Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGGUNAAN KONTRASEPSI (KB) IMPLAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Evidence Based Dalam Praktik
Kebidanan.
Dosen Pengampuh : Bd.Mutiara Dwi Yanti,SST,M.Keb
Husna Sari Sitorus,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1.Bela Andini 21.22.016
2.Ditha Indah Sari 21.22.028
3.Paulina Theresia 21.22.182
4. Rita Rosnanci 21.22.094
5. Sintia Trinita Sebayang 21.22.108

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
2023

i
KATA PENGANTAR

Marilah panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, di mana
atas berkat dan karunia-Nya penulis diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi
(KB) Implant“ tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk melengkapi
tugas mata kuliah evidence based dalam praktik kebidanan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari kelompok
ini yang telah memberikan pikiran maupun materinya. Penulis berharap makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Penulis
menyadari banyak penulisan kata atau pemahaman isi yang belum tepat, yang
mana dalam makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Demikian yang bisa penulis sampaikan semoga tugas
makalah ini dapat bermanfaat dengan baik, sekian dan terima kasih.

Deli Tua, 27 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3

2.1 Definisi Kontrasepsi Dan Implan...................................................................3

2.2 Manfaat Atau Dampak Penggunaan KB Implan............................................5

2.3 Teknik dan Cara Melakukan KB Implan.......................................................6

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Determinan Penggunaan KB Implan ?............8

BAB III PENUTUP...............................................................................................17

3.1 Kesimpulan...................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan sebuah program yang telah diterapkan
sejak tahun 1970 dalam rangka upaya pengendalian jumlah penduduk di
Indonesia. Program tersebut dibuat karena adanya ledakan penduduk yang belum
dapat diselesaikan bahkan sampai sekarang. Hal ini dibuktikan dengan penduduk
Indonesia yang kian bertambah setiap tahunnya sekitar 3.5 juta jiwa di mana
diprediksi setiap hari terjadi peningkatan kelahiran sebanyak sepuluh ribu bayi
(Novita Br Ginting Munthe and dkk 2021).
Kemudian dilihat dari data penduduk Indonesia yang terus mengalami
peningkatan dari 265.015.300 orang pada tahun 2018 menjadi 268.074.600 orang
pada tahun 2019. Pemerintah terdorong untuk mewujudkan keluarga berkualitas,
dengan sasaran atau tujuan utama yakni terkendalinya pertumbuhan penduduk dan
meningkatnya jumlah keluarga kecil yang berkualitas.
Pemerintah membuat program untuk mengintervensi masalah
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali melalui program keluarga berencana
atau yang biasa dikenal dengan sebutan (KB). Strategi dalam menurunkan angka
kelahiran dengan program KB. Salah satunya dengan penggunaaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, implant, vasektomi, dan
tubektomi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya
tersebut dapat bersifat sementara, dan dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi fertilitas atau pembuahan. Salah satu metode KB yang efektif dan
populer adalah KB Implan, yaitu pemasangan implan hormonal berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang kemudian dipasang pada lengan atas
di bawah kulit yang secara konstan melepaskan hormon ke dalam tubuh,
mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan membuat endometrium tidak
layak untuk implantasi. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan
implan ini menjadi salah satu alat kontrasepsi unggulan dari BKKBN (Rahmi and
Hadi 2020).

