Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK

IBU NIFAS PADA NY “E” DI RUANG NIFAS BLUD UPTD

PUSKESMAS KOLONO KABUPATEN

KONAWE SELATAN

OLEH :

ATIK ROHAYATI

PFB23048

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : ATIK ROHAYATI

NIM : PFB23048

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI

HOLISTIK IBU NIFAS PADA NY “E” DI RUANG NIFAS BLUD

UPTD PUSKESMAS KOLONO KABUPATEN KONAWE

SELATAN

MENGETAHUI

PEMBIMBING INSTITUSI

JULIAN JINGSUNG, S.ST. M.Kes


NIDN. 0907029003

ii
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu

Wata a’la yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan yang

berjudul “Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Nifas

Pada Nn’’E’’ di Ruang Nifas Blud Uptd Puskesmas Kolono 17 Januari

2024” tepat pada waktunya.

Laporan praktik Kebidanan ini merupakan salah satu rangkaian praktik

kebidanan holistic dalam rangka memenuhi Persyaratan pendidikan profesi bidan.

Penulis menyadari bahwa dalam praktik, pengkajian, konseling hingga

penyusunan laporan praktik ini Penulis mengalami beberapa kendala atau

hambatan namun berkat bantuan berbagi pihak maka penyusunan laporan praktik

kebidanan Holistik ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis dengan

tulus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj.Rosmawati Ibrahim,SST.,MS.,M.Kes selaku Ketua STIKes Pelita Ibu

Kendari

2. Julian Jingsung, S.ST.,M.Kes selaku dosen pembimbing institusi dalam

Stase : Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan bayi

baru lahir, Nifas, Bayi balita dan Anak pra sekolah atas arahan, bimbingan

dan dukungan yang telah di berikan selama proses penyusunan laporan ini.

iii
3. H. Abdul Samad, SKM.,M.Kes, Selaku Pimpinan Blud Uptd Puskesmas

Kolono Kabupaten Konawe Selatan yang telah bersedia memberikan izin

melakukan praktik kebidanan holistic di lingkup wilayah kerja hingga selesai

4. Kepala ruangan Bersalin dan seluruh staf dan bidan yang telah ikut membantu

dan mengarahkan dalam proses praktik kebidanan holistik ini

5. Suami dan Kedua Orang tua atas curahan kasih sayang, kesabaran

mendidik,dukungan dan doanya kepada penulis

6. Teman seperjuangan mahasiswi Pendidikan profesi bidan angkatan V yang

telah membantu dan memberikan support dalam proses praktik dan

penyusunan laporan kebidanan holistik ini

Laporan praktik kebidanan Asuhan Nifas yang disusun ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar laporan praktik kebidanan holistik ini dapat bermanfaat.

Kendari, Januari

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Tujuan.........................................................................................................3

C. Manfaat.......................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Nifas...................................................................................5

B. Tinjauan Teori Ruptur Perineum .............................................................14

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengkajian Asuhan Kebidanan.................................................................30

B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan......................................................38

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................40

B. Saran...........................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan

pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan

pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan

pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, dan nutrisi bagi ibu

(Saifuddin, 2016).

Ruptur perineum merupakan robekan pada jalan lahir yang disebabkan

karena episiotomi maupun robekan spotan. Robekan perineum terjadi pada

hampir semua persalinan pertama dan pada persalinan berikutnya ruptur

perineum ibu post partum yang tidak terjaga dengan baik akan

mengakibatkan terjadinya penyakit yang akan berpengaruh terhadap proses

penyembuhan ruptur perineum. Hal itu disebabkan karena daya tahan tubuh

ibu rendah setelah melahirkan ( Darwati, 2019)

Pada masa post partum masih merasakan nyeri pada perineumnya dan

77% diantaranya adalah primipara serta 52% multipara Perawatan perineum

yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea

vi
menjadi lembab, hal ini sangat menunjang perkembang biakan bakteri yang

dapat mengakibatkan infeksi pada perineum.Munculnya infeksi perineum

dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun

infeksi pada jalan lahir. Penanganan komplikasi yang lambat akan

mengakibatkan terjadinya kematian pada ibu post partum karena kondisi ibu

post partum sangat lemah (Kasmiati, 2023)

