Anda di halaman 1dari 18

DANA PENSIUN

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Dana Pensiun ini. Shalawat serta
salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Jakarta, Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dana Pensiun...................................................................... 4
B. Jenis-jenis Dana Pensiun....................................................................... 5
C. Tujuan Dana Pensiun............................................................................ 5
D. Asas-asas Dana Pensiun........................................................................ 6
E. Prinsip Dana Pensiun............................................................................ 8
F. Program Pensiun................................................................................... 9
G. Jenis Lembaga Pengelolaan Dana Pensiun........................................... 11
H. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun.................................................... 11
I. Permasalahan atau Hambatan dalam Dana Pensiun............................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan
perekonomian berkembang sedemikian rupa. Kondisi yang demikian tentunya
akan menciptakan suatu lingkungan yang kompetitif. Suasana persaingan yang
ketat akan menuntut perusahaan untuk lebih efisien dan lebih efektif dalam
mengelola sumber daya yang dimilikinya guna meraih sumber daya manusia
yang kompetitif.
Umur dan produktivitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak
selamanya seseorang dapat bekerja dan menghasilkan suatu karya. Pada suatu
saat dia harus berhenti dari pekerjaan dan menikmati masa tuanya. Akan
tetapi, dalam menikmati masa tuanya seseorang tidak ingin penghasilannya
berhenti seperti ia juga berhenti dari pekerjaannya. Tentu saja mutlak
memerlukan dukungan prasarana yang memadai. Salah satunya dengan
“jaminan hari tua” atau pensiun. Jaminan hari tua pada hakikatnya adalah
kesejahteraan hari tua dalam time frame lanjut usia, yang akan dinikmati oleh
mereka yang saat ini masih muda. Sedangkan wujud dari jaminan hari tua
adalah program pensiun. Jadi tidak disangsikan lagi bahwa dengan
melaksanakan program pensiun secara terpadu kita telah menanamkan proses
pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat.
Dana pensiun merupakan bentuk investasi jangka panjang yang hasilnya
dapat dinikmati setelah pegawai atau karyawan yang bersangkutan memasuki
masa pensiun. Ada empat faktor yang menyebabkan seorang pegawai atau
karyawan memasuki masa pensiun, yaitu karena kematian, keluar dari
pekerjaan, cacat, dan pensiun normal. Dana pensiun sendiri diselenggarakan
dalam suatu program yang disebut program dana pensiun. Program dana
pensiun terbagi atas program pensiun iuran pasti dan program pensiun manfaat
pasti. Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang iurannya
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai

1
2

manfaat pensiun, sedangkan program pensiun manfaat pasti adalah program


pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.
Ada banyak perusahaan penyelenggara program dana pensiun, salah
satunya yaitu PT. Taspen. PT. Taspen merupakan penyelenggara program
dana pensiun bagi pegawai negeri sipil. Dalam perhitungannya PT. Taspen
menggunakan program pensiun iuran pasti, di mana besarnya iuran dan
manfaat bagi peserta program dana pensiun ditentukan berdasarkan besarnya
gaji peserta selama bekerja.
Dengan disahkannya UU Nomor11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun,
hari tua sudah terjamin. Sehingga karyawan dapat bekerja lebih tenang, dan di
harapkan produktivitas karyawan akan meningkat. Selain itu, loyalitas
terhadap perusahaan akan meningkat pula. Jika loyalitas tinggi, maka
pengembangan dan pembinaan karier bagi karyawan yang bersangkutan juga
akan lebih baik bagi perusahaan yang tidak terlalu besar, sulit bagi mereka
untuk memikirkan kesejahteraan hari tua bagi karyawannya, karena dengan
penyelenggaraan program dana pensiun berarti akan menambah biaya.
Kekayaan dana pensiun bersumber dari iuran normal peserta dan iuran
pemberi kerja. Iuran pemberi kerja terdiri dari iuran normal dan iuran
tambahan pemberi kerja serta hasil pengembangan investasi. Iuran-iuran yang
terkumpul tersebut tidak didiamkan saja tetapi harus dikembalikan berupa
investasi sesuai dengan ketentuan pemerintah mengenai investasi dana
pensiun.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian dana pensiun?
2. Apa saja jenis-jenis dana pensiun?
3. Apa tujuan dana pensiun?
4. Bagaimana asas-asas dana pensiun?
5. Apa saja prinsip dana pensiun?
6. Apa yang dimaksud dengan program pensiun?
3