1
Meskipun KB Implan telah terbukti efektif, praktis, dan memberikan
perlindungan jangka panjang, namun masih terdapat faktor yang menghambat
masyarakat untuk melakukan KB secara Implan. Hal tersebut ditunjukan dengan
salah satu hasil data yang diperoleh dari Puskesmas Darussalam Kecamatan
Medan Petisah yang menunjukkan jumlah peserta KB aktif sebanyak 16,84%
peserta dari 3.325 PUS. Metode kontrasepsi yang digunakan yaitu suntik 49,64%
peserta, pil 38,39% peserta, IUD 6,60% peserta, MOW 2,5% peserta, kondom
1,78% peserta dan implan hanya 1,07% peserta. Di wilayah kerja Puskesmas
Darussalam jumlah peserta KB implan masih sedikit, hanya 1,07% dari 560
peserta KB aktif.
Hal tersebut menunjukkan bahwa angka peminatan KB Suntik lebih
digandrungi daripada KB Implan. Tentu saja hal itu dipengaruhi oleh beberapa
Faktor diantaranya karena Ketidaktahuan dan pengaruh dari proses KB Implan
yang membuat masyarakat menjadi cemas. Melihat permasalahan tersebut
membuat penulis tertarik untuk membahas urgensi dari pemakaian KB Implan,
Tata cara pemakaian hingga pengaruh atau dampak yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Itu Definisi Kontrasepsi Dan Implan ?
1.2.2 Manfaat Atau Dampak Yang Dihasilkan Dari Penggunaan KB
Implan?
1.2.3 Bagaimana Teknik dan Cara Melakukan KB Implan?
1.2.4 Apa Faktor Yang Mempengaruhi Determinan Penggunaan KB
Implan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk Mengetahui Definisi Kontrasepsi Dan Implan
1.3.2 Untuk Mengetahui Manfaat Atau Dampak Yang Dihasilkan Dari
Penggunaan KB Implan
1.3.3 Untuk Mengetahui Teknik dan Cara Melakukan KB Implan
1.3.4 Untuk Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi
Determinan Penggunaan KB Implan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Kontrasepsi Dan Implan
2.1.1 Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi dapat diartikan tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dan berhubungan dengan
umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Haslan
and Indryani 2020). Kontrasepsi, juga dikenal sebagai alat pengendalian
kelahiran atau kontrasepsi, merujuk pada berbagai metode yang digunakan
untuk mencegah kehamilan. Tujuan utama kontrasepsi adalah memberikan
kontrol yang disengaja atas kehamilan, memungkinkan individu atau
pasangan untuk memutuskan kapan dan jika mereka ingin memiliki anak.
Definisi kontrasepsi melibatkan penggunaan berbagai teknik dan metode
untuk menghalangi atau mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan
saat berhubungan seksual.
Adapun beberapa definisi mengenai kontrasepsi dari beberapa ahli
yakni : Menurut World Health Organization (WHO): "Kontrasepsi
merujuk pada metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan dengan
menghentikan atau mengurangi kemungkinan pembuahan saat
berhubungan seksual. Metode kontrasepsi dapat melibatkan penggunaan
alat atau obat-obatan yang mengganggu proses ovulasi, pembuahan, atau
implantasi."
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists
(ACOG): "Kontrasepsi merujuk pada berbagai metode yang digunakan
untuk mencegah kehamilan. Tujuan dari kontrasepsi adalah memberikan
kontrol yang disengaja atas kehamilan dengan memberikan pilihan kepada
individu atau pasangan mengenai kapan dan jika mereka ingin memiliki
anak." Menurut American Sexual Health Association (ASHA):
"Kontrasepsi adalah berbagai metode yang dapat digunakan untuk
mencegah kehamilan. Tujuan dari kontrasepsi adalah memberikan kontrol

3
yang diinginkan atas kehamilan, memungkinkan individu atau pasangan
untuk membuat keputusan yang tepat mengenai perencanaan keluarga dan
kesehatan reproduksi."

2.1.2 Definisi Implan


Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan
atas. Implant merupakan kontrasepsi yang mengandung levonogestrel
(LNG) yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon
(polydimethylsiloxane) dan dipasang dibawah kulit. Implant berisi dua
batang dimana setiap batang Implant mengandung LNG 75mg. Cara kerja
Implant sangat efektif dengan kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100
perempuan dengan lama efektifitas 3 tahun (Rasyid 2019). . Implant dapat
digunakan untuk jangka panjang 5 tahun dan bersifat seversible.
Berikut adalah beberapa definisi mengenai implan dari para pakar
ahli yakni: Menurut American Society for Reproductive Medicine
(ASRM): "Implan adalah perangkat kecil yang ditempatkan di bawah kulit
yang mengandung hormon progesteron. Hormon ini dilepaskan perlahan-
lahan ke dalam tubuh untuk menghambat ovulasi, mengubah lendir
serviks, dan mencegah pembuahan, sehingga efektif dalam mencegah
kehamilan." Menurut World Health Organization (WHO): "Implan adalah
metode kontrasepsi hormonal jangka panjang yang efektif dan reversibel.
Ini melibatkan penempatan perangkat kecil di bawah kulit yang
melepaskan hormon progesteron untuk mencegah ovulasi dan mencegah
sperma bertemu dengan sel telur."
Definisi-definisi ini menunjukkan bahwa implan adalah metode
kontrasepsi hormonal jangka panjang yang melibatkan penempatan
perangkat kecil di bawah kulit yang melepaskan hormon progesteron.
Implan bekerja dengan mencegah ovulasi, mengubah lendir serviks, dan
menghambat pembuahan. Ini adalah metode kontrasepsi yang efektif dan
dapat dibalikkan ketika seseorang memutuskan untuk menghentikan
penggunaannya.