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) terjadi 2,7 juta

kasus ruptur perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai

6,3 juta pada tahun 2020. Seiring dengan semakin tingginya bidan yang tidak

mengetahui asuhan kebidanan dengan baik.Di Amerika 26 juta ibu bersalin

yang mengalami ruptur perineum, 40% diantaranya mengalami ruptur

perineum (Rahmania, 2019)

. Ruptur perineum menjadi penyebab perdarahan utama pada ibu post

partum. 40% kematian ibu di Indonesia. Hingga tahun 2018 angka kematian

ibu masih berada pada angka yang cukup tinggi yaitu 305 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup dimana angka tersebut menempatkan Indonesia

menjadi urutan kedua setelah Laos di ASEAN (Darwati, 2019)

Di Indonesia laserasi perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan

pervaginam. Pada tahun 2017 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran

spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena

episiotomi dan 29% karena robekan spontan 4. Di Sulawesi Tenggara angka

kematian ibu pada tahun 2018 disebabkan oleh perdarahan sebanyak (43,2%)

dan faktor ruptur perineum merupakan salah satu penyebab

vii
perdarahan ,hipertensi (23,7%) dan infeksi sebanyak (33,1%) diakibat oleh

perawat ruptur perenium yang kurang baik (Kemenkes,2020)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

pengkajian Studi kasus dengan judul “Laporan Praktik Asuhan Kebidanan

Fisiologi Holistik Nifas pada Ny ’’E’’ Di Ruang Nifas Blud Uptd Puskesmas

Kolono Konawe Selatan”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana mahasiswi mampu melakukan pendokumentasian asuhan

kebidanan fisiologis holistik nifas di Ruang Nifas Blud Uptd Puskesmas

Kolono Kabupaten Konawe Selatan?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan

fisiologis holistik Pada masa nifas

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengumpulan data dasar melalui anamnesa,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan

penunjang.

b. Melakukan interpretasi data dasar untuk menentukan diagnosa,

masalah actual dan merencanakan pemenuhan kebutuhan klien

melalui pendidikan kesehatan dan konseling.

c. Melakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial untuk

mengembangkan rencana asuhan komprehensif.

viii
d. Melakukan evaluasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dengan tindakan dokter atau konsultasi/kolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya jika terdapat penyimpangan dari keadaan

normal

e. Membuat pendokumentasian asuhan kebidanan ibu nifas dan

menyusui dalam bentuk SOAP.

D. Manfaat

1. Bagi profesi bidan

Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi

tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta

meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan

tindakan.

2. Bagi mahasiswa

Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada masa nifas

3. Bagi klien dan masyarakat

Kajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang

asuhan pada masa nifas.

ix
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Nifas

1. Definisi Nifas

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan

pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan

pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta

penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, dan

nutrisi bagi ibu (Saifuddin, 2016).

Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.

Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak

hamil yang normal (Mochtar, 2015)

Menurut WHO masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam

sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas

dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan

x
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira – kira 6

minggu (Kemenkes, 2020)

Selama masa pemulihan alat-alat kandungan berlangsung, ibu akan

mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis Tujuan

Asuhan Masa Nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkiran 60% kematian ibu akibat

kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi

dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan

bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu 18 setelah persalinan dan

60% kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Saifuddin,

2016).

Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa

nifas dapat mencegahbeberapa kematian ini. Tujuan asuhan masa nifas

normal dibagi 2, yaitu :

a. Tujuan umum Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal

mengasuh anak.

b. Tujuan khusus

1. Menjaga kebersihan ibu dan bayi baik fisik maupun psikolosgisnya

2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif

3. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi

pada ibu dan bayinya.

xi
4. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi

sehat. 5.Memberikan pelayanan keluarga berencana

3. Tahapan Masa Nifas

1. Periode masa nifas (berdasarkan tingkat kepulihan dan berdasarkan

tingkat kepulihan):

a. Puerperium dini merupakan masa kepulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial merupkan masa kepulihan menyeluruh

alatalat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote Puerperium merupakan masa waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna

membutuhkan waktu berminggu-minggu, bulanan, atau tahun

(Saifuddin, 2016).

