Oleh :
CANDRA IRAWATI
NPM : 230108080
LAPORAN KASUS
PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER PADA AKSEPTOR KB
SUNTIK DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kasus Keterampilan Dasar Praktek
Klinik yang berjudul “Pemberian Injeksi Intra Muskuler Pada Akseptor Kb
Suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat”, dapat saya selesaikan. Penyelesaian
Laporan Kasus Keterampilan Dasar Praktek Klinik ini juga berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis
menghaturkan rasa terimakasih kepada yang terhormat :
1. Sukarni, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung.
2. Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep, Ners, MAN, selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung.
3. Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
4. Yuni sulistiawati, S.ST., M.Tr.Keb, Selaku Kepala Program Studi Kebidanan
Program Profesi Kebidanan Aisyah Pringsewu Lampung.
5. Dewi ngulandari, S.ST, selaku pembimbing praktik
iii
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMETASI KDPK
LEMBAR KONSULTASI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama kependudukan di Indonesia yaitu pertumbuhan
penduduk yang tinggi. Berdasarkan data Hasil Sensus Penduduk (SP2020)
pada September 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa.
Jumlah penduduk hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil
SP2010. Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta km2, maka
kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km2. Laju
Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama 2010-2020 rata-rata sebesar 1,25
persen, melambat dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 1,49 persen
(BPS, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan
kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan
Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna
kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun
1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Diperkiraan 225 juta perempuan di
negara-negara berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi
tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai
berikut: terbatas pilihan metode kontrasepsi dan pengalaman efek samping.
Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi.
Ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan populasi (WHO, 2014).
Program KB bertujuan untuk menurunkan angka kelahiran,
menurunkan angka kematian ibu 2 (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
sehingga terwujud keluarga yang sehat dan berkualitas. Angka TFR Indonesia
tahun 2013 yaitu 2,6 per wanita subur, angka ini masih berada di atas rata-rata
TFR negara ASEAN, yaitu 2,4 per wanita. Tingginya angka TFR di Indonesia
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah program KB yang
belum berjalan secara optimal (Kemenkes RI, 2018).
1
2
B. Tujuan
Untuk Memberikan Asuhan Injeksi Intra muskuler Kepada akseptor KB
injeksi Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat
C. Manfaat
Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan asuhan kebidanan
pada akseptor KB dan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa sehingga
dapat memberi manfaat khususnya menambah wawasan dan menambah
refrerensi tentang asuhan kebidanan khususnya pada akseptor KB.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Konsep Kotrasepsi
1. Kontrasepsi
a. Pengertian KB
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
isteri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Affandi, 2012).
Pelaksanaan program Keluarga Berencana memiliki dua tujuan yaitu:
1) Tujuan umum, yaitu mewujudkan keluarga berkualitas, keluarga
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Tujuan khusus, yaitu menurunkan angka kelahiran, serta
pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukan pelayanan keluarga berencana.
Sasaran gerakan KB Nasional adalah:
a) Pasangan usia subur (PUS) dengan prioritas PUS muda
dengan paritas rendah.
b) Generasi muda dan purna PUS
c) Pelaksana dan pengelola KB
d) Sasaran wilayah adalah dengan laju pertumbuhan penduduk
tinggi dan wilayah khusus seperti sentra industri, pemukiman
padat, daerah kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil.
4
5
e. Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5) Setelah melahirkan dan menyusui
6) Setelah abortus atau keguguran
7) Telah memiliki banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi
8) Perokok
9) Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah gangguan
pembekuan darah
10) Tidak dapat menggunakan kontraepsi yang mengandung estrogen
11) Sering lupa meggunakan pil kontrasepsi
12) Anemia defisiensi besi
13) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Kontra Indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin per 100.000
kelahiran)
2) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenore
4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5) Menderita diabetes mellitus disertai komplikasi
g. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik
Efek samping adalah dampak dari obat-obatan yang tidak
diinginkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efek samping
adalah akibat atau gejala yang timbul secara tidak langsung disamping
9
2) Benar Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya perawat harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
3) Benar Dosis
Dosis yang diberikan klien harus sesuai dengan kondisi klien.
Dosis yang diberikan harus pula dalam batas yang
direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
4) Benar Waktu
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam
sehari. Misalnya seperti 2x sehari, 3x sehari, 4x sehari, dan 6x
sehari.
