Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROGRAM KB (KELUARGA BERENCANA)

KOORDINATOR MATA KULIAH :

Any Zahrotul Widniah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

COVER

DI SUSUN OLEH :
Nama : Muhammad Noor Adzhar Saputra
Nim : 20201440120037

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2021/2022 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Program KB (Keluarga Berencana)”, Terimakasih juga saya ucapkan kepada ibu
Any Zahrotul Widniah,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen koordinator mata kuliah Keperawatan
Keluarga yang banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keperawatan dan dunia
kesehatan. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
wawasan serta pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya.
Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman kami yang
masih kurang. Oleh karena itu, kami berharap para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan harap maklum.

Martapura, 07 Desember 2022

2
DAFTAR PUSTAKA
COVER.................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
B. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB).........................................................................6
B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)...............................................................................6
C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)..............................................................................6
D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)..................................................................7
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)...........................................................7
F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB).............................................................................8
G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)...........................................................................9
H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)...........................................................................10
I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).............................................................11
J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).........................................12
K. Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)...........................................................14
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga
berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa
diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional
Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia
menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan
jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan
seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat
kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga
mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka
pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas
bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna
tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan
efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali
setelah AKDR diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom 4
sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara
umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila
kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping
dalam jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)?
2. Apa Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)?
3. Siapa Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)?
4. Apa Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)?
5. Apa Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)?
6. Apa Dampak Program Keluarga Berencana (KB)?
7. Apa Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)?
8. Apa Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)?
9. Bagaimana Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB)?
10. Apa Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB)?
11. Apa Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)?

B. Tujuan
1. Mengetaui Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)
2. Mengetahui Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
3. Memahami Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
4. Mengetahui Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)
5. Mengetahui Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
6. Mengetahui Dampak Program Keluarga Berencana (KB)
7. Mengetahui Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)
8. Memahami Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)
9. Mengetahui Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB)
10. Memahami Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB)
11. Memahami Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.

B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)


Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
2. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
3. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)


Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
4. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
5. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
6
6. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi
(unmet need) menjadi 6%.
7. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
8. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
9. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
10. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
11. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif.
12. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.

D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)


Ruang lingkup KB antara lain:
13. Keluarga berencana
14. Kesehatan reproduksi remaja
15. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
16. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
17. Keserasian kebijakankependudukan
18. Pengelolaan SDM aparatur
19. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
20. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)


Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
21. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

22. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).


Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga
sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik
dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
23. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
7
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
24. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan
penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
25. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang
telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan program KB nasional.
26. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.
Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan
usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan
hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok:
 15% pus langsung merespon ya untuk ber kb.
 15% - 55% pus merespon raguragu untuk ber kb.
 30% pus merespon tidak untuk ber kb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya
untuk scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai
normaprogram KBN . Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
 Strategi dasar
 Strategi operasional
 Strategi Dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
 Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
b. Peningkatan kualitas dan prioritas program
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)


Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu: 8
27. Penurunan angka kematian ibu dan anak
28. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
29. Peningkatan kesejahteraan keluarga
30. Peningkatan derajat kesehatan
31. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
32. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
33. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk
mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau
tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau
tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan
penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan
mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.
34. Pengaruh positif Program KB
Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan
untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena
diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat
dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada
tahun 2015 sekitar 237,8 juta

jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang
diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan
penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari
kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di
daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk
mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan
terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas,
sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.
35. Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki
9
pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa
penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka
biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat
untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat
mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia
lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus
dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).


Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu:
a. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang
aman,sehat dan diinginkan.
b. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil
kontrasepsi.
c. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk
membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
Dengan terbentuk keluarga

berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang


berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
 Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan
peningkatan kualitas penduduk.
 Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan
dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi
dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
 Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal
kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga.
 Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya 10
akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang
tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara
lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
e. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali
dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
f. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu
luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Manfaat Untuk Anak:
a. Mengurangi risiko kematian bayi
b. Meningkatkan kesehatan bayi
c. Mencegah bayi kekurangan gizi
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

3. Manfaat Untuk Keluarga:


a. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).


36. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan
penerangan massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan penerangan,
motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia
11
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
37. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik
sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan
mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang
tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat
sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan
lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:
pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat
sejahtera

dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI


(Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung
apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
38. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi
pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
39. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).


Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat rendah. Hal
ini terutama tampak pada partisipasi pria/suami. Hal ini salah satunya disebabkan
minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan KB, dan kesehatan
reproduksi.
12
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri
Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria
dikarenakan kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada pencapaian target
peserta KB perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi
program KB dengan harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan menegosiasikan
pemakaian alat kontrasepsi (alkon) kepada suaminya.
Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor
penyebab rendahnya kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB. Dari
hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa
masyarakat masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain
itu, pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat melakukan
hubungan seksual dengan pasangan dibanding jenis-jenis alat kontrasepsi
perempuan yang ada. Sementara metode vasektomi masih dipersepsikan sebagai
bentuk pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan pria. Pandangan yang keliru
tentang vasektomi ini telah melahirkan stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh
masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran juga muncul

dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi justuru akan meningkatkan


peluang suami untuk tidak setia pada pasangan karena tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari
defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pria tidak hanya dalam hal
pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB
oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan
untuk membantu mensosialisasikan program-program KB. Keterlibatan pria dalam KB
diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat
kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan
tujuan terciptanya Keluarga Berkualitas 2015, Partisipasi pria dalam Keluarga
Berencana adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku
seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan atau keluarganya. Dalam hal ini
dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara langsung
atau tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan satu bentuk
partisipasi pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria secara tidak langsung
misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan membuat keputusan yag lebih baik
13
berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang dimilikinya.
K. Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB).
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada kemiskinan
dan pengangguran. Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan
lembaga- lembaga terkait lainnya secara bersama-sama menanggulangi ledakan
penduduk sekaligus memberikan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
perencanaan keluarga agar kualitas hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB
menjadi kebutuhan yang sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk menimpa
bangsa ini.
Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010)
mengatakan, bahwa masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan
program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
ibu-ibu dan anak-anak maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan
mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas
produksi.

Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi
jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini
agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu, cara lain yang
dapat dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan dan
penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan,
mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan
produksi.
Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa
diminimalisir sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal
mungkin. Jika angka kemiskinan dan pengangguran berkurang otomatis kesempatan
dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati oleh
seluruh rakyat Indonesia dan pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para
pendiri bangsa ini akan terwujud.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di segala bidang,
termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang
tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif
rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi:
Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas
(quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi
( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB,
Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan
dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami. Secara umum Program
keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pelajaran bagi para pembaca.
Dan semoga apa yang kami susun ini dapat dijadikan sebagai panduan pembelajaran untuk
kedepannya.
Kami mohon maaf dan bagi para pembaca apabila ada kekurangan atau hal yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini.Kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk
membangun makalah ini agar lebih baik lagi.

15
DAFTAR
PUSTAKA

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-
keluarga.html http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-
indonesia.html http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-
masyarakat.html http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-
indonesia.html

16

Anda mungkin juga menyukai