2. Tahapan masa nifas (berdasarkan waktu):

a. Immediate puerperium merupakan sampai dengan 24 jam pasca

melahirkan.

b. Early puerperium merupakan massa setelah 24 jam sampai dengan

1 minggu.

c. Late puerperium merpakan 1 minggu sampai selesai.

Pelayanan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai

standart pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan

xii
oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu

dan bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. 60 %

kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian pada masa

nifas terjadi pada 24 jam pertama. Demikian dengan halnya dengan

masa neonates juga merupakan masa krisi dari kehidupan bayi. Dua

pertiga dari kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan, dan 60

% kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir (Mochtar, 2015)

4. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Perubahan fisiologi pada masa nifas dapat diperhatikan sebagai berikut :

a) Perubahan Sistem Reproduksi (Saifuddin, 2016)

1) Uterus.

Involusi uterus merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi

sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari decidua

yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi necrotic(layu/mati).

Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi

untuk meraba dimana tinggi fundus uteri (TFU).

2) Perubahan Serviks dan Segmen Bawah Uterus.

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai,

dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri

berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan

antara korpus uteri dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks

merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Setelah minggu

pertama serviks mendapatkan kembali tonusnya.

xiii
3) Vulva, Vagina, dan Perineum

Berkurangnya sirkulasi progesteron membantu pemulihan otot panggul,

perineum, vagina, dan vulva kearah elastisitas dari ligamentum otot

rahim. Merupakan proses yang bertahap Pada awal masa nifas, vagina

dan muara vagina membentuk suatu lorong luas berdinding licin yang

berangsur-angsur mengecil ukurannya tetapi jarang kembali ke bentuk

nullipara. Rugae mulai tampak pada minggu ketiga. Hymen muncul

kembali sebagai kepingan-kepingan kecil jaringan yang setelah

mengalami sikatrisasi akan berubah menjadi caruncule mirtiformis

(Saifuddin, 2016)

b) Sistem Pencernaan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan

untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu

3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron

menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan

selama satu atau dua hari Pasca melahirkan, ibu sering mengalami

konstipasi. Hal ini disebebkan tonus otot usus menurun selama proses

persalinan dan awal masa nifas, diare sebelum persalinan, enema sebelum

melahirkan, kurang makan, dehidrasi, haemoroid ataupun laserasi jalan

lahir (Saifuddin, 2016)

c) Perubahan sistem perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang

berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada postpartum

xiv
kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Urin

dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah

melahirkan Namun demikian, setelah melahirkan ibu merasa sulit buang air

kecil. Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu postpartum

antara lain adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga

terjadi retensi urin, diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi

cairan yang terretensi dalam tubuh dan terjadi selama 2 hari setelah

melahirkan (Saifuddin, 2016)

d) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah plasenta lahir. Pembuluh-

pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan

terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta

dilahirkan (Saifuddin, 2016)

e) Perubahan Tanda-Tanda Vital.

Dalam 24 jam postpartum, suhu badan akan naik kurang lebih 0,5°C

dari keadaan normal (37,5°C-38°C) sebagai akibat kerja keras sewaktu

melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan (Saifuddin, 2016)

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit.

Denyut nadi selama jam pertama setelah melahirkan biasanya akan lebih

cepat. Tetapi, setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit adalah

abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi (Saifuddin,

2016)

xv
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Tekanan darah tinggi pada

masa nifas dapat menandakan terjadinya pre-eklamsi postpartum,

Pernapasan pada ibu nifas umumnya lambat atau normal. Hal ini

dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat

(Saifuddin, 2016)

f) Perubahan Sistem Kardioveskuler.

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung

aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh

darah uteri. Penurunan estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara

cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal.

Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi (Saifuddin,

2016)

g) Perubahan Sistem Hematologi.

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen, dan plasma,

serta faktor-faktor pembekuan darah makin meningkat. Pada hari pertama

masa nifas, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah

akan mengental sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah (Mochtar,

2015)

5. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

a. Nutrisi dan Cairan

xvi
Anjuran pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain mengkonsumsi tambahan

kalori tiap hari sebanyak 500 kalori. Makan dengan diet berimbang, cukup

protein, mineral, dan vitamin. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama

setelah menyusui. Mengkonsumsi tablet zat besi selama masa nifas. Minum

kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada

bayinya melalui ASI (Saifuddin, 2016)

b. Ambulasi Dini.