7. Apa saja jenis lembaga pengelolaan dana pensiun?


8. Bagaimana manajemen kekayaan dana pensiun?
9. Bagaimana permasalahan atau hambatan dalam dana pensiun?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dana Pensiun


Menurut UU Nomor 11 tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum
yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Menurut Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniati (2000), dana pensiun
adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan
manfaat kepada peserta ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau
meninggal dunia. Program dana pensiun adalah dana yang dibentuk untuk
pembayaran karyawan setelah tidak bekerja lagi karena memasuki masa
pensiun. Dengan adanya dana pensiun karyawan peserta kelak akan tetap
memperoleh jumlah penghasilan tertentu, sekalipun sudah tidak bekerja lagi.
Dana pensiun sebenarnya merupakan suatu institusi atau pranata yang
berasal dari sistem hukum Anglo-Amerika. Banyak pengertian dana pensiun,
namun berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya, menurut David L.
Scott (1988) pension funds is a financial institution that controls assets and
disburses income to people after they have retired from gainful employment;
menurut FE Perry (1983) pension fund is an investment maintened by
companies and other employers to pay the annual sum required under the
business or organization’s pension scheme. Sedangkan menurut Abdul Kadir
Muhammad dan Rita Muniarti (2000) Dana pensiun adalah yang secara
khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta
ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia.
Dari definisi-definisi tersebut terlihat bahwa dana pensiun merupakan
dana yang sengaja dihimpun secara khusus dengan tujuan untuk memberikan
manfaat kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun, meninggal dunia
atau cacat. Dana yang terhimpun ini dikelola dalam suatu lembaga yang
disebut trust sedangkan pengelolanya disebut trustee atau dapat juga
dilakukan oleh perusahaan asuransi atau badan lain yang dibentuk secara
khusus untuk mengelola dana tersebut.

4
5

Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh


penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun
atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

B. Jenis-jenis Dana Pensiun


Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih
salah satu dari beberapa jenis pensiun yang ditawarkan kepada para karyawan,
dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi. Berikut adalah jenis-jenis
pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan :
1. Pensiun normal, yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang
usianya telah mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan.
Untuk wilayah Indonesia rata-rata seseorang memasuki masa pensiun pada
usia 55 tahun dan 60 tahun pada profesi tertentu.
2. Pensiun dipercepat, hal ini dilakukan bila perusahaan menginginkan
pengurangan karyawan di dalam tubuh perusahaan.
3. Pensiun ditunda, seorang karyawan meminta pensiun sendiri, namun
umurnya belum memenuhi untuk pensiun, sehingga karyawan tersebut
keluar namun dana pensiun miliknya di perusahaan tempat dia bekerja
baru akan keluar pada masa umur karyawan ini telah memasuki masa
pensiun.
4. Pensiun cacat, pensiun yang diberikan kepada karyawan yang mengalami
kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu diperkerjakan seperti semula,
sedangkan umurnya belum memenuhi masa pensiun.

C. Tujuan Dana Pensiun


Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan
perusahaan, peserta dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perusahaan (bagi pemberi kerja)
a. Kewajiban moral, di mana perusahaan mempunyai kewajiban moral
untuk memberikan rasa aman kepada karyawan terhadap masa yang
6

akan datang karena tetap memiliki penghasilan pada saat mereka


mencapai usia pensiun.
b. Loyalitas, karyawan diharapkan mempunyai loyalitas terhadap
perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari.
c. Kompetisi pasar tenaga kerja, di mana perusahaan akan memiliki daya
asing dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan
profesional di pasar tenaga kerja.
d. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah
mengabdi perusahaan.
e. Agar usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang
diperoleh setelah mereka bekerja di perusahaannya.
f. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
2. Peserta (bagi karyawan)
a. Rasa aman para peserta terhadap masa yang akan datang karena tetap
memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun.
b. Kompensasi yang lebih baik, yaitu peserta mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia/
berhenti kerja.
3. Penyelenggaraan Dana Pensiun
a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan.
b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
c. Sebagai bakti sosial terhadap para pensiun.