4
2.2 Manfaat Atau Dampak Penggunaan KB Implan
Penggunaan implan sebagai metode kontrasepsi memiliki manfaat dan
dampak positif yang signifikan, tetapi juga dapat memiliki beberapa dampak
negatif. Berikut adalah penjabaran yang lebih panjang tentang manfaat dan
dampak positif serta negatif dari penggunaan implan:

2.2.1 Manfaat atau Dampak Positif yang dihasilkan dari Penggunaan Implan:
 Tingkat Efektivitas Tinggi: Implan merupakan salah satu metode
kontrasepsi paling efektif yang tersedia, dengan tingkat kegagalan yang
sangat rendah. Ketika digunakan dengan benar, implan memiliki tingkat
keberhasilan lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan.
 Bebas dari Pengawasan Harian: Implan adalah metode kontrasepsi jangka
panjang yang tidak memerlukan perhatian harian. Setelah implan
ditempatkan, itu dapat memberikan perlindungan kontrasepsi yang andal
selama beberapa tahun (biasanya 3 hingga 5 tahun) tanpa kebutuhan untuk
mengingat minum pil harian atau menggunakan metode kontrasepsi lain
setiap kali berhubungan seksual.
 Reversibel: Salah satu manfaat utama implan adalah kemampuannya untuk
dibalikkan. Setelah penggunaan implan dihentikan, sebagian besar wanita
dapat memulihkan kesuburan mereka dalam waktu singkat, sehingga
memungkinkan mereka untuk hamil jika mereka menginginkannya.
 Mengurangi Risiko Ektopik: Penggunaan implan dapat mengurangi risiko
kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim. Karena implan mencegah
pembuahan, risiko implantasi telur di luar rahim menjadi sangat rendah.
 Menyederhanakan Perencanaan Keluarga: Implan memberikan kontrol
yang kuat atas perencanaan keluarga, memungkinkan individu atau
pasangan untuk memutuskan kapan dan jika mereka ingin memiliki anak.
Ini memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam merencanakan masa
depan keluarga.

5
2.2.2 Dampak Negatif dari Penggunaan Implan:

 Efek Samping Hormonal: Implan mengandung hormon progesteron,


yang dapat menyebabkan beberapa efek samping pada beberapa
individu. Efek samping yang umum meliputi perubahan menstruasi
seperti perdarahan yang tidak teratur, perubahan mood, sakit kepala,
nyeri payudara, atau penurunan libido. Dan terdapat data akurasi
persen yang didapat seperti beberapa efek samping amenore (29,5%),
pendarahan haid yang berlebihan (18,5%), flek (29,5%), kenaikan
berat badan (40,5%), penurunan berat badan (14,5%) jerawat (16,5%),
depresi (12%).. Namun, tidak semua pengguna mengalami efek
samping ini, dan beberapa efek samping cenderung mereda seiring
berjalannya waktu.
 Prosedur Penempatan dan Penghapusan: Pemasangan dan
penghapusan implan melibatkan prosedur minor yang dilakukan oleh
tenaga medis terlatih. Meskipun tidak rumit, proses ini dapat
menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit sementara selama
prosedur, serta risiko infeksi atau komplikasi pada area penempatan.
 Ketidaksesuaian dengan Beberapa Individu: Setiap individu memiliki
preferensi dan respons yang berbeda terhadap metode kontrasepsi
tertentu. Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman atau tidak
cocok.

2.3 Teknik dan Cara Melakukan KB Implan

 Mempersiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik

6
 Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar
dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering
sebelum memulai tindakan.
 Bila ada gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk
menutupi lengan.
 Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik
dengan 3ml obat anastesi
 Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam
pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anastesi untuk membentuk
gelembung kecil di bawah kulit, kemudian tanpa memindahkan
jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4cm. Kemudian tarik jarum
pelan pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat
anastesi sebanyak 1ml diantara tempat untuk memasang kapsul.
 Pegang skapel dengan sudut 45 derajat, buat insisi dangkal hanya
untuk sekedar menembus kulit.
 Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong
didalamnya, masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut
kecil sampai garis batas.
 Masukkan pendorong dan dorong kapsul ke arah ujung trokar sampai
terasa ada tahanan.
 Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangan
untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai batas garis.
 Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung trokar ke arah lateral
kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula.
 Masukkan trokar seperti pada pemasukkan kapsul pertama sambil
mendorong inserter sampai terdengar bunyi klik.
 Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang.

