Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP KELUARGA BERENCANA ( KB )

DOSEN PEMBIMBING : Hj. Nurwahidah, S.Kep,.Ns,.M.Pd

DISUSUN OLEH ;
KELOMPOK 14

1. HAIRUNNISA
2. DINDA WAHYUNINGTIAS

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
KONSEP KELUARGA BERENCANA“ dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Maternitis.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang abortus bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata yang telah
memberikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bima, 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. rumusan masalah .......................................................................................5
C. Tujuan ........................................................................................................5
D. manfaat ......................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
A. DEVINISI........................................................................................... 7
B. MACAM-MACAM KB SUNTIK.................................................... 7
C. KLASIFIKASI KB SUNTIK........................................................... 8
D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN .............................................. 9
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN............................................. 10
F. INDIKASI ............................................................................................... 11
G. KOMPOSISI ........................................................................................... 11
H. KOMPLIKASI......................................................................................... 13
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA ( KB )
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 24
B. Saran.................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah
visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga
berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya
integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan
tingkat kepadatan pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah
penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004, dengan perhitungan
proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000 tercatat sebesar
6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan
3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971 sampai dengan 2004 jumlah
penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali
lipat dari 5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya
pengendalian penduduk telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan
kesejahteraan, termasuk factor kesehatan penduduknya. Angka pertumbuhan
penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 menjadi 31,57% (Dinkes Sumut,
2010).
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan
peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri.
Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian
tersebut belum merata. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor
KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93%
memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya
masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non

4
Kontrasepsi Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD,
Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap Wanita (MOW) kurang diminati
(Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun
2003 adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah
pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang
wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif. Factor-
faktor yang mempengaruhi ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif,
tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu
menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto, 2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak
4.534,850 (76,23%) dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai
5.948.962 PUS. Realisasi peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi
suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD 557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).
Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah PUS mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi
282.391 pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut 69,93% adalah akseptor aktif
yang jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).
Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan
oleh beberapa factor seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan
suami. Berdasarkan prevalensi factor umur ibu yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi suntik sangat tinggi pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan
alasan mereka belum memiliki anak atau jumlah anak yang mereka miliki belum
dirasakan cukup (BKKBN, 2010)
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi dari KB Suntik ?
2. Apa Macam-macam dari KB Suntik ?
3. Bagimana Kalsifikasi dari KB Suntik ?
4. Bagaimana Keuntungan dan Kerugian dari KB Suntik ?
5. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan KB Suntik ?
6. Bagaimana Indaksi dari KB Suntik ?
7. Bagaimana Komposisi dari KB Suntik ?

5
8. Bagaimana Komplikasi dari KB Suntik ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari KB Suntik ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Definisi dari KB Suntik
2. Untuk Mengetahui Macam-macam dari KB Suntik
3. Untuk Mengetahui Kalsifikasi dari KB Suntik
4. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kerugian dari KB Suntik
5. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurang dari KB Suntik
6. Untuk Mnegetahui Indaksi dari KB Suntik
7. Untuk mengetahui Komposisi dari KB Suntik
8. Untuk Mengetahui Komplikasi dari KB Suntik
9. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan dari KB Suntik

1.4 MANFAAT
a. Bagi pembaca
Manfaat penyusunan askep Menorragia ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui segala sesuatu tentang Menorragia, apa penyebab Menorragia dan
bagaimana upaya pengobatan Menorragia.
b. Bagi penulis
1. Penulis dapat mengetahui tentang Menorrragia secara lebih mendalam.
2. Penulis dapat mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk ilmiah.
3. Penulis dapat menhargai karya orang lain ( dalam bentuk kutipan dan
daftar pustaka.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh
sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah
dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya
hormon progesteron disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik.
(BKKBN, 1999)
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh
dalam jangka waktu tertentu kemudian masuk ke pembuluh darah diserap sedikit
demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya
kehamilan (Bazad, 2002)
Kontrasepsi suntik adalah salah satu cara mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakaian KB suntik hanya
sekitar 0,3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakain asal
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
(Sarwono, 2003)

B. MACAM-MACAM KB SUNTIK

Menurut Varney ( 2006 ) KB Suntik dibagi menjadi jenis, yaitu:

a. KB Suntik 3 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang mengandung


hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan
volume 150 mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12
Minggu. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama saat periode
menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis Suntikan KB
ini ada yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.