D. Asas-asas Dana Pensiun


1. Penganggaran dilakukan dengan sistem pendanaan
Setiap penyelenggaraan program pensiun harus dilakukan dengan
pemupukan dana sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak
peserta. Pemupukan dana tersebut bersumber dari iuran dan hasil
pengembangannya. Oleh karena itu, pembentukan cadangan pensiun
dalam perusahaan untuk membiayai pembayaran manfaat pensiun tidak
diperkenankan (UU Nomor 11 Tahun 1992).
7

2. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri


Kekayaan dan pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri.
Dengan demikian tidak diperkenankan adanya pembentukan “cadangan
pensiun” dalam pembukuan pendiri/perusahaan. Kepastian mengenai
pemisahan ini diformalkan dengan pembentukan dana hukum pensiun.
Pengelolaan kekayaan dana pensiun dilakukan dengan mengacu kepada
ketentuan dalam UU Dana Pensiun dan Peraturan Pelaksanaannya.
3. Kesempatan untuk mandiri dana pensiun
Setiap pemberi kerja (orang atau badan yang memperkerjakan
karyawan) memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi
karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan
tindak lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat
pensiun bagi karyawannya. Janji itu membawa konsekuensi pendanaan,
yaitu timbulnya kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran. Hal
pokok yang ditekankan di sini adalah bahwa keputusan untuk menjanjikan
manfaat pensiun merupakan suatu komitmen dengan konsekuensi
pembiayaan.
4. Penundaan manfaat
Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun
dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun
agar kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku
asas penundaan manfaat yang mengharuskan pembayaran hak peserta
hanya dapat dilakukan setelah peserta memasuki masa pensiun dan dapat
diberikan secara berkala.
5. Pensiun ditunda
Ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental
dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal,
dengan ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun
normal meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan
memperoleh gaji dari perusahaan bersangkutan. Sebenarnya ketentuan ini
8

tidak sesuai dengan konsep dasar dari manfaat pensiun (manfaat pensiun
sebagai pengganti pendapatan karyawan). Dalam hal ini karyawan tersebut
mendapatkan pendapatan dari dua sumber.
6. Pensiun cacat
Apabila karyawan mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap
atau mampu melaksanakan pekerjaannya, berhak memperoleh manfaat
pensiun. Biasanya manfaat pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat
pensiun normal dengan masa kerjanya diakui seolah-olah sampai usia
pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat yang
bersangkutan dinyatakan cacat.

E. Prinsip Dana Pensiun


1. Prinsip Independensi
Kelembagaan berstatus badan hukum, manajemen operasional di
mana asas kuterpisahkan kekayaan atau segregated assets dan hak
pengurus mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga, pengawasan di
mana pengawasan dilakukan oleh dewan pengawas yang terdiri atas wakil-
wakil dari pemberi kerja dan peserta dengan jumlah yang sama.
2. Prinsip Akuntabilitas
Dewan pengawas wajib mengumumkan laporan hasil
pengawasannya kepada peserta, laporan keuangan dana pensiun setiap
tahun harus diaudit oleh akuntan publik yang ditunjuk oleh dewan
pengawas, pendiri/mitra pendiri, pengurus, dan penerima titipan wajib
memperlihatkan seluruh dokumen/keterangan untuk keperluan
pemeriksaan, dana pensiun wajib mengumumkan neraca dan perhitungan
hasil usahanya kepada peserta.
3. Prinsip Transparansi
Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai setiap
perubahan peraturan dana pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam rangka
kepesertaan kepada peserta, pengurus wajib mengumumkan
perkembangan portofolio investasi dan hasil pengembangannya kepada
peserta dan melaporkannya kepada pendiri dan dewan pengawas.
9

4. Prinsip Perlindungan Konsumen


Perubahan peraturan dana pensiun tidak boleh mengurangi manfaat
pensiun, setiap karyawan berhak menjadi peserta, bila berusia 18 tahun
atau telah kawin, dan memiliki masa kerja satu tahun, hak atas manfaat
pensiun tak dapat dijaminkan, dialihkan/disita, semua transaksi
penyerahan, pembebanan, pengikatan, pembayaran sebelum jatuh tempo
atau penjaminan manfaat pensiun dinyatakan batal demi hukum,
pengembalian kekayaan dana pensiun kepada pemberi kerja dilarang, saat
likuidasi, peserta dan pensiunan/ahli waris memiliki hak utama dalam
pembagian kekayaan dana pensiun, kekayaan dana pensiun lembaga
keuangan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan
pendirinya.
5. Prinsip Struktur Pengendalian Intern
Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab pendiri, mitra pendiri, dewan
pengawas, dan pengurus diatur dalam undang-undang dana pensiun dan
peraturan pelaksanaannya, dana pensiun tak diperkenankan melakukan
pembayaran apapun, kecuali pembayaran yang ditetapkan dalam peraturan
dana pensiun, dana pensiun tidak diperkenankan meminjam atau
mengagunkan kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman, tidak
satu bagianpun dari kekayaan dana pensiun dapat dipinjamkan atau
diinvestasikan pada pihak-pihak terafiliasi, bentuk dan susunan laporan
keuangan dana pensiun harus sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal
Lembaga Keuangan Nomor 2345/KEP-LK/2003.
6. Prinsip Kualifikasi Penyelenggara
Kualifikasi pengurus dan dewan pengawas (kecuali yang terakhir)
adalah warga negara Indonesia, berakhlak dan moral yang baik, belum
pernah dihukum pidana ekonomi, dan berpengetahuan atau berpengalaman
di bidang dana pensiun, pengurus tidak boleh merangkap jabatan pengurus
dana pensiun lain, atau direksi, atau jabatan eksekutif lainnya.