Lakukan ambulasi dini pada ibu nifas dua jam setelah persalinan normal,

sedangkan pada ibu nifas dengan partus sectio caesarea ambulasi dini

dilakukan paling tidak setelah 12 jam masa nifas setelah ibu sebelumnya

istirahat (tidur). Tahap ambulasi dini dapat dilakukan dengan miring kiri

atau kanan terlebih dahulu, kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup

kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan (Saifuddin, 2016).

c. Kebutuhan Eliminasi

Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam masa nifas, motivasi ibu untuk

berkemih dengan membasahi bagian vagina atau melakukan kateterisasi

karena urin yang tertahan dalam kandung kemih akan menghambat uterus

berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan perdarahan yang

berlebihan. Sebaiknya pada hari kedua nifas ibu sudah bisa buang air besar,

jika sudah hari ketiga ibu masih belum bisa BAB, ibu bisa menggunakan

pencahar berbentuk supositoria sebagai pelunak tinja. Feses yang tertahan

dalam usus semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung

xvii
dalam feses akan selalu diserap oleh usus, hal ini dapat menimbulkan

konstipasi pada ibu nifas (Saifuddin, 2016).

d. Kebersihan Diri.

Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan maupun kulit

anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu

bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan arah sapuan dari depan

terlebih dahulu kemudian ke belakang menggunakan sabun dan air.

Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari.

Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka

episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh

daerah luka (Saifuddin, 2016).

e. Istirahat.

Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan

kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan

kesempatan kepada ibu dan beristirahat yang cukup sebagai persiapan

energi menyusui bayinya nanti (Saifuddin, 2016).

f. Seksual.

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah

berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina

tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang untuk

melakukan hubungan seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah

xviii
40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran. Keputusan bergantung pada

pasangan yang bersangkutan.

g. Keluarga Berencana.

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum

ibu hamil kembali. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)

sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Meskipun beberapa

metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih

aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi (Saifuddin, 2016.

h. Senam Nifas

Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan

masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan menjalani persalinan

dengan normal dan tidak ada penyulit dalam masa nifas (Saifuddin, 2016)

B. Tinjauan Teori Ruptur Perineum

1. Definisi Ruptur Perineum

Ruptur Perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat

kelahiran bayi, baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat

(saifuddin, 2016).

Ruptur Perineum adalah laserasi yang terjadi pada saat bayi lahir

baik secara spontan maupun dengan alat dan tindakan, laserasi perenium

xix
umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala

janin lahir terlalu cepat (Winkjosastro, 2017).

Ruptur Perineum adalah luka yang di akibatkan oleh episiotomy.

Episiotomy adalah insisi dari perineum untuk memudahkan persalinan

dan mencegah ruptur perineum totalis. Tujuan episiotomi adalah untuk

mencegah robekan berlebihan pada perineum, membuat tepi luka rata

agar mudah dilakukan hecting, mencegah penyakit atau tahanan pada

kepala dan infeksi (Mochtar,2015).

Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu

yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya

organ genetic seperti pada waktu sebelum hamil (Saifiddin, 2016).

2. Jenis Ruptur Perineum

1). Episiotomi

Episiotomi (perineotomi) adalah insisi perineum untuk memperlebar ruang

pada lubang keluar jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran anak.

Episiotomi yang dilakukan pada saat yang tepat tidak hanya memudahkan

kelahiran tetapi juga mengurangi penekanan kepala pada perineum

sehingga membantu mencegah kerusakan otak. Ini berlaku untuk setiap

bayi terutama penting untuk bayi dengan daya tahan yang rendah terhadal

trauma, seperti bayi prematur, bayi yang lahir dari ibu yang menderita

diabetes dan bayi dengan erlythroblastosis (Wiknjosastro, 2017).