7
b. KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang diberikan 1 bulan
sekali. Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan,
yaitu setelah 7 hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Alat kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol
Cypionate (hormon estrogen).
C. KLASIFIKASI KB SUNTIK
1. Golongan progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a. Depo Provera/ Depo Medroksi Progesteron Asetat (DPMA)
Medroxyprogesteeon yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral yang mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat
efektif. DPMA ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan
selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah
kira-kira 5 juta wanita. (Hartanto 2002)
mengandung 150mg Depo Medroksi Progesteron Asetat
Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg
Depo
Medroksiprogesteron Asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara
disuntik intramuskular di daerah bokong (Sarwono, 2012)
b. Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat) mengandung 200mg
Noretisteron Enantat
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikan secara depot. Larutannya
merupakan campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam perbandingan
4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui
lendir servik.
2. Golongan progestin dengan campuran estrogen propinat
a. Depo estrogen-progesteron / Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi terdiri dari 25mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5mg Estrogen Sipionat

8
D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
1. Keuntungan
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah
kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek
samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat
digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause,
membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,
menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013)
Keuntungan kb suntik DPMA
a Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan)
b Pencegahan kehamilan jangka panjang
c Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
d Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung
e Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f Sedikit efek samping
g Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
i Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Saifuddin, 2006)
2. Kerugian
a Perdarahan tidak teratur atau bercak atau amenore
b Keterlambatan kembali subur sampai 1 tahun
c Berat badan meningkat
d Dapat berkaitan dengan osteoporosis pada pemakaian jangka panjang.
e Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B dan virus HIV.
f Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.

9
(Everett, 2007)

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


1. Kelebihan
Metode KB Suntik adalah metode kontrasepsi hormonal efektif
mencegah kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada
pasangan suami istri, karena dengan satu kali suntikan anda tidak perlu
memikirkan kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan, sesuai dengan jenis
Suntik KB yang anda pilih. Anda dan pasangan bisa lebih spontan dalam
berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi hamil. Kehamilan bisa
anda dapatkan kembali, setelah menghentikan penggunaan KB Suntik.
Metode KB Suntik dapat digunakan oleh ibu menyusui, dengan catatan
suntikan pertama diberikan 6 minggu setelah persalinan, Menurunkan
resiko kanker rahim dan memberikan perlindungan terhadap infeksi
panggul.( BKKBN,2007 ).
2. Kekurangan
Dari beberapa kelebihan Metode KB Suntik tersebut diatas, pada
beberapa kasus KB Suntik juga memberikan efek samping terutama pada
awal pemakaian, yang diantaranya adalah:
a. Siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau bahkan anda
tidak mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama
saat pemakaian atau berhenti melakukan KB suntik,
b. Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan
mengalami penambahan berat,
c. Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan
suasana hati, dan perut kembung,
d. Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa
bulan menghentikan penggunaan KB suntik,
e. Penggunaan KB suntik 3 bulan memicu terjadinya osteoporosis.
f. Cendrung mudah gemuk, efek samping penambahan berat badan ini
yang paling sering ditakuti oleh ibu-ibu.
g. Setelah suntikan dihentikan, kesuburan akan kembali dengan lambat.

10
h. Perubahan lipid serum (kolesterol) menjadi tinggi pada penggunaan
jangka panjang.
i. Dapat menurunkan densitas atau kepadatan tulang pada penggunaan
jangka panjang.
j. Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menurunkan libido,
pengeringan vagina, gangguan emosi, sakit kepala, sering gemetar,
dan timbulnya jerawat.
( BKKBN,2007 ).
F. INDIKASI
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
4. Wanita menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. Setelah melahirkan dan menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
8. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi esterogen
9. Sering upa menggunakan pil kontrasepsi
10. Wanita yang menggunakan obat untuk epylepsy(fenitoin dan barbiturat) atau
obat tuberculosis (rifampisin)
(saiffudin ,2006)
G. KOMPOSISI
1. Depo provera (Depo Medroksi Progesteron Asetat) mengandung 150 mg
Depo Medroksi Progesteron Asetat
Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat) mengandung 200 mg N
oretindron Enantat
Golongan progestin dengan campuran esterogen propionat Cyclo provera
(nama dagang : cyclofem) mengandung 50 mg Progesteron dan 5 mg
komponen esterogen
2. Waktu pemberian kb suntik
a. Pasca persalinan

11
Dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum atau sesudah
Air Susu Ibu berproduksi ,sebelum ibu pulang dari rumah sakit, 6-8
minggu pasca bersalin, asal dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum
melakukan koitus.
b. Pasca keguguran
Dapat diberikan segera setelah selesai kuretase atau sewaktu ibu hendak
pulang dari rumah sakit, 30 hari pasca keguguran, asal ibu belum hamil
lagi, saat menstruasi, pada hari pertama sampai hari ke 5.
3. Jadwal waktu suntikan
Jadwal suntikkan menurut Manuaba, (1998) adalah sebagai berikut:
Depo provera : interval 12 minggu
Norigest : interval 8 minggu
Cyclofem : inreval 4 minggu
4. Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2003) :
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
etil/ isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik,
setelah kering baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan
putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan
menghangatkannya.
5. Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA menurut Hartanto (2004) :
a. Primer : Mencegah ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone
(LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang
tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi
semakin sedikit sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan

12
biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90
hari setelah suntikan DMPA berakhir.
b. Sekunder
Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa,membuat endometrium menjadi kurang baik untuk
implantasi dari ovumyang telah dibuahi, mungkin mempengaruhi
kecepatan transportasi ovum didalam tuba falopi.
H. KOMPLIKASI
1. Gangguan haid
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore disebabkan atrofi
endometrium.
a. Tidak mengalami haid (amenore)
Amenore dibedakan menjadi dua yaitu amenore primer merupakan
masa remaja kurang dari 16 tahun belum pernah mengalami mens atau
belum menampakkan tanda-tanda fisik seksual sekunder, sedangkan
amenore sekunder bila wanita sudah mengalami menstruasi namun
kemudian tidak mengalami menstruasi dalam waktu 3-6 bulan. (Varney,
2006)
Penaganannya Tidak perlu dilkakukan tindakan apapun. Cukup
konseling saja.Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut,
suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi
lain.Diberikan pil KB 3 x 1 tablet dari hari I-III, 1 x 1 tablet mulai hari
IV selama 4-5 hari.
b. Perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting)
Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang akan menurun
dengan makin lamanya pemakaian (Siswosudarmo, 2001).
Penangannanya diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
c. Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada
biasanya
(menorarghia)

13
Persepsi yang umum mengenai perdarahan berlebihan adalah apabila tiga
sampai empat pembalut sudah penuh selama empat jam. Jumlah
kehilangan darah yang dipertimbangkan normal selama mens adalah 30
cc sejak penelitian yang dilakukan pada tahun 1960-an dan setiap
perdarahan yang lebih dari 80 dinyatakan perdarahan abnormal, seperti
yang dikatakan oleh Engstrom, bahwa batas 8cc merupakan ukuran
standar untuk menetapkan menoragia.
(Varney, 2006).
Penangannanya diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7 hari)
sampai keadaan membaik.
2. Depresi
Penyebabnya diperkirakan dengan adanya hormone progesterone terutama
yang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6 (Pyridoxin)
di dalam tubuh.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya depresi.
b. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu. Beri motivasi
agar tetap memakai suntikan.
Tindakan medis
a. Diberikan Vitamin B6 2-3 x 1 tablet (10 mg) per hari sampai gejala
depresi hilang.
b. Bila depresi menetap dan terus memberat, hentikan pemakaian suntikan
dan ganti cara kontrasepsi nn-hormonal.
3. Keputihan
Penyebab oleh karena efek progesterone merubah flora dan PH vagina,
sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya keputihan.
b. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
c. Menjaga kebersihan daerah kemaluan (berganti celana dalam,
menggunakan pembalut yang cocok).
d. Memotivasi agar tetap memakai suntikan

14
Tindakan medis
a. Bila disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau
tidak sedap, dapat diberikan pengobatan antimikotik secara per-vaginam:
nistatin 100.000 IU intravaginal selama 14 hari.
b. Bila keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan
sementara.
4. Jerawat
Penyebab adalah progestin terutama 19-norprogestine menyebabkan
peningkatan kadar lemak
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya jerawat.
b. Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur).
c. Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2xsehari dengan
pembersih muka.
d. Menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
Tindakan medis
a. Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
b. Bila terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin3-4 x 1 kapsul 250 mg, selama
1-2 minggu.
c. Bila jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti cara kontrasepsi non-
hormonal.
5. Rambut rontok
Penyebabnya progesteron terutama 19-norprogesterone dapat mempengaruhi
folikel rambut, sehingga tinbul kerontokan rambut.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya rambut rontok.
b. Gejala ini bersifat sementara dan individu akan kembali normal tanpa
pengobatan setelah suntikan dihentikan.
6. Perubahan berat badan
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga
lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga

15
menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik,
akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
b. Penambahan berat badan ini bersifat sementara dan individu (tidak
terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita itu
terhadap metabolisme progesteron).
c. Berat badan meningkat anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan
olah raga yang proporsional untuk menjaga berat badannya.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU DENGAN KB SUNTIK