7
 Setelah kedua kapsul terpasang semuanya, dan posisi setiap kapsul
sudah diperiksa keluarkan trokar pelan pelan. Tekan tempat insisi
dengan jari menggunakan kassa untuk menghentikan perdarahan.
 Petugas membersihkan tempat pemasangan dengan kassa
berantiseptik
 Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan
kassa steril untuk menutup luka insisi (Birokrasi, 2023)

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Determinan Penggunaan KB Implan ?


Terdapat beberapa faktor yang ikut serta dalam melatar belakangi
determinan penggunaan Implan salah satunya karena rasa takut. Ketakutan akan
rasa nyeri saat penyisipan Impant merupakan sumber kecemasan utama banyak
wanita, walaupun nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan.
Pemberian informasi prosedur pemasangan Implant merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan. Oleh karenanya peran
tenaga kesehatan seperti bidan merupakan faktor terpenting dalam penggunaan
kontrasepsi implan oleh akseptor sehingga diharapkan edukasi mengenai manfaat
implan dapat ditingkatkan.
Dibalik itu semua terdapat faktor lainnya yang ikut mempengaruhi
diantaranya yakni : faktor pengetahuan dan faktor motivasi sehingga sangat
diharapkan peran serta petugas kesehatan terutama pihak BKKBN untuk lebih giat
memberikan sosialisasi dalam bentuk konsultasi, informasi dan edukasi terutama
bagi wanita usia subur yang belum menentukan pilihan pemilihan alat KB.
Pelayanan Kontrasepsi tersebut meliputi pemberian KIE, konseling, penapisan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan, dan
penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah kehamilan.
Hal ini dapat dilihat juga dari data yang terdapat didalam salah satu artikel
yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang tak kalah pentingnya juga yakni
pengetahuan. Terbukti dari sebelum penyuluhan sebagian besar pengetahuan
responden termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak (53,3%) dan (40%)
berpengetahuan baik sedangkan setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan dari
responden menjadi baik.

8
LAMPIRAN

NO NAMA JUDUL RINGKASAN/ HASIL PENELITIAN


JURNAL
1. Jurnal Ilmiah Hubungan Salah satu kontrasepsi jangka panjang
Kesehatan Penggunaan (MKJP) adalah implant. Implant adalah
Sandi Husada KB Implant metode kontrasepsi yang hanya
dengan Berat mengandung progestin dengan masa
Badan dan kerja panjang, dosis rendah, reversible
Siklus Haid untuk wanita. Hasil penelitian ini
Akseptor KB menunjukkan adanya hubungan antara
penggunaan KB implant dengan
kenaikan berat badan. Hal ini didukung
oleh teori Saifuddin,yang
mengungkapkan bahwa salah satu efek
kontrasepsi bagi susuk implanon yaitu
penambahan berat badan dan efek
tersebut dapat timbul beberapa jam
setelah insersi dan akan berakhir setelah
pengangkatan
2 Jurnal Edukasi Program kontrasepsi yang digalakkan
Pengmas Pemakaian oleh pemerintah dan dianggap paling
(JPK) Kontrasepsi efektif untuk mengatur jarak kehamilan
Implant Pada adalah metode kontrasepsi jangka
AkseptorKelua panjang (MKJP) seperti Implant yang
rga Berencana merupakan salah satu metode
(KB) kontrasepsi unggulan. Tren angka
pencapaian MKJP Implant mengalami
penurunan di Provinsi Sumatera Utara
dari tahun ke tahun. Data yang berasal
dari BKKBN menunjukkan bahwa
provinsi Sumatera Utara pada tahun

