Disusun Oleh:
EUIS SUMYATI
NIM :
2023/2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
( ) ( )
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pada Stase
Asuhan Kebidanan Pada Keterampilan dasar kebidanan . Penulisanan laporan
ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
keterampilan dasar kebidanan yang merupakan salah satu mata kuliah yang
harus dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan
laporan pendahuluan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR RPENGESAHAN................................................................................ i
3. Tujuan ....................................................................................................... 2
4. Manfaat ..................................................................................................... 3
1. Kesimpulan ................................................................................................ 11
2. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di
dunia dengan lebih dari 237 juta jiwa. Fertilitas atau kelahiran adalah salah
satu faktor penambah bagi jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal
tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana
(KB) yang telah dimulai sejak tahun 1968 dengan didirikannya LKBN
(Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian pada tahun 1970
diubah menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional ) dengan tujuan dapat mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera. Salah satu dukungan dan pemantapan dari penerimaan
gagasan KB tersebut adalah adanya pelayanan kontrasepsi (Pratiwi, 2014)
Kontrasepsi di Negara Indonesia saat ini tersedia banyak metode
atau alat kontrasepsi meliputi: Intra Uterin Device (IUD), suntik, pil,
implant,n kontrasepsi tetap, kondom (BKKBN,2014). Salah satu
kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.
Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN),
Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA ) dan Cyclofem.
Angka penggunaan kontrasepsi suntik di Indonesia sebanyak
48,56%, pil 26,60%, Intra Uterin Device (IUD ) 7,75%, kondom 6,09%,
implant 9,23%, sterilisasi wanita 1,52%, sterilisasi pria 0,25% (BKKBN,
2014 ). Data dari Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 akseptor
Kontrasepsi suntik 30,67%, pil 29,5%, IUD 4,7%, implant 3,2%, kondom
0,7%, kontap wanita 2,2%, kontap pria 0,1%, pantang berkala 0%,
senggama terputus 0% dan metode lainnya 0,3%. Menurut data dari Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin pengguna pada Tahun 2012 akseptor
Kontrasepsi suntik sebanyak 28,9%, pil 27,75%, IUD 9%, implant 4%,
kondom 0,4%, kontap wanita 0,2%, kontap pria 0%, pantang berkala 0%,
2
senggama terputus 0,2% dan metode lainnya 0,1% (Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin,2012).
Kontrasepsi suntik memiliki efek samping, efek samping dari
kontrasepsi suntik antara lain amenorea (tidak dapat haid),
perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkatnya berat badan
(Irianto, 2012). Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi
frekuensinya adalah peningkatan berat badan. Beberapa studi penelitian
didapatkan peningkatan berat badan dihubungkan dengan kandungan pada
DMPA yaitu hormon progesteron, yang dapat merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan nafsu makan (Pratiwi, 2014).
Pada tahun 2013 telah dilakukan penelitian oleh Dhania Pratiwi
dengan judul “Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Lapai Kota
Padang”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik
observasional dan teknik pengambilan sampel purposive sampel. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya korelasi antara pemakaian
kontrasepsi hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan.
Kenaikan berat badan merupakan masalah yang sangat banyak dan sering
dipertanyakan oleh pasien jika mengalami kegemukan. Menjadi gemuk
merupakan mimpi yang buruk bagi sebagian orang terutama bagi mereka
yang sangat memperhatikan bentuk tubuh. Kegemukan juga akan
menguras kepercayaan diri seseorang (Mardiyaningsih, 2013).
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam study kasus ini adalah “Bagaimana
Asuhan kebidanan pada ny. a kb suntik 3 bulan secara im “
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penyuntikan suntik kb 3
bulan secara im sesuai dengan soap
b. Tujuan Khusus
3
2) Berat badan : 50 kg
d. Pemeriksaan fisik terfokus
1) Kepala : rambut hitam, ada ketombe.
2) Mata : simetris, konjungtiva merah muda dan sclera putih.
3) Muka : pucat, tidak ada jerawat, tidak oedema, tampak berkeringat,
tampak cemas, tampak kemerahan.
4) Hidung : simetris, tidak ada secret.
5) Telimga : simetris kanan dan kiri, tidak serumen.