5) Benar Cara/Rute
Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat
dan memadai. Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang
berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang
diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
6) Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku
c. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Secara IM
Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan
pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral. Kontra indikasi
dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu: infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.
13
2) Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi
fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter. Area ini paling
banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak
terdapat pembuluh darah dan saraf besar. Area ini ini jauh dari
anus sehingga tidak atau kurang terkontaminasi.
14
3) Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti
dan hati- hati sehingga injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan
pembuluh darah. Lokasi ini dapat digunakan pada orang dewasa
dan anak-anak diatas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh
digunakan pada anak dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini
otot dorsogluteal belum berkembang. Salah satu cara menentukan
lokasi dorsogluteal adalah membagi area glutael menjadi kuadran-
kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada bokong saja tetapi
memanjang kearah Kristal iliaka. Area injeksi dipilih pada
kuadran area luar atas.
dapat ditemukan pada lengan atas bagian luar. Area ini jarang
digunakan untuk injeksi intramuscular karena mempunyai resiko
besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai
tulang atau serabut saraf. Cara sederhana untuk menentukan
lokasi pada deltoid adalah meletakkan dua jari secara vertical
dibawah akromion dengan jari yang atas diatas akromion. Lokasi
injekssi adalah 3 jari dibawah akromion.
2) Prosedur
a) Persiapkan alat terlebih dahulu.
b) Letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah.
c) Pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien dan
pasiennya tepat dengan cara melihat label obat dan buku
catatan.
d) Jelakan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
e) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
f) Pakai handscoen.
g) Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya.
h) Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan
dosis, setelah itu letakkan kedalam bak injeksi. Sebelum itu
pastikan lagi apakah obat yang akan diberikan sudah benar.
i) Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyuntikan.
j) Desinfeksi dengan kapas alkohol daerah yang akan dilakukan
tindakan penyuntikan.
k) Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
l) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada
darah, masukkan obat secara perlahan hingga habis.
m) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan
daerah penyuntikan dengan kapas alkohol, tutup spuit kembali
dan kemudian letakkan spuit yang telah digunakan kedalam
bengkok.
n) Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien.
o) Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
p) Lepaskan handscoen dan bersihkan peralatan yang telah
digunakan.
q) Cuci tangan.
17
A. DATA SUBJEKTIF
1. KELUARGA BERENCANA
Tanggal : 9 September 2023
Pukul : 09.00 WIB
Oleh : Candra Irawati
2. IDENTITAS
Nama ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. R
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : jawa / Indonesia Suku/Bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : P.Mas Jaya
3. SUBJEKTIF (S)
a. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik3 bulan
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan menurun
seperti jantung, hipertensi, DM, Asma, Hepatitis, dan TBC
B. DATA OBJEKIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
23
24
N : 78 x/menit T : 37°C
4. Tinggi Badan :155 cm
5. BB sekarang : 55 kg
6. BB sebelum KB : 53 kg
7. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Simetris, tidak nyeri tekan, konjungtiva merah muda, skelera putih
b. Dada
Simetris antara kanan dan kiri, paru-paru tidak ada wheezing dan
ronchi, jantung normal (lup-dup)
c. Payudara
Simetris antara kanan dan kiri, aerola mamae hyperpigmentasi, putting
susu menonjol, bersih, tidak ada benjolan, pengeluaran ASI kanan dan
kiri
d. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi
e. Genetalia
Tidak ada keputihan, tidak ada hemoroid
f. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas : Tidak ada oedema
b) Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises,
reflek patella (+) kanan dan kiri
C. ANALISIS DATA
Ny. E Usia 26 Tahun Dengan Akseptor KB suntik 3 bulan
D. PLAN OF ACTION/PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu
TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 78 x/menit T : 37°C
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
25
BAB IV
PEMBAHASAN
26
27
BAB V
PENUTUP
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan
konsepsi yang berartipertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal
jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang
efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman. Jenis-jenis
KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: suntikan / bulan
(cyclofem), suntikan / 3 bulan (Depoprovera, Depogeston).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 2014). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB
mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan
terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri.
27
DAFTAR PUSTAKA
Mengecek jadwal suntikan dan memberi penjelasan kepada ibu keuntungan dan
kerugian dari kontrasepsi, dan ibu tetap memilih kontrasepsi suntik 3 bulan
Menyuntikkan secara IM
LEMBAR KONSULTASI PELAYANAN KEBIDANAN STASE KDPK