A. PENGKAJIAN
1. Data subyektif
Tanggal pendataan : 9 Januari 2018, pukul 09.00 WIB
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. NR Tn. PR
Umur : 32 th 47 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMEA SMA
Pekerjaan : Swasta PNS
Penghasilan : Rp. 600.000/bln Rp. 2.000.000/bln
Status marital : Menikah Menikah
Lama/brp x menikah : 15 th/1x 15 th/1x
Alamat : RT. 10/RW. VI Ds. Bendo,Magetan
b. Keluhan utama
Peningkatan berat badan
c. Riwayat kesehatan
Selama menggunakan KB suntik, klien tidak mengalami penyakit yang
merupakan kontraindikasi dari pemakaian KB suntik seperti jantung, DM,
hipertensi, kanker.
d. Riwayat obstetri
Menarche umur 12 tahun, siklus haid antara 30-35 hari lama haid 7 hari tidak
disertai nyeri haid. Ganti pembalut pada hari 1 dan 2 sebanyak 3x sehari
selanjutnya setelah hari 2x sehari konsistensi encer, berwarna merah.
e. Riwayat KB
Klien menggunakan KB suntik depo progestin selama 8 tahun setelah kelahiran
anak I, sekarang umur 14 tahun laki-laki, setelah itu langsung hamil anak ke 2,

17
perempuan, setelah kelahiran anak ke II ibu menggunakan KB suntik depo
progestin lagi sudah ± 3 tahun. Ibu menggunakan KB suntik dengan jarak 3 bulan
sekali (depo progestin) dan timbul peningkatan BB 5 kg setelah kelahiran anak ke
II.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu makan sehari 2-3x, 1 piring dengan sayuran (bayam, kangkung, sawi,
wortel, daun singkong), lauk pauk (tahu, tempe, telur). Minum air putih 4-5
gelas/hari kadang lebih.
2) Istirahat
Biasanya ibu tidur siang 1-2 jam. Tidur malam mulai pukul 22.00-04.00 WIB.
Selama tidur ibu jarang terbangun dan tidur dengan pulas.
3) Eliminasi
BAB teratur 1 x/hari tiap pagi, tidak ada keluhan konsistensi lembek, BAK tiap
hari 4-5 x/hari warna kuning jernih, tidak ada keluhan tentang BAK.Ibu biasa
cebok dengan menggunakan sabun, dan cara cebok dari depan ke belakang.
4) Personal hygiene
Mandi 2 x/hari, ganti pakaian serta gosok gigi 2 x/hari. Ganti celana dalam tiap
habis mandi atau pada saat risih.
5) Aktifitas
Ibu tetap melakukan aktifitasnya yaitu berdagang diwarung dan juga sebagian
ibu rumah tangga. Setiap hari bekerja mengurus rumah (menyapu, mengepel,
masak) dan juga menyiapkan dagangan diwarung.
6) Kehidupan seksual
Selama memakai KB suntik frekuensi dalam melakukan hubungan seksual
dengan suami 1 minggu 1-2x tanpa ada gangguan dari pihak suami maupun
istri.
7) Latar belakang budaya
Ibu memilih dan memakai kontrasepsi suntik karena dirasa sangat praktis dan
mudah serta tidak bertentangan dengan agama, tapi dalam pihak ibu merasa
was-was karena selama pemakaian terjadi peningkatan berat badan. Selain itu

18
suami tetap menghendaki istrinya memakai KB suntik selama tidak ada efek
samping yang berlebihan.
8) Keadaan psikososial
Selama memakai kontarsepsi suntik ibu merasakan adanya perubahan pada
tubuhnya. Ibu merasakan bahwa tubuhnya tidak seperti dulu lagi, yang makin
lama berat badan makin bertambah tetapi selama ini suami tidak terlalu
mempersoalkan berat badannya.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : baik kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,5oC
c. TB : 156 cm
BB sebelum KB suntik : 48 kg
Selama KB suntik : 53 kg
d. Inpeksi dan palpasi
Kepala : Rambut bersih, warna hitam, tidak rontok.
Muka : Tidak ada cloasma dipipi.
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : Tidak ada polip, bersih, tidak ada sekret.
Mulut : Mulut bersih, tidak ada caries maupun stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, jugularis dan
kelenjar limfe.
Dada : Pernafasan tetatur, bentuk simetris.
Mammae : Kebersihan payudara baik, tidak ada hiperpigmentasi
areola mammae ataupun benjolan abnormal.
Abdomen : Tidak terlihat perut yang membesar, tidak ada
hiperpigmentasi seperti linea alba.