2). Laserasi Spontan

xx
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan

bahu dilahirkan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan

terlalu cepat dan tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan

perasat manual yang cepat dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan

mencegah terjadinya laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat

kepala bayi pada diameter 5- 6 cm tengah membuka vulva (crowning)

karena pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat

melewati introitus dan perineum dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya robekan. Bimbing ibu untuk meneran dan beristirahat atau

bernafas dengan cepat pada waktunya. Trauma perineum posterior robekan

spontan di klasifikasi dengan derajat trauma yang berhubungan dengan

struktur anatomis yang terlibat (Wiknjosastro, 2017).

3. Klasifikasi Ruptur Perineum

Tingkat perlukaan perineum menurut Manuaba (2018) dapat dibagi dalam:

a. Tingkat I : Robekan hanya pada mukosa vagina atau tanpa mengenai

kulit perineum.

b. ingkat II : Robekan ini mengenai mukosa vagina dan otot perinea

transversalis, tapi tidak mengenai springter ani.

c. Tingkat III: Robekan mengenai seluruh perineum dan otot springter

ani.

d. Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rectum

4. Faktor-Faktor Penyebab Ruptur Perineum.

xxi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Rupture Perineum Pada

Persalinan Normal menjurut manuaba ( 2018) yaitu :

a. Faktor Maternal.

1. Paritas.

Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm Paritas dapat

dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.

 Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk

pertama kalinya.

 Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa

kali (sampai 5 kali).

 Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali

atau lebih, hidup ataupun mati (Mochtar R. , 2015).

Paritas sangat berperan dalam kasus terjadinya laserasi jalan lahir. Pada

primipara atau ibu dengan paritas pertama akan memiliki risiko lebih besar

untuk mengalami robekan perineum daripada ibu multipara atau ibu

dengan paritas lebih dari satu. Hal ini dikarenakan karena jalan lahir yang

belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum

meregang (Mochtar, 2015).

2. Umur.

Umur atau usia adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran

seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia reproduksi aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Pada usia reproduktif (20-35

tahun) terjadi kesiapan respon maksimal baik dalam hal mempelajari

xxii
sesuatu atau dengan menyesuaikan hal-hal tertentu dan setelah itu sedikit

demi sedikit menurun seiring dengan bertambahnya umur. Wanita

melahirkan anak pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun merupakan faktor

risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan

kematian maternal (Mochtar, 2015).

3. Jarak Kelahiran.

Jarak kelahiran adalah rentang waktu antara kelahiran anak sekarang

dengan kelahiran anak sebelumnya, hal ini juga merupakan faktor yang

mempengaruhi terjadinya robekan perineum. Jarak kelahiran kurang dari

dua tahun tergolong risiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi

pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak kelahiran yang

lebih aman bagi ibu dan janin (Mochtar, 2015).

b. Faktor Janin.

Menurut barat badan lahir dapat diklasifikasikan menjadi:

a). Bayi besar adalah bayi dengan berat lebih dari 4000gram

b) Bayi berat lahir cukup yaitu bayi dengan lahir lebih dari 2500 – 4000gram.

c) Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir dibawah 2500 gram

Berdasarkan teori (Manuaba, 2018) menyebutkan bahwa kepala dan berat janin

yang besar merupakan bagian terpenting dalam persalinan karena keduanya

dapat menyebabkan terjadinya rupture perineum.

5. Perawatan Ruptur Perineum.

Perawatan ruptur perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang

xxiii
dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetic

seperti pada waktu sebelum hamil. Perawatan perineum ditujukan untuk

pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya

mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka (Nugroho, 2015).

Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi

sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Adapun tujuan dari perawatan luka

perineum sebagai berikut (Nugroho, 2015).

1. Untuk menjaga kebersihan genitalia.

2. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu.

3. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan

membrane mukosa.

4. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan.

5. Mempercepat proses penyembuhan dan mencegah pendarahan.

6. Membersihkan luka dari benda asing atau debris.

7. Drainase untuk memudahkan pengeluaran

6. Waktu perawata luka perineum

a. Saat Mandi.

Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah

terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan

yang tertambung pada pembalut, demikian pula pada perineum ibu,

untuk itu diperlukan pembersihan perineum (Nugroho, 2015).

b. Setelah buang air kecil.

xxiv
Pada saat buang air kecil kemunkinan besar akan terjadi kontaminasi air

seni pada rectum, akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada

perineum. Untuk itu diperlukan pembersihan luka perineum (Nugroho,

2015).

c. Setelah buang air besar.

