positif dari program KB.
Dengan adanya peningkatan jumlah pengikut KB, maka akan sangat
berperan penting dalam mendukung peningkatan kesehatan, pendidikan, serta
kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Bangun Mulya. Dampak positif ini
akan bisa ditingkatkan apabila kedua pihak yaitu pemerintah dan masyarakat
dapat saling memahami akan pentingnya program KB.
Dampak Terhadap Ayah dan Anak
Dengan melakukan pengaturan banyaknya kehamilan sedemikian rupa
sehingga berdampak positif bagi keluarga. Dan dengan adanya perencanaan yang
matang dalam kehamilan maka secara tidak langsung telah melakukan
perencanaan terhadap cashflow / pengeluaran pada keluarga tersebut.
Dapat dibayangkan berapa kebutuhan keluarga yang memiliki 3 orang anak
atau lebih dibandingkan dengan yang memiliki 1 atau 2 anak apabila diambil rata-
rata kondisi keluarga yang pas-pasan. Betapa lebih memungkinkannya untuk
memberikan sandang, pangan, dan pendidikan yang cukup bagi keluarga yang
memiliki anak 1 atau 2 dibandingkan dengan yang memiliki 3 atau lebih anak.
Dampak KB terhadap anak sangat memberikan dampak positif, kerena
dengan keluarga yang mengikuti program KB maka jaminan seorang anak untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lebih besar. Hal ini juga
dikarenakan fokusnya keuangan keluarga hanya untuk 1 sampai 2 anak.
Dampak Negatif Program Keluarga Berencana (KB)
Efek Samping Dari Keluarga Berencana (KB) Terhadap Kesehatan
Efek samping alat kontrasepsi memang masih menjadi perdebatan karena
tidak semua orang mengalami hal yang sama. Ini bergantung dari jenis alat
kontrasepsi yang digunakan, dan juga kondisi tubuh dari para pemakainya. Alat
kontrasepsi sendiri merupakan alat yang dipercaya dapat mengontrol dan
mengendalikan tingkat kehamilan pada wanita. Gejala yang umum adalah rasa
pusing dan mual. Hal ini tentu saja sangat mengganggu aktifitas. Oleh karena itu,
para ibu pun dituntut untuk pandai dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang
cocok. Sangat perlu untuk berkonsultasi ke dokter atau bidan sehingga Anda tidak
akan salah pilih dalam memakai alat kontrasepsi.
Jenis KB suntik adalah salah satu metode mencegah kehamilan yang saat
ini banyak digunakan di negara-negara berkembang. KB suntik bekerja
mengentalkan lendir rahim sehingga sulit ditembus oleh sperma untuk
pembuahan. Jenis alat kontrasepsi ini juga mencegah sel telur menempel ke
dinding rahim sehingga proses kehamilan bisa dicegah. Salah satu kekurangan
dari KB suntik ini adalah siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau
bahkan tidak mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama saat
pemakaian atau berhenti melakukan KB suntik.
Penggunaan alat kontrasepsi juga dapat menurunkan gairah seksual para
wanita seperti yang telah dibahas sebelumnya. Namun jika hal ini terjadi pemakai
alat KB bisa berganti alat KB sehingga hormon pemekai alat KB bisa seimbang
kembali. Dan jika belum berhasil juga, anda bisa berkonsultasi dengan dokter
sambil memberikan keterangan efek samping alat kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai