Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)

DISUSUN OLEH
NAMA : AHMAD AMIN BAWAPI
NIM : 20201440120003

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA

1
DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN 2022
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas Limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Program Keluarga Berencana
KB” Dapatk saya selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
Pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang program KB di Indonesia. Begitu
Pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya
Sehingga makalah ini dapat saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
Pustaka maupun melalui media internet. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima
kasih kepada dosen Pengampu Mata kuliah Pelayanan Kesehatan Dasar Ibu Any Zahrotul
Widniah, S.Kep., Ns., M.Kep. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat Bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang Membangun bagi perbaikan makalah saya selanjutnya. Demikian makalah ini saya
buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, Atau pun adanya ketidaksesuaian
materi yang saya angkat pada makalah ini, Saya Mohon maaf. Saya menerima kritik dan
saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa Membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.

Martapura, 7 November 2022

2
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian program kesehatan
Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidangkesehatan baik yang
berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidaksedikit pihak yang merancukan antara
proyek dan program. Namunberdasarkan sumber dari PMI (Project Management Institute),
proyekmerupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh lembagabisnis atau
pemerintah atau lembaga non-profit. Namun demikian,konsep-konsep dasar pengelolaan
program yang baik tetaplah samadengan konsep-konsep untuk pengelolaan suatu proyek.
Konsep-konsep pengelolaan proyek secara baik dikembangkan olehparaakademisi, praktisi,
dan lembaga (PMI) dalam istilah projectmanagement.Pada umumnya, suatu program
kesehatan diadakan sebagairealisasi dari rencana program kesehatan di bidang kesehatan
yangakan memberikan dampak pada peningkatan derajad kesehatan suatu masyarakat

Pengertian Program KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh
pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah
berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual
dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.

3
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai
keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya
bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah
kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR
diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat
efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang
cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang
perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi
resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)?
2. Apa Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)?
3. Siapa Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)?
4. Apa Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)?
5. Apa Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)?
6. Apa Dampak Program Keluarga Berencana (KB)?
7. Apa Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)?
8. Apa Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)?
9. Apa Kontraindikasi program keluarga Berencana (KB)?

4
10. Bagaimana Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB)?
11. Apa Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB)?
12. Apa Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)?

C. Tujuan
1. Mengetaui Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)
2. Mengetahui Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
3. Memahami Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
4. Mengetahui Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)
5. Mengetahui Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
6. Mengetahui Dampak Program Keluarga Berencana (KB)
7. Mengetahui Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)
8. Memahami Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)
9. Mengerahui Kontraindikasi Program Keluarga Berencana(KB)
10. Mengetahui Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB)
11. Memahami Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB)
12. Memahami Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)


Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain
meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
2. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
3. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera

6
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)


Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)


Ruang lingkup KB antara lain:
1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakankependudukan
6. Pengelolaan SDM aparatur
7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

7
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian)
yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga
sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam
mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan
penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah
mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.
Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan usia
subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei
tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok:
 15% pus langsung merespon ya untuk ber kb.
 15% - 55% pus merespon raguragu untuk ber kb.
 30% pus merespon tidak untuk ber kb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk
scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN .
Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

8
 Strategi dasar
 Strategi operasional
 Strategi Dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
 Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
b. Peningkatan kualitas dan prioritas program
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)


Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:
1. Penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan
dan pemerintahan berjalan lancar.

G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk
mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya
Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha
untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat,
tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan
sosial dengan segala akibat yang luas.
1. Pengaruh positif Program KB

9
Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk
menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika
angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per
tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta
jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan
sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk
dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan
kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era
otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian
kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah
penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan
pembangunan Indonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh
yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR,
implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan
pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat
dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat
mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia lanjut
akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus dikeluarkan
pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).


Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu:
a. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang
aman,sehat dan diinginkan.
b. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.

10
c. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu
keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga
yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga
berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas
akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
 Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan
peningkatan kualitas penduduk.
 Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan
mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan
menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
 Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal
kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga.
 Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan
hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
e. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam
jangka waktu yang terlalu pendek.
f. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta
melakukan kegiatan lainnya.

11
2. Manfaat Untuk Anak:
a. Mengurangi risiko kematian bayi
b. Meningkatkan kesehatan bayi
c. Mencegah bayi kekurangan gizi
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

3. Manfaat Untuk Keluarga:


a. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).


1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan
massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan
meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.


Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai
calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi
yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam
mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan
sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi
yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME,

12
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara
keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:
pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera
dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI
(Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung
apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.


PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah
(Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).


Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat rendah. Hal ini
terutama tampak pada partisipasi pria/suami. Hal ini salah satunya disebabkan minimnya
akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi.
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri
Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria dikarenakan
kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada pencapaian target peserta KB
perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi program KB dengan
harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan menegosiasikan pemakaian alat kontrasepsi
(alkon) kepada suaminya.
Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor penyebab
rendahnya kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB. Dari hasil penelitian
yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa masyarakat masih
mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain itu, pemakaian alat
kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan seksual dengan

13
pasangan dibanding jenis-jenis alat kontrasepsi perempuan yang ada. Sementara metode
vasektomi masih dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan
pria. Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini telah melahirkan stigma terhadap akseptor
yang dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran juga muncul
dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi justuru akan meningkatkan peluang
suami untuk tidak setia pada pasangan karena tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan keputusan
KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas
dapat disimpulkan bahwa partisipasi pria tidak hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi
saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB oleh istri ataupun dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu
mensosialisasikan program-program KB. Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui
perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta
merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan tujuan terciptanya
Keluarga Berkualitas 2015, Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana adalah tanggung
jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi
dirinya, pasangan atau keluarganya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam
program KB dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode
kontrasepsi pria merupakan satu bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan
keterlibatan pria secara tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan
membuat keputusan yag lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang
dimilikinya.

K. Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB).


Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada kemiskinan dan
pengangguran. Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-
lembaga terkait lainnya secara bersama-sama menanggulangi ledakan penduduk sekaligus
memberikan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga agar kualitas
hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB menjadi kebutuhan yang sangat mendesak
ketika ancaman ledakan penduduk menimpa bangsa ini.

14
Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010) mengatakan, bahwa
masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga
berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak
maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran
sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.

Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi jumlah
anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini agar dapat
mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan
untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan dan penciptaan lapangan
kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan
penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi.

Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa diminimalisir
sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Jika angka
kemiskinan dan pengangguran berkurang otomatis kesempatan dan akses masyarakat
terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan
pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini akan terwujud.

L. Kontraindikasi Program Keluarga Berencana (KB)


KB suntik merupakan metode kontrasepsi dengan cara menyuntikan hormon progesteron
ataupun kombinasi progesteron dengan estrogen pada tubuh untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan cara menghambat ovulasi dan tidak terjadi konsepsi atau pembuahan. Tetapi penggunaannya
tidak boleh diberikan pada beberapa kondisi seperti:
1. hamil
2. Memiliki riwayat kanker payudara
3. Pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
4. Menderita gangguan hati seperti hepatitis, darah tinggi atau diabetes
5. Kelainan pembuluh darah
6. Perokok berusia lebih dari 35 tahun
penderita gangguan hati sendiri tidak disarankan menggunakan KB suntik karena penghancuran atau
degradasi hormon hormon seperti estrogen dan progestin terletak pada hati sehingga jika diberikan

15
tambahan suntikan hormon tersebut dapat meningkatkan kerja liver atau hati yang sudah tidak baik
atau sudah terganggu sebelumnya hal ini dapat menimbulkan peningkatan dan gangguan fungsi hati

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di segala bidang,
termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan penduduk
yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang
relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi:
Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas
(quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi
( three dimension approach).

16
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta
KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan
dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami. Secara umum Program
keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pelajaran bagi para pembaca.
Dan semoga apa yang kami susun ini dapat dijadikan sebagai panduan pembelajaran untuk
kedepannya.
Kami mohon maaf dan bagi para pembaca apabila ada kekurangan atau hal yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini.Kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk
membangun makalah ini agar lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-keluarga.html
http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html
http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html
http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html
https://id.scribd.com/doc/136459674/Pengertian-Program-Kesehatan-doc-NCI
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/kontraindikasi-kb-suntik

17
18

Anda mungkin juga menyukai