19
Vulva/vagina : Tidak odema, tidak ada rasa nyeri sewaktu dipalpasi pada
kelenjar skene dan bartholini yang kemungkinan
menunjukkan adanya infeksi.
Ekstremitas : Tidak ada varices dan odema pada kaki dan tungkai.
3. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Gangguan body image
 Ibu mengatakan berat (peningkatan berat
badannya bertambah badan)
 Ibu mengatakan BB
ibu meningkat 5 kg
selama 3 tahun
pemakaian KB suntik
 BB sebelum hamil
pakai : 48 kg
 BB setelah pakai : 53
kg

DO :
 Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,5oC
 BB : 53 kg
 TB : 156 cm

20
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan body image (peningkatan berat badan) berhubungan dengan penggunaan
KB suntik.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA
HASIL
1. 1 Tujuan : a. Lakukan a. Meningkatkan
Ibu mampu pendekatan pada harga diri
beradaptasi klien dan sehingga ibu
dengan perubahan identifikasi mampu
bentuk tubuhnya masalah yang mengungkapka
Kriteria Hasil : dihadapi n masalahnya
 BB dalam batas b. Jelaskan pada b. Ibu lebih
normal : berat ibu tentang : kooperatif
badan ideal ± 46  Penyebab dari mengenai
kg peningkatan penjelasan dari
 Ibu tidak cemas berat badan petugas
lagi karena  Cara c. Diet yang baik
peningkatan mengatasinya membantu
berat badan. c. Anjurkan ibu mengurangi
untuk berat badan
mengurangi porsi d. Dukungan
makan yang suami akan
banyak meningkatkan
mengandung harga diri
lemak dan kalori e. Pembakaran
d. Libatkan lemak dapat
pasangan dalam dilakukan
memberikan dengan
penjelasan olahraga secara

21
mengenai teratur
keadaan klien
e. Anjurkan
melakukan
aktifitas,
olahraga secara
teratur

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO TANGGAL/JAM DX IMPLEMENTASI PARAF

1. Selasa, 9 Januari 1 a. Melakukan pendekatan pada


2018 klien dan mengidentifikasi
Pukul : 10.00 WIB masalah yang dihadapi
b. Menjelaskan pada ibu
tentang :
 Penyebab dari peningkatan
berat badan
 Cara mengatasinya
c. Menganjurkan ibu untuk
mengurangi porsi makan yang
banyak mengandung lemak
dan kalori
d. Melibatkan pasangan dalam
memberikan penjelasan
mengenai keadaan klien
e. Menganjurkan melakukan
aktifitas, olahraga secara
teratur

22
E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO TANGGAL/JAM EVALUASI
1. 9 Januari 2018 S:
Pukul : 11.00 WIB  Ibu mengatakan berat badannya
bertambah.
 Ibu mengatakan lebih percaya diri setelah
dilakukan penyuluhan oleh petugas
kesehatan
O:
 Berat badan meningkat 5 kg dalam 3 tahun
pemakaian.
 BB sebelumnya : 48 kg
 BB sekarang : 53 kg
A:
Gangguan body image, pengetahuan ibu
tentang penyebab peningkatan berat badan
bertambah.
P:
3 bulan berikutnya observasi berat badan.

23
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Program KB merupakan suatu program yang mengatur angka kelahiran


masyarakat dengan teknik tertentu dengan tujuan mengurangi kepadatan dari penduduk
yang apabila dibiarkan dapat memberikan dampak terhadap permasalahan social seperti
diantaranya adalah semakin tingginya jumlah penduduk yang mengakibatkan
kepadatan, seiring dengn kepadatan tersebut akan memicu konflik lain berupa
kelaparan, kemiskinan, tindak kriminalitas dan lain-lain. Program KB pada wilayah ini
sudah efektif, akan tetapi masih ada beberapa permasalahn seperti ditemukannya 2
kasus keluarga yang masih memiliki anak 4-8 anak dengan jarak lahir yang dekat. Hal
ini diperkuat oleh kenyataan bahwa pada daerah tertentu di Kota Malang yakni Daerah
Muharto masih mengalami kepadatan penduduk disebabkan ketidakcocokan
penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan hal ini, sebagai mahasiswa yang mampu
disampaikan adalah mengenai dirutinkannya konsultasi antar pihak KB dengan rakyat
secara meluas dan transparansi pengguna KB agar penggunaan alat kontrasepsi dapat
sesuai dengan riwayat kesehatan pengguna.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat dipertanggungjawabkan


dengan baik dan semaksimal mungkin melengkapi data serta kekompakan kelompok
yang selalu solid terjaga.

24
DAFTAR RUJUKAN

Anonim, 2010. BKKBN : Program KB Kedodoran, Perlu Revitalisasi. (http : bkkbn.


go.id/berita_bkkbn). diakses tanggal 9 Oktober 2013.

25

Anda mungkin juga menyukai