6) Mulut/gigi : bibir lembab, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.
7) Leher : tidak ada pemebesaran kelenjar limfe maupun thyroid,
tampak kemerahan.
8) Dada : simetris kanan dan kiri, payudara mulai mengendor dan
terlihat menggantung , puting susu menjadi kecil dan pigmentasi
berkurang serta konsistensi melunak, terasa berdebar- debar.
9) Abdomen :
Pembesaran : Simetris
Linea : Alba
Striae : Tidak Ada
C. Analisa Data
Diagnosa kebidanan : Ny. S umur 23 tahun dengan KB suntik 3
bulan secara IM
D. Perencanaan Asuhan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu tentang efek kontrasepsi suntik 3
bulan
menggunakan leaflet, diantaranya :
a. Gangguan haid
b. Penambahan berat badan disebabkan nafsu makan
meningkat dikarenakan hormone progesterone merangsang
pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus
c. Terlambatnya kembali kesuburan setelah pemakaian
7
BAB III
PEMBAHASAN
Ny. S usia 23 tahun P1A0 datang ke puskesmas sukadiri ingin melakukan
suntik KB 3 bulan secara IM.
Berdasarkan anamnesa ibu baru memiliki anak stau dan blm pernah
keguguran. Sebelumnya ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di dapatkan Pemeriksaan fisik umum :
Keadaan umum ibu baik,Kesadaran competitis. Tanda-tanda vital : Tekanan darah
: 120/90 mmHg,Nadi : 80 x/I, Suhu : 37,5 C, Pernapasan : 22 x/I, Pengukuran
antropometri, Tinggi badan : 152 cm, Berat badan : 50 kg.
Pemeriksaan fisik terfokus, Kepala : rambut hitam, ada ketombe. Mata :
simetris, konjungtiva merah muda dan sclera putih. Muka : pucat, tidak ada
jerawat, tidak oedema, tampak berkeringat, tampak cemas, tampak kemerahan.
Hidung : simetris, tidak ada secret. Telimga : simetris kanan dan kiri, tidak
serumen. Mulut/gigi : bibir lembab, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah. Leher :
tidak ada pemebesaran kelenjar limfe maupun thyroid, tampak kemerahan.Dada :
simetris kanan dan kiri, payudara mulai mengendor dan terlihat menggantung ,
puting susu menjadi kecil dan pigmentasi berkurang serta konsistensi melunak,
terasa berdebar- debar.
Analisa Data didapatkan Diagnosa kebidanan : Ny. S umur 23 tahun P1A0
dengan KB suntik 3 bulan secara IM
Perencanaan Asuhan Memberitahu hasil pemeriksaan, Menjelaskan
kepada ibu tentang efek kontrasepsi suntik 3 bulan menggunakan leaflet,
diantaranya :Gangguan haid, Penambahan berat badan disebabkan nafsu makan
meningkat dikarenakan hormone progesterone merangsang pusat pengendalian
nafsu makan di hipotalamu, Terlambatnya kembali kesuburan setelah pemakaian,
Pada penggunaan jangka panjang menurunkan libido, jerawat, dan menurunkan
kepadatan tulang, Mengajurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan
yang akan datang atau sesuai tgl yang telah di tentukan.
9
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara
periodik atau yang mengandung kombinasi hormone estrogen dan
progesterone (Irianto, 2012). DMPA (Depot medroxy progesterone acetate
)atau Depo Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150
miligram yang disuntik secara IM, Depo Noristerat diberikan setiap 2
bulan dengan dosis 200 mg Nore-tindron Enantat (Mulyani, 2013).
2. Saran
a. Lahan Praktek
Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan mutu
pelayanan dan bisa menerapkan tindakan sesuai teori.
b. Institusi
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu,
diharapkan dapat menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya
tentang asuhan kebidanan pada ny. S usia 23 tahun dengan suntik kb 3
bulan secara IM yang sering dijumpai dalam lahan praktek.
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami asuhan kebidanan pada
Ny.s usia 23 tahun dengan suntik kb 3 bulan sacea IM yang sering
dijumpai dilahan praktek.
12
DAFTAR PUSTAKA