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran

disekitar anus. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari

anus ke perineum yang letaknya bersebelahan, maka diperlukan

kebersihan anus dan perineum secara keseluruhan (Nugroho, 2015).

7. Penyembuhan Luka.

Menurut (Mochtar, 2015), lama penyembuhan luka perineum terdiri dari

sebagai berikut :

1. Cepat Jika luka perineum sembuh dalam waktu 1-6 hari, penutupan

luka baik,jaringan granulasi tidak tampak.

2. Normal Jika luka perineum sembuh dalam waktu 7-14 hari, penutupan

luka baik, jaringan granulasi tidak tampak, pembentukan jaringan

parut minimal, akan tetapi waktu lebih lama.

3. Lama Jika luka perineum sembuh dalam waktu ≥ 14 hari, tepi luka

tidak saling merapat, proses perbaikan kurang, kadang disertai adanya

pus dan waktu penyembuhan lebih lama.

xxv
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK NIFAS

PADA NY “E” DI RUANG NIFAS BLUD UPTD PUSKESMAS

KOLONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Tgl Masuk/Jam : 17-01-2024, Jam 12:50 WITA


Tgl Pengkajian/Jam: 17-01-2024, Jam 13.00 WITA
Nama pengkaji : Atik Rohayati

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

xxvi
A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI

Nama : Ny”E”/ Tn”A”

Umur : 25 Tahun/ 27 Tahun

Suku : Tolaki / Tolaki

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Petani

Alamat : Desa Silea

No Hp :082348237040

Lama Menikah :± 5 tahun

B. DATA BIOLOGIS/DATA FISIOLOGIS

1) Keluhan Utama

Seorang perempuan berumur 25 tahun melahirkan anak keduanya di Blud

Uptd Puskesmas Kolono Tanggal 17 Januari 2024 jam 12.50 wita dengan

keluhan nyeri pada luka jahitan diperineum.

2) Riwayat Keluhan Utama

 Timbul sejak : Setelah proses persalianan

 Sifat keluhan : Menetap

 Lokasi keluhan : Sekitar Perineum

 Pengaruh keluhan terhadap aktifitas : mengganggu

 Usaha untuk mengatasi keluhan : Dengan berbaring

3) Riwayat Obstetri

a. Riwayat Haid

xxvii
Menarche : 14 tahun

Siklus : 28-30 hari

Lamanya : 5-7 hari

Dismenorhea : Tidak ada

b. Riwayat persalinan

PIIAO

Ibu melahirkan yang kedua kali tanggal 17-01-2024 jam 06.50 wita

Umur Kehamilan : ± 39 minggu 3 hari

Jenis persalinan : Normal

Penolong : Bidan

Penyulit : Tidak ada

Lama persalinan

Kala I

Ibu masuk ruang Poned Tanggal 17-01-2024 jam 04.00 wita, mengeluh

nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lendir bercampur

darah.lamanya kala I ± 2 jam 10 menit

Kala II

lamanya ± 40 menit, Jenis persalinan normal, bayi lahir spontan, LBK,

jenis kelamin perempuan dengan BBL : 3300 gram, PBL : 50 cm, LK :

32 cm, LD : 34 cm, LP : 33 cm, LILA : 12 cm.

Kala III

lamanya ± 10 menit, Pendarahan 100 cc, TFU setinggi pusat plasenta

lahir lengkap, kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.

xxviii
Kala IV

lamanya ± 1 jam 45 menit, Pendarahan : ± 50 cc, Keadaan umum baik

dengan Tanda – Tanda Vital :TD : 110 / 80 MmHg, N : 80 x / menit,

S : 36,5° C, P : 22 x / menit, Kontraksi terus baik, teraba keras dan

bundar.+

c. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

Hami Tahun Usia Jenis Peno Penyulit Bayi Nifas


l ke Partus keham partus long kehaamila
ilan n dan
persalinan JK BB PB ASI Peny
ulit
I 2021 40 Nor Bida - L 3000 49 + -
mgu mal n gram Cm

4. Riwayat Ginekologi

Tidak ada riwayat infertilitas, gangguan sistem reproduksi dan riwayat

operasi.