9
2020 terdapat 2.494.325 jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS), peserta
KB yang aktif 70,50%, dan jumlah
peserta yang memakai kontrasepsi
Implant sebesar 18,34%. Peningkatan
pengetahuan melalui edukasi kesehatan
terkait pemakaian kontrasepsi implant
pada akseptor KB merupakan salah satu
cara untuk mencapai kesehatan
reproduksi wanita usia subur dalam
upaya pengendalian jumlah penduduk.
edukasi pemakaian kontrasepsi implant
sangat penting diketahui oleh akseptor
kb untuk mematahkan tentang isu-isu
kontroversial yang berkembang di
masyarakat terhadap efek samping yang
ditimbulkan dari pemakaian alat
kontrasepsi terutama implant. Implant
sangat direkomendasikan untuk
digunakan sebagai alat konttrasepsi
jangka panjang.
3 Jurnal Analisis Efek Salah satu yang mempengaruhi
Medika Samping kepuasan dalam penggunaan implan
Usada Penggunaan adalah masalah atau efek samping yang
Metode timbul. Beberapa efek samping tersebut
Kontrasepsi antara lain yakni : amenore (29,5%),
Implan Di pendarahan haid yang berlebihan
Wilayah Kerta (18,5%), flek (29,5%), kenaikan berat
Puskesmas badan (40,5%), penurunan berat badan
Harapan Raya (14,5%) jerawat (16,5%), depresi
Pekan Baru (12%).
4 Jurnal Pengaruh Ketakutan akan rasa nyeri saat

10
Nasional Pemberian penyisipan Impant merupakan sumber
Ilmu Informasi kecemasan utama banyak wanita, nyeri
Kesehatan Prosedur yang sebenarnya dialami tidak separah
(JNIK) Pemasangan yang dibayangkan. Pemberian
LP2M Unhas Implant informasi prosedur pemasangan
Terhadap Implant merupakan salah satu cara yang
Tingkat dapat dilakukan untuk mengurangi
Kecemasan tingkat kecemasan. Jumlah akseptor KB
Terhadap aktif di Provinsi Gorontalo mencapai
Calon 69,10% Pasangan Usia Subur (PUS),
Akseptor capaian ini lebih rendah dibandingkan
Implant Di dengan tahun 2014 dengan jumlah
Kota 83,52% PUS. Kota Gorontalo memiliki
Gorontalo persentase peserta KB aktif paling
rendah berdasarkan metode kontrasepsi
yaitu mencapai 104,39% dibandingkan
dengan Kabupaten Bone Bolango
memiliki persentase paling tinggi yaitu
115,59 % pada tahun 2014. Intervensi
psikologis dapat jadi bagian terpenting
dalam mengatasi kecemasan dan
merawat klien. Banyak bukti
menunjukkan bahwa penyakit yang
disebabkan oleh kecemasan dan depresi
dialami secara luas oleh para klien yang
menerima perawatan fisik. Tenaga
kesehatan sering tergoda untuk
mengecilkan kecemasan klien dengan
tidak memberitahu klien seluruh
kebenaran prognosa atau efek samping
pengobatan yang mungkin terjadi pada
klien.

11
5 Perilaku dan Determinan Sebanyak 11,8% responden
Promosi Pemilihan menggunakan metode implan. 71,8%
Kesehatan:In Implan Pada responden memiliki pengetahuan
donesian Pasangan Usia kurang, 65,9% responden bersikap
Journal of Subur Di negatif, 83,5% responden menilai peran
Health Kecamatan petugas kesehatan masih kurang dan
Promotion Medan Petisah 67,1% responden yang tidak
and mendapatkan dukungan suami. Hasil
Behavior. analisis bivariat menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan,
peran petugas kesehatan, dan dukungan
suami dengan pemilihan kontrasepsi
implan, sedangkan sikap menunjukkan
tidak ada hubungan dengan pemilihan
konstrasepsi implan.
6 Nurse and Analysis Of Profil keluarga Indonesia melaporkan
Health: The Role Of persentase aktif akseptor pada pasangan
Jurnal Midwives On usia subur tahun 2017 sebesar 63,22%,
Keperawatan The Selection dan jumlahnya yang tidak pernah
Of Implanted menggunakan alat kontrasepsi sebesar
Contraceptive 18,63%. Penggunaan kontrasepsi
Use By tertinggi di Provinsi Bengkulu sebesar
Acceptors: A 71,98%, dan terendah di Papua sebesar
Literature 25,73%. Itu penduduk Provinsi Papua
Review pada tahun 2020 berjumlah 4,3 juta
jiwa atau an naik 1,47 juta. ditemukan
bahwa: Peran tenaga kesehatan/bidan
adalah faktor terpenting dalam
penggunaan kontrasepsi implan oleh
akseptor sehingga diharapkan edukasi
mengenai manfaat implan dapat
ditingkatkan. Tujuan pemerintah

12
melaksanakan program Keluarga
Berencana (KB) yang dilaksanakan di
Indonesia tentu untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk. Program KB
memiliki upaya yaitu: mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, dan mengatur kehamilan.
UU No.52 Tahun 2009 mendukung
Program KB sebagai salah satu upaya
mewujudkan keluarga sehat dan
berkualitas. Salah satu upaya yang
dilakukan dengan meningkatkan
pengetahuan wanita usia subur tentang
kontrasepsi implan sehingga dapat
memilih kontrasepsi implan sebagai
pilihan yang tepat dan melakukan
pemasangannya.
7 Journal Of Factors As Program keluarga berencana dicetuskan
Comunity sociated with untuk menekan angka kelahiran dengan
Health the Selection menggunakan beberapa metode, salah
of satunya adalah metode hormonal
Contraceptive kontrasepsi implan. Namun, data pada
Implants for dinas kesehatan Jambi menunjukkan
Family bahwa akseptor keluarga berencana
Planning masih cukup rendah yang
Acceptors in menggunakan kontrasepsi implant,
Jambi city meskipun telah diketahui bahwa jenis
kontrasepsi ini sangat efekf, dengan
durasi penggunaan yang cukup lama,
dan harga yang terjangkau. Dibalik itu
semua terdapat faktor yang
mempengaruhi diantaranya yakni :

13
faktor pengetahuan (p-value 0.002) dan
faktor movasi (p-value 0.005),
sedangkan untuk faktor sikap dan
persepsi dak memiliki hubungan yang
bermakna (p-value = 0.05). sangat
diharapkan peran serta petugas
kesehatan terutama pihak BKKBN
untuk lebih giat memberikan sosialisasi
dalam bentuk konsultasi, informasi dan
edukasi terutama bagi wanita usia subur
yang belum menentukan pilihan
pemilihan alat KB
8 International Factors Hasil penelitian ini menunjukkan
Journal of Predicting the bahwa variabel yang paling
Nursing and Use of Implant berpengaruh terhadap penggunaan
Health Contraceptives implan sebagai metode kontrasepsi KB
Services as a Method adalah informasi petugas kesehatan.
(IJNHS) Family Upaya kemudahan penyediaan
Planning for informasi tentang wanita usia subur
Mothers at the melibatkan tokoh masyarakat dan
Wae Mbeleng pemuka agama yang dipandang sebagai
Health Center panutan agar tidak terjadi salah tafsir
Ruteng District tentang KB menurut keyakinannya.
informasi petugas kesehatan. Dengan
demikian, komunikasi interpersonal
atau konseling perlu ditingkatkan.
Konseling adalah komunikasi dua arah
antara klien dan tenaga kesehatan untuk
memfasilitasi dan mengadvokasi
bantuan pada setiap masalah yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
secara komprehensif sehingga calon

14
akseptor KB dapat mengambil
keputusan mandiri tentang metode
kontrasepsi yang paling cocok untuk
diri mereka sendiri.
9 Avicenna : Factors Pelayanan Kontrasepsi merupakan
Journal of Affecting The serangkaian tindakan meliputi
Health Use Of The pemberian KIE, konseling, penapisan
Research Long-Term kelayakan medis, pemberian
Contraception kontrasepsi, pemasangan atau
Method: pencabutan, dan penanganan efek
Scoping samping atau komplikasi dalam upaya
Review mencegah kehamilan. Pelayanan
kontrasepsi yang diberikan meliputi
kondom, pil, suntik, pemasangan atau
pencabutan implan, pemasangan atau
pencabutan alat kontrasepsi dalam
rahim, pelayanan tubektomi, dan
pelayanan vasektomi. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) yakni karakteristik wanita
(umur, pendidikan dan paritas),
pengetahuan dan sikap, pendapatan
keluarga, dukungan suami, peran
tenaga kesehatan serta kepuasan.
10 Higeia Counseling on Berdasarkan hasil penelitian dengan
Journal Of Contraception judul efek penyuluhan terhadap tingkat
Public Health Devices on the pengetahuan tentang alat konstrasepsi
Research Knowledge pada wanita usia subur, maka diperoleh
Aand Level of hasil bahwa penyuluhan efektif dalam
Development Women of meningkatkan pengetahuan responden
Reproductive mengenai alat kontrasepsi. Hal ini