C. Program Pensiun
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benifet Plan)
10

Pada PPIP, besar manfaat pensiun sangat tergantung pada besar iuran
yang disetor dan hasil pengembangan dana. Jadi, sifatnya mirip tabungan,
namun memiliki kelebihan fasilitas penundaan pajak dari pemerintah.
Besar iuran baik dari pemberi kerja maupun peserta ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun.
MASA KERJA (TAHUN) FAKTOR PENGHARGAAN
24-32 2,50%
16-24 2,00%
08-16 1,60%
00-08 1,28%

MP = FPe × MK × PDP
Di mana:
MP = Manfaat Pensiun
Fpe = Faktor Penghargaan dalam persentase (%)
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa
bulan terakhir/gaji pokok
Contoh:
Menurut pandangan final earning pensiun plan adalah jika gaji
terakhir sebelum pensiun adalah Rp1.000.000,00 sementara masa kerja 20
tahun, maka akan memperoleh uang pensiun bulanan sebesar 2,5% × 20 ×
Rp1.000.000,00 = Rp500.000,00
2. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)
Dalam Undang-Undang, Program Pensiun Iuran Pasti didefinisikan
sebagai program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada
rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Program
Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yaitu program pensiun yang menetapkan
besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu,
benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi
iuran ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya. Perhitungan
menggunakan rumus sekaligus bagi PPIP adalah sebagai berikut:
11

IP = 7,5% × PDP
Di mana:
IP = Iuran Pensiun
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun/Gaji Pokok
Contoh:
Jika gaji terakhir sebelum pensiun adalah Rp1.000.000,00 maka akan
membayar uang pensiun iuran sebesar 7,5% × Rp1.000.000,00 =
Rp75.000,00.

F. Jenis Lembaga Pengelolaan Dana Pensiun


Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun
1992 Bab II, dapat dibatasi dalam dua jenis, yaitu:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan
program pensiun manfaat pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawan sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap
pemberi kerja. Dengan demikian dana pensiun jenis ini di sediakan
langsung oleh pemberi kerja. Pendirian DPPK ini harus mendapatkan
pengesahan dari menteri keuangan.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Pasal 1 Butir 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, menyatakan
bahwa Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang
dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Bagi
masyarakat pekerjaan diri seperti dokter, petani, nelayan dan lain
sebagainya dimungkinkan untuk manfaatkan DPLK .tidak tertutup
kemungkinan pula bagi para karyawan di suatu perusahaan untuk dapat
memanfaatkan DPLK sesuai dengan kemampuannya. Pendirian DPLK
12

oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan


dari menteri keuangan.

D. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun


Pendanaan suatu program pensiun apakah dalam rangka memenuhi
ketentuan atau untuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan akan
menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya digunakan untuk
membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi. Penggunaan secara
produktif atas kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya- biaya langsung
suatu program pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang
dapat dibayarkan bagi pensiun iuran pasti.
Dana pensiun biasanya mengembangkan suatu kebijakan investasi secara
tertulis dalam pengelolaan kekayaannya. Namun tidak semua program pensiun
memiliki kebijakan investasi formal, kalaupun ada biasanya relatif sederhana
dan banyak yang didelegasikan kepada perusahaan investasi atau perusahaan
asuransi.
Investasi dana pensiun secara umum diarahkan pada deposito berjangka
di bank, deposito on call pada bank, sertifikat deposito pada bank, obligasi
yang tercatat di bursa efek, tanah, bangunan, reksadana, Sertifikat Bank
Indonesia, surat berharga, saham, surat pengakuan utang badan hukum RI,
penyertaan atau penempatan langsung pada badan hukum RI.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008
tentang Investasi Dana Pensiun dapat melakukan investasi dananya pada:
1. Surat berharga negara.
2. Tabungan pada bank.
3. Deposito berjangka pada bank.
4. Deposito on call pada bank.
5. Sertifikat deposito pada bank.
6. Sertifikat Bank Indonesia.
7. Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia.
8. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia.
13

E. Permasalahan atau Hambatan dalam Dana Pensiun


Pada prinsipnya setiap karyawan bisa menjadi peserta atau anggota dana
pensiun, asal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Penetapan syarat
tersebut sangat tergantung pada keputusan organisasi tempat yang
bersangkutan bekerja. Walaupun secara umum penegasan tentang peserta dana
pensiun ini telah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992.
Bagi mereka yang bekerja di instansi pemerintah atau di perusahaan
yang memiliki reputasi bagus tentunya konsep tentang dana pensiun sudah
dijelaskan semenjak awal sekali ketika mereka bekerja. Karena penjelasan
semenjak awal bertujuan untuk memberikan kejelasan secara baik dan tegas
kepada para peserta agar merasa yakin terhadap masa depan mereka nanti
ketika bekerja di sana.
Perlu diketahui bahwa menyangkut dengan data yang bersifat
administrasi maka itu harus bersifat autentik dan dinyatakan dalam bentuk
tertulis atau bersifat hitam di atas putih. Karena seluruh pembuatan bersifat
jangka panjang di mana bisa saja pembuatan keputusan pada saat ini namun 5
atau 10 tahun lagi ia telah pensiun maka jika ada beberapa data yang tidak
jelas atau dianggap bersifat pemalsuan maka jelas akan menimbulkan masalah
dikemudian hari, dan yang disayangkan adalah karyawan yang bersangkutan
itu nantinya.
Memang ada temuan kasus yang ditemui seperti data peserta yang
diajukan bahwa ia telah menikah namun ternyata ketika dilakukan pengecekan
belum menikah atau masih lajang. Dan seluruh data yang menjelaskan ia telah
menikah dalam bentuk surat dan buku nikah adalah palsu.
Kasus lain juga bisa terjadi pada data ahli waris penerima pensiun. Di
mana ternyata yang bersangkutan telah bercerai dengan istrinya dan tidak
memiliki anak namun dalam biodata ia menyatakan memiliki anak dan istri.
Sehingga jika suatu saat ini meninggal maka uang pesangon pensiun akan
diterima oleh orang yang ternyata bukan anak dan istrinya. Jelas ini suatu
kejahatan tersembunyi dan merugikan negara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dana Pensiun ialah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Tujuan dari penyelenggaraan
dana pensiun adalah salah satunya adalah sebagai kewajiban moral bagi
perusahaan untuk mengayomi karyawannya agar karyawan memiliki motivasi
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Jenis dana pensiun terdiri atas dana
pensiun dari pemberi kerja (perusahaan) serta dari lembaga keuangan yang
bergerak dalam penghimpunan dana pensiun seperti asuransi dan lembaga
keuangan lainnya.
Dalam memanajemen dana pensiun kita pengelola harus memperhatikan
strategi dan kebijakan investasi, pokok-pokok kebijakan investasi, tingkat
keuntungan serta jenis-jenis investasi yang akan dilakukan agar dana pensiun
tersebut bisa berjalan dengan lancar dan bisa memenuhi kebutuhan para
peserta dana pensiun. Dana DPLK syariah masih terbatas di Indonesia, produk
masih di batasi pada bank dan asuransi syariah tertentu.

G. Saran
Kita diharapkan agar dari sejak usia mudah ini dapat menyisihkan uang
untuk hari tua dengan cara menabung atau mengikuti asuransi dana pensiun.
Dengan cara inilah kehidupan masa tua kita dapat terjamin meskipun kita
sudah tidak dapat bekerja tetap memiliki penghasilan sehingga kehidupan
masa tua dapat terjamin dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Edwin, Mustafa. 2010. Pengenalan Eksklusif Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Fahmi, Irham. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.

Huda, Nurul. 2010.Lembaga Keuangan Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta:


Kencana.

Rivaidkk, Veithzal. 2007.Bank and Financial Institution Management. Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada.

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Triandaru, Sigit. 2006.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi 2. Jakarta:


Salemba Empat.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Anda mungkin juga menyukai