5. Riwayat KB

Ibu mengatakan menggunakan KB suntik progestin 3 bulan selama 2 tahun

6. Riwayat Penyakit Lainnya

Tidak ada riwayat penyakit seperti TBC, diabetes melitus, ASMA, hipertensi

dan penyakit lainnya

7. Riwayat pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Pola Nutrisi

Kebiasaan

Frekuensi makan :3 x sehari

Frekuensi minum :7 - 8 gelas perhari

xxix
Pantang makan :Tidak ada

Perubahan setelah persalinan : Frekuensi makan dan minum ibu

meningkat

b. Pola Eliminasi

BAK

Frekuensi : 5-6x perhari

Warna : Kekuningan

Bau : Khas amoniak

Masalah : Tidak ada

Setelah persalinan : Tidad ada perubahan

BAB

Frekuensi : 1 x sehari

Konsistensi : Lunak

Masalah : Tidak ada

Selama setelah persalinan : Pasien belum BAB setelah persalinan

c. Pola Istirahat

Kebiasaan

Malam : :± 8 jam (22.00 – 06.00 WITA)

Siang : ± 2 jam (13.00 – 15.00 WITA)

Masalah : Tidak ada masalah

Setelah persalinan : Pasien tidur tidak nyeyak karena nyeri pada luka

jahitan

d. Personal Hygiene

xxx
Rambut : Keramas setiap hari menggunakan shampoo

Badan : Mandi 2 x sehari menggunakan sabun mandi

Gigi dan mulut : Dibersihkan setiap kali mandi

Genetalia dan anus : Dibersihkan setiap kali mandi & setelah

BAB/BAK

Pakaian : Diganti setiap kali habis mandi

Setelah persalinan : Genitalia kurang bersih karena terdapat pengeluar

an darah.

C. DATA PSIKOLOGI DAN SOSIAL

Ibu bahagia atas kelahiran anaknya yang kedua,suami dan keluarga selalu

memberi dukungan pada ibu.

D. DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum ibu baik

2. Berat Badan sebelum hamil : 53 kg

3. Berat badan sesudah hamil : 65 kg

4. Tinggi badan : 153

5. LILA : 24 cm

6. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 110/80 mmHg

 Nadi : 82x / menit

 Pernapasan : 20x/ menit

 Suhu : 36,6oC

xxxi
Pemeriksaan Head To Toe

a. Kepala

Rambut hitam dan ikal, tampak bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

dan tidak ada benjolan

b. Wajah

Ekspresi wajah tenang, tampak pucat,tidak ada chloasma gravidarum dan

tidak oedema

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, sklera tidak ikterus.

d. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret

e. Mulut

Bibir lembap, tidak ada sariawan, tidak ada gigi yang tanggal dan tidak

ada caries.

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret dan pendengaran

baik

g. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pelebaran vena

jugularis.

h. Payudara

xxxii
Simetris kiri dan kanan,Puting susu menonjol dan areola mammae

hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada

pengeluaran kolostrum jika Putting susu ditekan.

i. Abdomen

1) Inpeksi

Bentuknya bundar, tidak ada luka bekas operasi.

2) Palpasi

Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+), uterus

teraba keras dan bundar, kandung kemih kosong

j. Genetalia luar

Tidak ada oedema, pada perineum terdapat luka jahitan derajat II,

terdapat pengeluaran lochea rubra.

k. Ekstremitas ( tangan & kaki )

 Atas

Simetris kiri dan kanan, kuku bersih, tidak varises dan tidak

oedema.