15
Age terbukti dari sebelum penyuluhan
sebagian besar pengetahuan responden
termasuk dalam kategori kurang yaitu
sebanyak 16 responden (53,3%) dan 12
responden (40%) berpengetahuan baik
sedangkan setelah dilakukan
penyuluhan pengetahuan dari 30
responden (100%) menjadi baik. Sesuai
penelitian dapat disimpulkan bahwa
penyebab tingkat pengetahuan
responden rendah terhadap alat
kontrasepsi yaitu karena kurangnya
informasi dan kurangnya pengalaman
dari diri sendiri ataupun kerabat
terdekat.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Implan sebagai salah satu jenis kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) yang menjadi salah satu alat kontrasepsi unggulan dari
BKKBN. Meskipun KB Implan telah terbukti efektif, praktis, dan memberikan
perlindungan jangka panjang. Namun masih terdapat faktor yang mempengaruhi
determinan pengunaan implan. Padahal sudah jelas bahwa Implan menghasilkan
banyak dampak positif seperti reversibel, mengurangi risiko ektopik dan lain-lain.
Tetapi masih saja terdapat oknum yang takut untuk melakukan implan.
Hal tersebut dipengaruhi oleh hanya banyak faktor dan mungkin salah satunya
karena ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan. Oleh karenanya setelah belajar
dan membahas mengenai materi ini hendaknya kita semakin menggalakan dan
mencanangkan dimaasyarakat bahwa implan tidak semenakutkan yang ada
dipikiran masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amran, Husna Farianti. 2019. “Analisis Efek Samping Penggunaan Metode


Kontrasepsi Implan Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.”
Jurnal Medika Usada 2(2):6–15. doi: 10.54107/medikausada.v2i2.50
Haslan, Hasliana, and Indryani Indryani. 2020. “Hubungan Penggunaan KB
Implant Dengan Berat Badan Dan Siklus Haid Akseptor KB.” Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada 11(1):347–52. doi: 10.35816/jiskh.v11i1.279.
Laput, Dionesia Octaviani, Stefanus P. Manongga, Muntasir, Eufrasia Prinata,
Krimasusini Putriatri Senudin, and Nova Fransiska Nanur. 2021. “Factors
Predicting of the Implant Contraceptive Used as Family Planning Method
among Mothers in Wae Mbeleng Public Health Center , Ruteng Sub
District.” International Journal of Nursing and Health Service 4(1):97–111.
Novita Br Ginting Munthe, and dkk. 2021. “Edukasi Pemakaian Kontrasepsi
Implant Pada Akseptor Keluarga Berencana (Kb).” Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat 1(2):2775–2437. doi: 10.35451/jpk.v1i2.925.
Rahmi, Ayu Amalia, and Ella Nurlaella Hadi. 2020. “Determinan Pemilihan
Implan Pada Pasangan Usia Subur Di Kecamatan Medan Petisah.” Perilaku
Dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and
Behavior 2(2):7. doi: 10.47034/ppk.v2i2.4144.
Rasyid, Puspita Sukmawaty. 2019. “Pengaruh Pemberian Informasi Prosedur
Pemasangan Implant Terhadap Tingkat Kecemasan Calon Akseptor Implan
Di Kota Gorontalo.” Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan 1(3):1–16.
Rokhimah, Alfian Nisa, Devi Purnama Sari, Oktavia Nurlaila, Yuliaji Siswanto,
and Puji Pranowowati. 2017. “Counseling on Contraception Devices on the
Knowledge Level of Women of Reproductive Age.” Higeia Journal of
Public Health Research and Development 1(3):84–94.
Runtoboi, Polanda Y., Mardiana Ahmad, and Andi Nilawati Usman. 2022.
“Analysis of the Role of Midwives on the Selection of Implanted
Contraceptive Use By Acceptors: A Literature Review.” Nurse and Health:
Jurnal Keperawatan 11(1):151–61. doi: 10.36720/nhjk.v11i1.324.

19
Setyorini, Catur, Anita Dewi Lieskusumastuti, and Lilik Hanifah. 2022. “Factors
Affecting The Use Of The Long-Term Contraception Method: Scoping
Review.” Avicenna : Journal of Health Research 5(1):132–46.

20

Anda mungkin juga menyukai