 Bawah

Simetris kiri dan kanan, kuku bersih dan tidak pucat, tidak

oedema dan varises,

a. Kulit

Warna kulit sawo matang dan turgor kulit baik.

b. Data penunjang ( laboratorium )

Hb : 12 gram/dl

xxxiii
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK

NIFAS PADA NY”E” DI RUANG NIFAS BLUD UPTD PUSKESMAS

KOLONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Tgl Masuk/Jam : 17-01-2024, Jam 12:50 WITA


Tgl Pengkajian/Jam: 17-01-2024, Jam 13.00 WITA
Nama pengkaji : Atik Rohayati

IDENTITAS ISTRI/SUAMI

Nama : Ny”E”/ Tn”A”

Umur : 25 Tahun/ 27 Tahun

Suku : Tolaki / Tolaki

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

xxxiv
Pekerjaan : IRT / Petani

Alamat : Desa Silea

No Hp :082348237040

Lama Menikah :± 5 tahun

SUBJEKTIF(S)

Seorang perempuan berumur 25 tahun melahirkan anak keduanya di Blud

Uptd Puskesmas Kolono Tanggal 17 januari 2024 jam 06.50 wita dengan

keluhan nyeri pada luka jahitan diperineum.

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum ibu baik, tanda – tanda vital ( TD : 110 / 80 mmHg, N : 84x /

menit, S : 36,5 °C, P : 20x / menit), pada pemeriksaan fisik terdapat kelainan,

terdapat pengeluaran ASI, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi (+) teraba

keras dan bundar, kandung kemih kosong, tampak luka jahitan hingga di otot

diperinium, terdapat pengeluaran lochea rubra

ASSESMENT (A)

PIIA0, 6 Jam post partum, dengan masalah nyeri luka pada perineum.

PLANNING (P)

Tanggal 17 Januari 2024 Jam.13.00 wita

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan pada ibu tentang nyeri yang dirasakan adalah hal yang

fisiologis

3. Memberikan Healt Education tentang

a. ASI Esklusif

xxxv
b. Tehnik menyususi

c. Perawatan tali pusat

d. Personal Higiene

e. Tanda-tanda bahaya nifas

4. Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan sesuai dengan

anjuran dokter yaitu Amoxilin , asam mefenamic , Fe, Vit A

5. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan

harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,

yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi

dan penyakit yang mungkin terjadi akibat rupture perineum, serta penyediaan

pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, dan nutrisi bagi ibu

Asuhan kebidanan pada Ny “E” dilakukan berdasarkan pengkajian data

dasar dan data objektif sehingga penanganan yang diberikan sesuai dengan

xxxvi
masalah pasien dan sesuai dengan kewenangan bidan

B. Saran

1. Bagi Profesi Bidan

Diharapkan dapat menjadi panduan dan masukan pagi tenaga profesi

bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta meningkatkan

profesinalisme tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan sesuai

dengan masalah yang di alami klien.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa diharapkan laporan ini dapat menjadi sumber untuk

menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang persalinan

normal

3. Bagi klien dan masyarakat

Disarankan kepada klien dan masyarakat terutama ibu hamil yang akan

melakukan persalinan hendaknya selalu memperhatikan kebutuhan gizi,

pola istirahat selama masa kehamilannya agar tidak ada komplikasi

lanjutan terutama pada masa bersalin dan nifas Melakukan aktifitas fisik

ringan seperti yoga atau jalan santai dipagi hari.

xxxvii
DAFTAR PUSTAKA

Darwati, L. (2019). Hubungan Vulva Hygiene Dengan Kecepatan Penyembuhan


Luka Perineum Ibu Nifas Di BPM Yuliani S.ST. Jurnal Midpro,

Kasmiati, (2023). Asuhan Kebidanan Masa Nifas.malang : CV.Literasi Nusantara


Abadi

Kemenkes R. I. (2020). Sekretariat Jenderal Profil Kesehatan Indonesia Tahun


2019. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes RI, (2020) Pedoman Pelayanan Antenatal Persalinan, Nifas, Dan Bayi
Baru Lahir.Jakarta.Kemenkes RI

Manuaba, I. A. C. (2018). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:


EGC.

xxxviii
Nugroho, T., dkk. (2015). Buku ajar asuhan kebidanan nifas (askeb 3).
Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Rahmania, E. (2019). Ubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Pasca Melahirkan


Mengenai Perawatan Luka Perineum Di Rb Ana Kabupaten
Tulungagung. Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra Bangsa, 2(1), 39-43.

Roestam Mochtar (2015).Sinopsi Obstetric.Jakarta.Buku Kedokteran ECG

Saifuddin.(2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Wiknjosastro, H. (2017). Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

xxxix

Anda mungkin juga menyukai